Diperlakukan bak seorang ratu oleh suaminya, membuat Mentari percaya bahwa tidak akan pernah ada orang ketiga di rumah tangganya.
Namun, kenyataan seolah menamparnya dan membuat ia sadar, bahwa ia hanya dimanfaatkan bukan diinginkan.
Pria yang sangat ia cintai dan sangat dipercaya sepenuhnya oleh wanita itu, kini berhubungan dengan wanita lain, dan hanya menganggap dirinya sebagai istri pajangan.
Jika menyerah karena dikhianati, itu bukan putri Devan namanya, Mentari yang merasa kecewa, ia memilih mencari seorang pria yang mau menemaninya tidur layaknya seorang suami pada istrinya, hingga hubungan terlarang itu membuat Mentari hamil dengan selingkuhannya tersebut.
Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Ikuti yuk karya Author ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tufa_hans, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Menantu
"Auh ... !" Seru Gala saat Langit mencubit lengannya kuat.
"Kamu apa-apaan sih, Lang?" Gala mengusap-usap lengannya yang nyeri karena cubitan Langit.
"Hehe, maaf! Aku kan cuma ingin memastikan ini mimpi atau tidak." Langit tersenyum cengengesan.
"Seharusnya kamu nyubit lengan kamu sendiri, bukan lenganku. Bilang saja kamu memang sengaja ingin membuatku kesal 'kan?" Gala menatap Langit tajam.
"Ya sudah, kalau kamu tidak mau aku antar ke ruangan Daddy." Langit memutar bola matanya malas.
"Ayo kita masuk!" Gala merangkul pundak Langit menahan kekesalan.
Langit melirik Gala sekilas. "Apa sih? Nanti kamu nangis kalau aku kerjain." Langit menurunkan tangan Gala kasar.
Lalu, Langit melangkah melangkah lebih dulu. Sementara Gala hanya tersenyum tipis melihat sikap Langit yang tidak pernah berubah. Setelah itu, Gala mengikuti langkah Langit yang menuju lift.
Di dalam lift, Langit terus menatap Gala dengan begitu tajam, sementara Gala memasang wajah santainya. "Ngapain sih kamu ke sini? Selama ini enghilang kemana saja? Katanya seorang Pangeran? Mana ada Pangeran lupa sama Tuan putrinya." Sindir Langit.
Perasaan bersalah di hati Gala seketika merasuki relung hati pria itu. Ia menundukkan kepalanya karena ia masih belum tahu tentang surat-suratnya tersebut.
"Aku masih mencari jawaban tentang hal itu, tapi yang jelas, aku tidak pernah melupakan orang yang aku cintai." Langit tersenyum sendu.
"Cih! Gayamu? Kamu bilang tidak pernah lupa. Mana buktinya? Kak Tari sudah menikah dengan orang lain tuh!" ucap Langit.
Gala menatap Langit tajam. "Tapi secepatnya dia akan menjadi milikku," ucap Gala.
Ting ...
"Kamu .... " Pintu lift terbuka hingga membuat Langit menghentikan ucapannya.
"Langit?"
Sementara Langit terpaku melihat dua orang yang sudah lama ia rindukan karena keduanya lama di Paris.
"Grandpa? Grandma?" Langit langsung menghambur memeluk tubuh Brian.
"Kapan Granpa dan Grandma pulang? Kenapa nggak bilang, kalau Langit tahu, pasti Langit jemput ke Bandara."
Brian dan Gracia tersenyum melihat tingkah konyol sang cucu. "Kami pikir kamu sudah lupa pada kami," ucap Gracia.
"Oh tidak, Grandma! Mana mungkin lupa, hanya saja Langit akhir-akhir ini sibuk memikirkan gadis yang Langit sukai," ucap Langit.
"Kenapa harus dipikirkan, lamar saja biar sah!" ucap Brian dengan wajah datarnya.
"Cintaku bertepuk sebelah tangan, Grandpa! Mana mau dia nikah sama Langit?"
"Pantes lah cintamu bertepuk sebelah tangan, kamu bakatnya kan bikin kesel," ucap Gala yang berdiri tidak jauh di belakang Langit.
Seketika Brian, Gracia dan Langit menoleh pada Gala. Jika Gracia menatap Gala dengan senyuman tipis, berbeda dengan Brian yang menatap pria itu dengan kening yang mengerut. Sementara Langit menatap Gala dengan wajah merah padam.
"Memangnya kamu bisa mendapatkan putrimu? Pelangi masih mending bukan milik siapa-siapa, tapi Kak Tari sudah menikah dengan orang lain." Langit menatap Gala penuh kekesalan.
"Siapa dia?" tanya Brian seraya menatap wajah Gala dengan tatapan yang menyeramkan.
Gala tersenyum tipis, lalu pria itu mengulurkan tangannya pada Brian, dan menyaliminya.
"Nama saya Gala Sky Vernandes, Grandpa! Saya calon suami Mentari, dan sudah mendapatkan restu dari Daddy Devan!"
"Apa?" Seketika Gracia membelalakkan matanya mendengarkan ucapan Gala.
"Jangan kaget Mom, dia sama gilanya seperti Daddy," ucap Langit tanpa sadar.
Brian pun beralih menatap sang cucu hingga Langit seketika sadar dengan ucapannya. "Maaf, Grandpa! Aku keceplosan!" ucap Langit cengengesan.
"Sekarang kita ke ruangan Devan!" Brian kini kembali ke ruangan sang putra, begitupun dengan Gracia. Sementara Gala dan Langit mengikuti Brian dan Gracia dari belakang.
TBC
pemeran utama wanita (istri) bebas selingkuh bahkan membiarkan tubuhnya dijamah pria lain itu bukan kesalahan
sedangkan suami selingkuh adalah kesalahan paling fatal
*pelakor adalah wanita hina dan laknat sedangkan pebinor adalah lelaki sejati
kalian bangga dengan pemikiran munafik kayak gini yang kalian bawa kedalam novel kalian, miris
awal awal aja yg indah