Li Yuchen adalah seorang kaisar yang memiliki kekuatan yang kuat hingga melegenda di Daratan Wuzhou namun tanpa disadari Hukum Dunia datang yang mengakibatkan dirinya gagal dalam melakukan terobosan yang lebih tinggi lagi.
Bagaikan orang yang terjatuh lalu tertimpa tangga, Li Yuchen dikhianati dan dibunuh oleh selir dan musuhnya hanya demi sebuah Harta.
Li Yuchen yang mengira ini adalah akhir dari hidupnya tidak menyangka ternyata dirinya mendapatkan kesempatan kedua dan dapat terlahir kembali.
Li Yuchen yang tidak ingin mengalami hal yang serupa di masa lalu pun mencoba mengubah takdirnya.
Apakah Li Yuchen dapat berhasil dalam mewujudkan keinginannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17. Pergantian Pengantin
"Nona, anda diminta untuk datang ke Aula Utama. Tuan Besar ingin bertemu dengan anda." ucap Leng Tu dengan ekspresi wajah yang tidak jelas sambil menundukkan kepalanya seolah memberi hormat.
"Hmmm, untuk apa ayah berengsek itu memintaku datang? Apa jangan-jangan rencanaku untuk menarik perhatiannya telah membuatnya sadar untuk menjadikanku Pengantin Keluarga Li." ucap Seo Xiqin dalam hati yang terhanyut dalam lamunannya.
"Nona! Nona Xiqin!" panggil Leng Tu lagi dengan sedikit keras karena Seo Xiqin tidak meresponnya sehingga membuat Sui'er dan Luo'er khawatir.
"Ah! I-iya.." ucap Seo Xiqin yang tersadar dari lamunannya dengan ekspresi wajah terkejut.
"Nona, apakah anda baik-baik saja?" tanya Luo'er dengan wajah khawatir dan nada bicara yang terdengar cemas.
"Aku baik-baik saja. Ayo kita ke Aula Utama. Tunjukkan jalannya." ucap Seo Xiqin kepada kedua pelayan pribadinya dan Leng Tu dengan nada bicara berbeda untuk tiap orang.
"Baik, Nona. Silahkan." ucap Leng Tu dengan hormat sambil menundukkan kepalanya sedikit lalu berjalan mendahului Seo Xiqin dan dua pelayan yang lain.
Sui'er yang sangat penasaran dengan alasan Sei Xiqin tidak bisa menahan diri untuk bertanya yang berakhir teguran dari Luo'er.
"Untuk apa Tuan Besar memanggil Nona kita? Apakah Tuan Besar akan menghukum Nona karena Nona Wan'er?" ucap Sui'er dengan nada rendah yang masih dapat didengar semua orang yang ada di sekitar.
"Hush! Jangan bertanya lagi. Ingat kita harus menjaga mulut kita agar tidak menambah masalah untuk Nona." ucap Luo'er sambil melirik ke arah Sui'er dengan ekspresi wajah yang marah.
"Agh, maafkan Sui'er, Nona." ucap Sui'er dengan ekspresi wajah yang sedih dan nada bicara yang rendah.
"Tidak apa. Jangan diulangi lagi. Aku sudah tidak memiliki Ibu di sampingku sejak kecil yang akku miliki hanya kalian. Aku tidak ingin kehilangan kalian juga." ucap Seo Xiqin dengan penekanan di beberapa kata dengan nada bicara yang dapat didengar dengan jelas oleh Leng Tu sambil melihat respon Leng Tu yang menjadi canggung.
"Hmmm, aku hanya anak kecil dan tanpa perlindungan orangtua maupun keluarga pihak ibu. Kalian dengan mudahnya menindasku dan meremehkanku. Di kehidupan kali ini aku akan membalas semuanya berkali-kali lipat." ucap Seo Xiqin dalam hati sambil terus berjalan menuju ke Aula Utama.
Setelah berjalan beberapa waktu akhirnya Seo Xiqin sampai di Aula Utama dimana telah berkumpul banyak orang.
