Senja, seorang gadis yang cantik dan ceria, dia malah jatuh cinta dengan Om nya sendiri, adik dari Ayahnya. Perasaan cinta Senja tumbuh saat dia duduk di bangku putih biru, dengan kata lain Om nya sendiri yang bernama Krisna adalah cinta pertamanya.
Krisna atau Senja sering memanggil namanya Om Kiss adalah lelaki tampan, tegas dan sederhana. Dia benar-benar menyayangi Senja sebagai seorang keponakan kesayangannya. Sedari bayi Nenek dan Krisna lah yang mengasuh Senja karena Mama Senja memutuskan untuk tetap bekerja.
Di saat Senja sudah pasrah dan rela melepaskan Krisna, dia malah mengetahui fakta yang sebenarnya. Hal itu membuat Senja menjadi lebih terobsesi dengan Om Kiss kesayangannya. Bahkan dia menjebak Krisna agar menikahinya, berhasilkah Senja mendapatkan hati Krisna?
"Om Kiss, kiss Senja dong!"
"Ogah, najis cium bocil"
"Ih jahat banget sih Om mulutnya"
"Baru tau kamu? Kamu kan yang jebak Om buat nikahin kamu!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyimas Aksara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17 SEMANIS RASA DURIAN
Selesai sarapan Senja di ajak oleh Krisna ke kebun cengkeh, kebetulan kali ini sedang panen. Saat ini Senja memakai kaos panjang dan celana jins panjang, dia juga dipakaikan topi oleh Krisna. Sepanjang jalan Senja menggenggam tangan Krisna dengan erat.
Begitu sampai ke kebun ternyata ada rombongan ibu-ibu yang sedang beristirahat, mereka merupakan buruh pemetik cengkeh. Ada juga Dewi dan Asri serta kedua kakak ipar Krisna. Mereka menyambut Senja dan menyuruh Senja bergabung bersama mereka.
"Wah cantik banget, bening ini calon istri Krisna?" Tanya seorang ibu-ibu.
"Dia keponakan Krisna, cucunya Pak Darto." Jawab Dewi.
"Wo alah pantesan cantik banget ya. Namanya siapa cah ayu?" Tanya seorang ibu-ibu yang lain.
"Saya Senja, em, eh Om Senja manggilnya apa ya?" Tanya Senja, dia memang benar-benar bingung harus memanggil apa. Lagi-lagi semua menertawakan Senja.
"Panggil Ibu aja Senja, gak apa-apa gak usah malu-malu. Masih sekolah?" Tanya seorang ibu-ibu lagi.
"Senja kuliah Ibu, semester 6 sekarang baru magang." Jawab Senja.
"Senja nempel banget sama kamu ya Kris? Kuat kamu di tempelin yang cantik dan bening begini. Seksi juga loh Senja." Goda seorang Ibu-ibu.
"Walah bukan lagi nempel mereka tuh, semalem Krisna ngipasin Senja malah sampe ketiduran berdua." Jelas Dewi, Kakak Krisna.
"Loh gak kegoda Kris?" Kekeh Asri, kakak Krisna.
"Walah Mbak, dari kecil juga yang gantiin diapers Senja juga Krisna, yang mandiin juga Krisna, udah biasa Mbak Krisna." Jawab Krisna.
"Hahaha, kayak anak sendiri jadinya ya Kris." Goda seorang ibu-ibu yang lain.
Setelah mereka cukup beristirahat, mereka melanjutkan kegiatan mereka memetik cengkeh. Senja juga diajari oleh Krisna cara memetik cengkeh, Senja sangat menikmati kegiatannya di desa Krisna.
Setelah itu Krisna mengajak Senja ke kebun durian, mereka mencari durian yang sudah jatuh dan memakannya. Senja lagi-lagi menyukai durian dan memakannya dengan lahap.
Melihat bibir Krisna yang belepotan durian Senja iseng mendekati bibir Krisna dan menjilatinya "Wah tambah manis." Kekeh Senja.
