Bukan Kutukan

Bukan Kutukan

1. Tamu tak di undang

Seorang wanita yang sudah bisa di bilang sangat dewasa masih fokus menatap layar komputernya meski jam kerjanya sudah selesai. Sesekali dia menaikkan kacamatanya yang sedikit turun dari pangkal hidungnya. Kacamata dengan bingkai yang kekinian semakin mempercantik penampilan wanita itu.

Wanita yang hanya fokus pada pekerjaannya itu tidak peduli apapun yang berada di sekitarnya selain membantu pasiennya untuk sembuh dari penyakitnya.

Ya, wanita itu adalah seorang Dokter spesialis kulit lulusan dari salah satu universitas di negeri ginseng. Sebuah negara yang terkenal akan ilmu spesialis kulit dan bedah plastiknya.

Saat ini wanita ini pun masih berada di negara itu untuk mengabdi pada klinik yang di telah dirintisnya dari nol itu.

Dialah Viola, putri bungsu dari pasangan konglomerat Indonesia namun memilih jalan hidupnya sendiri tanpa campur tangan kedua orang tuanya.

"Dokter, ada yang ingin bertemu"

Seorang wanita berpakaian senada dengan milik Viola, ciri khas dari kliniknya, namun bedanya wanita itu tidak memakai jas putih seperti milik Viola.

"Siapa Beca?? Bukanya pasiennya sudah habis ya??"

Wanita bernama Beca tadi tak menjawab, namun sedikit menyingkir dari pintu karena desakan dari seseorang yang ingin masuk ke dalam ruangan Viola.

Tidak ada raut terkejut sama sekali dari wajah Viola. Hanya tatapan datar dan tak bersahabat mendapati tamu tak di undang itu berada dalam ruangannya. Viola melepas kacamatanya agar tidak ada penghalang satupun untuk menatap pria itu dengan jelas.

Beca yang tau suasana dalam ruangan itu tidak kondusif, lebih memilih keluar dan menutup pintu ruangan bertuliskan dokter spesialis kulit itu.

"Mau apa lo kesini??" Tatapan permusuhan jelas terlihat dari mata Viola.

Orang yang pernah menjadi pusat dunia Viola itu hanya berdiri dengan senyum miringnya. Menatap wanita yang sudah tiga tahun tidak ditemuinya itu.

"Aku ingin minta anak dari kamu"

Jawabnya dengan santai tanpa beban dan rasa bersalah sekalipun.

"Cihh...gue nggak sudi!!" Viola membuang wajahnya jengah menatap pria yang semakin bertambah umur semakin matang itu.

Pria itu menarik kursi di depan meja Viola, mendudukkan tubuhnya yang tinggi itu tepat di depan Viola.

"Sopan sedikit kalau bicara sama suami!!" Tekan pria itu pada Viola yang ternyata adalah istrinya sendiri.

"Gue nggak pernah setuju nikah sama lo!!" Balas Viola dengan sengit. Seperti tak ada lagi kata damai dalam setiap kata dan tatapannya itu. Penuh kebencian, muak, dan sakit hati semuanya menjadi satu.

"Jangan munafik kamu Vi, nggak ingat siapa yang buat kamu akhirnya bertahan bertahun-tahun di negara ini??" Pria itu tersenyum penuh kemenangan melihat Viola yang diam tanpa tanggapan.

TIGA BELAS TAHUN YANG LALU...

"Apa sih yang buat Abang nggak percaya sama cinta Vio??"

Gadis berusia 17 tahun itu terus meyakinkan pria yang menjadi pujaan hatinya. Sahabat dari Kakaknya sendiri, Erland Sebastian.

"Abang bukan nggak percaya Vio, tapi Abang benar-benar nggak bisa sama kamu"

Sudah berkali-kali pula Erland menolak pernyataan cinta dari Viola. Tapi gadis itu sama sekali tak peduli, dia terus saja menjadi anak itik yang ikut kemana saja induknya pergi.

"Tapi apa alasannya bang?? Kalau maslah umur kita yang berjarak 5 tahun itu nggak ada salahnya kan Bang?? Atau karena Abang sahabat Bang Vino, kalau masalah itu Abang tenang aja. Vio yang bakal ngomong sama Bang Vino. Ya??" Tak ada rasa malu lagi pada diri Viola untuk terus membujuk Erland agar mau menerima cintanya.

"Bukan itu Vio" Erland sudah jengah dengan sikap Vio selama ini. Gadis kecil yang bebal dan tak malu mengutarakan perasaannya dengan gamblang. Erland juga bingung harus dengan apalagi dia mencoba untuk membuat Vio menjauh darinya.

