Perjalanan 2 sahabat yang saling menyayangi namun mati secara tragis, dan kembali di pertemukan di dimensi yang berbeda.
Menikahi seorang pangeran dan menghadapi berbagai intrik politik di dalam istana
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 17
Akhirnya kereta yang membawa An Xia pun sampai di istana dan langsung di sambut ke dalam aula.
An Xia mengikuti setiap proses pernikahan nya dari A sampai Z. An Xia pun akhirnya bisa duduk dengan tenang. Tapi ketenangannya tidak berlangsung lama, tiba-tiba saja kaisar mengumumkan acara jamuan.
permaisuri tersenyum dengan puas, sedang kan selir agung hanya bisa menunduk
"Selir agung, dimana jamuan nya?" tanya kaisar Yuan.
"Yang mulia" ucapan selir agung terpotong oleh perkataan permaisuri
"Yang mulia, permaisuri ini mendengar terjadinya kekacauan di dapur istana, dan semua hidangan telah tumpah ke lantai" ucap permaisuri
"Apa itu benar selir agung?" tanya kaisar kembali, selir agung hanya bisa menundukan kepalanya
"Selir agung, kenapa tidak menjawab pertanyaan yang mulia? Dimana tanggung jawab mu? Andai saja permaisuri ini sedang baik-baik saja, tanggung jawab itu pasti akan di selesaikan permaisuri ini dengan baik" ucap permaisuri sambil mendelik sinis
"Maafkan hamba yang mulia" ucap selir agung semakin menunduk
"Kau benar-benar mempermalukan zen, selir agung" ucap kaisar dengan raut wajah yang kesal
"Apa kau senang mempermalukan yang mulia dan seluruh kekaisaran ini selir agung? Kau benar-benar tidak bisa di andalkan" permaisuri pun makin memprovokasi
Baru saja kaisar akan angkat bicara, tiba-tiba saja terdengar teriakan kasim
"Putri Han Ai Li memasuki aula..." tiba-tiba Ai Li masuk bersama 100 orang pelayan nya dengan membawa nampan berisi hidangan untuk para tamu kekaisaran.
"Hormat hamba yang mulia kaisar, permaisuri, para selir, pangeran dan juga putri" ucap Ai Li sambil membungkuk. Kaisar Yuan pun mengerutkan dahinya melihat barisan di belakang Ai Li
"Siapa mereka putri Han?" tanya kaisar
"Mereka adalah para pelayan dari paviliun anggrek bulan yang mulia" jawab Ai Li dengan tenang.
"Lalu kenapa mereka ada di sini?" tanya kaisar lagi
"Mohon maafkan sikap lancang hamba yang mulia, hari ini ibunda selir agung sedang kelelahan, jadi hamba mengambil inisiatif untuk menggerakan 100 orang pelayan pribadi paviliun anggrek bulan untuk membuat hidangan untuk jamuan kekaisaran" jawab Ai Li tegas.
Mendengar ucapan menantunya, selir agung pun mendongak sambil tersenyum dengan mata yang berkaca-kaca.
"Lalu kenapa mereka tidak memakai pakaian seragam pelayan?" bukan kaisar yang bertanya, melainkan permaisuri
"Seragam mereka, hamba sendiri yang membuat nya yang mulia. Dan mereka hanya akan tunduk di bawah peraturan paviliun anggrek bulan" jawab Ai Li.
Permaisuri akhirnya mengerti, kenapa setiap kali dia memasukan pelayannya di kediaman pangeran kedua, selalu berakhir menghilang. Itu karena seragam mereka berbeda, dan para pelayan itu pasti telah ketahuan.
Tapi melihat sikap tenang Ai Li saat menjawab setiap pertanyaan yang di ajukan permaisuri, permaisuri pun yakin jika Ai Li belum mengetahui dalang di balik mata-mata di kediamannya.
"Baiklah, suruh mereka menyiapkan hidangan nya" perintah kaisar
Ai Li pun menyuruh semua pelayan nya untuk mempersiapkan hidangan tersebut, harum aroma hidangan itu mulai tercium oleh para tamu undangan, mereka pun mulai melihat hidangan di depan mereka,
"Makanan apa ini putri Han? Apakah ini bisa di makan?" tanya pejabat A
"Ini adalah hidangan khusus dari paviliun kami" jawab Ai Li sambil tersenyum
Para tamu undangan pun mulai mencoba mencicipi hidangan nya, dan merasakan kelezatan dari setiap hidangan yang di siap kan Ai Li
"Makanan ini benar-benar enak" kata bangsawan A
"Ini makanan terlezat yang pernah ku makan" ucap bangsawan B
"Apakah ini makanan para dewa?" tanya bangsawan C
"Sepertinya ini memang makanan dari surga, benar-benar lezat" celetuk bangsawan D
Kaisar pun di buat tak bisa berkata-kata merasakan kelezatan makanan yang di bawa Ai Li, sedangkan permaisuri mengepalkan tangan nya di balik lengan hanfu nya.
