NovelToon NovelToon
Kirana Gadis Indigo

Kirana Gadis Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Genius / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Kirana, seorang siswi SMA dengan kemampuan indigo, hidup seperti remaja pada umumnya—suka cokelat panas, benci PR Matematika, dan punya dua sahabat konyol yang selalu ikut terlibat dalam urusannya: Nila si skeptis dan Diriya si penakut akut. Namun hidup Kirana tidak pernah benar-benar normal sejak kecil, karena ia bisa melihat dan berkomunikasi dengan arwah yang tak terlihat oleh orang lain.

Saat sebuah arwah guru musik muncul di ruang seni, meminta bantuan agar suaranya didengar, Kirana terlibat dalam misi pertamanya: membantu roh yang terjebak. Namun kejadian itu hanyalah awal dari segalanya.

Setiap malam, Kirana menerima isyarat gaib. Tangga utara, lorong belakang, hingga ruang bawah tanah menyimpan misteri dan kisah tragis para arwah yang belum tenang. Dengan bantuan sahabat-sahabatnya yang kadang justru menambah kekacauan, Kirana harus menyelesaikan satu demi satu teka-teki, bertemu roh baik dan jahat, bahkan melawan makhluk penjaga batas dunia yang menyeramkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Langit malam menggantung kelabu. Angin bertiup pelan, namun membawa hawa dingin yang merayap masuk ke dalam tulang. Gerhana bulan diprediksi terjadi tengah malam. Dan di malam itu, Kirana serta kelima sahabatnya bersiap menghadapi kemungkinan paling buruk.

Mereka berdiri di tepi bukit belakang sekolah, menghadap pohon tua yang menjulang hitam, tanpa satu helai daun pun. Akar-akarnya mencuat keluar dari tanah seperti cakar binatang yang membatu.

"Ini... tempat yang dimaksud Rama?" tanya Diriya lirih.

Kirana mengangguk. "Aku yakin. Akar pohon ini seperti hidup. Lihat itu—ada bekas ukiran tua di batangnya."

Jalu mengusap permukaan pohon. Ada lingkaran dan simbol segitiga bertumpuk, nyaris terhapus waktu.

Radit melangkah ke belakang pohon. "Hei, sini deh. Ada lubang. Kayak terowongan."

Mereka menyorotkan senter ke dalam. Lubang itu tampak kecil, tapi cukup untuk dilewati satu per satu.

"Aku duluan," kata Kirana mantap.

"Gak bisa! Kamu target utama, jangan paling depan," protes Nila.

"Justru karena itu," jawab Kirana. "Kalau memang aku yang dicari, biar aku yang hadapi lebih dulu."

---

Di dalam terowongan, udara lembap dan pengap. Dindingnya bukan tanah biasa—melainkan batu halus berwarna gelap dengan bekas garukan dan ukiran tak jelas. Setelah merangkak sekitar lima belas meter, mereka tiba di sebuah ruangan berbentuk bundar.

Di tengahnya, ada altar batu yang jauh lebih besar dari yang sebelumnya mereka temukan. Di atas altar itu, terdapat sebuah benda menyerupai jantung hitam, berdenyut pelan.

"Itu... sumbernya?" tanya Jalu terperangah.

Kirana melangkah perlahan. Tapi sebelum ia sempat menyentuh altar, sebuah suara menggelegar di kepala mereka.

"Jangan... sentuh... kecuali kau bersedia mengakhiri... semuanya."

Bayangan-bayangan hitam muncul dari dinding ruang bawah tanah itu. Arwah siswa-siswa yang hilang. Wajah mereka muram. Mata kosong. Beberapa membawa serpihan-serpihan kenangan—buku, bros seragam, dan potongan kertas pengorbanan.

Satu di antaranya adalah Rama.

"Kami ingin bebas," katanya. "Tapi kami terikat karena satu... yang masih hidup menjaga ini."

Kirana mengerutkan dahi. "Satu yang masih hidup? Siapa?"

Sosok itu muncul dari balik bayangan. Pak Darmin. Tapi bukan seperti biasanya. Wajahnya tua, lebih keriput, matanya merah gelap seperti bara api.

"Kau akhirnya datang sendiri," katanya dengan suara serak. "Tak perlu lagi pancingan. Tapi kau tak akan bisa menyentuh sumber itu. Tak selama aku masih hidup."

Radit berdiri di depan Kirana. "Jadi selama ini... Anda pelindung kutukan ini?"

"Bukan pelindung. Penjaga. Karena jika tak ada yang menjaga, arwah mereka akan bebas... dan balas dendam. Dunia tak siap." Pak Darmin menunjuk Kirana. "Tapi kalau kamu rela jadi pengganti... kutukan tetap terkunci, dan tidak ada yang perlu mati."

Kirana menatap ke altar, lalu ke sahabat-sahabatnya. Ia tahu pilihannya.

"Aku tidak akan teruskan rantai ini. Kalau arwah-arwah ini ingin bebas, maka biarlah mereka temukan kedamaian."

Kirana menyentuh jantung hitam itu.

---

Suara jeritan menggema. Cahaya putih menyilaukan memancar dari altar. Arwah-arwah berteriak, bukan dalam amarah, tapi... lega. Satu per satu mereka lenyap menjadi kilatan cahaya.

Pak Darmin menjerit, tubuhnya terbakar dari dalam, lalu hancur menjadi abu.

Dan jantung itu berhenti berdetak.

---

Mereka keluar dari terowongan. Langit mulai cerah. Gerhana telah lewat. Cahaya rembulan menembus celah awan.

