Aku Ayu Wulandari, putri tunggal ibu Sarah dan pak Harto, terlahir dari keluarga tak mampu membuat diri ku harus menjadi jaminan hutang orang tua ku.
di usia ku masih lima belas tahun ayah ku kecelakaan saat dia berangkat bekerja sebagai kuli bangunan,
karena musibah itu ibu ku berhutang kepada pak Yasir juragan ikan kaya raya di kampung sebelah.
karena hutang itu aku menikah dengan Farhan Yasir Maulana, putra tunggal pak Yasir yang sekaligus teman SMA ku dulu.
dia adalah laki-laki tampan dan berasal dari keluarga kaya raya hingga dirinya di sukai banyak wanita di sekolah ku.
meski dia adalah laki-laki kaya raya dan juga tampan tidak membuat ku jatuh hati kepadanya.
bagaimana kisah rumah tangga ku? dengan suami yang tidak aku cintai dan sangat aku benci............
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Hari menjelang sore aku keluar dari kamar untuk membantu tante Ida memasak, dengan wajah yang murung dan hati yang hancur, aku melangkah ke dapur dengan pikiran yang kacau.
Hari ini untuk kedua kalinya ayah mertua menyetubuhiku, hal keji yang telah di lakukan oleh seorang mertua kepada menantunya.
seorang menantu yang terlahir dari keluarga tak mampu harus menerima perlakuan buruk dari mertuanya.
........
Di dapur aku membantu tante Ida memasak makanan untuk ayah mertua, dengan pikiran yang masih memikirkan kejadian tak senonoh yang ayah mertua lakukan kepadaku. sampai Tante Ida bingung ada apa dengan'ku yang terdiam membisu tak seperti hari sebelumnya.
"ada apa dengan mu yu, wajah mu terlihat murung tak seperti hari-hari sebelumnya, apa kamu masih memikirkan Farhan?" tanya tante Ida
"gk ada tante, ayu baik-baik saja kok" jawab ku
"kamu gak bisa bohongi tante, dari raut wajah kamu tante sudah tau kamu lagi ada masalah, cerita sama tante, siapa tau tante bisa kasih kamu solusi"
"tidak ada kok tante, ayu baik-baik saja dan sedang tidak enak badan saja" jawab ku dengan senyum palsu ku
"kalo emang kamu gak enak badan, kamu istirahat buat apa bantu tante, ini kan sudah menjadi tugas tante, kamu istirahat saja sana biar tante yang siapkan makanan"
"aku bosan tante kalo aku diam terus di kamar tanpa bekerja, biarkan aku bantu tante ya"
"kamu yakin baik-baik saja kan?"
"Iyah, ayu baik-baik saja"
Aku sengaja berbohong kepada tante Ida dan tidak menceritakan tentang apa yang telah ayah mertua ku lakukan, aku tak ingin memberi tahu siapa-siapa karena itu menyangkut kehidupan ibu ku, ayah mertua mengancam ku, jika aku mengatakan hal yang dia lakukan kepada ku, kehidupan ibu ku menjadi taruhannya.
Aku hanya bisa diam memendam semuanya sendiri, meski aku merasa takut jika nanti aku hamil aku bingung harus berkata apa kepada semua orang termasuk suamiku, bagaimana aku harus mengatakan kepada mereka sedangkan aku dan suami ku tak pernah berhubungan badan selama kami menikah.
Setelah makanan siap, aku dan Tante Ida membawanya ke meja makan seperti biasa dimana ayah duduk menunggu masakan tiba, ayah mertua yang tengah duduk menatap tajam wajah ku yang sedang menaruh satu persatu makanan di atas meja.
Tatapan yang membuat ku takut untuk melihat ke arah ayah mertua, laki-laki keji yang sudah merenggut kehormatanku, aku menaruh makanan dengan kepala yang tertunduk.
Aku menyuruh Tante Ida untuk tetap berada di ruang makan, menemani ku dan juga ayah mertua, karena aku tak sanggup jika ber'duan dengan laki-laki keji itu.
