NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Mimpi

Jodoh Jalur Mimpi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta Murni
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mrs.Ozora

Diandra rukmana, gadis cantik yatim piatu, seorang guru bahasa indonesia, di sekolah dasar di kota M.
Berulang kali bermimpi dilamar oleh lelaki yang belum dia kenal.
Bagaimana jadinya jika dia bertemu dengan lelaki yang selalu ada di dalam mimpinya, bagaimana awal pertemuan mereka.
Akankah mereka berjodoh di dunia nyata.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs.Ozora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Pagi ini Irul tengah bersiap, ia akan datang ke perusahaannya yang cukup lama ia tinggal, selama ini ia hanya memantau perusahaan lewat sekretaris sekaligus asisten pribadinya yang bernama Raka bumi.

Ada sepupunya juga yang ia tunjuk menjadi direktur.

Selama ia tidak masuk kantor, maka perusahaan di pegang sepenuhnya oleh sepupunya yang bernama Rifky Darmawan, Irul dan kakak sepupunya hanya berbeda 2 tahun

Sebelum berangkat ke kantor Irul menghubungi calon istrinya terlebih dahulu, Dian pun menyemangati sang calon suami.

Sedangkan di perusahaan sudah heboh dengan berita sang CEO yang akan datang. Setelah hampir 2 tahun Irul tak menginjakkan kaki di perusahaannya.

Semua karyawan baru yang masuk setelah Irul istirahat panjang dari perusahaan tentu penasaran dengan tampang bos mereka.

"Kira kira gimana ya wajahnya ceo perusahaan ini". Ucap salah satu karyawan.

"Pak Rifky aja gantengnya ngga ketulungan, apa lagi ceo kita, karna yang aku denger pak rifky itu kakak sepupunya ceo kita guys". Jawab karyawan yang lain.

"Tapi menurutku pak Raka lebih tampan". Ucap karyawan bernama Laura, malu.

Pukul 08.00 pagi, Irul sudah sampai di perusahaan, di lobby kantor sudah ada sang sekretaris yang menunggu kedatangannya.

"Selamat pagi pak, selamat datang kembali di perusahaan, pak Rifky sudah menunggu bapak di ruangan bapak". Ucap Raka dengan sedikit membungkuk.

"Terimakasih Ka, kalo gitu kita langsung ke ruangan saya saja". Ucap Irul.

Irul berjalan memasuki perusahaan dengan wajah dinginnya, semua karyawan yang melihatnya menundukkan pandangan mereka, tak ada yang berani menatap wajah Irul dari dekat.

Raka berjalan di belakang Irul. Raka sosok yang tegas, meski dia tak sedingin Irul, tapi tak ada wanita yang berani mendekatinya.

Irul dan Raka naik ke lantai 10 dengan menaiki lift khusus ceo dan direktur.

Di lantai 10 hanya ada ruangan Irul, ruangan Rifky, dan juga ruangan Raka. Raka di beri ruangan pribadi karna asisten pribadi Irul, sedangkan sekretaris Rifky berada di depan ruangan pribadinya.

Sesampainya di ruangan pribadinya, Irul melihat Rifky yang duduk di sofa dengan seorang wanita sexy yang duduk di sampingnya.

"Selamat pagi bang". Sapa Irul sambil mendekati sepupunya.

"Akhirnya kamu balik ke perusahaan juga dek, apa kamu sudah bosan menjadi pegawai sipil". Ucap Rifky lalu memeluk Irul.

"Tck abang tau kan alasan aku balik, aku bukannya bosan". Jawab Irul kesal.

Rifky tertawa mendengar ucapan adik sepupunya, dia tau bagaimana adiknya ini begitu ingin bekerja di kelurahan, menjadi seorang Lurah memang cita cita sang adik sejak kelas 3 SD.

"Iya iya abang tau, oia Rul kenalkan, ini sekretaris abang, namanya Salsa Azizah". Ucap Rifky.

Irul langsung menatap Salsa datar, ia menilik pakaian Salsa yang menurutnya sangat kekurangan bahan.

Bisa bisanya abangnya ini merekrut sekretaris seperti Salsa, pikir Irul.

"Selamat datang pak". Ucap Salsa sambil menyodorkan tangannya.

"Ya terimakasih". Jawab Irul dingin.

Salsa yang melihat Irul seperti tidak ada niat untuk meraih tangannya segera menarik tangannya dengan senyum pahit.

Rifky yang melihat sang adik yang tidak berubah hanya menggelengkan kepalanya.

"Baiklah Salsa, kamu boleh kembali ke meja kamu, saya masih mau mengobrol dengan adik saya". Ucap Rifky kepada sekretarisnya.

"Baik pak, kalo begitu saya permisi". Ucap Salsa.

