NovelToon NovelToon
Bunda Jangan Pergi!

Bunda Jangan Pergi!

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Ibu Pengganti / Penyesalan Suami
Popularitas:23.7k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

Anisa menerima kabar pahit dari dokter bahwa dirinya mengidap kanker paru-paru stadium empat, menandakan betapa rapuhnya kehidupan yang selama ini ia jalani.

Malamnya, ketika Haris pulang dari dinas luar kota, suasana di rumah semakin terasa hampa. Alih-alih menghibur Anisa yang tengah terpuruk, Haris justru membawa berita yang lebih mengejutkan. Dengan tangan gemetar, Anisa membaca surat yang disodorkan Haris kepadanya. Surat yang menyatakan perceraian antara mereka berdua setelah 15 tahun membina rumah tangga.

Ternyata, memiliki kehidupan yang harmonis ekonomi yang bagus, serta anak-anak yang lucu tak bisa mempertahankan sebuah hubungan Anisa dan Haris.

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Yuk, simak di Bunda Jangan Pergi!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bunda 17

Minggu itu berlalu begitu cepat, Haris kini tinggal bersama dengan ketiga anaknya dan mantan istrinya, Anisa, yang sedang sakit. Namun, hari ini Anisa meminta Haris untuk menjemput anak-anaknya karena ia memiliki jadwal pemeriksaan di rumah sakit. Setelah tiba di rumah sakit, dokter menyarankan Anisa untuk menjalani rawat inap selama beberapa minggu kedepan. Anisa, yang menyadari keadaannya yang semakin memburuk, merasa terpaksa untuk menolak saran dokter tersebut. Ia tak ingin membuat anak-anaknya cemas, pasalnya ketiga anaknya yang masih kecil belum tahu bahwa Anisa mengidap kanker paru-paru stadium akhir.

Sore itu langit mendung, seolah mencerminkan perasaan Anisa yang lesu. Wajahnya tampak pucat dan tak bergairah setelah keluar dari ruangan dokter. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kanker paru-paru yang diidapnya semakin memburuk, dan dokter menyarankan Anisa untuk segera menjalani perawatan di rumah sakit. Dengan perasaan berat, Anisa membuka pintu rumah. Sesampainya di ruang tamu, tiba-tiba dia terhenti di ambang pintu.

Di depan matanya, pemandangan yang tak pernah dia duga terjadi. Haris, mantan suaminya, bersama dengan ketiga anak mereka sedang tertawa riang sambil bercanda di ruang tamu. Suara tawa mereka seolah memecah keheningan sore itu. Anisa menahan tangis bahagia yang bercampur haru.

Semenjak perpisahan dengan Haris, dia selalu merindukan saat-saat seperti ini. Melihat keluarganya berkumpul, tertawa, dan saling mencintai. Meski kesehatannya menurun, hati Anisa terasa hangat saat menyaksikan kebahagiaan di depan matanya. Dengan perlahan, Anisa melangkah masuk ke ruang tamu. Ketiga anaknya segera menyadari kehadirannya dan langsung berlari memeluknya erat.

"Papa, Bunda sudah pulang!" seru mereka dengan gembira. Anisa membalas pelukan anak-anaknya dengan air mata yang tak bisa dibendung lagi. Haris pun mendekati Anisa, menatap mantan istrinya dengan sorot mata yang penuh kepedulian.

"Anisa, aku tahu kondisimu semakin memburuk. Kita harus bersama untuk menghadapinya," ujar Haris dengan lembut dan pelan agar anak-anak mereka tak mendengarnya. Anisa mengangguk, menaruh harapan pada pria yang pernah menjadi sandaran hidupnya. Meski tak bisa dipungkiri rasa sakit yang datang bersama kanker itu, Anisa merasa bahagia. Kehadiran keluarganya memberi kekuatan baru untuk terus berjuang melawan penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

Sementara itu, di tempat lain. Tania duduk termenung di tepi danau, menatap air yang tenang, mencoba mencari ketenangan hati yang telah hancur. Angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya yang murung, namun tak mampu menghapus kesedihan yang mendalam di matanya. Dia memegang undangan pernikahan yang telah dicoret nama Haris, pria yang sangat dicintainya, yang telah memilih untuk kembali pada mantan istrinya.

