Menolak untuk menerima lamaran setiap laki-laki yang datang kerumah,sering dapat cibiran atau makian dari tetangga.Katanya suka memilih dan memilah pasangan.Tentu saja itu kerap di dengar oleh Azizah,mereka hanya berkomentar dengan apa yang mereka liat.Tapi,Mereka tidak pernah tau,apa yang di rasakan Azizah.
Setelah mencoba dan menyakinkan hati untuk merima pria terakhir yang datang untuk melamar,memiliki gelar seorang ustaz dan juga lulusan terbaik di kairo-mesir.Justru,itu awal membuka luka lama Azizah,keluarga pihak laki-laki menolak dan menentang pernikahan itu,setelah mengetahui masa lalu Azizah.
Bagaimana dengan pernikahan Azizah,batal kah?atau tetap berjalan sesuai rencana sebelumnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamar
Azizah membereskan semua pakaian nya,lalu membersihkan barang-barang Satria yang berserakan di atas meja sofa yang ada di dalam kamar Satria.
Pak!
Satu tumpukan buku milik Satria yang ada di tangan Azizah terjatuh,membuat Satria menoleh ke arah wanita itu yang berdiri disisi sofa.Azizah yang sadar atas tatapan Satria,segera membalikkan tubuh dan membelakangi Satria.
"Apa yang terjadi?"Tanya Satria yang masih bingung.
"Ti-tidak,maaf Aku belum terbiasa"Jawab Azizah,yang masih membelakangi Satria.Sebelumnya Azizah terkejut saat melihat Satria yang keluar dari kamar mandi hanya mengenakan handuk saja di pinggang,dan satu tangan mengeringkan rambut dengan handuk kecil.
"Oh..Heeem"Satria segera berjalan ke arah lemari,dan mengeluarkan kemeja serta jas nya di dalam lemari.Azizah masih dengan posisi nya yang semula,ia belum berbalik dan melihat Satria.
"Sampai kapan kamu akan terus berdiri di situ,dan membiarkan semua buku itu berserakan di lantai?"Mendengar ucapan Satria,Azizah segera menoleh ke arah buku tersebut,dan ia mulai mengutip satu persatu buku milik Satria.
"Maaf"Ucap nya dengan pelan,Satria hanya menggelengkan kepala nya,lalu menghampiri Azizah dan membantu nya menyimpan buku.
"Biar Aku saja"Satria mengambil buku yang ada di tangan Azizah,lalu menyimpan nya di rak buku.
"Aku akan pergi ke kantor,kalau kamu mau mandi bisa lakukan sekarang,Aku akan menyuruh Bi Atun untuk mengantar sarapan mu kemari"
"Baik "Azizah segera mengambil perlengkapan mandi yang di berikan Satria tadi serta baju mandi.
Setelah Azizah masuk ke dalam kamar mandi.Satria mencari kertas yang ia berikan pada Azizah tadi,dan kertas itu masih kosong.
"Kenapa kertas nya masih kosong?"Satria melirik ke arah pintu kamar mandi.Lalu mengambil ponsel dan pergi meninggalkan Azizah di dalam kamar.
Tiba di luar kamar,Satria melihat Bi Atun yang sedang membersihkan bingkai foto yang tertata rapi di lemari hiasan.
"Bi Atun"
"Iya Den.."Atun segera menghadap Tuan Muda.
"Antar 'kan sarapan ke kamar ku"
"Baik Den"
"Bi tolong perhatikan apa yang di butuhkan Azizah ya,dia masih baru disini dan belum terbiasa"Ungkap Satria.
"Baik Den,saya mengerti,akan saya lakukan apa yang Tuan muda perintahkan!"
"Bagus!Saya pergi dulu"Satria segera pergi menuju pintu utama.
Rumah Sakit Purna Swasta. . .
Astuti sedang duduk di meja direktur.Dia memikirkan apa yang telah terjadi lagi tadi,ia tidak habis pikir jika Anak nya nekat melakukan itu,dan saat ini wanita tersebut ada dirumah nya.
"Bagaimana ini?aku sudah berencana mau menikahkan Satria dengan Bella,kalau Satria menikah dengan wanita itu,bukan kah itu menggagalkan rencana ku?"Gumam Astuti,sembari memainkan pulpen yang ada di tangan nya.
Tok..Tok..Tok..
"Masuk"
Ceklek !
"Bu,ini data yang anda minta tadi"Wanita itu adalah asisten Astuti,ia juga seorang dokter forensik di rumah sakit tersebut.