Sebelum keluar dari ruangan pribadi Irul, Salsa melirik sedikit ke arah Irul yang tidak memandangnya sama sekali.

"Abang nemu sekretaris modelan gitu dimana sih bang, liat tuh pakaiannya seperti bukan pekerja kantoran, lebih ke wanita malam". Ucap Irul sarkas.

"Abang sudah pernah kasi tau dia buat ubah pakaiannya dari pertama dia masuk kerja, tapi dia tidak berubah hingga sekarang abang sudah terbiasa, yang penting kerjanya bagus Rul". Ucap Rifky.

"Apa kak Tiara ngga pernah cemburu sama sekretaris abang dan apa abang tidak pernah tergoda". Tanya Irul.

"Awal awal iya kakak ipar kamu cemburu, tapi abang selalu jujur dan abang selalu bersikap profesional dalam bekerja, kamu tau sendiri bagaimana perjuangan abang saat mengejar kakak iparmu itu, mana mungkin abang membuat ulah yang akan membuat abang menyesal". Jawab Rifky.

"Aku percaya sama abang". Ucap Irul.

"Oia kapan kamu akan main kerumah, apa kamu tidak merindukan ponakan manja kamu". Tanya Rifky.

"Tentu aku sangat merindukan Zahra, tapi aku akan ke rumah abang setelah menikah nanti, aku akan ajak Dian". Jawab Irul.

"Baiklah, kalo begitu abang akan kembali ke ruangan abang, selamat bekerja pak ceo". Ucap Rifky.

Irul hanya memutar bola matanya malas.

Rifky pun berdiri dari duduknya, lalu menepuk bahu Irul sebelum ke luar dari ruangan sang adik.

"Saatnya menjalani hari bersama tumpukan kertas". Gumam Irul.

Irul berjalan menuju kursi kebesarannya.

"Apa hari ini kita ada pertemuan dengan klien Ka". Tanya Irul.

"Tidak ada pak, hari ini bapak hanya perlu menandatangani beberapa berkas saja". Jawan Raka.

"Baiklah, kamu boleh ke ruangan kamu, kalo saya ada perlu akan saya panggil". Ucap Irul.

"Baik pak kalo begitu, permisi". Ucap Raka.

"Oke, mari kita hadapi tumpukan kertas ini, hufft jadi kangen sama Dian". Gumam Irul.

Irul langsung mengeluarkan ponselnya yang dia simpan di saku celananya. Irul menelfon Dian untuk mengobati rasa rindunya.

Setelah telfonnya tersambung, terdengar suara lembut dari sebrang sana.

"Assalamu'alaikum mas, mas sudah sampai kantor". Tanya Dian.

"Wa'alaikumussalam sayang, iya sayang mas udah di kantor, tapi mas lagi kangen sama kamu sayang". Jawab Irul.

"Aku juga kangen kok sama mas, mas sabar yah". Ucap Dian.

"Kamu bisa ke kantor mas ngga sayang, mas mau makan siang buatan kamu". Ucap Irul.

"Ya ngga bisa dong mas, kalo mas mau makan masakan aku, nanti aku minta supir buat bawain kamu makan siang gimana". Ucap Dian.

"Ya kan mas mau ketemu kamu juga sayang, mas kangen sama kamu". Ucap Irul dengan nada manja.

"Tahan sebentar lagi ngga bisa apa, kamu nih bukannya fokus kerja malah gangguin calon mantu ibu terus". Ucapan bu Ida membuat Irul terkejut.

"Sayang kamu lagi sama ibu yah, telfonnya ngga kamu loudspaker kan sayang, kok ibu bisa denger sih". Tanya Irul.

"Risa sama Aini juga denger loh bang". Ucap Risa menggoda Irul.

"Sayang, udah dulu yah, mas harus kerja sekarang, kamu baik baik yah di rumah, I miss you sayang". Ucap Irul lalu langsung memutuskan telfonnya.

Irul menarik napas pelas.

"Gila, malu banget gue, Dian juga ngga ngomong lagi". Gumam Irul.

Irul mengusap wajahnya kasar. Setelah mulai tenang, dia fokus mengerjakan pekerjaan yang sudah menunggu sedari tadi.

Sedangkan di rumah Irul, ketiga wanita yang berbeda usia itu menertawakan tingkah Irul, Dian ikut malu dengan tingkah calon suaminya.

"Ibu ngga nyangka anak ibu bisa bersikap semanja itu sama kamu nak". Ucap bu Ida kepada Dian.

"Biasalah bu kalo singa ketemu pawangnya". Ucap Aini yang lagi lagi mengundang tawa bu Ida dan Risa.

"Apa sih Ni". Ucap Risa dengan wajah yang sudah memerah karna malu.

