NovelToon NovelToon
COLD WORDS

COLD WORDS

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / trauma masa lalu / Office Romance
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: YoshuaSatrio

Kisah seorang pria yang tidak lagi mau mengenal cinta, karena bayang masa lalu yang terlalu menyakitinya. Begitu banyak cinta yang datang dan mencoba mengetuk.
akankah ada sosok perempuan yang mampu mengubah kehendaknya?
adakah perempuan yang akan mampu mencuri perhatiannya?
ikuti kisahnya dalam cerita author "COLD WORD"
kisah ini hanya berdasarkan imajinasi author saja. jika ada kesamaan nama tokoh, ataupun latar, merupakan suatu kebetulan yang dibetul-betulkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoshuaSatrio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

COLD WORD ---17

Tak lama berselang, Arwan pun tiba dan bergabung dengan Tama dan Tyas.

"Oh! Kalian berdua? kupikir Tyas sudah pulang." sapa Arwan terkejut saat melihat Tama bersama Tyas.

"Eh, mas Arwan,,,," Tyas menjawab sambil meringis.

Ketiganya melanjutkan makan. Kedua pria menghabiskan mie tek-tek dengan begitu nikmat. Hanya Tyas yang mulai terlihat kewalahan. Ras pedas mulai membakar tenggorokan dan perutnya.

Tama berdiri, berjalan menuju showcase minuman. Lalu kembali dengan sebuah susu kotak ditangannya.

"Minum ini, jangan lanjutkan jika tidak mampu. Nanti malah sakit." Tama menyerahkan susu kotak itu pada Tyas.

Arwan dan Tyas bereaksi dengan ekspresi mulut menganga, dan mata membulat, benar-benar tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seorang Tama yang terkenal kaku, angkuh, sombong, tiba-tiba menunjukkan rasa empati seperti itu.

"Berhentilah kaget. Lanjutkan makan, kita harus bergegas pulang," ucap tegas Tama.

"Kan, mas Arwan aja juga sampai melongo. Aaah,,, jangan salahkan aku yang semakin ge-er." Tyas mengoceh dalam hati.

Tyas tak berhenti tersipu, ia terus tersenyum-senyum sendiri. Sepertinya imajinasinya membawanya terbang ke dunia Aladin, dimana semuanya tampak indah. Bahkan susu kotak yang isinya tak seberapa itu, tak segera ia habiskan. Disesapnya perlahan, dinikmatinya dengan benar-benar penuh makna.

Hal yang berbeda tampak di wajah Arwan. Wajah terkejut dan sedikit kesal tergambar disana. Entah karena merasa iri tidak mendapatkan perhatian dari Tama, entah karena ada rasa cemburu yang tumbuh karena Tyas terus tersipu saat beberapa kali ia mendapati Tyas melirik ke arah Tama. Atau karena ia tak mendapatkan susu kotak yang sama? Entahlah, hanya Tuhan, author dan mereka saja yang tahu.

.

.

.

Selesai makan, mereka pulang dengan mobil yang dibawa Arwan. Suasana agak canggung membuat perjalanan pulang sedikit terasa sepi.

"Terimakasih makanan sore ini," ucap Tyas sedikit ragu menoleh ke belakang, ke arah Tama yang duduk di kursi penumpang.

Tak ada sahutan dari Tama, tentunya membuat suasana semakin canggung. Tama tak memperhatikan Tyas, ia sibuk menatap keluar jendela, ke sisi yang berbeda, sedikit melamun.

Arwan menghela nafas, lalu mewakili Tama menjawab Tyas.

"Telinganya selalu disumpal dengan earphone, kepalanya selalu terisi lirik-lirik lagu. jangan banyak berharap kalau ngajak dia ngobrol." kalimat Arwan terdengar sangat sumbang.

"Oh, pantas, aku pikir dia tuli." Tyas menjawab sambil meringis.

"Hati-hati, jatuh cinta padanya tidak akan membuatmu bahagia. Aku yakin hanya akan membuatmu gila." Arwan berusaha mencairkan suasana.

