NovelToon NovelToon
Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Sang Manager : Cinta Orang Kantoran Part 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Bullying di Tempat Kerja / Office Romance
Popularitas:174.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Septira Wihartanti

Mencari-cari kesalahan karyawan dengan tujuan dipecat adalah pekerjaan Regi Einar. Ia menerima daftar Karyawan Bermasalah di Garnet Bank, dan tugasnya adalah mencari alasan masuk akal yang bisa dijadikan senjata untuk mengeluarkan 'penyakit' di perusahaan. Pekerjaan itu tidak mudah. Bahkan beberapa karyawan seakan tidak berdosa dan sudah mengabdi lama di sana.

Regi bisa menyelesaikan setengah dari daftar bermasalah, namun ia tiba-tiba tersendat akan sesuatu yang datang pertama kalinya dalam hidupnya.

Kenapa Ratu Arumi harus begitu cantik di matanya?! Dan kenapa ia harus jatuh cinta saat sedang di tengah proyek penting?! Selama 28 tahun ia single, kenapa harus sekarang?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cewek Misterius

Minggu Pagi, Regi bangun dengan pikiran tidak karuan. Rasanya seluruh masalah menumpuk di otaknya. Apalagi, ia dihantui mimpi buruk.

Ia mimpi membunuh banyak orang... dengan kartu ID. Ya, di mimpinya ia lemparkan Kartu ID Garnet Bank, lalu menancap di dahi Pak Felix. Setelah itu kartu itu mental dan mencelakai banyak orang, terus begitu sampai satu kantor semua tumbang.

Bangun-bangun, Regi malah pusing.

“Ada mimpi yang normal saja nggak sih? Kayak emas jatoh dari langit, gitu. Atau dijadikan simpenan nenek-nenek konglomerat...” keluh Regi sambil mengusap wajahnya. “Mimpi kok serem... kayaknya aku mendekati mode sikopet.”

Regi berdiri sambil merenggangkan tubuhnya dan mencari ponselnya yang ia sedang isi baterai dayanya di atas konter. Di sana ada pesan singkat dari ibunya, 5 kali.

Isinya hanya mengkonfirmasi pertemuan hari ini, dan 4 lainnya hanya sebuah pertanyaan.

Jadi kan besok kita ketemuan di resto yang kemarin? Kamu sudah booking kan?

Jadi?

Bagaimana?

Ibu butuh Kepastian!

Regi kalau kamu tidak mau ya paling tidak kasih kabar dong!!!

Dan semua pesan singkat itu dikirimkan saat tengah malam, waktu Regi sedang mimpi membunuh Pak Felix dengan Kartu ID.

Regi memutuskan untuk mendiamkan pesan singkat itu sebentar karena ia perlu merangkai kata-kata agar tidak terdengar menyakiti hati ibunya. Karena sepertinya sebentar lagi ibunya akan mem-bombardirnya dengan daftar kesalahan agar Regi bertekuk lutut.

Untuk apa sih pertemuan hari ini diadakan? Mereka kan sudah makan siang bareng kemarin... Sepertinya ada indikasi ibunya mau merayunya agar mau tutup mulut mengenai Wahyu kemarin? Wah... tidak bisa yaaaa, justru itu akan menaikkan kariernya kalau sampai Wahyu dipecat. Kecuali Wahyu mau membeberkan siapa saja terdakwa lain yang curang, ia mungkin bisa mengampuni Wahyu. Tentunya setelah me-mutasi Wahyu ke anak cabang lain. Orang dengan kejujuran rendah tak pantas bekerja di Bank.

Kaos putihnya penuh keringat, ia membukanya dan memasukkannya ke dalam keranjang cucian. Lalu sambil bertelanjang dada ia pun membuat kopi pagi untuk menetralkan pikirannya.

