NovelToon NovelToon
Dicerai Karena Mandul

Dicerai Karena Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:41.2k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Hati wanita mana yang tidak akan hancur melihat sang suami sedang melakukan hubungan suami istri dengan perempuan lain di ruang kerjanya. Wanita itu bernama Sofia, istri dari Rico yang sudah dinikahi selama enam tahun namun belum diberi keturunan.

Sofia tidak pernah menyangka jika sang suami yang selama ini selalu bersikap baik, lembut dan romantis ternyata dia tega mengkhianatinya.

Apakah Sofia bisa mempertahankan rumah tangganya yang sudah ternoda...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Menjijikan

Sore harinya setelah selesai mandi Sofia turun ke lantai bawah untuk mengambil minum di dapur. Suasana rumah terasa hening karena bu Irma dan bi Iyam sedang belanja kebutuhan dapur di supermarket. Sedangkan Viviana ada di kamar dan Rico sedang berada di kamar mandi. Viviana lalu keluar dari kamarnya. Melihat Sofia sedang menuju dapur, Viviana kembali masuk ke kamar dan membiarkan pintu kamar terbuka.

Di saat yang bersamaan, Rico keluar dari kamar mandi hanya menggunakan handuk yang dililitkan di pinggang. Di mata Viviana Rico terlihat sangat gagah, apalagi perut six packnya terlihat jelas. Tanpa berbasa basi lagi Viviana langsung menghampiri Rico dan memeluk tubuhnya.

"Baby..." Rico kaget tiba- tiba langsung dipeluk dan diciumi oleh Viviana.

"Baby, aku menginginkanmu sekarang..." ucap Viviana melepas satu- satunya kain yang melekat di tubuh Rico dan melemparkannya ke sebarang arah.

"Baby, apa tidak apa- apa kita melakukannya sekarang...? Perut kamu nggak sakit...? Kamu tidak sedang mual...?" tanya Rico untuk memastikan jika kondisi Viviana sedang baik- baik saja.

"Aaahhh.... Baby, jangan banyak tanya, ayolah... Aku sudah tidak tahan lagi..." Viviana mengalungkan kedua tangannya pada leher Rico.

Mendengar jawaban dari Viviana, Rico pun langsung membopong tubuh Viviana ke atas tempat tidur. Mereka lalu melakukan adegan panas di sore hari dengan penuh gairah.

Sementara itu Sofia hendak kembali ke kamar dengan membawa air minum di tangannya. Ketika dia akan menaiki anak tangga Sofia mendengar suara aneh dari dalam kamar Viviana. Kebetulan kamarnya ada di dekat tangga jadi Sofia bisa mendengar suara aneh itu dengan jelas.

Karena penasaran Sofia pun menghentikan langkahnya. Dia terus menajamkan pendengarannya untuk memastikan suara apa itu. Dan semakin lama suara itu semakin terdengar lebih keras. Iya, Sofia tahu itu suara erangan Viviana. Karena khawatir terjadi apa- apa dengan Viviana yang sering mengeluh sakit perut, Sofia pun bergegas pergi ke kamar Viviana.

Dan ternyata dugaan Sofia salah, dia pikir Viviana sedang kesakitan karena suaranya terdengar keras memenuhi seisi ruangan kamarnya. Mata Sofia terbuka lebar dan jantungnya berdegub dengan cepat. Iya, lagi- lagi Sofia harus melihat pemandangan menjijikan yang menyesakkan dada.

Setelah beberapa detik kemudian Sofia tersadar dan segera pergi dari depan kamar Viviana menuju ke kamarnya.

"Dasar bodoh...! bodoh kamu Sofia.. bodoh...!" Sofia menaiki anak tangga sambil memaki dirinya sendiri.

Iya bagiamana tidak , ini kedua kalinya dia memergoki sang suami sedang bercinta dengan madunya. Dan yang lebih parahnya lagi kali ini Sofia tidak menyadari jika suara aneh yang dia dengar adalah teriakan orang yang sedang merasakan kenikmatan, bukan suara orang yang sedang kesakitan.

Sampai di dalam kamar Sofia menutup pintunya dengan kasar. Tubuh Sofia merosot ke lantai dan air matanya bercucuran.

"Ya Alloh.. Belum cukupkah rasa sakit yang aku rasakan hingga aku harus diperlihatkan dengan pemandangan yang menyakitkan sampai berkali- kali...hik..hik...?" ucap Sofia.

