NovelToon NovelToon
Rahasia Istri CEO

Rahasia Istri CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:13.1k
Nilai: 5
Nama Author: secrednaomi

Keyla terkejut ketika melihat Agam, suaminya selingkuh dengan wanita lain. Rasa sakit hati karena merasa dikhianati membuat Keyla memilih pergi dan meninggalkan suaminya begitu saja.

Tiga tahun kemudian, Keyla yang telah berkuliah dan mendapatkan pekerjaan baru di sebuah perusahaan tiba-tiba bertemu Agam kembali, suaminya itu ternyata adalah CEO dari tempat perusahaannya bekerja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps. 17 — Masakan Buatan Keyla

"Sudah selesai?"

Agam yang semenjak tadi bergelayut manja memeluk istrinya harus terhenti ketika mendengar suara Keyla yang mematikan kompor listrik, menandakan gadis itu sudah selesai memasak.

Keyla mengangguk pelan, ia berkacak pinggang serta merasa bangga melihat beberapa hidangan yang baru saja dia buat.

"Ini kepiting rebus kesukaanmu, udang saus tiram, sup jagung, dan cobek ikan." Keyla menunjuk makan-makanan itu dengan jarinya agar Agam mengetahuinya.

Kepala Agam yang saat itu masih di pundak Keyla hanya mengangguk kecil, ia mengecup pipi Keyla sebelum tersenyum. "Terimakasih, aku jadi ingat kalau kamu pintar memasak..."

"Bantu bawa semua ini ke meja makan." Keyla menunjuk semua masakannya.

Agam mengangguk, ia melepaskan pelukannya lalu membantu Keyla membawa semua masakan itu.

"Maaf aku hanya memasak sedikit." Ucap Keyla ketika semua masakan sudah dihidangkan di meja makan.

"Ini lebih dari cukup, kan hanya kita berdua yang makan."

"Itu juga yang aku pikirkan tadi saat masak." Keyla menarik salah satu kursi dan duduk di atasnya.

Agam memilih duduk di samping Keyla alih-alih duduk berhadapan dengan istrinya itu, Keyla mengambil piring dan nasi namun Agam tidak melakukan hal yang sama.

"Kau tidak makan?" Keyla mengerutkan dahinya heran.

"Makan, sepiring berdua." Agam menunjuk piring yang sedang di pegang Keyla.

"Kau sudah besar Agam, tidak malu disuapi terus." Keyla menggerutu, "Kalau semua karyawan kantor mengetahui bahwa CEO mereka masih disuapi ketika makan, apa pandangan mereka kepadamu."

"Aku tidak perduli pandangan orang lain, mereka tak membiayai hidupku."

"Mau yang mana, kesukaan kita kan beda?" Keyla menunjuk menu masakannya dengan sendok yang ia pegang.

"Yang mana aja, asal kamu suka, maka aku juga akan suka."

Keyla akhirnya memilih masakan pertama yaitu kepiting rebus yang sudah dilumuri bumbu, Agam sangat menyukainya, satu suapan kemudian mendarat di mulut pria itu.

"Ini sangat-sangat lezat, bagaimana kau bisa memasaknya seenak ini.. Seperti masakan Mommy dulu..." Mata Agam membulat sesudah satu suapan jatuh ke lidahnya.

Keyla merasa senang Agam menyukainya, ia sempat khawatir masakannya tidak cocok dengan lidah pria kaya itu.

"Aku selalu belajar memasak setiap ada kesempatan, syukurlah kalau kamu suka." Ucap keyla. "Kau harus menghabiskan semuanya, sayang kalau di buang. Udah capek-capek masak."

"Kalau seenak ini, justru aneh kalau tidak habis."

Keyla menyunggingkan senyum, ia juga memasukan masakan lain ke dalam piringnya seperti udang dan sup jagung. Sama seperti sebelum-sebelumnya, ia akan menyuapi Agam dan dirinya secara bergantian.

"Kapan aku pulang?" Tanya Keyla disela menyuapi Agam.

"Pulang? Kemana?"

"Ke rumahmu, semua pakaianku ada di sana?"

"Oh." Agam memangut-mangut kepalanya. Ia pikir Keyla ingin pindah ke kontrakannya yang dulu. "Ternyata kamu sudah menganggap rumahku sebagai tempat tinggalmu."

Keyla memutar matanya malas. "Memang kalau aku pindah kau akan membiarkanku pergi?"

Agam nyengir, tentu saja ia akan melarangnya. Agam akan melakukan berbagai cara agar Keyla tidak pindah.

"Jadi kapan kita ke sana?" Keyla kembali bertanya, Agam belum menjawab inti pertanyaannya.

"Kamu mau tinggal dimana? Di rumah atau di penthouse ini?"

"Kalau itu..." Keyla berpikir sejenak, kalau di Mension Agam, tempat tinggal kediaman itu cukup besar dan terlalu luas menurutnya, belum lagi ada banyak maid di sana yang membuat Keyla tidak terlalu nyaman. "Aku terserah padamu saja, tapi kalau menurutku, aku lebih betah disini." Jawab Keyla.

Agam mengangguk. "Kalau begitu kita tinggal disini, masalah pakaianmu nanti aku suruh orang di sana untuk membawakannya."