"tante ikut makan disini bersama aku ya" ujar ku
"mmmm, Tante makannya nanti saja, kamu sama ayah mertua kamu makan duluan saja"
"ayok'lah tante, ayu mohon"
"sudahlah duduk dan makan Ida, lagian gak enak kalo aku sama ayu makan berdua saja" ujar ayah mertua
"baiklah kalo begitu tuan" sahut Tante Ida
Kami yang biasa makan berempat sekarang hanya makan bertiga saja, suami ku tengah pergi ke luar negri untuk menjalankan bisnisnya.
setelah kami selesai makan aku pergi ke kamar, berbaring sembari bermain hp untuk menenangkan pikiran ku.
Aku mencurahkan isi hati ku dengan membuat status dengan caption "terlalu berat beban yang harus ku tanggung hingga diam adalah jalannya"
caption yang mencurahkan isi hati dan juga pikiran ku.
Aku mengurung diri dikamar dengan pintu yang telah ku kunci agar laki-laki keji itu tidak masuk kedalam kamar ku lagi, jam sudah menunjukan pukul 9 malam aku masih berbaring dengan hp yang memutar musik favorit ku. mata yang tertutup aku mendengarkan lagu hingga aku tertidur.
...........
..........
........
Hari berganti, hari ini aku bangun di pagi hari dengan wajah yang berbeda, wajah ceria seperti biasanya, karena hari ini aku berniat untuk pulang kerumah ibu untuk melepas rasa rindu ku kepadanya. aku beranjak dari kasur untuk membersihkan badan ku dan pergi ke rumah ibu ku.
Setelah aku keluar kamar aku bertemu ayah mertua di pintu depan rumah, dia berdiri dengan tangan yang dimasukkan di saku celananya,,, dengan kepala yang tertunduk aku memintanya untuk menyingkir dari pintu karena aku mau keluar untuk pergi kerumah ibu ku.
"permisi yah, aku mau keluar" ujar ku
"kamu mau kemana sepagi ini?"
"aku mau kerumah ibu ku"
"kamu mau pergi kerumah ibu mu?, mau apa?, mau mengatakan kalau ayah telah meniduri kamu?" ujar nya dengan nada pelan
"tidak, aku ingin bertemu ibu karena aku kangen"
"ingat kata ayah, jika sampai kamu mengatakan semuanya, ayah tidak segan-segan menyewa orang untuk melenyapkan ibu mu" ayah mertua mengancam
"aku janji, tidak akan mengatakan apapun kepada orang lain tentang apa yang ayah lakukan kepadaku, tapi satu yang aku minta jika nanti aku sampai hamil ayah harus bertanggung jawab dan bicara sama Farhan suami ku"
"Iyah, jika nanti kamu hamil, ayah akan bilang itu adalah anaknya Farhan"
"apa???,, anaknya Farhan, ingat yah Farhan tidak pernah menyentuh ku bagaimana Farhan akan percaya dengan semua itu"
"kamu bilang saja pernah berhubungan badan dengan Farhan saat Farhan sedang tertidur"
"ayah tega memfitnah anak ayah sendiri?, ayah tega Farhan menjadi ayah dari benih yang ayah tanam?"
"sudahlah kamu gak usah banyak bicara, ikuti yang ayah katakan dan jangan melawan"
"baiklah, aku mau pergi dan menyingkir dari hadapan ku" ujar ku dengan tegas
Setelah ayah mertua menyingkir dari pintu, aku keluar dan pergi bergegas ke rumah ibu dengan memesan taksi online yang akan mengantar ku ke rumah ibu ku. aku masuk ke dalam taksi dan menyuruh pak sopir taksi itu untuk mengantar ku ke rumah ibu dengan cepat.
.....
Setelah aku sampai di rumah ibu, aku melihat ibu yang tengah duduk di teras sembari meminum teh hangat dan memakan 1 potong ubi. kesederhanaan ibu membuat ku ingin kembali ke masalalu dimana aku masih tinggal dengannya.
Jika waktu bisa di putar aku ingin mengulang kembali kisah ku bersama ibu, aku tak ingin ibu berhutang pada laki-laki yang sekarang menjadi ayah mertua ku, laki-laki keji yang telah merenggut kehormatanku dan juga harga diri ku.
Namun semuanya mustahil, nasi sudah menjadi bubur, aku hanya bisa pasrah dan menerima semua kenyataan pahit di dalam hidupku. di usia ku yang masih dibilang sangat muda aku harus menanggung beban yang sangat berat setelah aku di setubuhi oleh ayah mertua ku sendiri.
Jadi, penulisan yg benar adlh Farhan bin Abdul Yasir.