Sedangkan Erland sendiri memang tidak pernah ada perasaan apapun pada Vio selain menganggapnya seperti adiknya sendiri, karena Vio adalah sahabat Endah, adik kandungnya.

"Lalu apa, katakan!! Biar Vio tau apa yang Abang nggak suka dari Vio" Seandainya di taman itu tidak ada orang pasti Erland sudah meneriaki gadis kecil itu.

"Oke akan aku jelaskan. Tapi jangan pernah sakit hati dengan yang akan aku katakan, karena sudah ku peringati dengan cara yang lebih halus tapi kamu begitu keras kepala" Vio mengangguk setuju.

"Kamu tau sendiri Vio, status sosial kita jelas berbeda. Aku hanyalah anak dari pegawai Papi mu. Aku hidup sebagai tulang punggung keluarga sejak meninggalnya Ayah. Aku masih punya dua adik yang menjadi tanggung jawabku. Aku masih harus mengejar cita-citaku. Membanggakan ibuku, membiayai adik-adikku hingga lulus kuliah. Jujur aku belum memikirkan untuk menjalin hubungan dengan wanita. Tapi jika itu memang harus, aku kana memilih wanita yang mandiri, pekerja keras, tidak kekanakan seperti mu. Sementara dirimu hanyalah gadis manja yang terus mengandalkan uang keluargamu yang kaya raya. Aku tidak suka itu Vio. Aku ingin wanita yang mengimbangi ku. Jadi tolong mengertilah itu. Lagipula aku yakin kata cinta yang selalu kamu ucapkan itu tidaklah serius Vio, itu hanya cinta anak remaja SMA saja"

Untuk masalah Erland menjadi tulang punggung keluarganya Vio sama sekali tidak masalah. Tapi kalimat akhir dari Erland itu mampu meluluhlantahkan perasaan Vio saat itu juga. Hancur rasanya mengetahui jika dirinya sama sekali tidak termasuk kriteria wanita yang disukai oleh Erland.

"Tapi Bang, Vio bisa berubah. Vio bisa menjadi wanita yang Abang inginkan. Vio akan bekerja sendiri untuk membuktikan kalau Vio pantas untuk Abang. Jadi beri Vio kesempatan Bang. Vio juga yakin kalau cinta Vio ini bukan cinta main-main"

Erland salah, kata-kata menyakitkan darinya ternyata tidak mampu mematahkan keyakinan Vio pada dirinya. Gadis cantik itu justru semakin gencar membujuk Erland.

"Dengan apa kamu membuktikannya??" Kali ini Erland menatap Vio begitu dalam tang membuat gadis yang baru saja lulus SMA itu gelagapan.

"A-aku akan..."

"Aku dengar dari Endah katanya kamu dapat beasiswa ke korea kan??" Potong Erland karena Vio tak mampu menjawab pertanyaannya.

"Iya Bang" Jawab Vio dengan mata berbinar. Dia ingin menunjukkan kalau di balik sifatnya yang kekanakan itu, otaknya termasuk encer.

"Buktikan dengan itu!!" Suara Erland yang tegas membuat Vio melongo menatap pria tampan pekerja keras itu.

"Hah??" Vio tak mengerti.

"Berangkatlah ke sana. Timba ilmu sebanyak-banyaknya. Buktikan kalau kamu bisa mandiri tanpa bantuan orang tua kamu sama sekali. Buktikan kalau kamu memang layak menjadi pendampingku yang bisa mengimbangi ku"

"Apa setelah itu Abang mau menerima cintaku??" Tatap Vio dengan mata bersinarnya.

"Tergantung" Jawaban ambigu dari Erland.

"Baiklah Vio akan mengambil beasiswa itu. Asalkan setelah Vio kembali, Abang harus menikahi Vio. Bagaimana??" Tawar Vio dengan cerdik.

Erland tampak berpikir tapi kemudian dia mengangguk setuju.

"Tapi ada syaratnya" Harapan yang baru saja membuat Vio terbang melayang kini harus berhenti di awang-awang karena Erland memberikan syarat yang artinya Vio belum berhasil mendapatkan Erland sepenuhnya.

"Apa Bang, katakan!!" Desak Vio sudah tak sabar.

"Selama kamu di sana jangan pernah menghubungiku atau mencari tau tentang ku. Mari sama-sama kita uji diri kita masing-masing. Saling meyakinkan hati. Setelah kamu bisa sukses di sana dan berdiri dengan kakimu sendiri tanpa bantuan Vino atau kedua orang tuamu, kembalilah. Aku akan tepati janjiku. Asalkan dalam hati kamu masih ada namaku"

Vio terkejut dengan syarat yang amat berat dari Erland itu. Tapi hadiah yang di janjikan teramat menggiurkan untuk Vio. Tibalah di saat Vio dalam fase kebingungan saat ini.