"Gadis sampah itu benar-benar memuakan, dia berani sekali menggagalkan rencana ku" gumam permaisuri sambil melirik sinis ke arah Ai Li yang duduk di samping selir agung.
Akhirnya jamuan pun selesai dan semua tamu kembali ke kediaman nya masing-masing.
Keesokan hari nya sesuai rencana, permaisuri pun membawa 5 orang nona muda yang akan menjadi selir putra mahkota. Mereka adalah Xiao Na, putri dari bangsawan Xiao dari kota petir. Sun Liya putri dari mentri kelautan, Zhao Yun putri dari perdana mentri kiri. Jun Jiya putri dari panglima perang kekaisaran yuan dan Meng Xia putri dari tabib kekaisaran. Kelima orang selir itu pun berjalan-jalan di istana di dampingi pelayan masing-masing, dengan menunjukan wajah angkuh, dandanan tebal dan pakaian kurang bahan nya.
Dari kejauhan tampak Ai Li yang sedang berjalan dengan An Xia sambil bersenda gurau di temani pelayan setia mereka. Ke lima selir putra mahkota pun mendatangi mereka
"Bukan kah mereka putri sampah dari bangsawan An dan juga jendral Han?" tanya selir Jun Jiya
"Itu benar, mereka adalah orang-orang bodoh dari kedua kediaman itu" jawab selir Xiao Na
"Hai putri sampah!" panggil selir Jun Jiya.
Ai li dan an xia hanya acuh saja mendengar panggilan dari selir Jun Jiya. Merasa di abaikan, Jun Jiya pun langsung menghadang An Xia dan Ai Li
"Apa kalian tidak mendengar panggilanku?" tanya Jun Jiya
"Putri Ai Li, apa kah kau mendengar suara k****t? Kenapa di istana ini benar-benar tidak disiplin?" tanya An Xia pada Ai Li
"Putri An Xia, itu bukan suara ken**t, tapi itu suara bebek yang sedang kecetit" jawab Ai Li
"Tapi kenapa aku bisa mencium bau k****t disini?" tanya An Xia kembali pada Ai Li
"benarkah putri An Xia? Untung saja kita menggunakan cadar, jadi tak perlu takut kena polusi seperti itu" jawab Ai Li
"Apakah kalian sedang menghinaku?" tanya Jun Jiya berang
"Astaga putri Ai Li, suara k****t nya semakin besar saja, huuuh" rutuk An Xia.
Jun Jiya pun mengangkat tangan nya hendak menampar Ai Li, tapi tiba-tiba dia melihat putra mahkota lewat, dan langsung pura-pura terjatuh
"Hiks... hiks... Putri Ai Li , putri An Xia, apa salahku? Kenapa kalian mendorongku?" tanya Jun Jiya sambil pura-pura menangis, mengeluarkan air mata buaya nya
Pangeran mahkota yang melihat kejadian itu pun langsung mendekat dan menolong Jun Jiya
"Apa yang kalian lakukan pada selir ku?" tanya putra mahkota marah
"Kami tidak melakukan apa-apa, selir mu itu hanya pura-pura jatuh untuk mencari perhatian mu putra mahkota" jawab Ai Li enteng
"Itu bohong yang mulia, mereka mendorong hamba hingga jatuh hiks... hiks..." jawab Jun Jiya
"Selir Jun Jiya, kau itu kebanyakan drama, coba kau lihat wajah mu! Bedak tebal mu itu luntur gara-gara air mata palsumu itu" omel An Xia
Jun Jiya pun mengepalkan tangan nya
"Itu benar, dandanan mu yang mirip ondel-ondel itu luntur, dan membuat wajahmu jadi tambah jelek" ucap Ai Li sambil mengedipkan sebelah matanya, Jun Jiya pun merasa malu
"Kaliaan... Kalian iri kan karena aku bisa jadi selir putra mahkota? Makanya kalian menggertak dan mendorong ku" elak Jun Jiya
"Apa yang membuat kami iri padamu? Kau itu hanya seorang SELIR sedangkan kami ini permaisuri pangeran, martabat kami terlalu tinggi untuk bisa iri pada mu yang level nya berada di bawah kami" jawab Ai Li dengan tatapan yang merendahkan.
"Itu benar, lagi pula bagian mana yang membuat kami iri padamu? Kau berdandan menor seperti badut, memakai baju kurang bahan seperti j****g, berjalan berlenggak lenggok seperti bebek, lihatlah bibirmu itu, terlalu merah seperti tersengat lebah" tambah An Xia. Pangeran mahkota pun melirik ke arah Jun Jiya, melihat nya dari atas sampai bawah kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka.
"Ingat satu hal, selir tetap lah selir, beda dengan istri sah. Kami adalah istri sah seorang pangeran, sedangkan kau hanyalah selir, gundik, ban serep, hahaha..." Cemooh An Xia sambil menggenggam tangan Ai Li dan mengajak nya pergi meninggalkan kelima ondel-ondel, eh salah, kelima selir putra mahkota itu.