NovelToon NovelToon
Bukan Kutukan

Bukan Kutukan

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: santi.santi

Viola merasa di tipu dan dikhianati oleh pria yang sangat dicintainya. Menyuruh Viola kuliah hingga keluar negeri hanyalah alibi saja untuk menjauhkan Viola dari pria itu karena tidak suka terus di ikuti oleh Viola.
Hingga 8 tahun kemudian Viola kembali untuk menagih janji, tapi ternyata Pria itu sudah menikah dengan wanita lain.

"Aku bersumpah atas namamu, Erland Sebastian. Kalian berdua tidak akan pernah bahagia dalam pernikahan kalian tanpa hadirnya seorang anak"
~ Viola ~

Benar saja setelah 3 tahun menikah, Erland belum juga di berikan momongan.

"Mau apa lo kesini??" ~ Viola ~

"Aku mau minta anak dari kamu" ~ Erland ~

Apa yang akan terjadi selanjutnya pada Viola yang sudah amat membenci Erland??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Kepergian Viola

Erland mendatangi rumah mertuanya, lebih tepatnya mertua keduanya karena saat dia datang ke rumah sakit dia sudah tidak menemukan Viola di ruangannya.

Kedatangannya langsung di sambut Vino yang ternyata baru saja kembali dari bandara mengantar Viola dan Beca.

"Vin, Viola udah pulang ya?? Dimana sekarang??" Erland langsung menanyakan keberadaan istrinya.

Vino diam saja, bingung ingin menjelaskan pada Erland mulai dari mana.

"Vin, gue ke kamarnya ya??" Vino mencegah Erland dengan menahan lengannya.

"Viola nggak ada di rumah Er"

"Maksudnya?? Dia kemana??"

"Viola kembali lagi ke Korea, gue baru aja pulang dari bandara nganterin dia"

"A-apa?? Ke Korea lagi?? M-maksudnya??" Erland masih belum sepenuhnya memahami apa yang di katakan Vino.

"Tante, apa maksud Vino sebenarnya??" Erland melihat Via yang datang dari dalam.

"Benar apa kata Vino, Er. Viola memutuskan untuk kembali ke Korea"

"Tapi kenapa Tante?? Kenapa nggak ada yang kasih tau aku. Sekarang Viola istriku Tante" Erland merasa asing, sepeti tidak ada yang menganggapnya sebagai suami Viola. Kepergian istrinya saja tidak ada yang memberitahunya sama sekali.

"Duduk dulu Er, gue jelasin"

Erland yang masih belum tau apa-apa terpaksa duduk mengikuti Vino. Dia juga butuh penjelasan, terutama alasan Viola pergi secepat ini. Padahal dia saja belum sembuh betul.

Vino menjelaskan seperti yang Viola katakan. Memang benar adanya jika Viola pergi untuk menghindari Erland.

Erland tampak semakin lemas mendengarkan semua alasan Viola kembali ke Korea. Erland hanya mampu bersandar dengan memegangi keningnya yang terasa pusing.

"Jadi gitu Er, gue harap lo bisa ngerti keadaan Viola saat ini" Vino menepuk-nepuk bahu Erland yang tak berdaya itu.

"Tapi seharusnya kalian kasih tau gue Vin. Viola istri gue sekarang. Kalau dia mau pergi juga bakal gue kasih ijin, tapi nggak gini caranya Vin"

Meski Via masih sedikit kesal dengan Erland tapi memang seharusnya Erland berhak tau tentang kepergian Viola.

"Maafkan kita Er, kita hanya menuruti apa maunya Viola. Tapi dia sudah berjanji, kalau dia pasti akan kembali kalau dia sudah siap menerima semua ini. Dia hanya butuh waktu Er"

Erland akhirnya terdiam. Mau bagaimana lagi sekarang, Viola juga sudah terlanjur pergi. Erland tidak mungkin langsung menyusul Viola, seolah-olah Erland adalah suami yang sangat mencintai istrinya.