Kirana menatap pohon tua itu.

"Sudah selesai?" bisik Nila.

"Belum sepenuhnya," kata Kirana. "Tapi... kita yang akan menjaga agar kegelapan itu tak bangkit lagi. Bukan dengan pengorbanan. Tapi dengan pengetahuan."

Dan enam anak itu berdiri dalam keheningan. Menjadi saksi akhir dari kisah puluhan tahun yang dikubur dalam kegelapan.

---

Tiga hari telah berlalu sejak malam gerhana. SMA Purnama Jaya kembali terlihat seperti sekolah biasa. Tidak ada lagi suara langkah dari lorong kosong, tidak ada lagi bisikan dari balik cermin kamar mandi. Dan tidak ada lagi bangku kosong di kelas 404.

Kirana dan lima sahabatnya duduk di taman belakang, tempat yang dulu penuh kabut, kini hangat oleh sinar matahari.

"Jadi... apa sekarang kita kembali jadi siswa biasa?" tanya Jalu sambil menggigit roti lapis.

"Kalau bisa sih, aku pengen fokus ujian akhir," canda Diriya. "Capek rasanya dikejar arwah mulu."

Mereka tertawa. Tapi tawa itu menyimpan rasa haru. Banyak yang mereka lalui, banyak yang mereka korbankan. Namun satu hal yang pasti: mereka tidak lagi sama.

Kirana membuka buku catatannya. Kali ini bukan catatan kutukan, bukan jurnal kematian. Tapi rencana.

"Aku bicara sama kepala sekolah pengganti. Kita dikasih izin membentuk klub baru. Klub Investigasi Spiritual dan Sejarah."

"Serius?" Kezia membelalak.

"Serius. Kita punya ruang sendiri, alat dokumentasi, dan akses arsip sekolah. Bahkan kita diizinkan menelusuri tempat-tempat tua yang belum pernah dibuka."

Radit tertawa kecil. "Dari siswa unggulan jadi detektif horor, ya?"

"Lebih dari itu," kata Kirana. "Kita bisa bantu sekolah-sekolah lain. Nila bilang dulu sempat dengar rumor sekolah di kota tetangga juga punya kasus serupa."

Nila mengangguk. "Iya. SMA Tunas Harapan. Ada kabar lima tahun lalu, tiga siswa hilang tanpa jejak. Arwah mereka katanya muncul tiap bulan purnama."

Jalu meneguk jusnya. "Kalau gitu... kita punya misi baru."

---

Malamnya, mereka berenam berkumpul di ruang klub baru. Di dinding, tergantung peta Jawa dengan penanda merah di beberapa titik. Di meja, laptop menyala, merekam setiap langkah penyelidikan mereka. Buku-buku tua, kamera infrared, alat perekam suara—semua tersedia.

"Kita akan keliling. Mengunjungi sekolah-sekolah yang punya sejarah kelam. Kita cari akar dari semua ini. Bukan untuk takut, tapi untuk membantu mereka yang tak bisa bicara," ucap Kirana.

"Dan biar nggak ada lagi siswa yang jadi korban ketakutan masa lalu," tambah Radit.

Mereka menyentuh tangan satu sama lain di tengah meja.

"Untuk kebenaran." "Untuk yang hilang." "Untuk masa depan."

---

Dan perjalanan baru pun dimulai.

Bukan lagi sekadar siswa pindahan. Mereka kini penyelidik. Pencari kebenaran. Pemburu bayangan yang tertinggal dari masa lalu.

---

Perjalanan baru Kirana dan kelima sahabatnya telah dimulai! Dari korban kutukan kini menjadi penyelidik misteri antarsekolah. Siapakah yang akan mereka bantu selanjutnya? Misteri apa yang menanti?

Bersambung

1
Husein
kereeennnn 👍👍
Tiara Bella
wow author kesana kemari bawa cerita seru....semangat ya
MARQUES
cerita sangat bagus kalau bs lanjutkan terus pertualangan Kirana tanpa ada cinta cintaan thor biar cerita ny makin menarik trus untuk di baca sekian saran saya thor 🙏😄
Cindy
lanjut kak
mustika ikha
penasaran thor kelanjutannya, /Determined//Determined//Determined//Determined/
Tiara Bella
takut bacanya tp penasaran hehehhee.....
Tiara Bella
berasa lg nnton sinetron sh....
Wulan Sari
ayo lanjut lagi anak indigo mengatasi apa lagi semangat 💪 Thor 👍
Wulan Sari
critanya menarik membuat kadang terbayang sendiri gimana kalau kenyataan🙂
semangat Thor berkarya itu tidak mudah salam sehat selalu ya Thor 💪👍❤️🙂🙏
Tiara Bella
jantung Aman pemirsah.....wkwkwkkww
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Cindy
lanjut kak
RA
ceritanya seru, lanjutttt dan semangat
RA
semangat
Sribundanya Gifran
lanjut
mustika ikha
berasa ikut ke dalam cerita dengan cerita yg menakutkan diikuti suara musik horor atau gamelan yg mistis, thor ceritanya menakutkan tapi membuat penasaran, jd lanjutkan/Joyful/
Wulan Sari
semangat Kirana kamu pasti bisa menyesuaikan semua keseimbangan dunia ayoooo, ....
lanjutkan Thor semangat 💪 salam sehat selalu 👍❤️🙂🙏
Wulan Sari
seru lanjutkan Thor semangat 💪👍 trimakasih 🙏
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!