di kisahkan seorang anak kecil hidup sebatang kara hingga dewasa kehidupannya selalu di timpa kesialan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razanur salsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Tinggal Pergi Adi
Pagi harinya seperi biasa adi berangkat bekerja aku masih diam bersandar ke dinding yang sudah di benarkan posisinya tadi di bantu adi, adi menyedikan keperluan yang nanti aku butuhkan "wan aku taruh disini ya minumnya kamu masih bisakan ambil sendiri? "tanya adi padaku
"iya di aku bisa kalau di taruh disana"jawabku meyakinkan adi walau aku tidak bisa bangun tapi aku masih bisa berbicara dan mengangkat sedikit-sedikit tanganku
Adi sudah berangkat bekerja sekarang hanya aku sendiri di rumah tidak bisa berbuat apa-apa, aku hanya bisa pasrah dengan keadaanku yang lumpuh seperti sekarang ini. Tak terasa begitu cepat waktu berlalu sudah memasuki sore hari aku coba memaksakan duduk tetap saja aku tidak bisa bangkit dari tidurku tubuhku terasa begitu berat tidak bertenaga sama sekali, azan maghrib terdengar dari kejauhan dan tak lama pintu rumah terbuka terlihat adi baru pulang bekerja terlihat dari wajahnya lesu karena lelah bekerja terpancar dari wajahnya kalau adi sedang tak bergairah lalu masuk ke dalam menuju kamar mandi, selesai membersihkan tubuhnya adi duduk di sampingku dan mulai membuka pembicaraan dengan ku
"wan besok aku di tugaskan ke luar kota mungkin kamu di rumah sendirian"ucap adi menjelaskan dari wajahnya terlihat ada ragu entah dia berbicara jujur atau berbohong aku tidak tahu
"bagus dong di, berarti kamu sudah di promosikan untuk naik jabatan"jawabku penuh semangat antara senang dan sedih
Adi terdiam tak merespon jawabanku lama adi diam lalu dia pergi begitu saja naik ke kasurnya entah apa yang ada dipikirannya aku tidak tahu, aku yang melihat perlakuan adi hanya diam dan tak mempermasalahkan hal itu, malam hari itu terasa sangat lambat aku tak bisa memejamkan mataku hanya diam melamun hampir tiap jam aku tengok ke arah jam dinding dan yang aku rasakan malam itu terasa sangat lama karena lelah tak berbuat apa-apa aku pun tertidur saat menjelang suara azan terdengar.
Pagi-pagi sekali tidak biasanya adi sudah bangun dan merapihkan baju yang mau ia bawa hampir semua pakaian yang ia punya di bawa entah apa yang ada di pikiran adi aku tidak tahu, setelah selesai membawa pakaiannya adi pergi berangkat kerja dengan membawa ras bawaan yang isinya semua pakaiannya. Tepat pukul sebelas aku terbangun dan melihat kasur adi sudah kosong tidak ada barang-barang milik adi, aku berpikir kenapa tugas kerja ke luar kota harus membawa semua pakaiannya.