"Bagaimana?? Setuju??"

Vio memainkan kuku jarinya, masih bingung dengan apa yang akan dia ambil. Tawaran itu begitu menggiurkan, terlebih menikah dengan Erland. Tapi apa Vio sanggup berpisah begitu lama dari Erland tanpa boleh menghubunginya sama sekali.

"Kamu tidak sanggup?? Ya sudah ka..."

"Sanggup, Vio sanggup Bang" Vio melihat senyuman miring dari Erland tapi Vio belum.bisa mengartikan arti dari senyuman itu.

"Anak pintar" Erland menepuk umbu-umbun Vio dengan pelan.

"Tapi apa jaminannya Abang benar-benar akan menikahi Vio saat Vio kembali nanti. Minimal harus ada yang mengikat kita berdua agar Vio bisa tenang saat jauh dari Abang"

Erland tidak berpikir jika gadis kecil di hadapannya itu begitu cerdik. Erland berpikir beberapa detik tentang apa yang akan membuat Vio puas dengan permintaannya itu. Hingga Erland melirik tangannya yang sebelah kiri. Sebuah gelang kepang dari tali berwarna merah.

Vio melihat Erland melepas gelang yang sudah Vio lihat sejak berkenalan pertama kali dengan Erland.

Vio belum tau apa yang akan di lakukan Erland pada gelang itu. Erland menarik tangan kiri Vio dan memasangkan gelang yang sudah di lepas kepangannya itu pada jari manis Vio. Melingkarinya beberapa kali hingga tali itu berubah menjadi bentuk cincin. Tak lupa Erland mengikat pada ujung talinya.

"Anggap saja itu cincin dariku. Anggap saja cincin pertunangan kita. Aku akan menggantinya saat kamu sudah membuktikan semuanya kepada ku"

Senyum sumringah keluar dari bibir Vio. Seolah gelang tali yang berubah fungsi jadi cincin ala-ala itu adalah cincin sungguhan.

"Pasti Bang, Vio pasti akan buktikan sama Abang" Tatapan berbinar itu berubah menjadi tatapan penuh haru. Akhirnya setelah tiga tahun mengejar Erland Kakak dari Endah sahabatnya, dan juga sahabat dari Abangnya sendiri, Vio bisa mendapatkan pria yang pintar dan begitu mandiri itu.

-

-

"Bagaimana, sudah ingat kamu??" Lagi-lagi senyuman miring itu membuat Vio muak.

"Itu dulu, sekarang udah beda!!" Vio yang dulu selalu lembut pada Erland kini sudah berubah menjadi Vio si wanita red flag.

"Oh ya?? Tapi biar bagaimanapun, kamu tetap istriku Vio. Tujuanku datang kesini tentu saja untuk menjemputmu pulang. Karena aku ingin anak darimu"

Vio tertawa terbahak-bahak mendengar permintaan Erland padanya itu.

"Apa istri lo nggak bisa hamil sampai lo minta anak dari gue?? Berarti kutukan gue beneran berhasil dong??"

Wajah Erland yang tadinya berusaha tenang menghadapi wanita yang sikapnya berubah drastis itu kini mulai menahan gemuruh dalam dadanya.

To be continued....

-

-

-

-

-

Hay readers.. Ketemu lagi di novel baru otor...

Kali ini nggak jauh-jauh dari yang namanya bucin-bucin ya..

Jadi minta dukungan yang banyak untuk novel kali ini..

Tapi maaf kalau ada yang nggak suka sama karakter masing-masing tokohnya, karena semua gang ada di dalam sini adalah murni imaginasi belaka yang jauh dari kata kehidupan nyata... Hehe

Selamat membaca...

Terpopuler

Comments

#ayu.kurniaa_

#ayu.kurniaa_

.

