NovelToon NovelToon
Bismillah, Aku Ingin Kau Menjadi Adik Maduku

Bismillah, Aku Ingin Kau Menjadi Adik Maduku

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Poligami / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:10.1k
Nilai: 5
Nama Author: Hany Honey

“Apa yang ingin kau katakan, Fe?” tanya Arina.
“Bismillah, aku ingin kau menjadi adik maduku, Rin. Aku mohon menikahlah dengan Mas Rafif,” pinta Felisa..
"Tidak, Fe. Aku tidak bisa!" tolak Arina.
"Aku tidak akan menikah lagi, Fe! Dengan siapa pun itu!" tolak Rafif.
Felisa ingin suaminya menikahi sahabatnya, yang tak lain adalah mantan kekasih suaminya. Namun, Rafif menolaknya. Apa pun keadaan Felisa sekarang, dia tidak mau menikah lagi, meskipun dengan mantan kekasih yang dulu sangat ia cintai.
Namun pada akhirnya, Rafif menyerah, dan dia bersedia menikahi Arina, mantan kekasihnya dulu yang tak lain sahabat Istrinya sekaligus Dokter yang menangani istrinya.
Rafii sudah memberikan semua cinta dan kasih sayangnya hanya untuk Felisa. Cinta itu tetap abadi untuk Felisa, meski pada akhirnya Felisa pergi untuk selamanya. Akankah Rafif bisa mencintai Arina, yang sudah rela mengabdikan dirinya untuk menjadi istrinya sekaligus ibu sambung dari anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 : Tidak Sadarkan Diri

Arina masih di kamar Felisa, sampai Felisa terbangun dari tidurnya. Ia melihat Arina masih membaca bukunya, dengan duduk di sofa yang ada di kamarnya. Felisa kira Arina malah sedang di kamarnya dengan Rafif, mungkin sedang melakukan kegiatan suami istri, tapi malah Arina berada di dalam kamarnya,

“Loh Rin, kok kamu di sini? Mana Mas Rafif?” tanya Felisa.

“Sudah bangun, Fe? Maaf aku di sini, Mas Rafif soalnya sedang di rumah ummik, jadi ya aku temani kamu di sini, barang kali kamu butuh apa,” jawab Arina.

“Dari kapan Mas Rafif ke ummik?” tanya Felisa.

“Sudah jam yang lalu, paling sebentar lagi pulang, katanya nanti kalau mau Dzuhur pulang,” jawab Arina. “Kamu butuh apa, Fe? Biar aku bantu?”

“Gak butuh apa-apa, Rin. Kok Mas Rafif malah pergi?” ucap Felisa kecewa.

Padahal tadi ia memintanya untuk mencoba menyentuh Arina, karena sudah menjadi suami Arina, Felisa tidak mau suaminya menunda-nunda ibadahnya dengan Arina. Tapi Rafif malah pergi meninggalkan Arina ke rumah orang tuanya.

“Jadi kamu gak ngobrol atau apa dengan Mas Rafif? Dia pergi gitu saja ke rumah ummik?” tanya Felisa dengan raut wajah yang sedikit kecewa.

“Katanya ada urusan penting sama ummik dan abah, terus mau pamit kan besok atau lusa kamu sudah harus ke Jakarta lagi, Fe? Lanjut pengobatan kamu,” jelas Arina.

“Kan bisa besok saja sekalian mau berangkat, Rin? Lagian untuk apa berobat, kalau hasilnya sama saja gak bisa sembuh. Hanya membuang waktu saja kan, Rin? Aku hanya mempertahankan anakku, bukan untuk aku sembuh, Rin. Sembuh itu bonus nantinya, aku hanya memprioritaskan anakku dulu.”

“Fe, jangan bicara seperti itu. Kamu itu harus semangat, harus percaya kalau kamu bisa sembuh, kamu dan anakmu akan sehat, selamat,” ucap Arina.