Biji kopi yang belum digiling, ia masukan ke dalam grinder, ia menatap ke dalam mesin dengan tatapan kosong. Ia tidak ingin berpikir apa pun. Juga malas melakukan aktivitas apa pun selain melihat biji kopinya perlahan menjadi bubuk. Ia lebih suka bubuk yang snagat halus dibandingkan yang masih terlihat kasar. Setelah cukup puas, ia menyiapkan dripper tradisional, sejenis alat penyaring stainless dengan lembaran kertas tipis di atasnya. Ia tuang sesendok kopi bubuk, ia tuang air sedikit. Dan ia biarkan sejenak, tunggu sekitar beberapa detik.

Lalu ia melayangkan wajahnya ke jendela.

Regi terbiasa tidak menutup jendelanya dengan tirai. Ia berada di sebuah rumah dengan pagar tinggi. Yang rumputnya ia potong sendiri, tanamannya ia rawat sendiri, di atas pagarnya ada banyak pecahan kaca. Kucing pun tidak berani melangkahinya.

Seharusnya ia membersihkan gudang hari ini. Ia sudah beli lemari penyimpanan baru untuk barang-barang yang jarang dipakai, namun lemarinya belum sempat ia rakit. Orang sekaliber dirinya tidak percaya dengan rakitan ala kurir dari toko, saking perfeksionisnya ia akan rakit sendiri lemarinya. Kalau ia tahu tekniknya, mungkin ia bisa saja membuat rumah sendirian. Kemampuannya itu seringkali membuatnya tersiksa, namun rasa puas yang didapat setelah berhasil membuat dia tersenyum semingguan sambil memandang hasil kerjanya.

Aroma hasil pre-brewing, aroma dari kopi yang dituang air panas di detik pertama, membuat perasaannya lebih tenang. Dalam hati ia menghitung sampai 20, untuk 20 detik pertama yang menentukan kelezatan kopi seduhannya. Kurang dari 20 detik rasanya akan hambar, lebih dari itu sensasi asamnya akan terasa.

Kopinya harus sempurna, sesempurna pekerjaannya. Itu sebabnya ia jarang minum kopi kecuali di tempat yang ia percaya. Untuk teh bisa ia beli di supermarket, tentunya yang kualitasnya baik. Tapi untuk kopi, ia termasuk pilih-pilih.  Tapi menurutnya kopi di Cafe Bunga kemarin lumayan enak. Mungkin setelah ini ia akan sering ke sana. Suasananya juga membuatnya nyaman, tidak terlalu banyak orang tapi juga tidak sepi.

Regi kembali mengambil kettle air panas, lalu ia lanjutkan menuang bubuk kopinya dengan air panas. Air turun perlahan dari saringan kertas. Regi membuka lemari lalu mengambil bahan kue dari sana. Ia akan membuat pancake saja sebagai teman minum kopi.

Ting Tong!

Regi mematikan mixernya.

Rasanya ia mendengar bunyi bel rumahnya berdenting.

Beberapa saat kemudian hening, lalu ia nyalakan lagi mixernya.

Ting Tong!

Regi pun kembali mematikan mixernya.

Lalu sambil mengernyit ia menatap ke arah luar, lalu ke arah CCTV.

Dan alisnya pun naik melihat seorang perempuan berdiri di depan pagarnya.

“Ratu?” desisnya tak yakin.

Cewek itu berdiri di sana mengenakan kaos putih dan celana joger. Topi di kepalanya tidak menyembunyikan kecantikan wajah khas Tionghoanya. Walaupun hidungnya yang bangir dan kelopak matanya yang lebar itu malah menjadikannya lebih mirip orang Sunda dibanding China. Lagipula, ada ya cewek Chindo yang namanya Ratu? Ada-ada saja...

Jangan-jangan itu bukan nama Asli. Begitu batin Regi berkecamuk.

Tapi di luar pembahasan itu, Ratu ada di depan pagar rumahnya. Membuat dia tak nyaman karena jiwa introvertnya langsung menggeliat. Ia tidak berharap ada tamu hari ini. Walaupun penampilan Ratu hari ini langsung menyentil libi donya.

Regi menatap jam di layar smart TV nya, masih pukul 6.30! Dan Ratu sudah berpenampilan secantik itu. Di lain pihak, Regi bahkan belum sempat menyesap kopinya...