2024-12-14

0

Anonymous

Anonymous

keren

2024-11-05

0

Ira

Ira

ok

2024-08-16

0

lihat semua
Episodes
1 1. Tamu tak di undang
2 2. Awal kutukan
3 3. Awal kutukan II
4 4. Awal kutukan III
5 5. Cerita Beca
6 6. Perdebatan di pagi pertama
7 7. Hanya kata maaf
8 8. Permintaan Dito
9 9. Penolakan Erland
10 10. Aku akan menikahi Viola
11 11. Pernikahan
12 12. Terus memikirkannya
13 13. Takdir
14 14. Ayo bercerai
15 15. Adu nasib
16 16. Menata hati
17 17. Kepergian Viola
18 18. Erland dan Sarah
19 19. Permintaan Ibu
20 20. Lampu hijau
21 21. Ayo pulang
22 22. Keputusan
23 23. Salah makan
24 24. kembali
25 25. Percaya kutukan
26 26. Janji
27 27. Keputusan
28 28. Satu rumah
29 29. Sakit yang mendarah daging
30 30. Berubah manis
31 31. Bertemu seseorang
32 32. Kamu bukan pelakor
33 33. Siapa yang Vino cintai??
34 34. Ikhlas
35 35. Istri Abang paling cantik
36 36. Suapan pertama
37 37. Jin
38 38. Nyaman
39 39. Teman lama
40 40. Bertemu Yovi
41 41. Mulai posesif
42 42. Perasaan Yovi
43 43. Cemburu
44 44. Tak sanggup jauh darimu
45 45. Saling merindukan
46 46. Sarah lagi
47 47. Pulang
48 48. Kabar mengejutkan
49 49. Kedatangan Beca
50 50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51 51. Marah
52 52. Salah paham
53 53. Baikan
54 54. Permintaan Sarah
55 55. Dessert
56 56. Patah hati lagi
57 57. Bakwan
58 58. Endah tak mau terlibat
59 59. Manis
60 60. Ke dua kalinya
61 61. Amarah Erland
62 62. Bodoh
63 63. Masih tetap diam
64 64. Abang minta maaf
65 65. Sakit
66 66. Ada yang aneh
67 67. Syarat cerai
68 68. Endah Anindita
69 69. Aku mencintaimu
70 70. Sejak kapan jatuh cinta
71 71. Ngidam
72 72. Menyesal
73 73. Putus
74 74. Jalan-jalan
75 75. Siapa yang bersama Sarah??
76 76. Alasan Alisa
77 77. Hadiah terindah
78 78. Hasutan Sarah
79 79. Rencana Sarah
80 80. Lagi
81 81. Ke rumah Ibu
82 82. Rahasia
83 83. Guna-guna
84 84. Pernikahan Endah
85 85. Tunggu sebentar lagi
86 86. Pura-pura tidak tau
87 87. Seandainya
88 88. Radian
89 89. Rencana yang terlaksana
90 90. Kabar mengejutkan
91 91. Tes DNA
92 92. Masih mencintainya
93 93. Perdebatan
94 94. Hilang
95 95. Ancaman ke dua
96 96. Pilihan
97 97. Mengunjungi Sarah
98 98. Bukan kutukan
99 99. Terbongkar
100 100. Menyesal
101 101. Terkuak
102 102. Aku memaafkanmu
103 103. Keputusan bulat
104 104. Tak tau malu
105 105. Tak peduli
106 106. Keputusan Sarah
107 107.Takut dengan perubahan Sarah
108 108. Tanda tangan
109 109. Kedatangan keluarga besar
110 110. Sidang perceraian
111 111. Melahirkan
112 112. Ketakutan Erland
113 113. Ikhlas
114 114. Dia kembali
115 115. Hampir putus asa
116 116. Kecurigaan Erland
117 117. Sadar
118 118. Mencari bukti
119 119. Anak kita
120 120. Ketakutan Sarah
121 121. Nama anak kita
122 122. Sarah
123 123. Cincin
124 124. Menemui Sarah
125 125. Perawan tua dan bujang lapuk
126 126. Tragedi
127 127. Aku akan bertanggungjawab
128 128. Sidang pertama
129 129. Calon mertua
130 130. Pertemuan ibu dan anak
131 131. Ke rumah Viola
132 132. Minta jatah
133 133. Lamaran
134 134 . Cinta tak seindah itu
135 135. Sidang terakhir
136 136. Surat dari mantan
137 137. Lamaran kadaluarsa
138 138. Baju pengantin
139 139. Cara lain
140 140. Hari pernikahan
141 141. Dipermainkan Takdir
142 142. Selamat jalan
143 144. Terpuruk
144 144. Bertemu Dokter Niken
145 145. Silaturahmi
146 146. Mantan selingkuhan istri
147 147. KARMA
148 147. Kemesraan
149 149. Berbenah diri
150 150. KARMA
151 151. Bulan madu
152 152. Melahirkan
153 153. Kehilangan
154 154. Mengikhlaskan (END)
Episodes