“Aku gak tahu, Rin. Aku kuat demi anakku, aku ingin sekali memberikan Mas Rafif keturunan, meski aku tidak ada lagi setelahnya,” ucap Felisa.

Arina mendekati Felisa. Dia duduk di sebelahnya. Felisa memang terlihat pasrah dan menyerah, padahal Arina ingin Felisa optimis untuk sehat lagi. Bayi yang ada di kandungan Felisa memang kuat, mampu bertahan sampai sekarang, hampir tujuh bulan bayinya bisa bertahan, padahal obat yang Felisa konsumsi itu terlalu keras dan dosis obatnya sangat tinggi.

“Makanya kamu harus dipantau dokter lagi, iya sekarang ada aku di sini, tapi perlengkapan medisnya kan gak ada, Fe? Kalau di rumah sakit kan ada peralatan medis yang memadai sesuai kebutuhan kamu,” tutur Arina.

Felisa mengangguk, itu artinya dia menyetujui apa yang Arina katakan. Felisa ingin melihat anaknya lahir dengan selamat, dia tidak ingin gagal memberikan keturunan pada suaminya.

^

Rafif pulang, ia langsung masuk ke dalam kamar Felisa untuk membangunkan Felisa, dan mengajak Felisa untuk Salat Dzuhur berjamaah dengan Arina juga. Akan tetapi ia sudah melihat Felisa bangun dan ada Arina juga di kamar Felisa. Mereka tampak sedang mengobrol cukup serius.

“Fe sudah bangun? Kamu di sini Arina?” tanya Rafif.

“Iya, dari mas ke ummik aku menemani Fe di sini, kali saja Fe terbangun dan minta bantuan apa, kamar juga tadi sedang dibersihkan sama mbak-mbak, masa iya aku di dalam, kan gak sopan?” jawab Arina.

“Hmm ... ya sudah ayo kita salat dulu, aku tunggu di tempat salat ya?” ucap Rafif.

Rafif keluar, ia menuju ke musholah di rumahnya, menunggu dua istrinya bersiap untuk Salat Dzuhur bersama. Arina membantu Felisa untuk ke kamar mandi mengambil air wudhu, lalu menyiapkan mukenahnya. Felisa merasa dirinya sangat beruntung, Arina mau menjadi madunya. Apalagi di saat kondisi seperti ini dirinya butuh teman untuk bertukar pikir dan keluh kesah.

“Terima kasih, Ya Allah, sudah mempertemukan aku dengan Arina lagi. Aku selalu ingin bertemu dengan sahabatku, sekarang sudah bertemu, dan dia menjadi maduku. Dia perempuan baik, dia mengalah demi aku, demi Mas Rafif supaya tidak menentang ummik. Dia sungguh perempuan yang sangat baik, semoga Mas Rafif bisa kembali mencintainya. Karena, dulu aku tidak sengaja mematahkan cinta mereka karena perjodohan. Sekarang aku harus mempersatukan mereka lagi,” batin Felisa.

^^

Selesai salat, Rafif menghadap ke arah istrinya, lalu mencium kening kedua istrinya secara bergantian. Felisa langsung memeluk Arina, ia tidak tahu kenapa ingin sekali memeluk Arina saat ini.

“Rin, titip Mas Rafif, ya?” ucap Felisa.

“Insya Allah, Fe,” jawab Arina.

Felisa merenggangkan pelukannya pada Arina. Ia kembali mencium tangan suaminya, sedikit lama ia mencium tangan Rafif. Rafif mengusap kepala Felisa dengan lembut.

“Aku minta maaf ya, Mas?” ucap Felisa.

“Iya, mas juga ya?” jawab Rafif dengan mengusap kepala Felisa yang masih menunduk dengan mecium tangan Rafif.

“Mas, Arina istrimu, sayangi dia dan cintai dia seperti mas mencintaiku dan menyayangiku,” pinta Felisa.

“Insya Allah, Fe.” Jawab Rafif, lalu memeluk Felisa.