"Hehehehehe,,,,,," sahut Tyas sedikit melirik ke arah Arwan yang sedang mengemudi di sampingnya.

"Dia itu sangat merepotkan. Dia itu cerdas, tapi tak suka banyak bicara. Jadi selalu harus orang-orang disekitarnya yang mewakilinya berbicara. Menyebalkan kan?" Arwan kembali berkelakar.

"Wah, seperti presiden saja, punya juru bicara. Ha,,ha,,,,ha,," Tyas terpancing kelakaran Arwan.

"Nah, mending kalau digaji, kalau ini kita yang harus ngasih dia upah."

"Kok gitu, Mas?"

"Iya, kita juga yang harus mengantarnya pulang."

Arwan dan Tyas tak berhenti menjadikan Tama sebagai bahan obrolan, mengolok dan menjelekkan. Namun Tama tak menggubris obrolan keduanya. Ia memilih diam dan tak peduli. Atau mungkinkah n memang benar-benar tak mendengarnya.

"Nah, sudah sampai rumahmu." Arwan menghentikan laju mobilnya di sepanjang rumah Tyas.

"Terimakasih banyak, Mas, malah merepotkan harus mengantar sampai rumah," ucap Tyas

"Santai saja. Dah, silahkan masuk dan istirahat. Kita ketemu lagi di kantor besok pagi." senyum manis Arwan terpampang sangat jelas.

"Iya Mas, terimaksih sekali lagi." Tyas melirik ke arah Tama yang masih terdiam tak peduli.

"Nggak usah pedulikan dia, saat ini dia pasti sedang berada disisinya sendiri," ujar Arwan saat menyadari Tyas menunggu suara Tama.

"Uuuh... sekali batu ya tetap batu. Bisa-bisanya nggak peduli lagi setelah tadi banyak bicara seperti itu. Nggak tanggung jawab banget sih, suka bener naik-turunin perasaan orang. Setelah tadi menebar pesona dengan senyumnya, tiba-tiba kembali jadi batu. Sebel!!!!!!!" gerutu Tyas dalam hati sambil berjalan memasuki rumah.

Ekspresi kesal dan marah jelas terlihat di wajah Tyas. Bibirnya manyun dan wajah memerah menandakan ia benar-benar marah.

"Kenapa sih anaknya ibu? Pulang-pulang kok wajahnya kesel begitu? Cepet tua loh nanti." sapa Bu Nita dari arah dapur.

"Ibu,,," Tyas menghambur lalu memeluk ibunya.

"Hmmm,,,,, kenapa anak gadisnya ibu ini? Ada masalah apa di kantor?" suara teduh bu Nita menenangkan.

"Sebel sama orang. Hiiiih,,,," Tyas masih geram.

"Memangnya kamu digangguin apa? Atasan memberi pekerjaan diluar nalar lagi?"

"Bukan!" mulut Tyas semakin monyong.

"Terus kenapa?" Bu Nita mengelus punggung anak gadisnya yang sewaktu-waktu bisa saja kembali menjadi bayi dengan tingkat manjanya.

"Gini loh Bu." Tyas melepaskan pelukannya lalu duduk di kursi di dapur itu.

"Hmm,,,, coba cerita pelan-pelan, ibu akan mendengarkan." Bu Nita duduk diseberang meja, berhadapan dengan Tyas.

"Jadi tuh ya Bu,,,, ada orang, dia itu nggak buta, nggak tuli, nggak bisu, tapi ngeselin banget kalau disapa."

"Ya nggak usah nyapa lah." Bu Nita menanggapi dengan santai.

"Loh kok gitu tanggapan ibu." Tyas merasa tak puas dengan komentar sang ibu.

"Loh, lha ya daripada kamu akhirnya kesel sendiri, kamu mending nggk usah bersinggungan dengan orang-orang seperti itu." nasihat Bu Nita.