Updated 154 Episodes

1
1. Tamu tak di undang
2
2. Awal kutukan
3
3. Awal kutukan II
4
4. Awal kutukan III
5
5. Cerita Beca
6
6. Perdebatan di pagi pertama
7
7. Hanya kata maaf
8
8. Permintaan Dito
9
9. Penolakan Erland
10
10. Aku akan menikahi Viola
11
11. Pernikahan
12
12. Terus memikirkannya
13
13. Takdir
14
14. Ayo bercerai
15
15. Adu nasib
16
16. Menata hati
17
17. Kepergian Viola
18
18. Erland dan Sarah
19
19. Permintaan Ibu
20
20. Lampu hijau
21
21. Ayo pulang
22
22. Keputusan
23
23. Salah makan
24
24. kembali
25
25. Percaya kutukan
26
26. Janji
27
27. Keputusan
28
28. Satu rumah
29
29. Sakit yang mendarah daging
30
30. Berubah manis
31
31. Bertemu seseorang
32
32. Kamu bukan pelakor
33
33. Siapa yang Vino cintai??
34
34. Ikhlas
35
35. Istri Abang paling cantik
36
36. Suapan pertama
37
37. Jin
38
38. Nyaman
39
39. Teman lama
40
40. Bertemu Yovi
41
41. Mulai posesif
42
42. Perasaan Yovi
43
43. Cemburu
44
44. Tak sanggup jauh darimu
45
45. Saling merindukan
46
46. Sarah lagi
47
47. Pulang
48
48. Kabar mengejutkan
49
49. Kedatangan Beca
50
50. Kebahagiaan Mami dan Ibu
51
51. Marah
52
52. Salah paham
53
53. Baikan
54
54. Permintaan Sarah
55
55. Dessert
56
56. Patah hati lagi
57
57. Bakwan
58
58. Endah tak mau terlibat
59
59. Manis
60
60. Ke dua kalinya
61
61. Amarah Erland
62
62. Bodoh
63
63. Masih tetap diam
64
64. Abang minta maaf
65
65. Sakit
66
66. Ada yang aneh
67
67. Syarat cerai
68
68. Endah Anindita
69
69. Aku mencintaimu
70
70. Sejak kapan jatuh cinta
71
71. Ngidam
72
72. Menyesal
73
73. Putus
74
74. Jalan-jalan
75
75. Siapa yang bersama Sarah??
76
76. Alasan Alisa
77
77. Hadiah terindah
78
78. Hasutan Sarah
79
79. Rencana Sarah
80
80. Lagi
81
81. Ke rumah Ibu
82
82. Rahasia
83
83. Guna-guna
84
84. Pernikahan Endah
85
85. Tunggu sebentar lagi
86
86. Pura-pura tidak tau
87
87. Seandainya
88
88. Radian
89
89. Rencana yang terlaksana
90
90. Kabar mengejutkan
91
91. Tes DNA
92
92. Masih mencintainya
93
93. Perdebatan
94
94. Hilang
95
95. Ancaman ke dua
96
96. Pilihan
97
97. Mengunjungi Sarah
98
98. Bukan kutukan
99
99. Terbongkar
100
100. Menyesal
101
101. Terkuak
102
102. Aku memaafkanmu
103
103. Keputusan bulat
104
104. Tak tau malu
105
105. Tak peduli
106
106. Keputusan Sarah
107
107.Takut dengan perubahan Sarah
108
108. Tanda tangan
109
109. Kedatangan keluarga besar
110
110. Sidang perceraian
111
111. Melahirkan
112
112. Ketakutan Erland
113
113. Ikhlas
114
114. Dia kembali
115
115. Hampir putus asa
116
116. Kecurigaan Erland
117
117. Sadar
118
118. Mencari bukti
119
119. Anak kita
120
120. Ketakutan Sarah
121
121. Nama anak kita
122
122. Sarah
123
123. Cincin
124
124. Menemui Sarah
125
125. Perawan tua dan bujang lapuk
126
126. Tragedi
127
127. Aku akan bertanggungjawab
128
128. Sidang pertama
129
129. Calon mertua
130
130. Pertemuan ibu dan anak
131
131. Ke rumah Viola
132
132. Minta jatah
133
133. Lamaran
134
134 . Cinta tak seindah itu
135
135. Sidang terakhir
136
136. Surat dari mantan
137
137. Lamaran kadaluarsa
138
138. Baju pengantin
139
139. Cara lain
140
140. Hari pernikahan
141
141. Dipermainkan Takdir
142
142. Selamat jalan
143
144. Terpuruk
144
144. Bertemu Dokter Niken
145
145. Silaturahmi
146
146. Mantan selingkuhan istri
147
147. KARMA
148
147. Kemesraan
149
149. Berbenah diri
150
150. KARMA
151
151. Bulan madu
152
152. Melahirkan
153
153. Kehilangan
154
154. Mengikhlaskan (END)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!