NovelToon NovelToon
Terlambat Menyadari

Terlambat Menyadari

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Berbaikan / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Anissa Ruth

Kisah gadis yang jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu cintanya di balas saat itu juga hidupnya bahagia. Ketulusan dan kelembutan dalam menjalani hubungan membuat pasangannya merasa seenaknya. Sifat pemaaf yang di miliki Melati membuat laki-laki itu mengulangi kesalahan terus-menerus. Namun, gadis itu senantiasa memaafkan karena hatinya hanya untuk Rafaly Thamana.

"Tolong beri aku kesempatan."

"Bertahanlah sedikit lebih lama, sampai aku bisa menerima dirimu kembali."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anissa Ruth, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Tolak Raf

Melati yang tadinya belum kepikiran, sekarang mulai berpikir, apa ini rencana Sabil buat rebut Raf? Ya, Melati yakin. Gadis itu melihat kaki Sabil seperti baik-baik saja. Tenang, dengan menahan emosi, dia mengikuti dulu permainan dari musuhnya.

“Raf bantu Sabil, gendong dia, kakinya sakit, kasihan.”

“Hah?” Raf sempat bingung, gak salah apa, Melati menyuruhnya gendong Sabil. Kedua kalinya Melati berkata seperti tadi, akhirnya Raf menurut. Laki-laki itu menurunkan Sabil di parkiran, mendudukan di atas jok motor.

“Makasih, Raf, Mel.” Sabil berterima kasih. Sementara Melati, dia tersenyum ramah, sudah menyangka bahwa itu adalah rencana atau taktik untuk membuat Raf terkesan. Melati menanggapinya dengan ramah, gadis itu mengekspresikan wajahnya seolah-olah senang dengan kehadiran Sabil.

“Ke sini sama siapa, Bil?” Melati bertanya basa-basi. Sabil menjawab, dia mengatakan kalau ke sini bersama temannya, tapi mereka sudah pulang duluan. Keduanya terus mengobrol, Raf hanya menyimak.

Lama-kelamaan kaki Sabil kembali terasa sakit meski tadi sempat hilang sakitnya.

“Aku mau pulang duluan, Mel. Kaki aku sakit banget.”

“Mau pulang sama siapa?”

“Bisa pesan taksi, kok."

Jawaban Sabil menyakinkan Melati yang khawatir, padahal yang dilakukan Melati itu bohongan, dia sama sekali tidak khawatir, gadis itu menyangka sakit kakinya juga bohongan. Jadi bisa dibilang akting yang dilakukan Melati pura-pura peduli pada Sabil.

“Eh, jangan pake taksi, Bil. Gimana kalau diantar sama Raf aja.”

“Aku?” tanya Raf, gadis itu mengangguk. “Gak, ah. Pake taksi aja kan bisa. Lagian aku maunya antar kamu bukan dia.” Tolakan dari Raf memudarkan senyuman Sabil yang tadi sempat senyum lebar karena ucapan Melati.

“Kok gitu, sih, Raf. Sabil sahabat aku, kasihan dia lagi sakit. Kamu antar dia pulang.”

“Terus kamu pulang sama siapa?”

“Aku bisa telepon Dity, dia pasti ke sini jemput aku.”

“GAK! Nanti gimana pandangan Dity sama aku?”

“Tenang aja, Dity bisa diatur.”

Raf tidak menjawab, agaknya dia kesal, memalingkan wajah. Sementara Melati, dia sengaja ingin menguji Raf, apakah laki-laki itu akan mengantar dirinya atau Sabil. Melati terus menyuruhnya, menyakinkan kalau dirinya tidak apa-apa jika Raf mengantarkan Sabil. Namun, Raf tetap dengan pendiriannya, dia tidak mau mengantar Sabil.

“Ayolah, Raf. Antar aku sekali aja, Melati juga yang suruh.”

Sabil kali ini yang bicara, sepertinya gadis itu memang mengharapkan diantar Raf. Sementara Melati, dalam hatinya terus berdoa, agar Raf tetap pada pendiriannya. Sebenarnya dia tidak rela pacarnya antar Sabil pulang. Tadi juga dia sakit hati melihat Raf gendong Sabil. Tapi, dia yakin laki-laki itu akan setia padanya.

“Ayo antar aku, Raf. Itu Melati dari tadi udah maksa kamu buat anterin aku.”

“DIAM! GAK USAH NGOMONG LAGI. LEBIH BAIK PULANG SANA SENDIRI!”

Untuk pertama kalinya Raf membentak, dia sudah pusing nggak mau dipaksa. Sabil sangat terkejut berbeda dengan Melati yang tersenyum, ternyata Raf benar-benar menyayanginya, pikirnya. Segera laki-laki itu meraih helm memakaikan pada Melati.