Adi yang baru keluar dari dalam rumah meminta izin pada ibu pemilik warung "bu maaf, saya nitip teman saya ya dia lagi sakit tidal bisa bangun"ucap adi meminta izin untuk menitipkanku pada ibu pemilik warung
"iya mas nanti biar suami saya yang tengok ke sana"jawab ibu pemilik warung menyanggupi
"memang mas nya mau kemana kok bawa tas besar segala? "tanya ibu itu penuh curiga
"saya dapat tugas keluar kota bu, mungkin saya pulangnya agak lama"ucap adi berbohong
Sekitar tengah hari ada yang mengetuk pintu rumah tok..tok..tok "assalamualaikum"ucap suara laki-laki dari luar
"walaikumsalam, masuk aja pak pintu ga di kunci"jawabku dan mempersilahkan masuk laki-laki itu
"yang saya dengar mas nya lagi sakit ya, memang sakit apa mas? "tanya laki-laki itu ternyata suami ibu pemilik warung
"ga tau pak badan saya tidak bisa di gerakan sama sekali"jawabku yang masih tiduran di atas kasur
"astaghfirullah, kok bisa mas"lanjut tanya lagi suami dari ibu pemilik warung
"saya juga ga tau pak apa penyebabnya"balasku lagi menjelaskan
Lama bapak itu diam menatapku dari wajahnya terlihat kalau bapak itu belum percaya kalau aku sakit tidak bisa bergerak, terdengar suara perempuan dari luar mengucapkan salam "assalamualaikum"ucap perempuan itu
Saat masuk ternyata itu ibu pemilik warung menyusul suaminya ke dalam rumahku
"mas sakit apa? "tanya ibu itu langsung duduk di samping suaminya
"ga tau bu, tiba-tiba saja badan saya tidak bisa di gerakan"jawabku menjelaskan
Ibu dan suaminya saling tatap dan sesekali melihatku
"apa jangan-jangan masnya kena santet ya pak? "tanya ibu itu pada suaminya yang sedikit berbisik
"bapak juga ga tau bu"balas suaminya singkat
Lama mereka saling berbisik dan merasa tidak enak karena ada aku disana mereka bilang akan coba bantu aku mencarikan seorang kyai yang bisa menyembuhkan penyakitku
"begini mas nanti saya coba carikan seorang kyai yang mengerti dengan penyakit yang mas rasakan"ucap bapak itu menawarkan bantuan
"terima kasih pak bu, kalian sangat baik mau menolongku"jawabku tak terasa air mata mengalir di pipiku
"iya mas kita sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong"balas bapak itu dengan bijak
Beberapa minggu sudah berlalu tidak ada informasi tentang adi akan pulang atau tidak, selama aku tinggal disini sendiri ibu dan bapak pemilik warung yang merawatku dengan sabar dan telaten.
Pada malam harinya bapak pemilik warung datang dengan seseorang yang tidak aku kenal "assalamualaikum mas"ucap bapak itu setelah bersalaman
"walaikumsalam"jawabku menyodorkan tanganku sambil di geser-geserkan aga bisa bersalaman
Setelah bapak dan temannya duduk ia menjelaskan kalau beliau adalah seorang kyai
"iya ini mas kenalkan, namanya kyai amir"ucap bapak pemilik warung itu memperkenalkan padaku
"beliau ini ingin membantu mas ridwan untuk sembuh lagi"lanjut bapak itu menjelaskan
"iya pak terima kasih"jawabku singkat
Perkenalannya tidak memakan banyak waktu lalu sang kyai mendekatiku meminta izin untuk memegangku
"maaf ya mas ridwan aku pegang kepalanya"ucap kyai itu meminta izin
"iya pak..aaaa"jawabku yang terputus karena merasakan sakit yang luat biasa
Lama kyai itu membaca surat-surat pendek sambil terus memegangi kepalaku tiba-tiba aku merasakan ada sesuatu yang keluar dari tubuhku tak lama aku pun sedikit-sedikit bisa mengangkat tanganku, kyai yang melihatku yang sudah bisa mengangkat tanganku ia berhenti membaca dan melepaskan tangannya dari kepalaku
"gimana mas apa sudah agak enak kan? "tanya kyai itu padaku yang masih menggerak-gerakkan tanganku
"alhamdulillah pak kyai sudah agak mendingan hawa panas di dalam badanku juga sudah ga terasa"jawabku sambil mencoba duduk tapi masih di bantu oleh pak kyai, lalu aku coba mengerak-gerakkan kakiku sudah terlihat kalau kakiku sudah bisa digerakkan dan aku ingin mencoba berdiri tapi di larang oleh pak kyai"jangan di paksakan dulu mas bertahap, nanti juga bisa berdiri lagi"ucap pak kyai menenangkanku.
Syukur ada pak Ibnu yang bener bener baik dermawan
Semangat Thor, aku suka karyamuu