Akan aku buat suamiku mencintai ku, Begitu bathin Aisyah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fiah MSI probolinggo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 Mengejar Cinta Istri
Jam sudah menunjukkan pukul 5 Sore, Mertua Aisyah kini sudah berpamitan untuk ke kembali ke kediaman nya, saat mereka sudah berlalu Aisyah membawa Kenzo keluar rumah untuk membeli sesuatu.
dengan tanpa sengaja ia melihat sosok yang begitu ia kenal, Aisyah terkejut namun ia berusaha untuk menetralkan perasaannya.
terlihat orang itu mendekat kearah Aisyah yang sedang ingin menghidupkan sepeda motor matic nya, dengan keberadaan Kenzo dalam pangkuannya Aisyah menemukan hal untuk menghindar dari pandangannya.
"Assalamualaikum Aisyah" Ucap orang itu
"waalaikumsalam Mas Aditya" jawab Aisyah
sejenak mereka terdiam kembali setelah saling mengucapkan salam,
pandangan Aditya tidak lepas dari Kenzo yang sedari tadi nyaman berada dalam pangkuan Aisyah.
"Bagaimana kabarmu?" tanya Aditya memecahkan keheningan yang ada di antara mereka.
"kabar Aisyah baik kok mas, kabar Mas Aditya sendiri bagaimana?" Tanya balik Aisyah
"seperti yang kau lihat aku juga baik hanya saja perasaanku yang kurang baik" jawab Aditya Seraya memandang Aisyah
Aisyah mengalihkan pandangannya iya tidak ingin pandangannya bertemu dengan pandangan Aditya
"Dia anaknya siapa?" Tanya Aditya
"Dia anakku" jawab tiba-tiba seseorang yang muncul dari arah belakang Aditya
Aditya dan Aisyah sama-sama melihat kearah pria yang memiliki suara itu, Aditya sedikit terkejut karena setahu Aditya, Aisyah tidak memiliki teman pria sama sekali.
"maaf mbak Aisyah, Apakah kenzo merepotkan?"tanya pria itu setelah berada di hadapan Aisyah dan Aditya
"Tidak sama sekali Mas Rian, Kenzo malah menjadi anak yang sangat patuh" ucap Aisyah Seraya tersenyum
"Baiklah Kenzo, sekarang saatnya gendong ayah"ucap Ryan Seraya mengambil Kenzo dalam gendongan Aisyah.
"Tidak masuk dulu Mas?" tanya Aisyah
"Tidak usah Mbak terima kasih, ini ada sedikit makanan untuk Mbak dan keluarga" ucap Ryan Seraya menyerahkan bingkisan pada Aisyah.
"Kalau begitu saya permisi, sekali lagi terimakasih banyak Mbak Aisyah"ucap sopan Ryan seraya tersenyum pada Aisyah dan Aditya, "Besok saya tunggu Kenzo lagi ya mas"ucap Aisyah yang berhasil membuat Ryan menoleh ke arah Aisyah,
"Baiklah mbak, terima kasih untuk semua hari ini"ucap Ryan yang kini sedang menghidupkan mesin motor nya.
"Mari masuk dulu mas"ucap Aisyah pada Aditya,
Aditya seperti terbius oleh pemandangan tadi, pria tampan dan wanita cantik serta ada anak dalam pangkuan nya, sungguh pemandangan yang sangat membius
"Aisyah, kalau boleh tahu siapa dia?"tanya Aditya seraya memasuki halaman rumah Aisyah,
"Oh, dia kurir yang tadi pagi ambil barang ku mas, kasian kerja bawa balita, jadi aku minta saja anaknya di tinggal di sini"ucap Aisyah seraya berjalan berdampingan dengan pria yang masih ber status suaminya itu,
Terlihat Aditya mengangguk-angguk kan kepalanya tanda mengerti
"Silahkan duduk mas, biar ku buatkan kopi dulu"ucap Aisyah,
"Bibik mana?"tanya Aditya,
"Mungkin di belakang"jawab Aisyah,
Aisyah menatap heran suaminya ini, ini bukan seperti mas Aditya awal yang ia kenal, apa karena sebentar lagi mereka akan menjadi mantan?
"Tunggulah sebentar biar aku panggil kan bibik"ucap Aisyah seraya berlalu meninggalkan Aditya.
Aditya terus memandangi langkah Aisyah, wajah yang dulu setiap harinya tersenyum padanya, namun tadi... ia tersenyum pada pria lain,
"Bik, ada mas Aditya di luar"ucap Aisyah pada bibinya,seketika Bibik nya terhenti dengan aktifitas nya.
