Arsenino dan Lisa saling mencintai satu sama lain. Hingga kesalahpahaman membuat Arsenino sangat membenci Lisa. Untuk membalas sakit hatinya, Arsenino membuat hidup Lisa kacau balau. Menjadikannya istri pertama namun terasa menjadi yang kedua. Menjadi istri yang di sembunyikan oleh Arsen. Lisa hanya di butuhkan menjadi pemuass birrahinya.
Mampukah Lisa bertahan di sisi Arsen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17
Sofie sudah berdandan cantik malam ini. Gaun yang ia kenakan pun tak kalah cantik. Gadis itu begitu senang karena akan bertemu dengan keluarga besar Arsen. Berharap akan menjadi bagian dari keluarga Haidar dalam waktu dekat ini. Dia sangat yakin itu.
" Gue emang cantik, dan pantes jadi menantu keluarga Haidar. " Gumamnya seraya memoleskan sentuhan terakhir di bibirnya. Sofie sangat percaya diri sekali.
" Sebentar lagi Sofie.. Yah.. Sebentar lagi.. " Ucapnya meyakinkan diri. Serasa cukup dengan penampilannya. Sofie meraih tas jinjingnya yang mempunyai harga fantastis. Tentu saja semua yang melekat di tubuh Sofie di sponsori oleh Arsen. Dari gaun yang ia kenakan, perhiasan, sepatu, tas, bahkan parfum limited edition nya Arsen lah yang mendanai.
Perempuan mana yang tak mau bersanding dengan pria tampan seperti Arsen? Tidak hanya tampan, uangnya pun begitu derasnya mengalir, seakan tak pernah surut. Bahkan tidak akan pernah habis meski di hambur-hamburkan untuk bersenang-senang.
Arsen menjemput Sofie di apartemen. Penampilan Arsen pun tak kalah menarik. Ah.. Pria itu memang sangat menarik dengan pakaian apapun!
" Beb.. Aku deg-degan.. " Ucap Sofie, memecahkan keheningan dia antara mereka. Sedari tadi Arsen hanya diam, duduk tenang sembari mengemudi. Bahkan Arsen tak sempat memuji penampilan Sofie saat ini.
Sofie yang berharap mendapatkan pujian dari Arsen hanya bisa kecewa. Arsen akhir-akhir ini bersikap dingin padanya. Padahal hubungan mereka jelas-jelas akan lebih serius. Tapi kenapa Arsen seperti menghindar? Susah untuk di sentuh?
Arsen melirik, " Bukannya kamu seorang artis? Dan bisa mengatasi susana apapun dengan keahlian acting mu? "
" Ck, tapi ini beda! Ini kan kenyataan. Siapa sih yang gak deg-degan ketemu sama calon mertua. " Gerutu Sofie.
Arsen terkejut, lalu mengerem mendadak. Calon mertua?
" Apa maksud mu? " Seru Arsen.
" Ikh.. Kamu apa apaan sih.. Ngerem mendadak begitu. " Sofie sampai harus berpegangan, hampir saja keningnya terbentur dashboard. Sofie tak mendengarkan pertanyaan Arsen.
" Sorry.. " Lirih Arsen. Kemudian melanjutkan mengemudi.
" Calon mertua? Apa itu berarti gue nikahin si Sofie? Sial! "
Arsen dan Sofie berjalan beriringan masuk ke dalam restoran. Tidak lupa Sofie melingkar kan tangannya di lengan Arsen. Senyum merekah menghiasi wajah cantik Sofie.
Di sana Elsa dan Adrian sudah menunggu kedatangan Arsen.
" Mah.. Pah.." Sapa Arsen, menghampiri kedua orang tuanya.
" Malam om, tante.. " Sofie menebar senyuman semanis mungkin. Sofie meraih tangan Elsa dan Adrian untuk bersalaman, tidak lupa mencium punggung tangan mereka. Sofie ingin membuat kesan pertama yang baik pada calon mertua nya kelak.
Elsa dan Adrian menyambut Sofie dengan baik.
" Gimana Arsen gak ganteng? Bokapnya aja ganteng gini meski udah tua. Nyokapnya juga cakep. Duh memperbaiki keturunan gue nih.." Batin Sofie menilai Elsa dan Adrian.
" Jadi, kamu udah berapa lama berhubungan dengan Arsen? " Tanya Elsa to the point, setelah mereka menyelesaikan makan malamnya.