🐓🐓🐓🐓🐓

Malam harinya bi Iyam mengantar makan malam ke kamar Sofia karena Sofia tidak turun untuk makan malam di meja makan. Sampai di depan kamar Sofia ,bi Iyam mengetuk pintu. Namun tidak ada jawaban. Kemudian bi Iyam membuka pintu kamar. Terlihat kamar masih dalam keadaan gelap. Bi iyam pun menekan saklar di dekat pintu untuk menyalakan lampu.

Dan bi Iyam terkejut begitu lampu menyala dia melihat Sofia tergeletak di lantai. Iya, rupanya tadi sore Sofia terus menangis hingga dia tertidur di lantai.

"Ya Alloh non Sofia..." bi Iyam segera meletakkan baki berisi makanan untuk makan malam di atas nakas.

Lalu bi Iyam menghampiri Sofia karena takut terjadi apa- apa dengannya.

"Non... Non Sofia bangun non..." bi Iyam menepuk- nepuk pipi Sofia.

Perlahan Sofia pun membuka matanya.

"Non...non Sofia kenapa...? Kok bisa tidur di lantai...?" tanya bi Iyam.

Sofia menggelengkan kepalanya. Dan bi Iyam dengan jelas bisa melihat mata Sofia yang terlihat sembab seperti habis menangis.

"Non Sofia baik- baik saja kan Non...?" tanya bi Iyam khawatir, sambil membantu Sofia bangun.

"Iya bi, aku baik- baik saja..." jawab Sofia.

Namun ketika Sofia berdiri tiba- tiba kepalanya terasa pusing.

"Ssttthh..." Sofia memegangi kepalanya yang terasa pusing.

"Non, kenapa non...?" bi Iyam menahan tubuh Sofia agar tidak jatuh.

"Nggak papa bi, hanya pusing saja..." jawab Sofia.

"Ya sudah, non Sofia istirahat saja ya..." bi Iyam memapah Sofia ke tempat tidur.

Sofia lalu duduk di atas kasur sambil terus memegangi keningnya. Kepala Sofia terasa berputar- putar, mungkin karena efek tidur di lantai yang dingin.

"Non, ini minum dulu..." bi Iyam memberikan segelas air putih kepada Sofia.

Sofia menerima gelas dari tangan bi Iyam lalu meminumnya hingga airnya sisa setengah gelas

"Non Sofia makan dulu ya , ini tadi bibi masakin ikan bumbu kuning..." ucap bi Iyam.

Sofia menggelengkan kepalanya. Rasanya dia sedang tidak selera makan. Bagaimana Sofia bisa makan ,sedangkan pikirannya saja dipenuhi dengan bayangan Rico yang sedang bercinta dengan Viviana. Itu rasanya sakit sekali. Dan rasa sakit itu hingga tembus ke jantung dan menghilangkan selera makannya.

"Kenapa non Sofia tidak mau makan...? Tadi siang saja non Sofia tidak makan siang, masa tidak mau makan malam juga. Nanti non Sofia sakit lho..." tanya bi Iyam.

"Aku nggak lapar bi, bawa saja makannya ke dapur. Aku mau istirahat saja..." jawab Sofia dengan suara pelan.

"Baik non..."

"Non..." ucap bi Iyam.

"Ada apa bi...?" tanya Sofia.

"Non Sofia sedih karena non Vivi ya...?" tanya bi Iyam.

Iya tentu saja bi Iyam merasa iba pada Sofia. Bagaimana mungkin seorang istri tidak akan sedih jika sang suami tiba- tiba menikah lagi dan membawa istri mudanya tinggal bersama dalam satu atap . Apa lagi bi Iyam juga tahu bagaimana sikap Viviana kepada Sofia. Sebagai sesama perempuan bi Iyam tentunya paham dengan apa yang sedang Sofia rasakan.

"Non Sofia yang sabar ya non, non Sofia jangan mau kalah sama non Viviana. Non kan istri pertama, jangan mau dibudakin sama sama istri kedua. Kalau perlu lawan saja non..." ucap bi Iyam yang terlihat emosi.

Sofia tersenyum pada bi Iyam.

"Saya tidak tega melihat non Sofia diperlakukan tidak adil sama mereka non..." sambung bi Iyam sedih.

"Non Sofia harus kuat ya, jangan lemah... " lanjut bi Iyam mengusap lengan Sofia.

"Makasih ya bi..." sahut Sofia sambil tersenyum.