"Benar kata Mami Er. Beri dia waktu, kalau gue di posisi dia pun pasti rasanya berat. Jadi gue minta maaf karena nggak kasih tau lo, gue hanya minta lo bisa sabar sama Viola" Erland mengangguk-angguk saja, mengiyakan Vino.

"Mungkin lebih baik seperti ini dulu. Aku akan membiarkan Viola di sana untuk menenangkan dirinya. Disini gue juga akan memperbaiki hubungan gue dengan Sarah dulu. Baru setah itu memikirkan nasib kita bertiga" Pasrahnya dalam hati.

"Gue minta nomor ponsel Viola Vin, gue janji gue nggak bakalan ganggu dia dulu. Tapi gue tetap butuh karena gue suaminya"

Vino setuju dan langsung mengirimkan nomor ponsel Viola melalui pesan singkat.

"Kalau gitu saya ke kantor dulu Tante. Sekali lagi saya mohon maaf atas semua perbuatan saya" Erland mencium tangan Via sebelum dia pergi.

"Buktikan saja kalau kamu tidak mengecewakan Viola lagi Er"

"Insyaallah Tante"

*

*

*

Erland mengemudikan mobilnya menuju rumah. Niatnya ke kantor batal begitu saja. Pikirannya sedang tidak dalam keadaan baik untuk di paksa mengerjakan pekerjaannya. Jadi dia berpikir, istirahat di rumah lebih baik untuk saat ini.

Pikirannya terus memikirkan Viola, dia ingat kemarin tidak sempat mengunjungi Viola sama sekali sejak paginya meninggalkan Viola yang masih terlelap.

Dia pikir setelah Viola pulang dari rumah sakit, akan langsung memboyong Viola kerumahnya. Meski belum tau apa yang akan terjadi jika di dalam satu atap hidup dengan dua istri. Tapi belum sempat itu terjadi, Viola sudah lebih dulu pergi.

"Loh kok udah pulang Mas??"

Seperti biasa, Sarah berada di atas ranjangnya dengan laptop di pangkuannya.

"Aku lelah rasanya ingin tidur saja" Erland langsung menjatuhkan badannya pada kasur empuknya.

"Nggak mungkin, pasti ada sesuatu kan?? Setau aku kamu itu pekerja keras, jadi setelah apapun itu pasti tidak akan di rasa. Jadi apa yang kamu sembunyikan Mas??"

Erland akhirnya mengubah posisi tidurnya menjadi menghadap pada Sarah.

"Viola sudah kembali ke Korea"

Sarah tak menampik rasa senang di dalam hatinya saat ini.

"Jadi kamu sedih dia pergi?? Kamu mulai men.."

"Dia juga istriku Sarah" Potong Erland sebelum Sarah melanjutkan kalimatnya yang sudah bisa di tebak oleh Erland.

"Tapi dia menganggap kamu suaminya kan Mas?? Buktinya dia meminta cerai dari kamu" Sarah langsung menutup rapat mulutnya karena tak sengaja mengeluarkan kalimat yang membuat Erland langsung terduduk menatapnya.

"Jadi kamu menemui Viola?? Kapan kamu ke sana?? Apa yang kamu bicarakan dengannya??" Erland tampak begitu mengintimidasi Sarah.

"Apaan sih Mas!! Kenapa kamu kaya marah gitu sama aku?? Aku ke sana cuma mau nengok dia aja kok. Bukannya kita sama-sama istri kamu, jadi wajar kan??" Sarah kesal karena Erland seperti tidak suka kalau Sarah bertemu dengan Viola.

"Kamu nggak ngomong yang macam-macam sama dia kan??" Erland masih belum percaya.

"Ih kamu kenapa sih Mas?? Ya udah kalau nggak percaya tanya sama orangnya aja sana!!" Sara menutup laptopnya kemudian pergi menjauh dari Erland keluar dari kamarnya.

Setelah Sarah keluar dari kamar, Erland mencoba memejamkan matanya. Tidak peduli dengan bajunya yang belum di ganti, Erland ingin pergi ke alam mimpi sebentar saja.

