Kesucian yang di renggut secara paksa karena di anggap wanita bayaran, membuat Elnara hamil hingga ia terpaksa harus menikah dengan orang yang merenggut kesuciannya. Lalu bagaimana kalo ia dipaksa membuat perjanjian harus meninggalkan bayi nya setelah lahir? Sanggupkah ia bertahan hidup seatap dengan pria yang paling ia benci yang sudah menghancurkan masa depannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShiNe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman
Di salah satu sudut rumah Opa Haris yang mewah , akad nikah Aryan dan Nara akan di gelar secara sederhana tanpa mengundang pihak luar, apalagi wartawan. Bisa di bilang pernikahan paling senyap untuk sekelas pengusaha besar seperti Aryan Maheswara yang saat ini tengah naik daun.
Nara masih didandani oleh makeup artist yang dibawa khusus oleh Herlina. Sementara Aryan memilih menyendiri di dalam kamarnya.
Oma Herlina lumayan sewot pagi ini , terutama pada suaminya yang mengatur semuanya dari mulai pengobatan ibu Nara ke luar negeri sampai pernikahan Aryan pun tak berunding dulu dengannya.
" Opa, Oma mau bicaranya sebentar . " pinta Herlina saat suaminya berbincang dengan pengacara keluarga yang nantinya akan menjadi saksi dari pihak mempelai wanita.
Dengan sekali anggukan istrinya, Opa Haris dengan tubuh tuanya kini berjalan pela. menghampiri istrinya lalu mengikuti menuju kamar mereka yang terletak di lantai satu rumah mewah dengan banyak asisten rumah tangga itu.
" Apa lagi ? Akad sudah mau dimulai masih ngajak berunding. "
Oma Herlina jelas menghela napasnya besar .
" Pernikahan macam apa ini? Kok seperti mainan saja. Bahkan tidak ada satupun tamu yang diundang. Opa ini niat menikahkan cucu kita atau hanya menghibur Oma ? " wanita itu sudah mengangkat dagunya saat mengeluarkan jurus cerewetnya meski usianya tak lagi muda namun semangat mengomel masih menyala.
Opa Haris sampai menggelengkan kepala merasakan kekesalan istrinya. " Opa masih menjaga perasaan Aryan, Oma . Dia masih belum bisa mencerna apa dan bagaimana pernikahan itu. Hal ini terjadi begitu mendadak dan opa tahu Aryan belum siap.
" Hehh! " bibir Oma Herlina sampai mencebik sewot . " Itu hanya karena Aryan ingin menikahi Nara kan? Coba kalau yang dinikahi itu Clara , pasti beda ceritanya. Justru Opa yang tidak siap dengan pernikahan ini. "
Jlebb!
Opa Haris mengangkat satu alisnya memuji kepiawaian istrinya dalam menebak pikirannya yang selalu tepat sasaran. Namun bukan Haris namanya kalau tidak bisa berkilah atas rencana terselubungnya.
" Oma, oma. Bukannya senang malah begini . Coba kalau kita mengadakan acara besar-besaran , Oma mau Ayana datang ke sini dengan alasan anaknya menikah, hem? "
Oma Herlina menggelengkan kepalanya meski ia masih sewot kepada suaminya. " Gak sih! Oma gak mau melihat dia lagi , bahkan dengan alasan melihat Aryan menikah. " jawab Oma Herlina yang kesal bercampur sedih.
" Nah! Sekarang Oma mengerti kan kenapa Opa melakukan semua ini. Biar saja wanita itu seumur hidup tidak usah tahu kalau Aryan menikah . Lagi pula kalau wanita itu ke sini , pasti Armand akan nongol juga dibelakangnya. Opa tidak ingin kehadiran mereka merusak suasana hati Aryan. "
Oma Herlina yang tadi berdiri kesal kini menghampiri suaminya dan duduk di sebelahnya. " Opa jangan terlalu keras. Biar bagaimana Armand juga anak kita. "
" Anak yang suka membangkang pada orang tuanya, bahkan dia tega menyakiti kakak kandungnya sendiri . "
Oma Herlina terdiam tak berkutik dengan suara suaminya yang meninggi mengungkit perihal putra kedua mereka yang memilih menikah dengan Ayana yang tega meninggalkan suaminya saat ayah Aryan itu terbaring koma.
" Ya, sudah. Oma mau menemani Aryan saja. Opa juga segera ke depan. " Oma Herlina bangkit lalu berjalan cepat menuju kamar cucunya.