Bi Iyam lalu keluar dari kamar Sofia dan kembali ke dapur sedangkan Sofia membaringkan tubuhnya dan kembali memejamkan mata.

🐓🐓🐓🐓🐓

Keesokan harinya Sofia terbangun karena mendengar alarm dari ponselnya. Sofia lalu duduk kemudian mematikan alarm tersebut. Sofia bersyukur karena kepalanya tidak pusing lagi. Dia pun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai mandi Sofia memakai baju rumahan. Dia lalu bercermin di depan meja rias. Iya, matanya masih terlihat sembab akibat menangis semalaman.

Bayangan saat Viviana bercinta dengan Rico di kamar bawah kembali mengganggu pikirannya. Saat itu Sofia bisa melihat dengan jelas Viviana yang berada di atas tubuh Rico menggerakkan tubuhnya dengan begitu erotis. Ditambah lagi dengan teriakan- teriakan yang cukup memekakan telinga keluar begitu saja dari mulut Viviana. Mungkin saat itu Viviana melupakan bahwa dirinya sedang hamil muda.

Iya, Sofia benar- benar tidak menyangka kalau dia akan melihat pemandangan menjijikan itu untuk ke dua kalinya. Iya, di mata Sofia itu terlihat begitu menjijikan. Bagaimana mungkin suami istri melakukan hubungan intim dengan kondisi pintu kamar terbuka lebar dan dia juga mengeluarkan suara yang begitu keras. Atau mungkin mereka sengaja melakukan itu semua agar bisa di dengan dan terlihat oleh Sofia.

Sofia lalu menggelengkan kepalanya mencoba untuk menghilangkan bayangan menjijikan itu dari pikirannya. Dan tiba- tiba pintu kamarnya terbuka dari luar. Sofia menoleh ke arah pintu. Dan di sana ada Rico yang masuk ke kamarnya sambil membawa sarapan untuknya.

"Pagi sayang..." ucap Rico dengan senyum di bibirnya.

Sofia hanya melirik saja tanpa ingin menjawab ucapan Rico.Kemudian Rico meletakkan baki berisi makanan dia atas meja.

"Sayang, kata bi Iyam, tadi malam kamu sakit ya...?" tanya Rico mendekat ke arah Sofia lalu menempelkan punggung tangan ke dahi Sofia.

"Nggak ... Aku nggak papa..." Sofia mundur beberapa langkah.

"Beneran kamu nggak papa...?"

"Aku nggak papa mas..." sahut Sofia.

"Kenapa sayang...? Kamu marah ya sama aku...?" tanya Rico menyadari bahwa Sofia sedang menghindarinya.

"Menurutmu...?" Sofia balik bertanya.

Rico menghela nafas panjang.

"Maaf atas kejadian kemarin. Aku tahu kamu pasti tersinggung atas sikap Viviana. Aku minta maaf untuk itu. Tapi aku mohon pengertiannya sama kamu sayang, Viviana bersikap seperti itu karena dia lagi ngidam. Perasaannya jadi sensitif, dan sedikit manja. Dia juga bingung dengan perasaannya sendiri kenapa bisa seperti itu. Kalau kata mama sih itu karena meningkatnya hormon kehamilan..." ucap Rico mencoba memberi penjelasan pada Sofia.

"Bukannya sifat Viviana memang seperti itu ya dari dulu...?" sahut Sofia sambil tersenyum sinis pada Rico.

"Sayang..."ucap Rico.

"Sudahlah mas, tidak usah membahas soal itu lagi. Aku sedang malas bicara. Kamu mau berangkat ke kantor kan...? Ya sudah berangkat saja..." ucap Sofia lalu duduk di tempat tidur.

Iya, tentu saja Sofia sedang tidak mood untuk bicara dengan Rico. Jangankan bicara, menatap wajahnya saja dia begitu muak.

"Sayang, aku bawakan sarapan untukmu, kamu makan dulu ya. Kata bibi kamu belum makan dari kemrin siang. Makan dulu ya aku nggak mau kamu sakit..." ucap Rico lalu mengambil piring berisi makanan dari atas nakas.

"Ayo makan sayang..." Rico menyendokkan nasi dan lauk hendak menyuapi Viviana.

"Tidak usah menyuapiku mas, aku bukan Viviana yang harus disuapi seperti anak kecil. Dan aku bukan anak manja yang harus dilayani. Kalau aku lapar aku bisa makan bahkan masak sendiri..." jawab Sofia dengan sikap dingin.