Jadi dengan menarik nafas tanda kesabarannya yang ditahan, Regi pun berjalan ke luar dari rumahnya dan membuka pagar.

**

Ratu sampai membelalakkan mata dan menyisir penampilan Regi dari atas ke bawah, ke atas lagi dan ke bawah lagi, berulang sampai 3 kali saat Regi membuka gerbang rumahnya.

“Bisa dibantu, Mbak Ratu?” desis Regi dengan mata sayu dan nada suara sinis.

Regi di depannya ini bukan Regi yang biasanya. Malah bisa dibilang ia tidak akan percaya itu Regi sampai mendengar suara sinis khas lelaki ini.

Ratu sampai menggigit bibirnya saat ia melihat otot perut Regi yang terpampang jelas.

“Bahaya...” gumamnya.

“Hah?!” dengus Regi meminta suara yang lebih keras.

“Ehm... ehem!” Ratu sampai terbatuk karena ia sangat gugup. “Saya perlu... bicara sedikit boleh Pak?” Ratu meringis tak enak.

“Mengganggu saya pagi-pagi, awas saja kalau bukan urusan hidup dan mati...” Regi membuka gerbangnya lebih lebar mempersilakan Ratu masuk ke dalam. Lalu ia menutup pintunya dan berjalan mendahului Ratu untuk membukakan pintu rumahnya.

Ratu melangkah ke dalam, lalu setengah tertegun ia menatap taman di dalam pekarangan Regi. Luas sekali, dan dengan rumah kecil di tengah-tengah bergaya minimalis.

Saat masuk ke dalam, Ratu lebih keheranan lagi, karena Regi tidak memiliki banyak barang. Menjadikan rumah kecil itu terasa lapang.

“Pak?”

“Hm...” gumam Regi malas.

“Bapak penganut Frugal living ya?”

“Siapa bilang?”

“Saya yang bilang barusan.”

“Bukan. Kenapa kamu berpikiran begitu?”

“Rumah bapak... saking minimalisnya sampai terasa lowong. Suara saya sampai bergema nih...”

“Buat apa membeli banyak barang  yang tidak ada gunanya? Kalau untuk tujuan estetika mending saya buka galery sekalian.”

Ratu sampai mencibir mendengarnya. Karena, kebalikan dari Regi, ia lumayan sering membeli banyak barang lucu-lucu karena soal estetika tadi. Kamar mandinya saja penuh dengan berbagai macam merk sabun, belum meja riasnya yang penuh make up. Tidak usah ditanya kondisi lemarinya.

Tapi ada bau yang menggelitik hidungnya, dan seketika membuat perut Ratu keroncongan.

Bau adonan kue, dan wangi kopi yang sangat harum.

Lalu ia ingat kalau ia belum sarapan.

“Duduk dulu saja di situ, saya mau masak.” Gerutu Regi sambil lanjut menyalakan mixernya.

“Hm... saya dikasih nggak Pak?” iseng Ratu bertanya.

“Nggak, kamu kan datang mendadak. Ini porsi untuk satu orang.”

“Sama pacar sendiri masa pelit begitu sih?”

Regi mematikan mixernya lalu mengernyit sambil menatap Ratu. Ratu padahal hanya bercanda, tapi wajah Regi yang berkerut seakan jijik langsung membuatnya down seketika. Memang dia sejelek itu ya sampai Regi saja menolaknya? Batin Ratu insecure.

“Sejak kapan kita pacaran?!” pekik Regi.

“Ya nggak usah teriak begitu dong, saya tahu saya jelek...” gerutu Ratu. “Kan Cuma bercanda.”

“Bercanda kamu ‘nggak banget’ deh...” sungut Regi. Ia menuang adonan pancake ke wajan anti lengket, wangi manis langsung memenuhi ruangan.

“Pakai coklat apa nggak?” tanya Regi.

Ratu menaikkan alisnya sambil memanjangkan lehernya, “Tanya saya Pak?”

“Saya nanya ke tembok kok.”

Ratu menekan bibirnya ke dalam, “Katanya saya nggak dikasih.” Ungkitnya.

“Ya memang terpaksa sih saya bagi kamu.”