Air mata Tania mengalir deras, membasahi wajahnya yang pucat dan bibirnya yang gemetar.

"Kenapa, Mas Haris? Kenapa kamu lakukan ini padaku?" gumamnya lirih, seakan mencari jawaban dari angin yang berhembus. Hatinya terasa diremukkan oleh keputusan Haris yang tak terduga, membatalkan pernikahan mereka dan meninggalkannya dalam kepedihan yang tak terkatakan.

Tangan Tania bergetar saat dia merobek undangan pernikahan mereka, seolah mencoba melupakan segala kenangan indah yang pernah mereka lalui bersama. Namun, sejuta kenangan itu terus menghantui pikirannya, bagai luka yang tak kunjung sembuh. Suara isak tangis Tania terdengar sayup di antara bisikan angin dan gemericik air danau. Dia merasa sendirian, terpuruk dalam kekecewaan yang teramat dalam. Setiap detik yang berlalu, kesedihan itu semakin menyiksa hati dan jiwanya yang rapuh.

Tak ada yang mampu menghiburnya, bahkan teman-temannya yang selalu ada di sisinya kini tak mampu menyentuh hatinya yang patah. Malam itu, Tania meratapi nasibnya yang malang, merasa dicampakkan oleh pria yang pernah menjadi kekasih sejatinya. Dia tersungkur di bawah rembulan yang redup, berharap suatu hari nanti dia akan mampu melupakan luka yang ditinggalkan oleh Haris dan kembali tersenyum, menghadapi hidup dengan hati yang lebih tegar dan tabah.

Haris meninggalkan Anisa untuk Tania, tetapi kini Haris meninggalkan Tania untuk kembali ke Anisa dalam keadaan yang berbeda. Meskipun raganya ada pada keluarganya. Tetapi, tetap saja Haris masih mengingat Tania wanita yang dicintainya dengan tulus, bahkan hampir menikah. Begitu juga dengan Tania yang masih tak bisa melupakan Haris. Kedua orang itu dilema oleh perasaan masing-masing. Masih ada Anisa yang juga membutuhkan Haris untuk saat ini, wanita itu berdiri di samping jendela kamar dan menatap langit malam yang penuh dengan bintang.

Pagi itu, Bi Nan dan Anisa sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk Haris dan ketiga anak Anisa. Sementara itu, Haris dan ketiga anaknya, Alvin, Salsa, dan Rayhan sudah duduk di meja makan, menunggu hidangan yang akan segera tersaji. Karena hari Minggu, mereka semua memiliki kesempatan untuk berkumpul bersama hingga nanti siang, sesuatu yang jarang terjadi karena kesibukan masing-masing.

Suaranya Alvin yang tertawa terbahak-bahak memecahkan keheningan di ruang makan. Dia sedang bercanda dengan adik-adiknya, Salsa dan Rayhan, yang juga terkekeh mendengar cerita kocak yang baru saja diceritakan oleh kakaknya. Haris, mantan suami Anisa, ikut tertawa melihat tingkah laku anak-anaknya yang ceria.

Suasana hangat dan keakraban memenuhi ruangan. Anisa, yang tengah menuangkan jus buah ke dalam gelas, menatap Haris dan ketiga anaknya dari balik meja dapur. Senyuman mengembang di wajahnya, menyaksikan betapa bahagianya keluarganya saat ini. Meski ia dan Haris telah berpisah, mereka tetap menjaga hubungan baik demi kebahagiaan anak-anak. Hati Anisa berbunga-bunga melihat kebersamaan ini, dan ia berharap kebahagiaan ini akan terus berlangsung selamanya. Setelah semuanya siap, Anisa membawa piring berisi nasi goreng dan segelas jus buah ke meja makan. Ia duduk di samping Haris, dan mereka mulai menikmati sarapan bersama anak-anak. Tertawa, bercanda, dan berbagi cerita menjadi menu utama di pagi yang indah ini, seolah melupakan masalah dan kesibukan yang akan kembali menanti di hari-hari mendatang. Pagi ini, mereka semua adalah satu keluarga yang utuh dan bahagia.