Rico hanya menghela nafas mendengar ucapan Viviana. Rico mengira kalau Sofia masih marah karena kejadian sup ayam kemarin. Tapi Rico tidak tahu jika sebenarnya yang membuat Sofia marah adalah saat dia memergoki Rico dan Viviana berhubungan badan dengan kondisi pintu kamar terbuka dan suara yang menggema di seluruh ruangan rumah.

Tentu saja Rico tidak menyadari akan hal itu. Dia juga tidak sadar jika saat dia melakukan hubungan badan pintu kamar sengaja dibuka oleh Viviana. Iya, Viviana memang sengaja membuka pintu kamarnya dan melakukan hubungan badan dengan Rico saat dia melihat Sofia ada di dapur. Dia juga sengaja mengeraskan teriakan nikmatnya sampai memenuhi seisi kamar bahkan sampai terdengar dari luar kamar agar Sofia mendengarnya. Viviana ingin melihat seperti apa reaksi Sofia saat dia melihat adegan panas mereka.

Dan saat Viviana sedang melakukan adegan ranjang bersama Rico, dia sempat melihat Sofia yang berdiri di depan pintu. Viviana pun merasa puas karena rencananya berhasil dengan baik.

"Sayang, tolong kamu jangan marah ya, iya aku yang salah karena memaksa kamu masak untuk Viviana. Sekali lagi maafkan aku ya..." ucap Rico sambil menyelipkan rambut Sofia ke belakang telinganya.

"Aku berangkat ke kantor dulu ya, kamu jangan lupa sarapan. Aku nggak mau kamu sakit...." Rico mengusap pipi Sofia.

"Oya sayang, aku boleh minta tolong pasang kan dasi...?" tanya Rico sambil mengulurkan tangannya memberikan dasi berwarna hitam pada Sofia.

"Kenapa menyuruhku...? Aku sedang capek, dan sedang tidak ingin melakukan apapun. Kamu bisa kan minta tolong pada istrimu yang manja itu... " jawab Sofia.

Iya tentu saja Sofia menolak untuk memakaikan dasi, karena Sofia melihat ada beberapa tanda merah di leher Rico. Dan lagi- lagi Rico tidak menyadari hal itu.

"Kamu juga istriku sayang..." sahut Rico.

Sofia lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela.

"Ya udah, kalau gitu aku berangkat dulu ya, jangan lupa sarapan..." ucap Rico lalu mengecup kening Sofia dengan lembut.

Rico lalu keluar dari kamar Sofia kemudian berpamitan pada Viviana untuk berangkat ke kantor. Setelah Rico berangkat ke kantor, Viviana lalu mengambil sesuatu dari dalam laci meja rias. Perlahan Viviana membuka bungkusan tersebut dan mengambil isinya. Ternyata itu adalah obat yang akan dia minum.

Viviana menelan dua butir obat tersebut dengan dibantu air minum. Di saat bersamaan bu Irma pun datang.

"Vi, kamu minum apa...?" tanya bu Irma.

Viviana kaget saat melihat bu Irma sudah ada di belakangnya.

"Eh ya ampun mama, Vivi kaget deh. Ini mah, Vivi minum vitamin dari dokter..." jawab Viviana.

"Oh, iya Vi orang hamil itu memang harus rutin minum Vitamin dan obat penambah darah. Biar ibu dan calon bayinya sehat..." sahut bu Irma sambil mengusap pundak Viviana.

"Iya mah..."

"Ya udah, mama mau nyiram tanaman di depan ya..." ucap bu Irma. Viviana mengangguk.

🐓🐓🐓🐓🐓

Sementara itu di kamar Sofia melihat ke atas nakas di mana di sana ada nasi beserta lauk untuk sarapan yang dibawakan oleh Rico. Namun Sofia sama sekali tidak ingin mencicipi apa lagi makan makanan itu. Bahkan hanya melihatnya saja selera makannya langsung hilang.

Sofia lebih memilih untuk memainkan ponselnya sambil duduk santai di atas kasur. Namun tiba- tiba pintu kamarnya diketuk. Dengan malas Sofia bangun dan membuka pintu kamarnya.

"Viviana..." ucap Sofia melihat madunya yang berdiri di depan pintu kamar.

"Selamat pagi kak Sofia..." ucap Viviana dengan senyum mengembang di bibirnya.

Bersambung...