Memikirkan dirinya sendiri saat ini sudah sangat pusing. Apalagi di tambah dua istri, Erland bahkan ingin sekali menertawakan dirinya sendiri. Beristri dua bukannya bangga tapi justru malu bagi Erland, karena itu sama sekali bukanlah prestasi.

Erland hanya berharap jika besok Viola kembali, meski entah itu kapan. Erland sudah bertekad untuk mencoba adil dengan kedua istrinya. Tapi bagaimana caranya bisa adil kalau posisi merkea berdua saja beda di hati Erland.

Mata Erland mengerjab rasanya baru saja memejamkan mata di kamarnya. Tapi kenapa sekarang Erland sudah berada di tempat yang sangat asing bagi Erland.

Tiba-tiba saja Erland sudah berada di sebuah lorong yang bernuansa serba putih. Kemudian terdengar beberapa orang berjalan dnegan cepat ke arahnya. Suara roda yang berputar bergesekan dengan lantai juga terdengar sangat nyaring di telinganya. Hingga Erland semakin jelas melihat beberapa orang berpakaian putih mendorong ranjang rumah sakit dengan seseorang di atasnya.

Orang-orang itu seperti tak menyadari keberadaan Erland di sana. Melewati Erland begitu saja meski Erland berdiri ditengah lorong itu. Tapi saat ranjang yang di dorong itu melewatinya, Erland sangat terkejut karena Sarah yang terbaring di sana. Yang membuat Erland semakin terkejut adalah, banyaknya darah pada kaki Sarah.

Orang-orang itu terus mendorong Sarah semakin menjauh dari Erland.

"Sarah!!" Panggilnya dengan suara tercekat.

"SARAH!!"

"SARAH!!"

"Mas, bangun Mas!!" Sarah menepuk pipi Erland agar terbangun dari tidurnya.

"Mas!!"

"SARAH!!" Erland langsung terduduk dengan nafasnya yang memberubu.

"Kamu mimpi apa sih Mas??"

Sarah yang tadi Erland lihat berbaring tak berdaya dengan berlumuran darah ternyata hanyalah mimpi semata.

1
Ryani
otak CEO nya kemna sihhh, greget jadinya gak gercep jadi suami
Ryani
setan d pelihara
Ryani
baru pernah baca ceo model beginian🤭🤭🤭 malu maluin tau agh😁
Ryani
pemirsaaa ada rencana demo kaga 😁🤭🤭
Ryani
entah siapa yang salah ku tak tau.. 🤣🤣🤣🤣 tarikkk thorr
Nurhayati Lubis
mimpi mungkin sih Beca
Ryani
keluarga aneh
Ryani
gila🤣🤣🤣 kalo gua mah ogah lagi sama laki modelan begitu. cuman manfaatin kitanya ajah😏 issss nyebelin
Anonymous
keren
𝐵💞𝓇𝒶𝒽𝒶𝑒🎀
wow setelah di bodohi bertahun tahun sekarang vio otw di jadiin mesin pencetak anak emezing👏🏻👏🏻
Sri
bad
Vien Habib
Luar biasa
Maizaton Othman
dah jadi Ireland ni...
Supiah Susilawati
Luar biasa
Supiah Susilawati
Lumayan
Maizaton Othman
typo- edgar
Maizaton Othman
kalau ku ketemu si erland ni,aku mau tonjok muka nya ..menjengkelkan sekali ..tp justeru kerana wataknya inilah..aku terus membaca novel ini...haahhaaa
Sumar Tono
Luar biasa
Widya Sari SE
💗
Ray Aza
aduh thor.... gini bgt sih karakter lakinya. dinistain bgt sm penulisnya sdri. 😅😅😅
santi.santi: ya memang gitu, penulis itu menistakan, menjatuhkan, memuliakan, meraja ratukan, memanjakan, menjerumuskan, masih banyak lagi dah pokoknya wk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!