Keyla mengangguk, ia kemudian memberikan suapan terakhir pada Agam, sesudah makanan mereka habis, Keyla lalu mengambil piring dan mangkuk-mangkuk sebelum ditumpukkan menjadi satu, Keyla kemudian membawanya ke wastafel untuk dicuci.

"Butuh bantuan?" Tanya Agam.

"Tidak perlu, anggap saja ini biaya aku bisa tinggal disini."

Agam terkekeh, pria itu kemudian pergi ke kamarnya untuk mengambil laptop sebelum kemudian duduk di sofa ruang tengah, dalam waktu sepersekian detik, Agam sudah terhanyut dalam pekerjaannya.

Tak lama kemudian Keyla duduk di samping pria itu setelah aktivitas mencuci piringnya selesai, Keyla mengerutkan dahi saat melihat Agam kembali bekerja.

"Ini hari libur dan kau masih bekerja?" Tanya Keyla setengah heran dan setengah iba.

"Sabtu atau minggu sistem perusahaan terus bekerja, aku harus mengawasi dan membenarkan jika ada yang salah." Jawab Agam tanpa menoleh pada Keyla.

Mulut Keyla membentuk huruf 'O' sambil memangut-mangut kepalanya, meski ia tidak terlalu mengerti sepenuhnya.

"Besok aku akan pergi." Ucap Keyla dikala suasana hening kecuali suara ketikan laptop Agam.

"Bersama Zahra lagi?" Agam lagi-lagi tidak menoleh.

"Ya, bersama Sekar juga." Keyla mengangguk. Keyla tidak menyampaikan ia bekerja paruh waktu pada Agam, alasan utamanya karena ini bukan urusan pria itu.

Sekar dan Zahra memang akan datang ke restoran tempat bekerja Keyla untuk melihat sahabatnya itu bekerja. Bagi Sekar, ini adalah acara weekend mereka.

"Ngomong-ngomong, bagaimana kau bisa kenal Zahra?" Keyla bertanya, ia jadi teringat beberapa hari lalu keduanya bertemu dan terlihat akrab.

Gerakan tangan Agam terhenti sesaat ketika Keyla bertanya seperti itu, "Aku kenal dia lewat sebuah masalah."

"Masalah? Aku tidak mengerti?"

"Sebaiknya memang tidak perlu mengerti." Agam tersenyum tipis.

Keyla merasa penasaran tetapi egonya untuk tidak terlihat tertarik di depan Agam membuatnya tidak bertanya lebih jauh. Merasa tidak perlu ada yang dibicarakan lagi dan Agam tengah sibuk dengan pekerjaannya, Keyla bangkit dan hendak ke kamarnya.

"Mau kemana?" Tanya Agam sambil menggenggam tangan Keyla yang hendak pergi.

"Ke kamar."

"Temani aku disini." Ucap Agam sambil menepuk sofa. "Ada televisi, nyalain aja kalau bosen."

"Nanti ngeganggu."

"Enggak, tenang aja."

Keyla terdiam sebentar sebelum akhirnya duduk kembali, Agam tersenyum lalu merapatkan duduknya di samping gadis itu sebelum menyandarkan kepala dipundaknya.

"Katanya kerja..."

"Ini lagi kerja." Agam mengecup pipi gadis itu. "Sambil bermanja-manja."

"Nanti lehernya sakit."

"Gapapa, tinggal ke dokter."

Keyla memutar matanya malas, ia memilih mengambil remote dan menyalakan televisi, Keyla beberapa kali memindahkan saluran, mencari acara yang seru ditonton.

"Oh, ini drakor..." Gumam Keyla saat salurannya televisinya jatuh ke film yang tokoh-tokoh di dalamnya berwajah sipit, putih, dan tampan, jelas kalau mereka bukan bagian dari bangsa negaranya.

"Kau suka film-film korea?" Agam cukup terkejut dengan fakta ini.

"Enggak, cuma Sekar aja yang suka."

Biarpun berkata demikian, Keyla tetap menonton film drakor itu sampai setengah jam lamanya.

"Pantas saja Sekar suka ngobrolin mereka, ternyata semua pamerannya ganteng-ganteng kayak gini." Keyla berdecak sambil menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

"Tetep aja, gantengan aku." Celetuk Agam disampingnya.

Mendengar itu Keyla menahan tawanya yang sukses membuat wajah Agam cemberut.

"Kenapa tertawa, aku berbicara fakta." Agam menaikan alisnya, menatap Keyla.

"Aku hanya tertawa karena kau terlalu percaya diri."

"Aku cukup yakin dengan ketampananku, Key kalau tidak, gak mungkin aku bisa membuat gadis bernama Keyla Arselia jatuh cinta padaku..." Agam merekahkan senyuman mautnya.

Keyla terbatuk-batuk, wajahnya seketika memerah dan sedikit tersipu. Keyla tidak menduga Agam akan langsung menyerangnya.

1
Anita Jenius
Salam kenal thor.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
Tarmi Widodo
suka
Tarmi Widodo
NYImak
Gunawan Wibisono
kalau bikin ccerita rata2 pada di gantung jadi nggak seru ujung2 males
Buang Sengketa
gak pake cincin ruang ini kan 🤭😁
Buang Sengketa: /Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Secrednaomi: enggak, ini lebih spesial malah, cincin pernikahan:)
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!