"Semuanya hadir di sini, sepertinya akan ada pertunjukan yang sangat menarik sebentar lagi." ucap Seo Xiqin dalam hati dengan kewaspadaan yang tinggi sambil berjalan masuk ke dalam Aula.
"Xiqin memberi salam kepada Ayah dan Bibi Yin." ucap Seo Xiqin dengan nada bicara yang tegas dan sorot mata yang tajam sambil memberi salam seadanya.
"Xiqin, sudah beberapa tahun berlalu tapi kau masih tidak mau memanggilku Ibu." ucap Hun Yin dengan nada bicara kecewa dan ekspresi sedih sambil berpura-pura menangis dan menghapus air mata palsunya dengan sapu tangan.
"Bibi Yin jangan tersinggung. Xiqin telah kehilangan Ibu sejak masih kecil. Bagi Xiqin Ibu hanya satu dan tak bisa digantikan dengan yang lain. Harap Bibi Yin tidak marah." ucap Xiqin dengan ekspresi wajah yang datar dan nada bicara yang tidak terdengar menyesal.
"Tentu saja tidak hanya saja Ibu berharap Xiqin dapat memanggilku Ibu meski satu kali saja." ucap Hun Yin sambil berpura-pura menghapus air matanya dengan sapu tangan.
Seo Hong yang marah mendengar omong kosong dari Istrinya pun tak bisa mengendalikan dirinya.
"Hentikan! Apa kau tidak punya telinga dan terus mengulang-ngulang kata itu berkali-kali? Apakah di Kediaman Keluarga Seo ini telah berganti Kepala Keluarganya sekarang?" ucap Seo Hong dengan nada menyindir dan ekspresi wajah yang marah sambil melihat ke arah Hun Yin yang langsung terdiam membatu menjadi patung.
"Sial! Dasar ****** kecil! Beraninya dia menentangku sebagai Nyonya di Keluarga Seo." ucap Hun Yin dalam hati dengan tatapan penuh amarah dan tangan yang terkepal dengan sangat erat.
"Hmmm, rasakan itu nenek lampir! Jangan harap aku akan mengakuimu sebagai Nyonya Keluarga Seo. Kau masuk sebagai Selir dan akan selamanya menjadi Selir!" ucap Seo Xiqin dalam hati sambil tersenyum puas di balik lengan bajunya.
Seo Wan'er yang tidak ingin melayani Hun Yin yang bertengkar tidak jelas dengan Seo Xiqin lebih mementingkan pembatalan pernikahannya dan memaksa Seo Hong mengatakan tujuan mereka sebenarnya meminta Seo Xiqin datang.
"Tidak bisa diandalkan. Menghadapi anak dari Istri Sah Pertama saja tidak bisa. Aku tidak akan pernah mendapatkan nasib yang sama dengannya harus menikah sebagai Selir. Aku harus menjadi wanita terhormat." ucap Seo Wan'er dalam hati dengan tatapan dingin ke arah Hun Yin sambil meminum teh yang ada di tangannya.
"Ayah! Tidak bisakah kita melanjutkan pembicaraan ini?" tanya Seo Wan'er dengan nada bicara yang lembut sambil tersenyum ceria.
Seo Hong yang mengerti keinginan Seo Wan'er pun meminta Seo Xiqin untuk di kursinya dan melanjutkan pembicaraan.
"Baiklah. Xiqin, ayah memintamu kemari untuk membicarakan Pernikahanmu dengan Putra dari Sahabat Ayah dari Keluarga Li, Li Yuchen!" ucap Seo Hong dengan nada bicara yang datar dan ekspresi wajah yang serius.
"Li Yuchen! Aku harus menikah dengannya tapi mereka bertiga tidak boleh tau jika aku menginginkan pernikahan ini karena jika tidak akan menjadi masalah untukku dikemudian hari jika mereka tau tentang kehebatan Li Yuchen yang sesungguhnya." ucap Seo Xiqin dalam hati dengan ekspresi wajah berpura-pura terkejut dengan mata dan mulut yang terbuka lebar.