Krisna yang baru saja tersadar langsung membalas Senja, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Senja lalu menjilat bibir Senja "Iya beneran manis ternyata." Kekeh Krisna.
Senja tentu saja senang dia langsung duduk di pangkuan Krisna menghadap Krisna, lalu mengambil 1 biji durian dan mengoleskan durian itu ke sekitar bibir Krisna dan "cup" Senja lagi-lagi menjilati bibir Krisna.
Krisna yang terbawa suasana langsung melumat bibir Senja dari bawah dan ke atas, begitu juga sebaliknya Senja menikmati bibir Krisna dengan rakus karena bibir Krisna terasa manis akibat mereka makan durian bersama-sama. Lidah mereka saling bertemu, saling saling tarik menarik dan juga saling bertukar saliva. Seperti dua anak kecil yang sedang berebutan mainan, itulah yang terjadi diantara keduanya saat ini.
Sepi dan sunyinya daerah sekitar kebun durian, serta semilir angin membuat mereka lupa diri. Kedua orang yang seharusnya berstatus sebagai om dan keponakan ini justru saling berciuman dengan intim, bahkan Krisna meremas pantat Senja. Tidak hanya itu Senja juga bergerak-gerak menggoyangkan pinggulnya hingga bagian intim mereka bergesekan meski mereka masih memakai pakaian mereka secara lengkap.
Sesekali Senja mendesah dengan lirih saat berganti posisi menggerakkan kepalanya dari miring ke kanan ke miring kekiri. "Eemmhh iiissshhh" jari lentik Senja juga menjambak rambut Krisna sesekali mengelus leher Krisna sehingga membuat Krisna semakin bergairah.
Sayup-sayup terdengar suara rombongan ibu-ibu yang mungkin dari kebun cengkeh. Krisna langsung menghentikan ciumannya dan mendorong Senja "bruk" kepala belakang Senja terbentur dengan lantai kayu pondok tempat mereka berteduh.
"AAAAWWWWW SAKIT BANGET OM KISS" Teriak Senja, dia benar-benar kesakitan, kepala belakangnya terbentur dengan keras.
Ibu-ibu yang mendengar suara teriakan Senja langsung berlari menghampiri Krisna dan Senja yang ada di pondok, sementara Krisna langsung menolong Senja dan mengelus elus kepala belakang Senja. Wajah Krisna dan Senja tampak memerah, itu karena mereka tadi benar-benar merasa bergairah.
"Maaf ya Nja, maafin Om, Om kaget soalnya takut ketahuan nanti." Ucap Krisna.
Akhirnya rombongan ibu-ibu datang "Eh kenapa Senja? Kamu tadi teriak sakit, apa yang sakit?" Tanya Dewi, Kakak Krisna, wajahnya tampak khawatir.
"Gak apa-apa Tante, Senja kejeduk lantai kayu ini loh, tadi di dorong Om Kiss." Cicit Senja.
"Enak aja Om gak dorong kamu, kamu yang kepleset sendiri Nja tadi." Dusta Krisna.
"Aduh Mbak kirain kenapa Kris, ya udah yuk pulang udah sore." Ajak Asri, Kakak Krisna.
Akhirnya mereka pulang bersama-sama dengan rombongan ibu-ibu pemetik cengkeh. Karena kepala Senja masih sedikit sakit dan memang jarak kebun ke rumah cukup jauh, Senja merasa kecapean dan minta di gendong oleh Krisna.
"Om, gendong Senja Om. Senja capek!" Renggek Senja.
"Hah kau ini, merepotkan." Jawab Krisna, meski begitu Krisna langsung berjongkok, lalu Senja naik ke atas punggungnya, Senja di gendong di belakang tubuh Krisna.
Sementara para ibu-ibu menertawai tingkah manja senja kepada Krisna dan menggoda mereka berdua. "Ya ampun Senja lucu banget ya sama Krisna bener-bener lengket. Itu kalau di tinggal nikah sama Krisna gimana Nja?" Goda Dewi.
"Om Kiss gak boleh nikah Tante Dewi, kecuali sama Senja. Iya kan Om?" Jawab Senja.
