Seorang suami harus kehilangan istri yang sangat dia cintai dan seorang anak harus rela kehilangan kasih sayang ibu nya. karena insiden kecelakaan.
Mampukah Aditya hidup tanpa istrinya dan membesarkan putri nya seorang diri.
Lalu bagaimana dengan putri mereka setelah kehilangan sang bunda.
Yuk baca dan jadi la saksi kisah ini.
hanya di Novel Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisah Cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
:♡.•♬✧⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾*+:•*∴
Assalamu'alaikum, Sebelum membaca ucapkan Bismillahirrahmanirrahim.
Hai semua nya ketemu lagi dengan Author Anisah Cute. Setelah membaca jangan lupa tinggalkan jejak kalian. like, komen, beri hadiah dan jangan lupa Vote jika ada. Agar author tetap semangat menulis. terima kasih salam sayang selalu.
:♡.•♬✧⁽⁽ଘ( ˊᵕˋ )ଓ⁾⁾*+:•*∴
Saat sampai mereka di sambut oleh Hani dengan senyum bahagia. Hani memeluk dan mencium pipi Vina dan Vivian dia benar - benar merasa bersalah atas semua yang dia lakukan terhadap anak dan menantunya.
"Maafin mama Vina, Vivian. mama sudah terlalu jahat jadi mertua buat kalian. Mama mohon maaf mama. Kembali lah kerumah nak rumah itu sepi tanpa kalian." ucap Hani yang sudah menyadari semua kesalahan nya.
"Mama jangan sedih Vina dan kak Adit gak pernah marah sama mama." ucap Vina.
"Iya mah. Vivian juga gak marah, sudah mama jangan sedih." ucap Vivian.
Keyla yang melihat kesungguhan Hani untuk berubah mendekat kearah Hani, dia juga ikut senang atas perubahan Hani.
"Saya dan suami titip putri ku dan Keponakan ku Vivian ya Hani. Sayangi mereka dan cintai mereka jangan pernah anggap mereka orang asing jadi mereka menantu sekaligus putri untuk mu Hani agar tak ada lagi kesalahpahaman antara kita semua." ucap Keyla.
"Iya mbak! Maafin Saya ya mbak sama sudah sempat membuat hidup putri mu sengsara." ucap Hani tertunduk malu.
"Saya sudah melupakan semua yang terjadi Hani jangan pernah ulangi lagi kesalahan yang sama." ucap Keyla.
Hani mengangguk dia tak akan mengulangi apa yang sudah pernah dia lakukan terhadap kedua menantunya. Vina yang mendengar apa yang di katakan bundanya mendekat kearah ayah dan bunda nya, seolah kedua orang tuanya akan pergi jauh.
"Ayah sama bunda mau kemana?" Tanya Vina.
Abi tersenyum mendengar ucapan putri kesayangan walaupun Vina sudah menikah dia tetap memanjakan anak perempuan nya, karena Vina cinta pertama seorang ayah.
"Ayah sama bunda harus kembali ke singapura sayang. Ada pekerjaan yang harus ayah kerjakan mungkin membutuhkan waktu cukup lama. Kamu jangan sedih di sini ada bang Noah dan juga Adit yang akan selalu ada buat kamu." ucap Abi dengan mencium kening sang putri.
"Bunda ikut?" Tanya Vina menatap kearah bundanya.
"Iya sayang masa ayah di sana bunda di sini sendirian. Jangan sedih kita bisa telponan, bunda juga bisa kesini jika ada waktu." ucap Keyla.
Dengan berat hati Vina merelakan kedua orang tua nya kembali ke singapura. Vino yang mendengar semua ucapan kedua orang tuanya mendekat kearah Vina begitu juga dengan Chan.
"Abang pulang dulu ya Vin jaga diri kamu, kapan - kapan main lah ke singapura semua keluarga mu ada di sana. jangan kayak orang susah yang gak punya uang buat pulang." ucap Chandra.
"Iya nanti kalau ada waktu Vina pulang." ucap Vina dengan memeluk sang kakak.
"Sih manja sendirian yaa! Gantian ayah bunda milik Vino sekarang." ucap Vino.
"Abang Vino jahat." aduh Vina kearah Chandra.
Chan menatap tajam Vino karena sudah membuat Vina kesal. Lisa yang melihat tatapan tajam Chan sedikit takut.
"Dit jaga Vina." ucap Chandra.
Aduh hanya mengangguk tanda dia tau dia memang harus menjaga putri kesayangan semua keluarga nya. Saat mereka sedang berpelukan suara pengumuman keberangkatan pesawat tujuan singapura segera berangkat. Semua keluarga Vina masuk kedalam bandara dan langsung menuju ke pesawat karena akan segera berangkat. Vina hanya menatap saja kepulangan semua orang setelah mereka berlibur bersama.
Hani mengajak kedua menantunya pulang kerumah nya. Saat Vina akan bersiap untuk pulang bersama dengan mertuanya Adit langsung mencegahnya.