"Cie pawang singa ikut malu". Ucap Risa tertawa.

Dian menepuk lengan Risa pelan, mereka semua lalu tertawa.

"Kalian ngga mau jalan keluar nak, nanti biar di antar supir, ibu ngga izinin kalo kalian naik mobil bertiga tanpa di antar". Ucap bu Ida.

"Ngga bu, besok aja jalan ke mallnya, Risa sama Aini mau belanja baju, soalnya kita kan ngga bawa baju banyak". Ucap Risa.

"Kalo gitu gimana kalo kalian ikut aku sama bi Nining ke pasar tradisional disini". Tanya Dian.

"Wah boleh tuh, yuk lah kapan kita berangkat". Jawab Aini dengan semangat.

Bu Ida tersenyum menatap ketiga wanita itu, bu Ida seperti mempunyai anak perempuan.

"Ya udah kalian ikut bi Nining aja, nanti minta antar sama sopir ya Di, ibu mau masuk kamar dulu ya nak". Ucap bu Ida.

"Iya bu, ibu istirahat aja yah bu". Ucap Dian.

Bu Ida hanya mengangguk lalu berjalan masuk ke kamarnya, sementara ketiga wanita itu menunggu bi Nining yang entah mengerjakan apa di dapur.

"Eh aku ke kamar dulu yah ambil dompet, kalo bi Nining keluar kalian bilang aja kalo kita bakalan ikut ke pasar". Ucap Dian kepada kedua sahabatnya.

Tak lama setelah kepergian Dian, bi Nining pun keluar dari arah dapur, sepertinya sudah siap akan pergi ke pasar.

"Bi Nining mau ke pasar yah". Tanya Risa.

"Iya non, bibi mau belanja keperluan dapur". Jawab bi Nining.

"Tunggu Dian bentar ya bi, Dian lagi ambil dompet di kamar, kita bertiga mau ikut bi Nining ke pasar, boleh kan bi". Tanya Aini.

"Boleh dong non". Jawab bi Nining tersenyum sopan.

Tak lama Dian pun datang dengan dompet yang berada di tangannya.

"Maaf, Dian lama ya bi". Tanya Dian.

"Ngga kok non, kita berangkat sekarang aja non, kalo agak siang nanti terlalu rame di pasar, nanti non pada ngga nyaman". Ucap bi Nining.

"Kalo gitu ayo bi, kita minta antar sopir berangkatnya yah". Ucap Dian.

Mereka pun keluar, Dian mendatangi pak sopir untuk minta di antar ke pasar.

"Jaraknya ternyata deket yah". Ucap Risa setelah mereka sampai di pasar.

"Iya non, biasanya kalo bibi sendiri perginya jalan kaki, nanti pulangnya baru naik becak". Jawab bi Nining.

Mereka semua pun turun dari mobil dan masuk ke dalam pasar dengan bi Nining yang berjalan lebih dulu.

"Di, kita beli bahan kue juga yah, kita bikin kue yuk, kue brownis sama kue kering gimana". Ucap Risa.

"Boleh, ibu juga suka makan kue kering, asal ngga terlalu manis". Ucap Dian.

Mereka berkeliling pasar mencari semua bahan yang akan Dian masak, hari ini Dian yang akan memasak, karna dia ingin memasakkan makanan kesukaan Irul dan meminta pak sopir untuk membawakannya ke kantor.

Setelah semua terbeli, mereka langsung pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Dian langsung memasak, dia tidak ingin terlambat membawakan makan siang untuk Irul.

Bi Nining hanya bertugas mengambilkan Dian bahan yang akan di masak dan mencucinya, sedangkan untuk masalah bumbu dan memasak, semua Dian yang kerjakan.

Dian langsung mengirim pesan singkat kepada Irul setelah semua masakannya siap.

"Mas, sebentar lagi supir akan ke kantor nganterin makan siang mas, aku udah masakin makanan kesukaan mas, semoga mas suka, I miss you sayang". Tulis Dian.

"Pak, ini tolong di antar ke kantornya mas Irul yah pak, Dian udah kasi tau mas Irul". Ucap Dian sambil menyodorkan paperbag yang berisikan kotak makan siang Irul.

"Baik non, kalo begitu bapak pergi dulu non". Pamit pak Asep.

"Hati hati ya pak". Ucap Dian dengan sopan.

Sedangkan di kantor, Irul masih berkutat dengan tumpukan kertas. Saking sibuknya, dia sampai belum mengecek ponselnya.

Ketukan pintu terdengar dari luar, masuklah Raka setelah di persilahkan masuk.

"Ada apa Ka". Tanya Irul.

"Resepsionis bilang di bawah ada yang mengaku supir keluarga bapak, namanya pak Asep pak". Jawab Raka.