1
Adinda
lebih baik sofia dengan marcel atau pria lain jangan sama satria keluarganya saja kelakuan seperti setan sampai rico dan anaknya meninggal kasihan sofia kalau sama satria apalagi kakaknya pelakor
Mommy Almira: yg benar saja kak, masa sofia sama Marchel yg punya kelainan sex dan suka gonta ganti pasangan 🙄🙄
total 1 replies
Mundri Astuti
mantap tuh karmanya si vivi, emaknya stroke biar kicep dah tu mulut
Ma Em
Vivian sdh terima hukumannya semoga dia tdk kabur dari penjara, ya mau bagaimana lagi mungkin Satria emang sdh jodohnya Sofia dan semoga saja Sofia segera bangun dari komanya dan segera sehat kembali meskipun mungkin setelah sadar Sofia pasti akan kaget karena sdh jadi istrinya Satria lelaki yg paling Sofia benci
Yeni Astriani
lanjut thor
sutiasih kasih
ulah satu manusia yg tak ber'otak.... bnyak korban yg harus menanggungnya....
vivian.... hidupmu hnya bikin org sengsara... knapa g km aja yg koit...
Mundri Astuti
lah si satria, Mak Merry aja masih ngebelain Vivi aja, melekkin mamamu satria, dampaknya apa sama org yg sdh disakiti, kayanya belom mempan si vivi dipenjara doang, lebih enak ada sangsi sosial dari video dia sama selingkuhannya thor
Mommy Almira: oke... baca bab berikutnya ya nanti sore up
total 1 replies
Ma Em
Thor jgn dibuat Sofia tambah tersiksa hidupnya setelah menikah dgn Satria, kalau emang Sofia berjodoh dgn Satria buat Sofia bahagia ibu Mery ibunya Satria merestui hubungan mereka
Mommy Almira: iya mom, tapi harus bersabar karena halangan dan rintangan yang bakal satria dan Sofia hadapi akan tetap ada, sebelum pada akhirnya mereka berdua mendapatkan kebahagiaan ya ... 🙂
total 1 replies
Riskiya ahmad
cuiihh,yakin loh satria mau bahagiain supi,tapi tidak manutup kemungkinan ibu mery akan jahat sama supi,dan suatu saat si iblis vivi pasti bibas kan cuma 20 thn,jgn sampay supi madarita terus menerus,skarang kn supi susah hamil,pasti ibu merry cari kn pelakor tuk keluarga mu nanti satria,dan supi hancur lagi,
Mommy Almira: aduh Supi 😂😂
total 1 replies
kalea rizuky
harusnya hukuman mati
Dew666
Poor satria 😭😭😭
stela aza
hukumnya g sebanding dg kelakuannya menghilang kan 2 nyawa sekaligus dan membuat rahim Sofia bermasalah cuma di penjara segitu doank ,,, aturan hukuman mati biar impas ,,, maaff y Thor cerita kamu lama2 bikin emosi
watini
kok jadi Sofia yg menderita terus sih thor.piye toh Iki....
Mommy Almira: sabar... bersakit" dahulu bersenang" kemudian 😁
total 1 replies
Adinda
tidak tau malu kau satria harusnya kau itu pergi jauh gara gara ulah keluarga kau hidup sofia menderita dan kehilangan anak dan mantan suaminya
kalea rizuky
akhirnya meninggal jg laki. penghianat
Dew666
Paling kasian sama satria 😭😭😭
Ma Em
Kasihan dgn Riko nasibnya tragis Riko mati ditangan Viviana istrinya sendiri, aku mah apa kata othor sajalah kalau Sofia hrs nikah sama Satria ya tdk apapa 😄😄
Haerul Anwar: palak kau kasihan anjing'
Farid Atallah: heeheh nikahkan sj 🤣🤣
total 3 replies
mamamu
jangan sampe nikah dong thor sofia sama satria , meskipun udah jadi baik tapi kan masih ada hubungan darah sama vivian , mana vivian udah ngilangin bayi yang udah ditunggu" lagi
sutiasih kasih
ric tak trtolong..... vivian sbntr lgi mnjadi pnghuni rs jiwa..
Riskiya ahmad
apa ini nama nya pingsan berjamaah yA thor/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Mommy Almira: 😂😂iya... kita lihat apa mereka bisa bangun lagi atau pingsan selamanya... 😁
total 1 replies
Adinda
pergi jauh kau satria tak usah dekat dengan sofia karena ulah adikmu pelakor itu sofia harus kehilangan bayinya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!