"Li Yuchen! Bukankah dia adalah calon suami Adik Wan'er?" tanya Seo Xiqin dengan ekspresi wajah yang bingung sambil melihat ke arah Seo Wan'er yang langsung berubah marah.
"Kakak Xiqin jangan bercanda dengan Wan'er. Wan'er tidak berani melangkahi Kakak Xiqin." ucap Seo Wan'er dengan lembut sambil menolak kenyataan yang dikatakan Seo Xiqin.
"Benar sekali! Kau dan Li Yuchen sudah bertunangan sejak kau di dalam kandungan dan Ibumu sendiri yang telah menyetujui Pernikahan itu. Meskipun Ibumu tidak ada di sini, Ayah tidak bisa membatalkan sesuatu yang telah disepakati oleh Ibumu." ucap Seo Hong dengan ekspresi wajah yang serius.
"I-ibu!" ucap Seo Xiqin dengan gagap sambil berpura-pura sedih dan memasang wajah ingin menangis.
"Dasar Tua Bangka beraninya dia menggunakan Ibuku sebagai alasan untuk menyelamatkan putri dari selir kesayangannya." ucap Seo Xiqin dalam hati sambil mengenggam tangannya dengan erat.
"Benar Kakak Xiqin karena itu lah Wan'er tidak berani mendahului pernikahan ini. Kakak Xiqin bersedia kan menikah dengan Li Yuchen?" tanya Seo Wan'er sambil menggenggam tangan Seo Xiqin dengan senyum palsu di wajahnya.
"Ta-tapi apakah Adik Wan'er tidak akan menyesal nantinya?" ucap Seo Xiqin dengan wajah yang bingung.
"Aku tidak akan menyesal. Lagipula Kakak Ling telah melamarku dan setelah pernikahan Kakak Xiqin digelar, Wan'er pun akan melangsungkan pernikahan juga." ucap Seo Wan'er dengan wajah yang bahagia.
"Hah! Karena kau sangat ingin hancur dan menjadi Istri seorang pria cabul maka aku akan mengabulkannya." ucap Seo Xiqin dalam hati sambil tersenyum puas.
"Baiklah. Aku mau menikah dengannya demi Ibu dan kebahagiaan Wan'er." ucap Seo Xiqin sambil tersenyum bahagia.
Semua orang yang mendengar pernyataan Seo Xiqin merasa sangat bahagia bahkan Seo Hong memerintahkan Pelayan untuk menyiapkan beberapa pakaian baru yang indah dan beberapa set perhiasan untuk diberikan kepada Seo Xiqin.
"Hanya beberapa helai kain dan perhiasan. Itu tidak lebih penting daripada masa depanku. Biarkan saja dia merasa bahagia sekarang karena belum tentu dia akan bahagia nanti setelah pernikahan itu digelar." ucap Seo Wan'er dalam hati sambil tertawa ceria.
#Bersambung#
Jangan lupa Like, Komen dan tekan Love ya.
Terima kasih
membacanya cukup sampai disini....
(memang begitu😛)
justeru alur jadi bajing luncatt...😅😜👌
sendu = sikap yg terbawa dalam kesedihan.
senduh = ?????!
belum lagi bbrp kata yg tidak tepat sesuai kebutuhan kalimat dan ....
+ langkah = gerakan kaki saat berjalan.
+ langka = sesuatu yg jarang/sulit dicari.
+ kesiann mantan guru bahasanya......!!
sadarkah anda sudah mempermalukan guru bhs indonesia dari SD, SMP, SMA....? 9 thn itu dipelajari lho...!!🧐🤔🙈
yakinlah pembaca yg normal anda buat jijik....!
silakan thor.... silakan siram toiletnya bersih² lalu cebokan nanti setelah bersih barulah anda bab...😅😜
+ makan dulu baru mulai memasak.
+siram toilet dulu baru buang air
+ tulis berita dulu baru ke tkp
😂😴😂😴😂😴😂😴😂😴😜😜🙊🙈😇😇😅😇😅😅😅😅😇
takutnya penulis ini bila buang air, toilet disiram dulu baru buang air..😜🙊🙈😂😂😂