Dalam kehidupannya yang tampak biasa, Manik merasakan sentuhan kehadiran yang misterius dan menakutkan. Amurva, sosok yang muncul di berbagai sudut hidupnya, membawanya ke dalam lapisan gelap dunia yang tak terduga.
Namun, dia segera menyadari bahwa keberadaan Amurva adalah awal dari sebuah petualangan yang tak terbayangkan. Kekuatan sihir yang mengelilinginya memasuki dunianya, membuka pintu bagi entitas supranatural yang bertujuan baik, dan juga bagi seorang pengejar kegelapan yang berbahaya - Kala Sungsang.
Manik, terjebak di persimpangan nasib, harus mengungkap misteri di balik kekuatan luar biasa ini dan menemukan jalan untuk melindungi dunianya dari ancaman yang tak terlihat. Tetapi, apakah dia cukup kuat untuk menghadapi arus gelombang magis yang misterius ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I Putu Weda Kresna Witana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelindung
Sesor, yang merasakan firasat buruk terhadap Manik, tetap berdiam diri di rumah Manik. Sesor menyadari bahwa mimpi buruk Manik bukanlah kebetulan semata. Firasat ini memiliki benang merah yang telah terbentuk sejak pertemuan Manik dengan Sesor. Ikatan kekuatan Manik kini terhubung dengan kekuatan Sesor melalui benang putih yang diikatkan pada tangan Manik setelah sarana aji dilakukan oleh orang tua Manik.
Sesor memilih untuk tidak banyak bicara mengenai masalah yang dialami oleh Manik ataupun percakapan yang telah diadakan oleh Pak Ida sebelumnya. Sesor tetap berdiam diri, hanya berbincang-bincang ringan, dan menghabiskan waktunya hingga sore di rumah Manik.
Namun, di dimensi Peteng, Sesor sedang sibuk melakukan netralisasi di sekitar rumah Manik. Ternyata, ada sebuah pusaka kuno yang telah tertanam di sana selama bertahun-tahun, bahkan jauh sebelum Manik lahir.
Hari ini, Sesor memutuskan untuk tidak melakukan intervensi apapun pada pusaka kuno tersebut karena rumah sedang ramai oleh orang-orang. Dalam sebuah percakapan pelan dengan Sesor, Pak Ida bertanya, "Sesor, apakah ada sesuatu yang salah? Saya sudah perhatikan Anda terlihat seperti merasakan sesuatu yang tidak enak sejak tadi."
Bahkan Manik tiba-tiba merasa mual dan muntah-muntah ketika duduk berdekatan dengan Pak Ida.
"Pak, Manik melihat sesuatu... sesuatu yang mengerikan. Tubuhnya penuh luka dan berlubang-lubang, ada cacing-cacing yang..." kata Manik sebelum Sesor memotongnya.
"Tidak perlu dijelaskan dengan detail. Saya sedang berusaha menahan energi ini agar tidak mempengaruhi Manik lebih jauh," ujar Sesor dengan senyuman tipis di wajahnya, meskipun ia sendiri merasa tidak nyaman dengan energi yang mengancam di sekitar mereka.
Bayangan Pelindung
Sesor menatap serius Manik dan Pak Ida. "Kalian harus tahu bahwa Manik dilindungi oleh kekuatan luar biasa yang berasal dari Dieng dan para leluhur. Kalian tidak perlu merasa sendirian atau takut, karena kapan pun dan di mana pun, kalian memiliki perlindungan yang sangat kuat," ujar Sesor dengan penuh keyakinan.
Sesor menjelaskan bahwa kekuatan yang dimiliki oleh Dieng dan para leluhur jauh melampaui apa pun yang ada di dimensi Peteng. Namun, meskipun kekuatan itu begitu besar, itulah bukanlah permasalahan atau ketakutan terbesar saat ini. Sesor pun datang ke rumah Manik tanpa memberi tahu kepada siapa pun, bahkan tanpa ada satu orang pun yang mengantar dia.
"Tadi, Dieng memberi perintah kepada saya untuk berdiam diri di sini hingga matahari terbenam di rumah Pak Ida. Aku tidak tahu maksudnya, apa yang Dia ingin sampaikan dengan tindakan ini. Yang pasti, aku hanya menjalankan tugas yang diberikan, sebagai seseorang yang bertugas menjaga kekuatan baik," jelas Sesor, ekspresinya mencerminkan campuran antara kewaspadaan dan keterkejutan.
Manik dan Pak Ida mendengarkan dengan seksama. Meskipun mereka merasa bingung dengan kehadiran Sesor dan tugas misterius yang diberikan oleh Dieng, keberanian mereka semakin bertumbuh. Mereka tahu bahwa meskipun kegelapan mengancam, ada kekuatan yang melindungi mereka, sebuah kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan.
Sesor menambahkan, "Kita harus tetap waspada dan bersiap menghadapi segala kemungkinan. Persiapkan diri kalian, karena matahari akan segera terbenam, dan mungkin itulah saatnya untuk memahami maksud Dieng dan tugas yang Dia berikan." Dengan kata-kata itu, Sesor duduk bersimpuh, menunggu bersama mereka hingga matahari merunduk di ufuk barat, membawa bersamanya misteri yang semakin dalam, serta tantangan yang semakin besar.
Sesor menatap Manik dan Pak Ida dengan mata yang bersinar penuh kekuatan dan kebijaksanaan. "Saya mengerti bahwa ini mungkin terdengar sangat misterius dan sulit dipahami, tetapi saya memiliki kekuatan magis yang luar biasa," ujar Sesor dengan suara yang tenang namun penuh keyakinan.
