NovelToon NovelToon
Di Tepi Senja

Di Tepi Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Anggi Febriani

Kebanyakan orang-orang berpikir bahwa tidak ada cinta yang akan bertahan, apalagi di usia remaja, dan aku juga sependapat dengan mereka. Namun, dia membuktikan bahwa cinta itu benar-benar ada, bahkan anak remaja sekalipun bisa mendapatkan cinta yang akan menjadi pasangan hidupnya. Semua itu tergantung siapa orangnya.

Dari pengalaman ini aku juga banyak belajar tentang cinta. Cinta itu memang menyakitkan, tapi di balik semua itu pasti ada jalannya. Dia selalu mengajari ku banyak hal, yang paling aku ingat dia pernah mengatakan "rasa suka tidak harus dibalas dengan rasa suka." Dia lelaki yang dewasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Febriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

Di luar gerbang sekolah pria itu sudah menungguku. Aku sudah izin pulang duluan kepada Kezia. Dari lubuk hati ku, aku tidak tega meninggalkan Kezia sendirian, tapi apa yang bisa aku lakukan? Pacarku mengatakan dia akan menjemput ku.

Dikarenakan aku sudah terlanjur pacaran, aku akan menjalaninya dengan baik. Setelah aku pikir-pikir dengan baik, aku harus melakukan sesuatu yang menyenangkan ketika aku muda. Aku tahu aku tidak akan menikah dengan Victor. Di sisi lain, tidak ada salahnya mencoba pacaran. Aku bisa membuat hal ini sebagai pengalaman ku, supaya ketika aku berpacaran dengan Kevin, aku tidak terlalu bodoh, canggung, atau apalah.

"Ayo naik," ucap Victor dengan wajah yang sangat senang.

Aku naik ke motor Victor dengan perlahan. "Sudah. Ayo jalan." Aku memegang pundak Victor ketika Victor mulai menjalankan motornya. "Oh, ya, kamu tampak bahagia. Ada apa Victor? Apa kejadian hari ini membuat kamu sangat senang?"

Aku mendapat anggukan dari pria itu. "Iya. Semua mata pelajaran hari ini aku bisa mengikutinya dan di semua mata pelajaran, aku mendapat nilai 100. Keren, bukan?"

Aku memberikan tepuk tangan kepada pria itu. Walaupun nilai 100 tidak ada apa-apanya bagi ku, aku tetap harus mendukung orang lain. "Kamu keren! Selamat, ya, kapan-kapan kita belajar sama-sama."

"Serius? Boleh, lah. Kamu ada waktu? Jalan-jalan bentar mau?"

Rasa malas ku keluar lagi, aku sangat malas kalau perihal jalan-jalan, apalagi memakai seragam sekolah. "Sebentar saja, ya. Aku memakai seragam sekolah."

"Tidak apa-apa memakai seragam sekolah, orang-orang tidak akan tahu. Tidak akan ada yang peduli."

Aku mengerutkan keningku. Aku tidak terlalu suka jika ada yang berkata demikian. "Pemikiran kita berbeda, ya. Apa jangan-jangan kita memang tidak cocok dari awal?"

Victor melambatkan motornya. "Maksud kamu?"

"Seharusnya kamu mengerti."

"Ayolah Tarasya, hanya seragam sekolah. Ngapain takut sama hal begituan? Kamu tidak akan merusak nama baik sekolah kamu yang sangat terkenal itu. Lagipula kalian sangat berlebihan tidak boleh memakai seragam sekolah ketika berkeliaran."

"Kalau ngomong hati-hati, ya! Aku mau turun saja! Tidak perlu menjemput ku lagi!" Aku benar-benar kesal dengan omongan Victor. Dia seharusnya tidak berkata demikian. Tidak semua orang bisa diajak bercanda dengan hal serius begitu.

"Turun lah, motornya sedang jalan."

"Berhentikan dulu."

"Hentikan sendiri. Kalau kamu turun paling jatuh."

"Pulang saja, aku tidak mau berkeliling dengan kamu," ucapku dibarengi rasa kesal.

"Oh, ya sudah."

Victor memutar balikkan motornya ke arah berlawanan. Dia menancapkan gas. Aku tersenyum miring ketika dia melakukan hal itu. Dia pikir aku akan takut dan memeluknya? Mimpi saja dulu.

Seperti yang aku duga, dia sengaja rem mendadak. Biasanya cewek-cewek lain akan memeluk pengemudi, apalagi itu pacarnya. Kali ini aku berbeda, aku menahan badan ku agar tetap di posisi semula. Dia pikir aku ini wanita yang bodoh? Dia tidak tahu aku ini sangat mandiri.

Dia menurunkan aku di depan gerbang rumah. Aku mengucapkan terima kasih, kemudian dia pergi dari hadapan ku. Aku masuk ke rumah dengan perasaan yang tidak bersalah (memang aku tidak salah), aku melepas sepatu ku, lalu mendapati Mama sedang berdiri di depan TV.

"Sudah pulang?"

