Chelsea bahagia saat orangtuanya menjodohkan dirinya dengan Reno, putra sahabat mereka.
Berbanding terbalik dengan Reno yang terpaksa menerima perjodohan itu karena ancaman papanya.
Segala usaha dilakukan Reno untuk membuat Chelsea membatalkan perjodohan mereka. Mulai dari memperkenalkan Sherly, teman SMA-nya sebagai kekasih sampai membuat Chelsea melihatnya tidur dengan Sherly di kamar hotel, namun semua itu tidak menggoyahkan Chelsea untuk meneruskan perjodohan mereka.
Chelsea akhirnya menyerah setelah Sherly datang dan menunjukkan bukti kalau wanita itu sedsng hamil dari benih Reno.
Chelsea pun pergi menjauh dan memutuskan kembali setelah 4 tahun berlalu dan tampil sebagai Chelsea yang berbeda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bareta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa yang Terlambat
Reno menggeliat di atas ranjang ruang pribadi papa Robert. Diraihnya handphone yang ada di nakas. Satu jam berlalu dan Reno tertidur cukup nyenyak.
Badannya masih sedikit pegal karena banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya akhri-akhir ini, terutama masalah Sherly.
Kedua sudut bibirnya langsung tersenyum saat melihat pesan dari pengacara keluarganya yang memberikan berita baik soal Sherly.
Reno bergegas turun dari ranjang, mencuci muka di kamar mandi yang ada dalam ruangan itu dan berencana langsung pergi ke kantor Om Boris, orang kepercayaan papa Robert.
Aku pinjam mobil kantor dulu, pa, mau ke tempatnya Om Boris. Ada perkembangan baru soal masalah Sherly
Sepenggal pesan itu Reno kirim pada papa Robert dan langsung melesat ke kantor Om Boris tanpa ingin membuang-buang waktu.
30 menit Reno tiba di sana. Perutnya tiba-tiba terasa lapar tapi hatinya ingin cepat-cepat mengetahui bukti baru apa yang didapatkan om Boris untuk melepaskan Reno dari tuntutan Sherly yang semuanya bohong.
Resepsionis langsung menyuruh Reno naik ke ruangan om Boris yang berada di lantai 3. Reno hanya menganggukan kepala dan masuk ke dalam lift yang ada di dekat situ.
“Kamu kelihatan kurusan, Ren ?” sapa om Boris begitu Reno masuk ke dalam ruangannya.
“Turun 3 kg, Om, tapi masih aman,” sahut Reno sambil tertawa dan langsung menuju sofa.
“Makan dulu, Om sudah belikan nasi padang. Tadi papa- mu telepon dan bilang kalau kamu belum sempat makan di kantornya, kelamaan tidur.”
“Duh papa punya mata-mata dimana-mana, sampai tahu aku belum makan atau belum,” Reno terkekeh sambil meraih sepiring nasi bungkus yang sudah disiapkan di atas meja.
Perutnya sudah tidak bisa diajak kompromi. Dijemput paksa oleh Tomi dan Edo membuat Reno hanya sempat makan sepotong roti tadi pagi.
“Nano bilang makanan yang dia beli untukmu masih utuh di meja makanya papamu tahu kalau kamu belum makan siang.”
“Terlalu bersemangat kemari begitu mendengar berita baik dari Om.”
“Ya sudah kamu nikmati makan siangmu dulu, Om selesaikan sedikit dokumen penting ini.”
“Santai aja, Om, hari ini Reno nggak ke kampus dan kantor papa.”
Hanya 10 menit Reno sudah merapikan kembali bekas makan dan membawanya ke pantri. Begitu kembali masuk ke dalam ruangan Om Boris, pria yang lebih tua 2 tahun dari papa Robert sudah duduk di sofa dengan setumpuk berkas.
“Dua hari yang lalu ada seorang perempuan mengantar ini,” Om Boris menyodorkan sebuah amplop besar. “Sepertinya masih anak-anak.”
Om Boris menyalakan laptopnya dan memperlihatkan rekaman CCTV bagian depan kantornya sampai ke ruangan resepsionis.
“Nia,” desis Reno. “Dia sahabat baiknya Chelsea.”
“Pantas saja.” Om Boni tertawa membuat Reno mengerutkan dahi karena bingung.
“Ini semua dari Chelsea.”