"Mah Adit bukan gak sayang mama. Adit sayang sama mama. Cuma Adit ingin membawa Vina tinggal di rumah Adit sendiri." ucap Adit.
"Tapi kamu sudah maafin mama kan Dit?" tanya Hani yang takut jika Adit belum bisa memaafkan dirinya.
"Iya mah Adit sudah maafin mama. Adit hanya ingin mandiri." ucap Adit.
Hani membiarkan saja Adit bersama Vina tinggal di rumah mereka sendiri. Adit bukan tak ingin tinggal di rumah ibu nya tapi dia masih sakit hati atas ucapan Rian untuk istrinya.
"Ayo Vin." ajak Adit tanpa melihat kearah Rian.
Adit menaiki taksi menuju kerumah mereka berdua, sedangkan Rian ikut tinggal di rumah sang ibu bersama dengan istri dan juga adik keponakan nya.
******
Tak terasa 4 tahun sudah pernikahan Adit dan Vina setiap tahun mereka selalu merayakan hari pernikahan mereka, walau pernikahan mereka sudah 4 tahun tapi kedua nya belum di karuniai momongan. Vina kembali bekerja di rumah sakit bersama dengan sang suami karena merasa bosan di rumah sendirian. Saat kedua nya sudah pulang dari bekerja mereka duduk dengan santai di ruang tamu.
"Kak apa sumpah mama dulu terkabul ya jika kita gak akan pernah punya anak?" Tanya Vina.
Adit merangkul istrinya saat mereka duduk berdua. Dia tau bagaimana perasaan istrinya saat ini. Saat melihat semua abang nya sudah memiliki anak hanya dia yang belum memiliki anak rasa ingin itu sangat kuat.
"Sabar! Anak itu titipan jika Allah sudah mempercayai kita untuk kita memiliki anak kita pasti akan di beri juga. kita gak boleh berpikir buruk." ucapan Adit.
"Jika kita seumur hidup gak punya anak gimana? apa kakak akan nikah lagi?" Tanya Vina.
Adit tersenyum kecil saat mendengar ucapan istrinya, seorang Adit tak mudah membuka hati untuk wanita mana pun jika dia sudah merasa nyaman dengan istrinya.
"Dengar sayang mau kita ada anak atau tidak kita akan tetap sama - sama sampai maut memisahkan kita." ucap Adit.
"Kalau Vina yang mati duluan gimana, di saat kita punya anak? Apa kakak akan nikah lagi?" Tanya Vina.
"Kalau kamu mati kakak juga akan ikut mati, anak kita akan baik - baik saja, hidup nya sudah terjamin sayang karena kita sudah mempersiapkan semua untuk calon anak. kita. Dan yang terpenting anak kita banyak yang akan menyayangi nya." ucap Adit.
"Kakak gak boleh mati, kakak harus tetap hidup demi anak kita nanti nya." ucap Vina.
Adit mengerutkan dahi dia menatap heran istrinya yang berkata seperti itu.
"Kenapa jadi ngomongin kematian. Sudah ayo bersiap kita sholat magrib dulu sudah mau magrib istri kesayangan kakak jadi ngomong nya ngelantur." ucap Adit menyudahi obrolan yang tak penting.
Selesai sholat magrib kedua nya bersiap menuju ke dapur untuk membuat makan malam bersama.
"Vina cuci udang nya saja ya kak." ucap Vina.
"Iya biar kakak yang masak nya." jawab Adit.
Setiap hari pekerjaan mereka hanya rumah sakit dan rumah. Mungkin itu pekerjaan yang sangat membosankan bagi orang, karena selalu bersama mau di rumah atau pun di rumah sakit kedua selalu bersama. Walau belum ada momongan bukan bearti kedua nya merasa bosan malah mereka semakin dekat dan membuat semua orang iri dengan hubungan rumah tangga kedua nya yang selalu harmonis walau pun belum di karuniai anak.
Sedangkan Rian dan Vivian menempati rumah peninggalan kedua orang tuanya. Hani meninggal karena terpeleset di kamar mandi dan langsung terkena serangan jantung empat tahun yang lalu, saat semua putra nya sudah akur. Rian mengelola perusahaan milik sang ibu dan Adit mengelola rumah sakit peninggalan ayah nya.
Vivian dan Rian sudah memiliki anak begitu juga dengan Vino dan Chan semua abang nya sudah memiliki anak hanya Vina dan Adit saja yang belum mempunyai anak.
ternyata dia sangat menyayangi Adit ya sampai menangis liat Adit terbaring tak berdaya,,,
Doa seorang istri itu emang mujarab ya,,, Alhamdulillah akhirnya Adit sadar,,pasti saat bangun nanti Vina bahagia bgt liat Adit udah sadar/Smile//Smile/
lekas sembuh, semua orang mengkhawatirkan mu