"Sudah, Ma."

"Yang ngantar kamu tadi siapa? Pacar kamu?"

Tentu saja Mama tahu, di gerbang kan ada CCTV.

"Iya, Ma, tapi Tarasya tidak terlalu menyukainya, keras kepala."

"Benarkah? Jalani saja dulu, kalau sudah bosan putuskan sayang."

Mama ini paling mengerti aku. "Tapi aku sudah bosan, Ma. Dia selalu ngambek dan marah-marah."

"Tunggu saja waktu yang tepat, lalu putuskan."

"Baiklah Mama, Tarasya mengerti. Ngomong-ngomong Mama tidak marah?"

"Mengapa Mama marah sayang? Anak muda biasa begitu. Mama pun dulu begitu. Yang penting kamu tidak melakukan hal yang dilakukan oleh orang dewasa. Kamu harus pintar jaga diri."

"Iya, Ma, pasti Tarasya lakukan."

Aku pergi ke kamar mengganti seragam sekolahku. Aku meletakkan tas ku dengan perlahan, menyusun dan merapikan pakaian ku, serta menggantung mereka. Handphone ku bergetar dari tadi, aku mengabaikan handphone ku yang bergetar. Aku tidak peduli siapa yang mengirim pesan. Saat ini aku sudah lapar, aku harus makan siang.

Aku turun ke lantai bawah. Aku pergi ke ruang makan dengan perut yang keroncongan. Mama tidak di ruang tamu lagi, Mama sudah berada di dapur. Mama membantu ku membuat makan siang ku. Bahkan Mama juga menemani aku makan siang.

Sudah lama aku tidak berdua bersama Mama seperti ini, aku merindukan momen indah ini. Biasanya ketika kami sedang berduaan, aku curhat kepada Mama tentang kejadian yang aku alami. Selain Kezia, Mama adalah teman curhat yang paling aku sukai. Mama lebih dewasa, pemikirannya lebih terbuka.

Mama tidak pernah marah jika aku salah mengucapkan sesuatu. Mama hanya menasihati aku dengan baik. Karena sikap lembut Mama, aku menjadi berani mengutarakan seluruh isi hati ku.

"Ma, dua orang dalam 1 hati, apa boleh?" tanya ku. Aku bertanya demikian karena di dalam hati ku ada dua orang yang harus aku jaga perasaannya.

"10 orang pun boleh. Asalkan kamu belum menikah maka semua akan baik-baik saja," jawab Mama dengan ekspresi bercandanya.

"Jadi, Victor dan Kevin boleh berada dalam hati Tarasya?"

"Sayang, kamu harus pilih salah satu, jangan terlalu serakah. Kamu sekarang sudah besar, sudah bisa memilah yang baik dan yang buruk. Jika Mama jadi kamu, Mama akan memilih Kevin. Bukan karena Kevin tampan, selain tampan Kevin juga pintar, baik, taat kepada Tuhan, taat kepada orang tua, tidak sombong, dan masih banyak hal baik lainnya. Mama tidak akan memilih Victor, apalagi wajahnya terlihat seperti buaya. Walaupun Victor pintar seperti yang kamu katakan, Mama tidak akan tertarik kepadanya."

"Aku putus dengan Victor saja boleh, Ma?"

"Jangan sekarang."

"Kenapa?"

"Sudahlah, dengarkan saja Mama."

Aku mengangguk. "Mama tahu, tadi di kelas ku ada pria yang sangat nakal. Katanya aku adalah wanita jahat, seharusnya aku lebih memilih Kevin dari pada Victor, tapi hal itu sudah terlanjur."

Mama tersenyum aneh. Mengerikan. "Jangan-jangan pria itu suka sama kamu."

"Suka apa, Ma? Dia mengidolakan Kevin, bukan aku."

"Dekati Kevin dulu, lalu kamu," goda Mama.

Aku tertawa kecil. "Tidak mungkin, Ma. Dia tidak suka dengan Tarasya kok. Dia hanya ganggu saja tadi, terus buat Tarasya kesal. Biasa kok anak cowok seperti itu."

"Ya, habisnya kamu cantik dan pintar sih, Tar. Siapa cowok yang tidak tergoda sama kamu?"

"Mama apasih, jangan begitu Mama. Tidak ada cowok yang suka sama Tarasya. Tarasya ini seperti anak jalanan."

"Tidak ada yang suka? Kamu bercanda? Mama tahu kamu sudah banyak menolak cowok. Kamu sekarang sangat mirip dengan Mama waktu Mama SMA."

"Beda Mama."

"Sama. Dulu juga banyak yang suka sama Mama kok, tapi Mama tolak semua."

"Mama kan jual mahal."

"Kamu ini lah. Kamu adalah jiplakan Mama."

"Tidak," ucap ku. Aku menjulurkan lidah kepada Mama. Mama tertawa dan menjitak kening ku dengan pelan. Tidak ada rasa sakit, kami tertawa bersama.

1
Shoot2Kill
Ceritanya luar biasa, author semangat terus ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!