“Aku sangat mencintaimu, Mas,” bisik Felisa.

“Mas juga sangat mencintaimu, Fe,” ucap Rafif.

Rafif merasakan Felisa semakin lemah tubuhnya, karena Rafif sedikit berat menopang tubuh Felisa. Tangan Felisa lepas dari pelukan Rafif, terjatuh, tubuhnya limbung, dan Rafif langsung menahannya supaya Felis tidak terjatuh ke lantai/

“Fe? Felisa ... Sayang?” Rafif melihat keadaan Felisa. Dia sudah pingsan, tubuhnya lemah. Rafif terus membangunkan Felisa yang pingsan di pelukannya.

“Arina, tolong Felisa!” pinta Rafif.

“Mas jangan panik, bawa Felisa ke kamar, aku akan periksa keadaannya,” ucap Arina dengan melepas mukenahnya dan langsung bergegas pergi mengambil perlengkapan untuk memeriksa Felisa.

Rafif membawa Felisa ke kamarnya. Dia membopong tubuh Felisa dengan menangis. Wajah Felisa semakin pucat, apalagi terlihat darah mengalir di kaki Felisa. Rafif benar-benar sangat takut sekali akan terjadi hal yang semakin buruk pada Felisa sekarang ini.

“Arina, Felisa perdarahan!” pekik Rafif panik.

“Bawa ke rumah sakit saja, Mas. Biar aku yang menyetir mobilnya.” Arina bergegas mengambil kunci mobil, dan mengambil mobil dari dalam garasi.

“Ayo mas!” Arina membukakan pintu mobilnya, meminta Rafif masuk bersama Felisa. Arina melajukan mobilnya ke rumah sakit yang terdekat, karena sudah darurat. Felisa pendarahan itu artinya kecil harapan bayinya akan terselamatkan.

Pikiran Rafif dan Arina tidak bisa tenang. Mereka takut sekali akan ada hal yang membahayakan terjadi pada Felisa. Apalagi sampai terjadi perdarahan. Darah semakin mengalir deras, Rafif makin panik, dan meminta Arina lebih cepat mengemudikan mobilnya.

“Sabar, Mas. Aku juga panik sekali,” ucap Arina.

Bagaimana tidak panik, keadaan Felisa semakin parah kalau Arina lihat sekarang. Arina membelokkan mobilnya ke rumah sakit yang terdekat. Ia turun dari mobil lalu meminta para suster untuk mempersiapkan brankar, dan segera membawa Felisa ke dalam untuk segera di tangani.

1
Irmha febyollah
KA novel nya di lanjut apa gak kak. kok udh lama gk update
Nety Dina Andriyani
bagus
Nety Dina Andriyani
lanjut kakakkkkk
afaj
woii jgn lama lama woi anak kalian nangis nungguin woh
Uswatul Khasana
lanjut
afaj
🥵🥵
afaj
iya marahin mak
afaj
🥹🥹🥹🥹
Diyah Pamungkas Sari
pisah aja dulu nikah sm yg mencintai tulus. jengkel aq klo prmpuan cm d jdikan pengasuh. apaan
اختی وحی
knp up lma bnget
uchee
💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼💪🏼 buat up nyaa
afaj
iya takut kan lu wkkwkwkwkw
Irmha febyollah
kk kalo update jgn lama2.
Reny Dwiseptianingsih
kak up nya jangan lama lama donk..kan jadi penasaran jalan critanya😊
Uswatul Khasana
lanjut
Irmha febyollah
tinggal kan sajalah laki2 kek gtu. untuk apa nungguin nya. laki2 kurang bersyukur.
afaj
mla bgt ngelihatnya
uchee
next
afaj
knp ceitra yg atu g ada lg ya
afaj: ok mb tp nnt d lanjutkan kan mb ? hehe
afaj: ok mb tp nnt d lanjutkan kan mb ? hehe
total 3 replies
Uswatul Khasana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!