Sementara Opa Haris kini menyunggingkan senyum tipis penuh kelicikan dan kemenangan karena Oma Herlina sudah berhenti mengoceh padanya .
Di dalam kamar Aryan saat ini , Oma Herlina menghampiri pria yang sedari tadi hanya berdiri sendiri memandangi jendela kaca kamarnya yang mengarah langsung ke halaman samping tempat ia akan menikah hari ini.
" Ar, kenapa masih berdiri melamun ? Sini Oma bantu pakai jas ."
Dengan suka cita karena cucunya sudah mau menikah ,Oma Herlina membentangkan tepian kerah jas ke arah cucunya yang berbalik badan dan memandang lekat ke arahnya.
" Oma sudah baikan hari ini ?"
" Sangaaaat baik ! Terima kasih ya, Ar . Kamu memang pria sejati , berani berbuat harus berani bertanggung jawab. " ucap Oma Herlina dengan senyum teduh khas seorang ibu.
Aryan membentangkan tangannya memakai jas putih dengan bantuan sang nenek hingga wanita tua itu kemudian menepuk pelan dada bidang cucunya.
" Sangat tampan." Oma Herlina mengecup singkat dahi Aryan yang sangat tinggi itu sampai ia harus menarik bagian kepala Aryan untuk menunduk di depannya.
Meski pernikahan ini tidak dilandaskan atas dasar cinta ,namun memperhatikan kesehatan neneknya yang sampai memohon kepadanya akhrinya membuat Aryan luluh .
" Ingat, Aryan .Buang semua hal buruk yang selama ini menganggu pikiranmu ,cukup lihat opa dan oma saja. Kami adalah contoh pernikahan yang sangat bahagia. Mengerti ?"
Aryan memejamkan matanya singkat kemudian mengangguk. Sugesti demi sugesti dilancarkan Herlina dengan begitu lembutnya pada sang cucu yang memiliki trauma luar biasa dengan istilah pernikahan dalam hidupnya.
" Bagaimana kalau di tengah jalan nanti Aryan tidak kuat?"
Herlina mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan sang cucu." Tidak kuat kenapa? Oma akan selalu ada untuk kalian .Kamu akan segera menjadi seorang suami sekaligus ayah. Kebahagiaan keluarga ada di sini sekarang." Oma Herlina menepuk kedua pundak cucunya untuk menunjukkan tempat dimana Nara menggantungkan hidup padanya mulai hari ini .
" Jangan pernah berpikir untuk mengakhiri pernikahan meski dengan alasan apapun."
" Tapi Aryan tidak mencintainya Oma ." kilah Aryan masih berusaha mencerna dengan logikanya ,bahwa hal yang selama ini ia benci dan tak ingin dipercayai kini malah akan ia lakukan hari ini juga.
" Cinta bisa tumbuh saat kalian sering bersama, Ar. Percaya dengan Oma, Nara gadis yang baik. Bahagiakan dia."
Sementara di sisi lain, Elnara yang mengenakan gaun putih itu sudah duduk siap di kursi akad nikah .Ia menolak saat tim make up akan mendandaninya dengan riasan khas pengantin dengan alasan aroma wangi apapun membuatnya mual saat ini. Akhirnya Nara hanya bertabur riasan natural dan flawless saja pagi ini.
Padahal dalam hati ia tidak sudi bersanding dengan Aryan saat ini. Tujuannya hanya sekedar menikah demi terjaminnya sang ibu di negeri singa sana.
Opa Haris kini menghampiri Nara yang nampak gemetar. Meski sudah berusia lanjut, namun aura Haris begitu mengintimidasinya.
" Tetap anggap pernikahan ini tidak nyata. Jangan coba memanfaatkan Aryan karena kalian hanya suami istri di atas kertas. Segala yang kamu lakukan nantinya tetap ada di bawah kendaliku. Sekali saja kamu berbuat kesalahan dengan bayi itu , ibumu yang akan menjadi taruhannya.
Dengan suara dingin dan menusuk perasaannya , Opa Haris begitu dalam menancapkan senjata tajam ke jiwa Nara saat ini. Namun gadis itu hanya diam dan bergeming. Satu-satunya hal yang ada dalam pikirannya saat ini hanya sang ibu yang akan sembuh dan mereka akan hidup bahagia nantinya. Setelah Nara memberikan anak yang dikandungnya pada keluarga Aryan.
.
...****************...
ingat ya, kalau hidupmu berantakan itu mungkin balasan dari tuhan atas kelakuanmu yang sudah mencuri karya saya.