Om Boni mengeluarkan isi amplop dan terlihat surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai dan surat lain yang semuanya ditulis dengan tangan.
“Surat pernyataan resmi Chelsea yang mencatat semua yang dilihatnya saat menemuimu di kamar hotel. Cukup detil. Pasti tidak mudah baginya untuk mengingat kejadian yang ingin dilupakannya.”
Reno menghela nafas dan merasakan perjuangan Chelsea untuk melawan sakit hatinya hanya demi menolong Reno.
“Chelsea juga mengirimkan beberapa foto ini. Semuanya diambil menggunakan kamera handphonenya. Dalam catatan yang diberikannya, Chelsea bilang kamu berhasil membuatnya ingin membatalkan perjodohan kalian makanya dia ambil foto-foto ini untuk diberikan pada papamu sebagai alasannya. Tapi kenapa Chelsea berubah pikiran, dia tidak menceritakan alasannya.”
Reno terdiam dan membaca lembaran lain yang ditulis oleh Chelsea sebagai catatan saja bukan pernyataan dan tanpa materai.
“Dan ini adalah hasil penyeledikan di club yang kamu bilang. Informan kamu aman karena penyelidikan dilakukan resmi biar bisa dijadikan barang bukti. Dalam rekaman itu memang terlihat kalau Sherly lumayan sering datang ke tempat itu bersama teman-temannya dan bertemu dengan pria- pria yang berbeda-beda.”
Reno melihat tayangan rekaman CCTV yang diputar di laptop. Tayangan itu tidak utuh seluruhnya, hanya memperlihatkan aktivitas yang memperlihatkan Sherly ada di sana.
“Tapi semua ini tidak bisa menyangkal hasil tes DNA yang diberikan oleh Sherly, Om. Dan untuk melakukan tes DNA janin kembali tidak diijinkan oleh dokter kandungan karena bisa beresiko keguguran pada janin Sherly.”
“Coba kamu perhatikan benda ini.” Om Boris menyodorkan satu sisir cokelat yang dibawa oleh Sherly sebagai barang bukti pembanding tes DNA.
“Chelsea bilang benda itu bukan milikmu karena tidak ada inisial nama di bagian ujungnya. Chelsea yakin berbeda karena dia yang mengukir inisial nama itu.”
Reno menarih sisir yang masih terbungkus plastik dan memperhatikannya lebih cermat dan betul apa yang dikatakan oleh Om Boris.
“Memangnya saat pertama Sherly menunjukkan ini sebagai bukti kamu tidak memeriksanya lagi ? Untung saja Chesea mengingat detilnya dengan baik.” ledek Om Boris.
“Sisir ini sebetulnya sudah lama hilang, tepatnya saat aku baru mau masuk kuliah. Kemarin saat melihatnya kembali dan dijadikan sebagai bukti, aku hanya berpikir kalau mungkin saja sisir itu diambil oleh Sherly karena terlalu obsesi. Lagipula tidak terpikir untuk memastikan apakah sisir itu milikku atau bukan, pikiran ini sudah dibuat tegang dengan kebohongan Sherly.”
“Masalah tes DNA semua memang dilakukan sudah sesuai prosedur termasuk pembanding yang dipergunakan adalah benar milik ayah biologis janin Sherly, hanya namanya dirubah. Sepertinya pihak berwajib sudah menemukan petugas administrasi yang melakukan pemalsuan data, hanya saja dia belum mau mengaku dan menyangkal tuduhannya.”
“Jadi aku sudah bisa menolak tuduhan Sherly, Om ?”
“Om sudah bicara pada papamu untuk melakukan mediasi terlebih dahulu, jangan langsung maju ke pengadilan. Jika mereka masih membantah, kita akan menjalankan prosedur sesuai ketentuan hukum.”
“Aku sudah sedikit lega, Om.”
“Kalau Om masih punya anak yang belum menikah, rasanya ingin juga menjodohkannya dengan Chelsea. Ternyata pandangan papamu soal perempuan masih tetap jeli seperti dulu tahu mana yang baik dan cocok,” ledek om Boris sambil tertawa.
Reno hanya tersenyum tipis. Mulai muncul penyesalan karena telah menolak Chelsea bahkan sampai menyakiti gadis itu. Ternyata sebagian bukti didapatnya atas bantuan Chelsea.