Sore itu, Haris mengajak Anisa dan ketiga anaknya ke taman bermain untuk menikmati waktu bersama. Mereka terlihat bahagia, tertawa bersama, dan menikmati setiap momen yang mereka miliki.

Namun, di balik kebahagiaan itu, ada rasa khawatir yang menghantui pikiran Anisa. Setelah bermain bersama anak-anak, Haris menemani Anisa pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan ulang atas saran dokter beberapa hari lalu. Tiba di rumah sakit, suasana hening mulai menyelimuti keduanya. Anisa merasa cemas, sementara Haris berusaha memberikan dukungan moral untuk mantan istrinya.

Dokter kemudian memberikan hasil pemeriksaan Anisa dan mengatakan bahwa kondisi Anisa semakin memburuk. Dokter menyarankan agar Anisa dirawat di rumah sakit agar dapat mendapatkan perawatan yang lebih intensif. Mendengar hal tersebut, Anisa merasa sedih dan khawatir akan masa depan anak-anaknya.

Dokter kemudian meminta Anisa untuk memberitahu anak-anaknya tentang kondisi kesehatannya yang semakin memburuk. Namun, Anisa menolak keras untuk mengatakannya kepada anak-anaknya. Dia belum siap melihat ekspresi sedih dan kecewa dari wajah anak-anaknya. Anisa ingin melindungi perasaan mereka sebisa mungkin.

Haris yang menyaksikan semua ini, merasa terpukul dan sedih melihat mantan istrinya berjuang dengan keputusan tersebut. Dia tahu betapa berat hati Anisa untuk menyembunyikan rahasia ini dari anak-anak mereka. Namun, Haris tetap setia berdiri di samping Anisa, siap untuk mendukung dan menjaga keluarganya dalam menghadapi cobaan ini. Kembali ke rumah, Anisa mencoba menyembunyikan kesedihannya dari anak-anaknya.

"Anisa, cobalah berbicara dengan anak-anak. Mereka berhak tahu apa yang terjadi pada Bundanya,"Haris, mencoba menenangkan dan memberi pengertian pada Anisa, tetapi Anisa masih belum siap.

"Tidak bisa, Mas. Kamu lihat Rayhan masih kecil, Salsa juga. Alvin, dia pasti takkan bisa menerima hal ini. Kamu tahu itu,"Anisa menolak. keduanya berbicara di teras rumah, Anisa berulang kali menghela napas dan mencoba mencari segala cara untuk menghadapi kenyataan pahit itu.

"Tenanglah, Anisa. Aku yakin, penyakit kanker mu ini akan sembuh. Banyak orang yang menderita penyakit yang sama sepertimu, tetapi banyak juga yang berhasil selamat. kamu tak boleh putus asa,"Haris menggenggam tangan Anisa. Wanita ini menunduk dan menahan tangisnya. Haris mengangkat dagu Anisa dan mengusap air mata Anisa.

"Jangan menangis, aku akan membantu dan menemanimu untuk melewatkan semua ini,"Haris kembali berkata dan kemudian mengajak Anisa untuk masuk, karena Haris tahu ketiga anaknya pasti sudah menunggu mereka di dalam.

