Baim adalah seorang mahasiswa jurusan sastra yang bercita-cita menjadi penulis novel. Dia selalu bermimpi menemukan cinta sejatinya di kampus, tetapi nasib berkata lain. Suatu hari, dia tanpa sengaja menabrak seorang cewek yang ternyata adalah ketua osis dan juga anak dari rektor kampusnya. Cewek itu bernama Nadya, dan dia terkenal sebagai cewek galak yang tidak pernah tersenyum. Baim merasa bersalah dan ingin meminta maaf, tetapi Nadya malah marah-marah dan mengancamnya. Sejak saat itu, Baim menjadi sasaran amukan Nadya yang selalu mencari-cari kesalahan dan memperlakukannya dengan kasar. Namun, di balik sikap galaknya, Nadya sebenarnya menyimpan rahasia yang membuatnya trauma dan kesepian. Apakah Baim bisa menembus tembok dingin yang dibangun Nadya? Apakah Baim bisa membuat Nadya tersenyum dan jatuh cinta padanya? Ikuti kisah lucu dan romantis mereka dalam novel ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nafaskreatif, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 : Yang Terpeleset
Nadya; ibu Sri Apa saya boleh ke toilet?, "Ibu Sri mengiyakan.
Setelah Baim berteriak-teriak akan kesedihannya di dalam toilet, dia mendengar suara ketukan di pintu. Dia terkejut dan mengerikan wajahnya dengan tisu. Dia membuka pintu dan melihat Nadya berdiri di depannya. Nadya tampak khawatir dan bingung lalu.
Nadya memegang tangan Baim dan menariknya keluar dari toilet. Dia membawa Baim ke tempat yang sepi dan tenang. Dia ingin berbicara dengan Baim dan mengetahui masalahnya.
Nadya dan Baim duduk di bangku taman yang terletak di belakang kampus. Nadya memandang Baim dengan lembut.
Nadya: Baim loh kenapa Tadi ?
Baim masih tidak bisa menjawab. Dia hanya menunduk dan menggigit bibirnya.
Nadya merasa kasihan pada Baim. Dia mengira Baim sedang mengalami masalah besar yang membuatnya stres. Dia tidak tahu bahwa Baim sebenarnya sedang jatuh cinta padanya.
Dia juga tidak tahu bahwa Baim salah paham tentang hubungannya dengan Raidan. Dia hanya tahu bahwa Baim adalah Sahabat baiknya yang selalu membuatnya tertawa.
Nadya mencoba menghibur Baim yang Hanya dia anggap sahabatnya. Dia mengajak Baim berjalan-jalan di taman belakang kampus.
Nadya: sambil senyum Cerita dong, Baim! Apa ada yang lucu di kampus?
Baim ikutan senyum, dan ber cerita hal-hal kocak di kampus, dan Nadya tertawa lalu nadya bertanya. tentang cita-cita serta hobi Baim.
Nadya: sambil tertawa Hobi lo apa, Baim?
Baim: tertawa Gue suka baca novel, Ya. Cita-cita Mau jadi penulis novel yang hebat.
Nadya: Keren! Gue dukung, Baim. Lagian, lo selalu bisa bikin gue senyum.
Baim: tersenyum Thanks, Nye. Lo juga selalu bisa bikin gw senyum, tahu?
Nadya coba hibur Baim, tapi Baim tetap terdiam. Dia berpikir untuk meungggkapkan perasaannya, tapi takut Nadya nggak merespon positif.
Baim: dalam hati Kenapa sih susah banget ngomongin perasaan? Takut kehilangan dia.
Dia menyadari bahwa Nadya adalah orang yang sangat peduli dan perhatian pada orang lain . Dia ingin mengucapkan terima kasih dan memeluk Nadya. Dia juga ingin mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya pada Nadya. Dia ingin mengatakan bahwa dia mencintai Nadya lebih dari sekadar sahabat.
Namun, Baim tidak berani mengakui perasaannya. Dia takut Nadya akan menolak dan marah padanya. Dia takut Nadya akan menganggapnya sebagai pengganggu. Dia takut Nadya akan meninggalkan dan membencinya. Dia takut kehilangan Nadya sebagai sahabat dan sebagai cinta.
Ibu Sri: Kemana mereka berdua? Sepertinya tidak hanya ke toilet. Lama sekali mereka berdua, Salah seorang Mahasiswa mungkin ke belakang taman, oh begitu, jadi rupa mereka mau pacaran.
Ibu Sri murka dan menuju ke belakang taman. Saat di belakang taman, momen lucu terjadi: Nadya terpeleset karena kulit pisang. Baim dengan sigap menolong Nadya, dan tanpa disadari, keduanya saling rangkul. Mereka saling pandang-pandangan.
Di sana juga terlihat Raidan yang melihat kejadian itu. Baim, yang sadar, mengira Raidan adalah pacarnya. Nadya menghentikan aksi mereka sementara Ibu Sri berteriak, "Sudah seperti pengantin baru aja ya kalian! Ibu nikahkan nanti kalian, masih jam pelajaran saya juga. Baim, nilai A kamu saya kurangin."
Mereka semua terkejut, dan suasana menjadi canggung. Nadya dan Baim mencoba menjelaskan, tetapi Ibu Sri hanya tersenyum sambil mencibir. Raidan, yang awalnya bingung, ikut tersenyum menyaksikan kekacauan ini.
Sementara itu, Baim dan Nadya merasa malu, namun tiba-tiba mereka saling tertawa. Kejadian konyol ini membuat suasana hati mereka lebih ringan.
Baim: Ternyata, momen lucu ini malah membuat kita seperti pengantin baru di mata ya Ibu Sri.
Nadya: tertawa Ya ampun, siapa sangka. Tapi, serius, Baim, loh baik banget. Terima kasih sudah selalu ada buat gw.
Tapi di dalam hati Baim hanya bisa diam dan tersenyum. Dia berpura-pura tidak ada apa-apa. Dia berpura-pura tidak merasakan apa-apa. Dia berpura-pura hanya menganggap Nadya sebagai sahabatnya. Padahal, di dalam hatinya, dia berteriak dan menangis. Dia berteriak dan menangis karena cintanya yang tak terbalas. Dia berteriak dan menangis karena cintanya yang tak terungkap. Dia berteriak dan menangis karena cintanya yang tak terkatakan.
lucu lucu ai-nya /Chuckle/