"Dari keturunan saya, saya mewarisi kemampuan yang memungkinkan saya berinteraksi dengan dimensi yang berbeda, termasuk dimensi Peteng dan kekuatan yang ada di dalamnya. Namun, apa yang terkandung di dalam diri saya hanya secercah bayangan dari kekuatan yang dimiliki oleh Dieng dan para leluhur kita," tambah Sesor, menggambarkan keagungan kekuatan yang ada pada dirinya.
Pak Ida menatap Sesor dengan penuh kagum, mencoba memahami kedalaman pengetahuan dan kekuatan yang dimiliki oleh orang ini. "Tapi mengapa Dieng memberi perintah kepada Anda untuk berdiam diri di sini?" tanya Pak Ida dengan rasa ingin tahu yang mendalam.
Sesor tersenyum tipis, seolah-olah menangkap getaran energi di udara. "Saya percaya Dieng memiliki rencana yang lebih besar yang tidak dapat saya pahami sepenuhnya saat ini. Mungkin ada ancaman yang lebih besar yang akan datang, atau mungkin ada pertemuan khusus yang perlu terjadi di sini. Namun, yang pasti, saya bersama kalian dalam menjalankan takdir dan perlindungan yang telah diberikan oleh kekuatan luar biasa ini."
Manik, meskipun masih muda, merasakan getaran energi yang kuat dalam kata-kata Sesor. Manik merasa diberkati dan ditantang oleh keberadaan Sesor dan kekuatan magisnya yang luar biasa. Manik tahu bahwa mereka berada dalam pelukan kekuatan yang tak tergambarkan, dan mereka harus bersiap menghadapi apa pun yang mungkin terjadi.
"Mari kita bersama-sama menghadapi masa depan ini dengan keberanian dan keyakinan," kata Sesor dengan suara yang mantap, memberikan semangat kepada Manik dan Pak Ida. "Dalam kebersamaan kita, kita akan menemukan jawaban-jawaban yang kita cari, dan kita akan melindungi apa yang kita cintai dari kekuatan gelap yang mengancam."
Sesor melanjutkan dengan suara yang penuh keyakinan, "Bahkan bayangan yang kalian lihat ketika berada di halaman rumah telah bersatu dengan kekuatan baik ini. Kedekatan dan persatuan kita tidak hanya membuat kita lebih kuat, tetapi juga membentuk perisai yang tidak dapat ditembus oleh kekuatan gelap apa pun di dimensi Peteng. Kita memiliki kekuatan yang tak tergambarkan ketika bersama, dan tidak ada yang dapat menghalangi kekuatan besar ini."
Manik dan Pak Ida mendengarkan kata-kata Sesor dengan hati yang penuh semangat. Mereka merasakan kehadiran kekuatan yang mengalir di antara mereka, menciptakan ikatan yang tak terpisahkan. Sebuah tekad membakar di mata mereka, bersumpah untuk melindungi rumah dan orang-orang yang mereka cintai dari segala ancaman yang mungkin datang.
Sesor melanjutkan, "Jika kita bersama-sama, kita bisa mengubah takdir, bahkan menghadapi kekuatan paling gelap sekalipun. Tidak ada yang bisa menghentikan kekuatan kebaikan dan keberanian jika kita berdiri bersama sebagai satu kesatuan yang solid."
Keyakinan
Sesor melanjutkan dengan suara tegas, "Manik, ketika kamu menghadapi kesulitan, jangan pernah ragu untuk menyebut nama Dieng. Dieng adalah penjaga dan pelindungmu, tidak hanya di Sekolah Mutiara, namun juga di Sekolah Amanta, bahkan di tempat-tempat lain. Dieng selalu berada di sini untuk membantumu. Ketika ada yang mencoba mengganggumu, yakinlah bahwa Dieng selalu hadir, siap menghalau segala ancaman yang mungkin datang."
Manik mendengarkan dengan penuh perhatian. Manik merasa diliputi oleh rasa aman karena mengetahui bahwa Dieng selalu bersamanya, bahkan ketika Manik tidak melihatnya secara langsung. "Apa yang harus saya lakukan jika saya melihat makhluk dari dimensi Peteng, Sesor?" tanya Manik dengan nada khawatir.
Sesor tersenyum, mencoba meredakan kecemasan Manik. "Jangan khawatir, Manik. Jika kamu melihat mereka dari jauh, itu adalah karena keberadaanmu yang istimewa. Namun, makhluk Dimaha tidak berani mendekatimu. Mereka tahu bahwa Dieng selalu mengawasimu, dan kekuatanmu yang terkandung dalam Magnesa membuatmu dilindungi dengan baik."
Manik merasakan kepercayaan dirinya bertambah. Manik mengerti bahwa meskipun dunia magis seringkali terlihat menakutkan, Manik memiliki perlindungan yang kuat. Manik bersumpah akan menggunakan kekuatannya dengan bijak dan melibatkan Dieng ketika dia menghadapi kesulitan atau ancaman.
Sesor tersenyum dengan penuh kebanggaan, merasa yakin bahwa Manik adalah pewaris yang tepat untuk kekuatan Magnesa dan perlindungan dari Dieng. Dalam getaran kepercayaan dan keyakinan, mereka bersama-sama siap menghadapi segala hal yang mungkin datang, bersama-sama membawa terang di dalam kegelapan dan mempertahankan kebaikan di dunia mereka.
~ Catatan ~
Sesor, dengan kekuatannya yang luar biasa, akan terus membimbing Manik dan Pak Ida melalui rahasia-rahasia yang belum terungkap. Apakah mungkin akan ada rahasia kelam dari masa lalu yang akan terkuak? Apakah Sesor akan membagikan pengetahuannya tentang kekuatan Magnesa dengan lebih rinci? Atau mungkin akan ada ancaman baru yang menguji keberanian dan kesetiaan Manik dan keluarganya terhadap Dieng?