"Mela,apa kamu sibuk?aku ingin berbicara dengan mu"
"Bu kita adalah teman,katakan apa yang ingin anda bicarakan "Mela segera duduk di depan meja Astuti.
"Dulu 'kan saya pernah curhat sama kamu,ingin menjodohkan Bella dengan Satria,kamu tau apa yang di lakukan Satria saat kembali dari desa Papa nya.Dia sudah menikahi wanita lain di sana dan tentu nya kasta rendah"Ungkap Astuti,Mela mengerutkan dahi nya.
"Memang nya kenapa dengan kasta rendah Bu,bukan kah jodoh itu rahasia Tuhan?"
"Mel,kamu enggak mengerti yang ku maksud?aku ingin menantu seperti Bella,berasal dari keluarga terhormat,juga lulusan universitas yang sama dengan Satria,aku ingin menantu yang ideal!"Ujar Astuti kesal.
"Jadi,apa rencana ibu,kalau Satria sudah memiliki istri bagaimana ia bisa menikah dengan wanita lain?"
"Itu yang sedang saya pikirkan,Saya akan membuat wanita itu meninggalkan Satria!"Tegas Astuti sembari mengepalkan tangan nya.
"Saya tidak bisa berkomentar soal itu Bu,semua ada pada ibu mau nya bagaimana,kalau begitu saya permisi dulu,ada pekerjaan yang belum saya selesaikan!"Mela segera berdiri dan pergi meninggalkan ruangan Astuti.
Blam!
"Percuma curhat sama dia,dia sendiri menikah dengan duda yang Anak nya malah sebaya dengan Anak dia,yang lebih parah malah menikah dengan lelaki ayah dari teman anaknya sendiri"Cibir Astuti,begitu Mela pergi.
"Aku harus memberitahu Bella soal ini"Astuti segera meraih ponsel milik nya yang ia simpan di dalam tas.
Perusahaan Purna Alamsyah. . .
Satria baru saja tiba di perusahaan Adi,semua orang tentu saja memperhatikan nya setelah satu minggu tidak meminta Satria.
"Anak Bos memang tampan,sama seperti Bapak nya"Puji salah satu karyawan yang tergolong masih muda.
"Iya tapi sayang,Ibu Astuti sangat galak,bahkan ia tidak pernah bersikap manis kalau datang kemari,beda dengan Pak Adi dan Tuan Muda Satria"Ungkap mereka lagi,yang masih memperhatikan Satria.
"Apa yang sedang kalian bicarakan?"Seru seseorang yang tiba-tiba berdiri di belakang mereka.
"Bu-Bu Anita?"Mereka terkejut saat melihat sekretaris Satria memergoki mereka yang sedang bergosip.
"Bukan nya bekerja malah bergosip disini!"Ketus Anita sembari melipatkan ke dua tangan nya.
"Ka-kami permisi dulu Bu.."Karyawan tersebut segera pergi meninggalkan lobi dan kembali bekerja.
"Anita kebetulan kamu disini,tolong ambil 'kan beberapa file yang mau saya periksa satu Minggu yang lalu"Titah Satria,begitu melihat Anita ada di lobi.
"Baik Pak!"Anita segera pergi meninggalkan lobi.Sementara,Satria berjalan ke arah lift,dan mengeluarkan card untuk lift,karena lift itu hanya untuk Ceo dan Direktur utama saja.
Begitu tiba di lantai dua,kebetulan Adi juga baru keluar dari ruangan meeting dan berjalan berdampingan dengan kolega nya.
"Satria"Panggil Adi saat melihat sang Anak yang baru saja keluar dari lift.Satria menoleh ke samping saat mendengar seseorang memanggil nya.
"Pa"Satria menghampiri Adi,
"Satria sudah pulang ya dari desa gelap?"Tanya Andara Wiguna,Orang tua dari Bara dan Aldo.
"Sudah om,baru pagi tadi sampai"
"Baru pulang dan langsung bekerja?"
"Iya benar"
"Wah,memang penerus Purna ini sangat hebat,dan Aku bangga pada mu Satria.Kalau Bara atau Aldo,kalau pulang dari suatu tempat pasti akan memilih tinggal dirumah selama satu Minggu,apalagi Bara"Ujar Andara mengingat anak-anak nya.
"Mereka belum kembali om?"
"Belum,mungkin satu Minggu lagi"
"Heeem"Satria hanya mangut-mangut saja.
"Sat,temui papa di ruangan papa saat jam makan siang,ada yang mau papa bahas dengan mu"
"Baik Pa.Om Aku permisi dulu"
"Baik"Satria segera berlalu ke ruangan nya.Sedangkan Adi dan Andara segera masuk ke dalam lift.