1
Tyas Sayid
ini blm update lagi ya....kapan Thor?
Aisyah Alfatih: belum lagi kak, masih sibuk di sebelah 🙏🏿
total 1 replies
Eva Karmita
otor kapan Aisyah up lagi
Ma Em
Semoga Anisa baik baik saja.
Ma Em
Anisa semoga disembuhkan dari penyakitnya aku sedih membaca ini sambil menangis kasihan sama anak anaknya Anisa msh kecil semoga Anisa dipanjangkan umurnya dan diberikan kebahagiaan dlm hidupnya.
Aisyah Alfatih: terima kasih kak sudah mampir ❤️
total 1 replies
Ma Em
semoga ada keajaiban Tuhan yg membuat Anisa sehat kembali kasihan anak anaknya kalau terjadi sesuatu hal yg tak diinginkan.
Ma Em
Luar biasa
Ma Em
Anisa yg sabar Haris pasti menyesal karena telah menyia nyiakan anak dan istrinya hanya untuk kesenangan sesaat semoga kamu dan anak anak selalu diberi kesehatan dan berbahagialah.
Bundanya Pandu Pharamadina
Anisa berharap sembuh, krn takdir Anisa ada di tangan mbak Author
Deriana Satali
Nyesekkan km Anisa ketika Anakmu berterima kasih pada orang lain yg sengaja km hadirkan bukan sm km sbg ibu kandungnya
akhirnya km akan meninggal dgn perasaan sakit hatimu ketika anak2mu yg tidak membutuhkan kamu
Deriana Satali
Anisa aku kurang sreg dgn sosok km Anisa gimana ya Thor harusnya dia berjuang buat sembuh bukannya menyerah dgn membiarkan anak2nya dekat dgn sosok Tania yg seharusnya kalo dia nggak mau berjuang dgn penyakitnya di hari2 terakhirnya dia dekat dgn anak2nya buat kenagan indah mereka berempat tanpa orang ketiga, kalo bisa di kata Anisa itu Egois dan Munafik ketika anak2nya dekat dgn Tania hatinya sakit
kurang suka dgn sosok Anisa yg menyerah sebelum berjuang
Deriana Satali
Haris.... Haris km nggak dengar omongan Anisa malah pamer sama Salsa dan Alvin bawa Tania jmpt mereka dasar bpk lucnut
Deriana Satali
Jangan2 Haris lg yg buka Cafe di dpn Cafe Anisa soalnya menunya sm cm harganya lbh murah
dasar bapak lucnut dpt daun muda uang sekolah anak2 di abaikan
Anita yoongia
bingung mau komentar apa semangat thor
Rabiatul Addawiyah
Laniut tjor
Anita yoongia
asli pasti menyesal apalgi klo anisa bisa sembuh panik gak tuh
Anita yoongia
itu pilihan mu nisa jadi jagan menyesal
Anita yoongia
jadi serba salah kaasian
Liana CyNx Lutfi
kasian anisa gara2 memikirkan kebahagiaan orang yg disyang dia yg harus mengorbankan kebahagiaanya sendri...diakhir hayatnya bkny bahagia mlah tertekan huffff hidup2 memang gk ada yg tau
sholeha
seharusnya haris ini jadi laki2 tegas jagn menye2 klo mau balik ke anisa balik klo mau ke tania ke tania aza gak usah setuju dengan usul anisa jadi laki model begini edeh.gak cinta ke anisa tapi sampek punya buntut 3.n juga si lakor kok bisa2nya dia setuju tinggal dirumah nisa seharusnya klo dia punya harga diri tolak dong.berarti si lakor ni gak punya harga diri jadi perempuan sebel aku sama lakor n si haris begooo...maunya dia terus yg bahagia gak memikirkan kebahgiaan anis sama sekali sedang anisa memikirkan kebahagian dia sma anak2nya anak anaknya malah gak tau diri pula .si alvin juga kesel aq sma tu anak...malah baik sama si lakor..mamanya di abaykan di tinggal mamau kapok kau nyesel😏😏😏
Tyas Sayid: semoga yang terbaik bagi Annisa....kalau doa ingin pergi karena sudah tidak kuat dengan rasa sakit nya silahkan ....anak² jg sudah bisa menerima Tania dengan baik....daripada tersiksa bathin melihat semua nya dan merasa sakit secara fisik yang memperburuk keadaan nya dan surga menanti nya....Mira sang sahabat lah nanti yang memberikan pencerahan ke Haris & anak² bagaimana sosok istri&ibu nya berkorban selama ini....ada penyesalan tapi Anisa udah pergi dengan tenang tanpa rasa sakit & beban berat yang ia tanggung selama ini
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor
semoga Anisa sembuh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!