" Saya.. Emm.. " Sofie ragu, mengingat-ingat sudah berapa lama dirinya berhubungan dengan Arsen.
" Baru beberapa bulan mah. " Arsen yang menjawab.
" Iya tan baru beberapa bulan yang lalu. " Sofie.
" Ada enam bulan? " Tanya Elsa lagi.
" Belum tan. " Sofie. " Hampir mau dua bulan. "
Elsa mendelik tak percaya. " Baru mau dua bulan tapi Arsen nginep terus. " Elsa geleng-geleng kepala. Dia pikir hubungan Arsen dan Sofie sudah lama hingga nekat melakukan hal di luar batas. Ternyata masih sangat baru. Dan sudah bisa di pasti kan Arsen belum mengenal jauh tentang Sofie.
" Apa kalian melakukan hubungan One Night Stand? Lalu berlanjut? " Sekarang giliran Arsen dan Sofie yang terkejut dengan pertanyaan Elsa.
Sedangkan Adrian sudah tidak heran lagi dengan istrinya yang selalu bertanya tanpa di pikir terlebih dahulu. Adrian tau, istrinya itu akan berterus terang mengucapkan apa yang ada di pikirannya tanpa menyisakan rasa penasaran jika mengenai anaknya. Meski pertanyaan itu begitu absurd.
Bahkan Elsa berulang kali, atau ratusan kali menanyakan ke Virgin-an pada putrinya dulu. Terlalu curiga dan waswas.
" Mah.. Please.. " Arsen enggan menjawab pertanyaan Elsa yang memang benar adanya.
Elsa melirik, lalu menatap tajam putranya " Benerkan? "
Arsen menghela nafasnya dalam. Mamanya itu selalu saja tau! Seperti cenayang!
Tidak mendapat jawaban dari Arsen. Elsa kembali beralih menatap Sofie. " Jadi kapan kalian akan menikah? "
" What!! " Pekik Arsen.
" Sayang.. Gak secepat itu. " Adrian mulai bersuara. Menikahkan putranya dengan wanita yang baru di kenalnya membuatnya ragu.
" Papa diem aja deh! "
" Iya.. Iya.. "
" Menikah tan? " Lain dari Arsen, Sofie nampak senang dengan permintaan Elsa untuk menikah dengan Arsen.
" Iya.. Bukannya Arsen sering nginep di tempat kamu. Kamu gak mau terus terusan gitu kan? Kalian harus nikah. " Elsa.
" Mah.. Come on.. " Arsen kesal dengan keputusan Elsa.
" Pah.. Please.. " Arsen meminta bantuan pada Adrian agar membantunya.
Adrian mengedikkan bahunya. Tidak mau mengusik keputusan Elsa. Adrian yakin semua itu demi kebaikan Arsen. Elsa selalu memilih jalan yang benar.
" Mau mu apa Arsen? " Bentak Elsa pada Arsen yang terlihat ingin menolak keputusan nya.
" Arsen gak mau nikah secepat itu! Lagian Arsen baru kenal Sofie. Mana mungkin Arsen menikah sama dia. " Ucap Arsen tak memperdulikan adanya Sofie di sana dan mungkin saja Sofie sakit hati mendengar ucapannya.
Hati Sofie mencelos mendengar penuturan Arsen.
Elsa menghela nafasnya dalam. " Mungkin ini memang terlalu cepat. Sebaiknya kalian bicarakan dulu tanpa kami. Setelah itu kalian bisa temui mama. " Elsa.
" Mah.. Arsen gak mau nikah sama Sofie. "
" Arsen! Gimana bisa kamu ngomong kaya gitu! Sofie kan pacar kamu. " Elsa.
" Beb.. Kok ngomong gitu? " Sofie cemas dengan ucapan Arsen. Sofie tidak mau kehilangan Arsen!
" Mah.. " Belum sempat meneruskan ucapan nya, tatapan Arsen tertuju pada dua orang yang terlihat seperti pasangan kekasih, sedang menikmati makan malam tidak jauh dari meja di mana Arsen berada. Hatinya bergemuruh melihat itu. Rahang nya mengeras, tatapannya menghujam seolah ingin menerkam mangsanya.
" Shit! "
" Dasar Bich! "
hihihi...
ya jangan ganggu hubungan orang dong junet, jangan ngejar ngejar pacar orang.kamu juga nggak mau kan kalau pacar kamu diambil orang