****
Reno baru saja tiba di rumah sekitar jam 7 malam. Rumahnya sepi karena papa dan mama sedang menghadiri undangan pesta ulang tahun teman mereka.
Reno langsung naik ke kamarnya di lantai 2 dan melewati makan malamnya. Tidak tahan dengan badannya yang lengket, Reno langsung masuk kamar mandi dan membersihkan diri. Selesai mandi, langkah kaki membawanya menuju jendela kamar yang berhadapan dengan kamar Chelsea.
Tirai kamar itu tertutup rapat dan baru terbuka di pagi hari. Tanpa Reno sadari ternyata kamar itu sudah tidak lagi ditempati pemiliknya sejak 1,5 bulan yang lalu. Bodohnya Reno tidak menyadarinya sama sekali.
Ingatan Reno kembali melayang pada saat semua ini belum terjadi. Chelsea pasti berdiri di balkon kamarnya saat tahu Reno sudah tiba di rumah. Gadis itu akan menunggu Reno di sana dan setiap kali Reno ingin menutup tirai, Chelsea berdiri sambil memegang selembar karton dengan tulisan yang sama.
SEMOGA MALAM INI KAMU MIMPI YANG INDAH
JANGAN LUPA AJAK AKU JUGA DALAM MIMPIMU
Reno hafal dengan tulisan besar yang dipegang oleh Chelsea karena hampir setiap hari gadis itu memperlihatkannya pada Reno yang hanya membacanya tanpa membuka pintu balkon kamarnya untuk membalas lambaian tangan Chelsea.
Dan sekarang balkon itu kosong, bahkan tirainya tertutup rapat meski waktu belum menujukkan pukul 10 malam.
Reno mengambil handphone dari dalam tas dan sengaja duduk di lantai bersandar pada pinggir ranjang.
Tangannya langsung membuka aplikasi pesan dan mencari nama Burung Beo di sana. Bibirnya menyunggingkan senyum membaca pesan-pesan yang dikirim oleh gadis cerewet dan manja itu.
Sebagian besar sudah Reno hapus karena tidak ingin menjadi toxic dalam hidupnya termasuk foto-foto yang sering dikriim oleh Chelsea.
Reno menopang kepalanya dengan satu tangan yang bertumpu pada lututnya yang ditekuk dan menghela nafas berkali-kali sambil membaca sisa-sisa pesan yang dikirim Chelsea dan melihat foto-foto yang ada di situ.
Kehilangan dan kerinduan. Dua rasa itu tiba-tiba memenuhi ruang hati Reno. Tangannya mengusap foto Chelsea yang terpampang di layar dan jantungnya tiba-tiba berdegup kencang.
Kehilangan dan kerinduan itu mendorong rasa yang lain mencuat ke permukaan hati Reno. Rasa yang terus disembunyikan dalam-dalam di relung hatinya namun tanpa sadar membuat Reno bertahan dan menolak banyak perempuan yang ingin dekat dengannya bahkan menjadi kekasihnya termasuk Sherly.
Tanpa sadar semua itu Reno lakukan karena tidak ingin menggantikan posisi Chelsea di hatinya, tapi ego dan kebodohan justru membuatnya secara sadar dan terencana sengaja menyakiti Chelsea
Reno mengusap sudut matanya yang basah. Ia teringat kata-kata yang diucapkan Chelsea saat mengobatinya di teras belakang.
“Kalau kata maaf bisa membuat seseoran lupa hatinya sudah tersakiti, maka tidak akan ada kata perpisahan dan penyesalan.”
Saat itu Reno masih berdusta dengan hatinya hingga ia tidak merasakan apapun mendengar ucapan Chelsea yang menyindirnya.
Tangan Reno langsung menekan nomor panggilan Chelsea tapi sudah tidak aktif lagi. Reno pun tidak menyerah, ia menuliskan pesan dan berharap suatu saat Chelsea akan membacanya.
Aku akan datang menemuimu setelah semua urusan ini selesai, Sea. Aku mencintaimu dan sangat kehilangan dirimu, batin Reno sambil mengetik pesan untuk Chelsea.
Reno yg menolak perjodohan sehingga dia membuat rekayasa pacaran sama Serly,
Revan yg hanya pura pura mencintai mu padahal dia sudah punya anak dari Dita
Bastian yg mencintai mu tapi dia punya masa lalu yang kelam sehingga dia punya anak dari perempuan lain 🤭🤭🤦♀️