“Kalau terpaksa ya nggak usah.”

“Ya sudah.”

“Saya suka yang plain tapi pakai whipped cream. Ada buah frozennya nggak Pak?”

Regi sampai menoleh dan menatap Ratu dengan sinis. “Bawel...” gumamnya kesal.

Akhirnya mereka duduk di meja makan, fokus makan pancake, sambil ngopi. Saking enaknya, Ratu sampai diam hanya makan, makan dan makan.

Tapi, setiap suapan, sebelum ia memasukkan potongan ke mulutnya, Ratu bolak-balik melirik Regi. Pria itu menatap halaman sambil menyesap kopinya. Tapi dahinya berkerut.

Di pikiran Regi : itu kenapa ada putih-putih di Sikas? Gawat, itu Hama! Kebanyakan kasih air. Alamat harus dipangkas daunnya padahal sudah lebat! Belakangan sering hujan sih ya...

Tapi di pikiran Ratu : saking jijiknya sampai nggak mau natap wajahku... begitu amat sih? Apa beneran dia penyuka sesama jenis ya? Tapi gayanya memang kemayu sih, klimis pula, pinter masak, perfeksionis, mana duduknya ngelipet kaki macam Putri Indonesia itu kan sudah tanda-tandanya. Salah deh aku nembak dia...! Malah bikin masalah!

Tapi mereka tetap saling diam, sampai potongan terakhir pancake di piring Ratu habis. Lalu Ratu hanya duduk meringkuk sambil menunduk menatap kopi hitamnya.

“Pak?”

Regi menoleh ke arahnya.

“Ada creamer nggak?” tanya Ratu.

“Ck!”

1
Atala Putri
terimaksih lho madam di respon cepat.....aku lho dah baca semua novelmu saling terkait tapi ga bikin ruwet n semangat berkarya madam kami selalu menanti up mu dan novel" mu yg lain
endang sri sejati
ampuunnnnn Yogaaaa si mel2, napa gk ngikut watak bokap lu dekkkk???😂
duh kan deg2an 😔
Emi Wash
duh....kacau nih gegara si anak labil....moga yoga baek2 aja...
Emi Wash
yoga kamu kok koyok simbokmu sih....
Emi Wash
kawin karo balita yo ngono wannn....bobo cukup di puk...puk...aja 😁😁
Emi Wash
dedemit zaman now main sosmed yo....😂😂
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ
ah elah Yoga, kepancing juga ternyata,, kupikir setelah denger yang Regi bilang bisa ngasih pencerahan ke otaknya yang labil bin meledak2, ternyata malah pengen ngebuktiin kalo dia bisa lebih baik, sayang aja kurang perhitungan,, haahh semoga aja bisa selesai sampe tuntas
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ
heleh bengek bener dah ah🤧🤧 gitu aja klenger bubu berdua 🤧🤣
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ
ck ck ck mas Iwan udah ganteng, tajir melintir, baik, pinter eeehhh ketambahan penuh perhitungan, paket lengkap sih😌
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ
maksudnya gimana ini mas Iwan, bikin mikir lagi dah ah🤭😂
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ
hadeehhh pak Bas masih aja gitu ke pak Dim😌
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ
plis help me, aku menganan iniiiii🙈🙈🙈🙈
ȋ⏤͟͟͞Rἅyαyu⚜𒈒⃟ʟʙᴄ
astaga astaga astaga 😂 aku kepanasan 🙈🙈🙈
lenong
gak kebayang kalau Melinda tau, bakal sehebo apa
Gayatri Ayu Paramayoga
tlg tapuki aja si yoga mbah Zeus!! 🤣
Gayatri Ayu Paramayoga
plek ketiplek meli kalo misuh² .
jadi inget pas meli heboh tlp banyak detektif 🤣🤣
Cholifah Ifah
mas Iwan sama sita jarak umurnya berapa sih?
mamaqe
om dimaaasss anakmu itu loooo gawe perkoro ae
greentea
terima kasih udah diturutin kangennya sita n Iwan
agustd
nunggu reaksi bu mely ama pak dim kalo anaknya jadi tawanan🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!