Setelahnya mereka melaju dengan motor dan meninggalkan Sabil seorang diri. Sungguh saat ini Melati sangat happy, rencana Sabil gagal. Dalam perjalanan tidak hentinya dia tersenyum, memeluk Raf dengan penuh kasih sayang.

Sementara Sabil, gadis itu kesal bukan main, sakit hati ditinggalkan sendiri. Beberapa umpatan kasar keluar dari mulutnya, dia kesal, dia marah. “Sialan! Kenapa susah banget dapetin cowok itu?” Gadis itu mulai berpikir kembali merencanakan sesuatu, setelahnya pergi naik taksi.

Sampai di rumah, tiba-tiba hujan deras melanda kota ini, untungnya sudah sampai bagaimana kalau belum, bisa dipastikan mereka akan kehujanan. Tapi, sekarang Raf yang bingung, bagaimana cara dia pulang, tidak mau jika harus basah-basahan, jadi memutuskan menunggu hujan reda dengan ditemani Melati dan secangkir teh hangat juga cemilan.

Duduk di ruang tamu berdua, berbincang sambil menunggu hujan reda, tetapi sudah satu jam lamanya hujan tidak juga berhenti.

Ibu datang ikut duduk bersama mereka, kedua tangan yang sedang bertautan kini terlepas setelah kedatangan Ibu. Melati sangat malu sekarang hanya bisa menunduk. Berbeda dengan Raf, dia tersenyum manis dan membuka percakapan pertama kali.

“Hujannya, kok, gak berhenti, ya? Aku udah lama di sini, gak enak sama Ibu, malah ngerepotin.”

“Biasanya kalau hujan gini suka lama, bisa jadi semalaman gak akan berhenti. Yaudah nginep aja.” Ibu menjawab dengan senang hati. Raf langsung menolak halus, dia berpikir bukan siapa-siapa di rumah ini, tapi makin ngerepotin. Tidak pikir panjang laki-laki itu memilih pulang saja, walaupun hujan masih belum reda.

Hendak pulang dan berpamitan laki-laki itu tetap tidak mau menginap meski Melati dan Ibu sudah menyuruhnya, mereka khawatir, keadaan di luar hujan sangat deras. Saat Raf bangun dari duduk, terdengar ketukan pintu.

Mereka saling pandang siapa yang bertamu malam-malam, langsung saja Ibu membuka pintu, alangkah terkejutnya ternyata Anak sendiri dengan baju sedikit basah.

“Dity kamu dari mana? Malam-malam begini keluyuran. Ayo cepat masuk,” titahnya setelah memeluk dan mencium kening anak bungsunya. Khawatir? Tentu saja, Ibu mana yang tidak khawatir lihat anak seperti ini, kedinginan dan rambut sedikit basah.

“Jawab! Kamu dari mana, Dity?” Kali ini Ibu marah karena Dity tidak berpamitan ketika pergi ditambah sekarang laki-laki itu tidak menjawab pertanyaan darinya. Menunduk yang kini Dity lakukan, dia memang salah, tidak minta izin terlebih dahulu.

“Tadi ada pertandingan dadakan. Maaf, aku gak sempat minta izin sama Ibu.”

“Gak sempat? Emangnya minta izin butuh waktu berapa lama? Sampai kamu gak sempat?”

1
Atha Diyuta
sbar sbar
Amelia
wong anak Pak pir ikih😀😀
Amelia
hahaha mision completed😀😀
Amelia
kan ada kuman tengil nanti nular🤭🤭
Amelia
hahaha ada yang cemburu 😀😀
Elfrida Nahak
lanjutkan
Amelia
hahaha jail nya pool😀😀
Amelia
hahaha tom and Jerry 😀😀
Amelia
adiknya random banget 🤭🤭
Amelia
eh kalau orang marah nya diam malah menakutkan loh😀😀
Amelia
ngambek kan😀😀
Amelia
jangan sedih tumbang satu datang sepuluh ribu 😀😀
Putri Galuh
cinta boleh, bodoh jangan
kayaknya gampang nih deketin melati lagi, yg seru dong thor buat balesan si Rafnya masak langsung mapan aja
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Anissa Ruth: Terima kasih
total 1 replies
Putri Galuh
htor ketemuin pas melati udah jadi janda aja biar impas
Anissa Ruth: /Rose/
total 1 replies
Amelia
sahabat nya paket komplit ❤️❤️❤️
Anissa Ruth: iya komplit banget
total 1 replies
Atha Diyuta
ih ngri siapa tuh
Aidha Dhum
Keren kak🤗😍 jangan lupa mampir karyaku juga, mohon suportnya untuk penulis baru ini🙏🥰
Aidha Dhum: MasyaAllah makasih kak.🤗
Anissa Ruth: Sudah kak
total 2 replies
Anissa Ruth
Mantap. seru sekali
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!