"Ya nggak bisa gitu, Bu. Soalnya dia itu,,,,,,"

"Dia kenapa? Kamu naksir dia?" sahut Bu Nita yang sepertinya akan sangat sulit disangkal Tyas.

"Hah?! Eeeee,,,,, enggak juga Bu. dia bukan tipe yang baik buat Tyas Bu, selalu bikin darah mendidih." wajah kesal kembali tergambar di wajah Tyas.

"Ciyeeee,,,,, hati-hati jadi cinta loh karena benci." Bu Nita menggoda Tyas.

"Iiiiiih ibu,,,, amit-amit deh." Tyas menyahut sambil sewot dan menepuk-nepuk meja.

"Aku pulang!!" seru Billy masuk rumah.

"Nah, Billy juga baru pulang?" sambut Bu Nita.

"Kakak belum ganti baju? Barusan pulang juga kah?" Billy tak menjawab ibunya malah bertanya pada kakaknya.

"Iya. Ada yang lagi sebel karena dicuekin gebetan." Bu Nita malah menggoda Tyas.

"Haaah? Iya kah Bu?" Billy menjawab dengan mata berbinar.

"Ibuuuuu,,,,, ngomong apa sih,,, jangan nambahin bikin sebel deh," sahut Tyas.

"Ciyeeee,,,,, yang kemarin diceritakan ayah pasti. Ihiiiiiir,,,, aseeeek punya Abang ipar." Billy tampak bahagia

"Apaan sih kalian ini. Sebel ah!!! Dah mau mandi!!"

Tyas beranjak meninggalkan ibu dan adiknya yang tak berhenti menggoda dirinya. Saat itulah ponselnya berdering. Serangkaian nomor ponsel yang tak ia kenali memanggil.

"Hallo,,,," Tyas menjawab panggilan di ponselnya.

"Hai,,,,"

Terdengar suara tak asing dari seberang telepon. Mata Tyas membulat sempurna, ia menutup mulutnya yang menganga, dan segera berlari masuk ke kamarnya. Rasa tak percaya seseorang ini menghubunginya di saat seperti ini.

Siapa ya?......

...****************...

To be continue...

1
Marlina Bachtiar
nah loh ketemu lg sama Tama,jodoh tuh 🤣
Marlina Bachtiar
apa itu adiknya Tyas🤔
Marlina Bachtiar
pasti Tama tuh yg lg jalan, ketahuan kl Siska bukan pacarnya 🤭
Marlina Bachtiar
waduh takut Tyas cemburu ya 🤣🤣
Marlina Bachtiar
jangan lihat luarnya yg penting rasanya 👍
Marlina Bachtiar
pasti ngarep di anterin Tama 🤣🤣
Marlina Bachtiar
ternyata bapak" jg baca ya 🤭
HARTINMARLIN
bagaimana jalan kehidupan mereka berdua?.... akankah mereka berdua kejenjang pacaran 🤔🤔
HARTINMARLIN
lanjut lagi
HARTINMARLIN
sepertinya Tama mulai ada rasa suka kepada Tyas
HARTINMARLIN
hati-hati
HARTINMARLIN: iya typo nya 🤭🤭
𝒀𝑶𝑺𝑯: 😁😁😁 typo bunda
total 2 replies
HARTINMARLIN
semoga aja Tama bilang pacarnya 🤭🤭
🍁𝕬𝙮ͨ𝙚ͥ𝙨ꙵ𝙝ⷮ𝙖ⷽ❤ͽ֟֯͜᷍ꮴ❣️🔵
terpesona kah kamu "tama
Marlina Bachtiar
jgn balikan lg deh 😣
Marlina Bachtiar
temenan aja,jgn minta lebih 🤭
Marlina Bachtiar
waduh 🤣
Marlina Bachtiar
mimpi 🤣
Marlina Bachtiar
pura" tidur aja Tyas 🤫
HARTINMARLIN
lanjut lagi
Kustri
jgn lebay" thor, agak males baca'a
𝒀𝑶𝑺𝑯: beda genre boz, terlalu lebay ya? nggk dapet feel-nya memang.🙏😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!