"Dih ogah Nja, capek nikah sama bocil manja kayak kamu." Jawab Krisna.
"Jangan gitu Kris, nanti kalau Senja gak nempelin kamu nanti kamunya yang rindu loh Kris. Sesuatu yang sudah sering di samping kita kalau pergi itu baru terasa kehilangan." Ujar Asri.
Sejenak Krisna berfikir tentang kata-kata Asri, apa benar ketika dia atau Senja menikah dengan orang lain dia akan merasa kehilangan Senja. Krisna merasa itu tidak benar, justru jika Senja menikah dengan Guntur sudah pasti bebannya menjaga Senja akan hilang, dalam artian dia akan bebas hidup berdua bersama Yulia kekasihnya.
"Om Kiss, kalau kita mau pipis, nanti kita pipis di mana? Senja kok kebelet pipis ya?" Cicit Senja.
"Ya di kebun sini Nja, kamu bisa pipis di sini? Kalau kamu bisa gak apa-apa Om bawa tisu basah kok, soalnya Om udah yakin kamu pasti bakal minta pipis." Jawab Krisna.
Lagi-lagi ibu-ibu menertawai perhatian Krisna, "Cie Krisna perhatian banget, jadwal pipisnya Senja aja hafal." Kekeh Dewi.
"Om Kiss juga hafal jadwal haid Senja loh Tante, iya kan Om Kiss?" Tanya Senja.
"Ya ampun Kris bisa-bisanya Mas mu aja gak hafal loh jadwal haidnya Mbak." Ujar salah satu kakak ipar Krisna.
Lagi-lagi semua menertawakan dan menggoda Krisna dan Senja. Karena Krisna merasa risih, dia langsung berbelok ke arah kanan. "Loh mau ke mana Kris?" Tanya Salah satu kakak iparnya lagi.
"Mau cari tempat aman buat pipisin Senja Mbak. Bahaya nanti Senja ngompol di punggungku." Jawab Krisna, lalu dia dan Senja pergi menjauh dari rombongan ibu-ibu pemetik cengkeh. Semua tentu tertawa mendengar ucapan Krisna.
Setelah menemukan tempat yang cukup aman dari jalan setapak, Krisna menurunkan Senja dan menyuruh Senja untuk pipis di bawah pohon durian. "Dah Nja kamu pipis di sini ya." Perintah Krisna.
"Om boleh ngintip Senja pipis kok, gak usah balik badan." Goda Senja.
"Dih ogah, buruan cepet, Om awasin di sini!" Perintah Krisna, lalu dia mengambil tisu basah kecil di kantongnya dan memberikan tisu itu pada Senja "Ini Nja tisunya."
Senja benar-benar pipis di bawah pohon itu, sementara Krisan memunggunginya dan mengawasi keadaan sekitar. Setelah selesai Senja langsung menepuk pundak Krisna, dan Krisna langsung berbalik melihat Senja.
"Sudah?"
"Iya sudah."
"Sudah bersih ngelapnya?"
"Coba Om Kiss aja yang ngelapin marmut Senja!"
"Marmut? Hahahaha istilah dari mana Nja tempat pipis di kasih nama Marmut."
"Soalnya punya Senja lucu kayak Marmut Om, Om mau lihat gak?"
"Gak minat, ayo buruan pulang, ini udah sore!"
"Gendong lagi!"
"Haduh Senja, iya buruan cepet!"
Lagi Krisna mengendong Senja, namun kali ini bulan gendong di belakang. Krisna mengendong Senja di depannya seperti mengendong anak kecil. Wajah Krisna bertatapan dengan Senja, karena gemas Senja mengecup pipi, kening dan bibir Krisna. Krisna hanya diam saja dan fokus melihat jalan.
Karena merasa mengantuk, Senja langsung menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Krisna dan mengendus endus aroma tubuh Krisna. "Bau badan Om Kiss jadi bau durian." namun dia tetap menggesekkan wajahnya ke ceruk leher Krisna dan benar-benar tertidur di gendongan Krisna.