"Apakah dia ingin mengajak mu kembali?"tanya Bibinya Aisyah,
"Bibik, pernikahan ini sudah tidak bisa Aisyah pertahan kan, Aisyah juga tidak ingin melewatkan hari yang sama, Mas Aditya sangat menyayangi mbak Naura,meski sebagai teman, tapi... Aisyah tidak bisa memungkiri perasaan mbak Naura pada mas Aditya itu nyata dan benar bik, mbak Naura, dia mencintai mas Aditya"ucap Aisyah seraya mengingat semua kejadian yang pernah ia alami.
"Bibik temui lah dia, meskipun suatu saat Mas Aditya bukan lah suami Aisyah lagi, tapi... keluarga mas Aditya masih sangat baik sama keluarga kita bik"ucap Aisyah, yang mana melihat raut wajah sedih bibinya,
"Hai... kenapa bibik sedih begitu?"tanya Aisyah,
"Aisyah bisa loh dapat yang cakep, kayak mas Rian tadi hehehehe" goda Aisyah pada Bibinya, yang mana membuat bibinya tersenyum,
"Bibik tahu, keponakan bibik sangat lah cantik, Aditya mungkin buta saat itu, bisa mengabaikan istri secantik kamu"ucap kesal Bibinya Aisyah, yang mana membuat Aisyah tertawa melihat expresi kesal bibinya.
"Baiklah bibik, cepat temui Mas Aditya"ucap Aisyah,
"Eh... si Kenzo kemana?"tanya Bibinya Aisyah menyadari Aisyah datang seorang diri.
"Mas Rian sudah datang tadi, itu ada titipan dari mas Rian untuk sekeluarga"ucap Aisyah,
"kenapa cepat sekali di jemput nya" ucap Bibinya Aisyah seraya melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu.
"Nak Aditya, sudah lama menunggu nya?"tanya Bibinya Aisyah dengan ramah, padahal tadi wes ngomel di belakang.
"Baru tadi bik, bagaimana kabar bibik?"ucap Aditya seraya menyalami tangan bibinya Aisyah,
"Kabar Bibik baik nak, silahkan duduk"ucap Bibinya Aisyah, yang mana bersamaan dengan hadirnya Aisyah dengan nampan di tangannya
berisi air teh dan cemilan.
"Masalah datang dalam rumah tangga itu biasa, hanya saja,kita harus bijak dalam mengambil keputusan, perceraian yang kalian sepakati, apakah sudah kalian fikirkan dengan baik?"tanya Bibinya Aisyah dengan bijaksana, tidak sesuai dengan apa yang di katakan tadi di dapur, dasar ber wajah dua, gerutu Aisyah dalam hati.
"Aditya tidak menginginkan perceraian ini bik, bahkan Aditya yakin, Aisyah juga tidak ingin dengan perceraian ini"ucap Aditya dengan sangat yakin,seraya menatap Aisyah, mendengar ucapan Aditya tentu Aisyah juga menatap kearah Aditya.
"Nak Aditya,apa kau kesini ingin mengatakan, kalau kau minta waktu untuk memperbaiki rumah tangga kalian?"tanya Bibinya Aisyah dengan benar,
"Lalu... apa jaminan nya kalau Nak Aditya tidak akan mengulang hal yang sama"ucap lagi bibinya Aisyah,
Aditya terdiam dengan semua pertanyaan Bibinya Aisyah yang sangatlah benar.
"Di sini Aisyah yang paling tersakiti, di mata masyarakat,seorang gadis yang gagal dalam pernikahan nya itu di cap sebagai wanita yang gagal dalam hidupnya, beda dengan kaum laki-laki, yang bisa menikah kapan saja yang mereka mau, dan di sini, dalam pernikahan kalian, kau sama sekali tidak mencintai keponakan ku, bahkan awal pernikahan kalian, kau berkata kasar padanya, Saat itu bibik memaklumi, karena kau di paksa melakukan pernikahan itu, tapi tidak untuk saat ini, kakek sudah sembuh, dan kau sendiri yang masuk kesini untuk mengajak Aisyah balikan, Lalu... seserius apa kau mengajak Aisyah untuk rujuk?"ucap Bibik nya Aisyah dengan penuh keseriusan.
Aisyah menatap bibinya dengan haru, ia sangat tahu akan kasih sayang bibinya, hanya saja kali ini, Aisyah benar-benar terharu dengan semua perkataan Bibinya.
"Bibik"