Irul menaikkan satu alisnya bingung, ada apa pak Asep mendatanginya di kantor, apa telah terjadi sesuatu di rumahnya, pikir Irul. Dengan panik Irul pun langsung turun ke lobby menemui pak Asep.

"Pak Asep, ada apa pak, apa terjadi sesuatu di rumah". Tanya Irul panik.

Pas Asep yang melihat kepanikan majikannya merasa takut, dia takut melakukan kesalahan dengan datang ke kantor tanpa memberi tahu terlebih dahulu, tapi bukankah calon istri dari majikannya ini sudah memberi pesan, pikir pak Asep.

"Maaf den, di rumah tidak terjadi apa apa, non Dian memerintahkan saya untuk membawakan Aden makan siang, kata non Dian sudah mengirim pesan". Jawab pak Asep takut.

Irul menepuk jidatnya, saking sibuknya dia sampai tidak memperdulikan ponselnya, apa ponselnya dalam mode silent, gegas Irul langsung meraba saku celana dan kantong jasnya, tapi tak ada ponselnya, apa ponselnya di meja kerjanya, pikir Irul.

"Maaf pak, saya tidak tau ada pesan dari Dian, sepertinya ponsel saya dalam mode diam, baik pak terimakasih, nanti saya telfon Dian langsung". Ucap Irul.

"Kalo begitu saya permisi untuk pulang den". Pamit pak Asep.

"Pak Asep hati hati bawa mobilnya ya pak". Ucap Irul.

Setelah kepergian pak Asep, Irul langsung kembali keruangannya di ikuti oleh Raka yang sedari tadi mengikutinya.

Sesampainya di ruangannya, Irul langsung mengecek ponselnya, benar saja, ada pesan dari Dian yang belum dia buka.

Irul pun langsung menelfon calon istrinya.

"Assalamu'alaikum sayang". Sapa Irul setelah telfonnya tersambung.

"Wa'alaikumussalam mas, kamu sudah terima kiriman dari aku". Tanya Dian.

"Iya sayang, maaf yah mas baru buka pesan dari kamu, mas tadinya panik banget pas tau ada pak Asep dateng ke kantor, mas kira terjadi sesuatu sama kamu atau ibu". Ucap Irul.

"Hmm baru pertama kerja aja mas udah mengabaikan pesan dari aku". Ucap Dian sedih.

"Sayang, maaf bukan seperti itu, ponsel mas dalam mode diam, makanya mas ngga denger ada pesan masuk, maaf ya sayang". Jawab Irul panik.

Irul terbiasa saat kerja dia akan fokus dengan pekerjaannya dan men setting ponselnya dalam mode diam, itu kebiasaannya sebelum ada Dian di hidupnya.

"Iya, tapi lain kali aku ngga akan mudah maafin kalo mas mengabaikan aku loh". Ucap Dian.

"Iya sayang iya, kamu udah makan siang belum sayang". Tanya Irul.

"Udah mas, sekarang aku lagi mau bikin kue sama Risa dan Aini, mau bikinin ibu kue kering juga". Jawab Dian.

"Wah pasti ibu senang, tapi ingat kue yang buat ibu jangan terlalu manis ya sayang". Ucap Irul.

"Iya mas, ya udah mas lanjut kerja gih, jangan lupa makan siang dulu ya mas, aku juga mau mulai bikin kuenya". Ucap Dian.

"Oke sayang, hati hati yah bikin kuenya, salam buat ibu, kalian baik baik yah di rumah". Ucap Irul.

Setelah mengobrol.

Irul pun membuka kotak makan yang di kirim oleh Dian untuknya, tercium bau nikmat dari masakan calon istrinya. Irul pun makan dengan lahap lalu melanjutkan pekerjaannya.

1
Yani
Cepat halallin Rul
Yani
Ternyata Aini sama Farel
Yani
Dian cemburu
Yani
Aku kira Dian pake ternyata engga ya?
Yani
Mas apa abang 😊
Yani
Layanya sama ada hati ni
Yani
Jangan dingin" bang
Yani
Apakah jodohnya Dian?
Yani
Seru kauanya
Mrs.Ozora: selamat membaca kak
total 1 replies
Yani
Mampir ah...
Mrs.Ozora: boleh dong kak
total 1 replies
nis_ma
semangat berkarya, kak 🔥
Mrs.Ozora: terimakasih kak🙏
total 1 replies
Joanita Missella
salam kenal dari malaysia..suka baca cerita ini../Smile/
Joanita Missella: dari sarawak
nis_ma: dari negeri mane KK?
total 3 replies
Maito
Bukan main bagusnya.
Mrs.Ozora: Alhamdulillah, terimakasih kak dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!