Raina Wulandari, seorang wanita cantik yang harus menerima kenyataan pahit ketika diceraikan oleh suaminya setelah hampir tujuh tahun membina rumah tangga. Dan alasannya sangat klasik, Raina dianggap mandul dan tak bisa memberikan keturunan.
Raina pulang ke kampung halamannya dan memulai hidup baru di sana. Niatnya ingin mencari ketenangan batin karena selama ini dia hidup menderita di bawah tekanan mantan suami dan mantan mertuanya.
Namun, hal itu sepertinya tak bisa berjalan lancar. Karena seorang pria dari masa lalu Raina muncul dan membawa semuanya kerumitan hidupnya. Raina akhirnya ikut terseret dan tak bisa lepas dari seorang duda tampan bernama Rahardian Pratama. Apalagi anak pria itu selalu menempel pada Raina, padahal Rahardian selalu menunjukkan permusuhan setiap bertemu Raina.
Bagaimanakah jalan kisah Raina? Apakah Raina mau menerima tawaran pernikahan dari ibu kandung Rahardian? Ataukah kembali pada Bayu, mantan suami yang dicintainya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dikira Sultan, Taunya.....
Sementara itu seorang pria berusia akhir dua puluhan itu terlihat sangat kesal. Beberapa kali dia menendang koper yang berada di sisi tempat tidur.
Pria bernama Bayu itu kini menginap di sebuah hotel kecil dengan harga murah.
Tadinya dia bermaksud membujuk mantan istrinya untuk kembali rujuk dan kembali bersamanya ke Bandung.
Tapi ternyata Raina tak sebodoh dulu, kali ini dia tak termakan bujuk rayu Bayu. Apalagi Zaki, adiknya yang sok jago datang dengan seragam polisi dan mewanti-wanti akan menghancurkan Bayu jika mengganggu kakaknya.
Padahal dulunya bocah ingusan itu tak bisa berbuat apa-apa saat memergoki Raina yang berpacaran dengan Bayu.
Bayu menghempas tubuhnya ke atas kasur single di kamar itu.
"Argh, gara-gara mamah ini. Coba nggak usah maksa aku buat nikahi Widya. Pasti Raina masih jadi istriku. Mana anak itu bukan anakku lagi." kata Bayu kesal.
Sekarang mereka saling salah menyalahkan, mamah Rere, ibunya Bayu yang marah-marah setiap hari karena rumah mereka selalu didatangi oleh debt colector yang berwajah sangar dan berbadan besar.
Ternyata Widya terlilit hutang pinjol dan jumlahnya tak main-main. Karena Widya tak lagi tinggal di rumah itu, mereka menagihnya pada Bayu dan Bu Rere.
Pekerjaan Bayu pun ikut terganggu karena mereka mulai meneror Bayu di kantor tempatnya bekerja.
Widya sendiri sudah tak tau kemana perginya bahkan keluarganya pun mengetahui keberadaan Widya.
"Ck, kalau Raina balik sama aku setidaknya masih bisa tenang." kata Bayu. Dia sudah membayangkan jika Raina akan luluh dengan permintaan maafnya seperti sebelum-sebelumnya.
Dulu kalau Raina ngambek, tinggal bawa makan mi ayam bakso mang Jajang depan komplek maka Raina akan luluh.
"Kayaknya rayuannya harus ku upgrade nih. Raina udah gak mempan sama mi ayam kayaknya. Apa aku bujuk pakai lamongan aja ya?" ucap Bayu lirih.
Pasalnya dia harus rujuk dengan Raina, karena Bayu yakin hidupnya akan terjamin jika bersama Raina.
Dia tahu jika selama ini Raina selalu membantu perekonomian keluarga dengan berjualan online. Dan hasilnya lumayan, Raina bisa membantunya mencicil mobil.
Tapi sejak menikah dengan Widya semuanya terasa berat. Mamahnya juga mulai mengomel-ngomel karena pekerjaan rumah yang banyak. Sedangkan Widya tak mau membantunya dengan alasan hamil dan Bayu sudah tak mampu membayar pembantu lagi.
Gajinya sudah dipotong separuh untuk biaya pernikahannya juga acara tujuh bulanan Widya yang bisa dibilang cukup mewah.
"Aduh, pusing aku. Gimana ya caranya biar Raina mau rujuk lagi?" Bayu menarik rambutnya yang disisir rapi dan menggunakan pomade mahal.
Sekarang untuk membeli pomade saja dia harus mikir-mikir. Rasanya Bayu sangat menyesal karena mau-maunya mendengar ucapan mamahnya juga bujukan Widya.
Suara ponsel Bayu berbunyi. Bayu melirik nama tertera di layar ponselnya.
Mamah
"Ya, mah?" Bayu mengangkat panggilan dari mamahnya dengan enggan.
"Bayu, mamah ke Bogor dulu yah beberapa hari. Mamah ke tempatnya Yani saja. Serem mamah di rumah sendirian." kata mamah yang memberi taunya kalau dia akan ke tempat kakaknya Bayu.
"Iya, terserah mamah aja." kata Bayu, malas menanggapi
"Kamu udah bisa bujuk si Raina belum? Rayu aja dia terus-terusan pasti luluh. Dia kan cinta mati sama kamu." kata mamah Rere dengan semangat
"Raina gak mau rujuk mah, katanya mau nikah dengan duda punya anak satu kayaknya. Soalnya tadi anaknya diasuh sama Raina." kata Bayu dengan lemah.
"Eeeh, jangan nyerah, atuh. Sebelum janur kuning melengkung masih bisa ditikung. Kamu mah yang semangat gitu." Mamah Rere memberikan motivasi untuk anak bungsunya.
"Coba dulu kamu nggak selingkuh sama si Widya, masih aman hidup kita. Raina masih punya penghasilan dari jualan onlinenya." kata mamahnya mulai menyalahkan Bayu.
"Udah deh, mah. Kepalaku ini semakin pusing, waktu cutiku cuma tiga hari. Gimana bisa bujuk Raina buat balik ke Bandung. Lagi pula mamah juga dukung aku buat selingkuh sama Widya." kata Bayu kesal karena mamahnya mulai mengungkit-ungkit perselingkuhannya dengan Widya.
"Eeh, kamu itu kalau dikasih tau bantah terus. Dulu mamah kira teh, si Widya mah sultan tau-taunya setan." kata mamah Rere dengan kesal.
"Udah ah, mama mau pergi dulu. Jemputan mamah udah datang." kata mamah Rere kemudian mematikan panggilan teleponnya.
Bayu memandangi langit-langit kamar itu, apakah dia harus menikung lagi kali ini.
Dulu dia sudah menikung seorang laki-laki yang sudah meminta Raina pada ayahnya. Hanya saja karena lelaki itu tak berada di kota ini membuat Bayu mudah menarik hati Raina sehingga bisa memaksa ayahnya menikahkan Raina dengannya.
Namun kali ini akan sulit karena Raina sudah terluka dan sakit hati karena perselingkuhannya dengan Widya.