Seroja (19 th) gadis cantik, mandiri dan terbiasa hidup dijalanan. Kerasnya hidup membuatnya menjadi sosok yang kuat. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga setelah kabur dari rumah untuk membiayai ibunya yang sakit dan sekolah adiknya.
Hidupnya berubah sejak ia mengenal keluarga Pramudya yang berhutang budi pada sang nenek. Mereka berniat menjodohkannya dengan Arkana(20th) putra pertama keluarga Pramudya.
Arkana cowok tampan, kaya dan sangat mengutamakan popularitas. Ia memilih kabur dari rumah daripada harus menikahi gadis jalanan.
" Baiklah. Mama tidak akan memaksamu, tapi Mama ingin Seroja menjadi pengawal pribadimu ! " Paksa Bianca.
" Pengawal? Bahkan ilmu beladirinya masih kalah denganku. " ucapnya sinis.
" Dia bukan pengawal pelindungmu, tapi dia akan mengawasimu agar kau tidak suka bermain dengan gadis- gadis lagi ! " tegas sang Mama.
Bagaimana kelanjutannya? Ikuti kisah selengkapnya ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERMIMPIPUN AKU TAK MAU MENIKAH DENGANNYA
Aulia yang baru kembali dari toilet begitu terkejut saat melihat Seroja dan Arkana sedang bersitegang. Iapun berniat untuk melerai keduanya.
" Seroja! Kakak ! Apa kalian tidak malu bertengkar ditempat umum? " bentaknya pada kedua orang itu.
Arkana segera menghempaskan tangan Seroja. Gadis itu merasa sedikit nyeri, tangannya memerah akibat genggaman Arkana yang begitu kuat. Aulia menghampiri untuk memastikan keadaannya.
" Kau tidak apa-apa? " tanyanya. Seroja menggelengkan pelan, ia tak ingin membuat sahabatnya cemas.
Iapun menatap tajam pada kakaknya yang masih saja terdiam.
" Kakak! Berpikirlah lebih dewasa, jangan seperti anak kecil. Kabur tidak menyelesaikan masalah. Kau tahu? Mama begitu sedih dan tidak mau makan karenamu. "
Arkana tidak menanggapi, namun dalam hati iapun tak tega bila Mamanya bersedih hati apalagi sampai tidak mau makan. Dari dulu dirinya memang lebih dekat pada Bianca dan selalu menghormati Mamanya.
Aulia segera menggandeng Seroja, " Ayo kita kembali, jam kuliah akan segera dimulai kembali. "
" Tapi? Kau belum memesan apa-apa? " tanya Seroja heran. Aulia memberi kode padanya untuk segera meninggalkan tempat itu.
Arkana menatap kepergian keduanya, ia cukup terkejut saat Aulia mengatakan bahwa Serojapun berkuliah disana. Timbul niat dalam hatinya untuk menyelidiki hal itu. Ia berencana untuk menanyakan hal ini pada pengurus kampus.
" Hei! Kau sering sekali melamun akhir-akhir ini. Ayo cepat pesan makananmu. " Rehan menepuk pundaknya hingga dirinya terkaget.
" Kau saja duluan, aku ada perlu sebentar. " ia meninggalkan Rehan begitu saja. Rehan merasa sedikit aneh dengan sikap sahabatnya itu, namun ia tak akan ikut campur apa yang menjadi privasi Arkana selama pria itu tidak menceritakan sendiri masalahnya.
...----------------...
Seroja dan Aulia duduk dibangku taman yang ada dikampus. Aulia sengaja mengajaknya kesana untuk belajar, sebab jam kuliah masih belum dimulai.
" Kenapa kau berbohong pada kakakmu? Apalagi kau mengatakan Mamamu tidak mau makan karenanya. " protes Seroja.
Aulia tersenyum menanggapinya,
" Kau tenang saja. Kak Arkana paling tidak bisa melihat Mama bersedih. Aku pastikan sebentar lagi dirinya akan pulang kerumah. "
Seroja manggut-manggut mendengar alasan yang disampaikan Aulia. Ternyata itu hanya akal-akalan sahabatnya untuk membuat kakaknya kembali kerumah.
" Aku tidak bisa membayangkan kakakku menikah denganmu. Mungkin mansion akan menjadi kapal pecah jika kalian berdua bertengkar. " goda Aulia. Ia tahu kedua orang itu sangat ahli dalam beladiri.
Seroja segera mencubit pinggang gadis itu, ia sama sekali tidak pernah membayangkan akan menikahi Arkana.
" Bermimpipun aku tidak mau jika harus dinikahkan dengan kakakmu itu. " sanggahnya.
" Aww..kau membalasku ya. Hati-hati, benci bisa jadi cinta. " Aulia kembali menggodanya.
Seroja mengerucutkan bibirnya, " Kau ini! Terus saja menggodaku. Kalau kau berkata seperti itu, aku akan pergi darisini. " ancamnya sambil bercanda. Merekapun tertawa sambil melanjutkan belajarnya.
Seseorang mengamati keduanya dari kejauhan, ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Pria itu menghampiri kedua gadis yang sedang belajar di taman.
" Seroja?" sapanya pada gadis yang ia rindukan selama ini.
Deg...
Hati Seroja kembali berdebar mendengar suara itu, suara seseorang yang begitu dekat dengannya dulu. Perlahan ia mengangkat wajahnya, menatap pria yang ada dihadapannya saat ini.
" Kak Ardi? " sapanya pelan. Entah mengapa ia merasa gugup saat bertemu pria tersebut.
Aulia menatap keduanya, dari sorot mata mereka terlihat jelas bahwa keduanya masih sama-sama memendam rasa. Ada sedikit rasa perih dihatinya, tapi entah apa itu dirinya tidak mengerti.
Selama kepergian Seroja, memang hanya Ardilah sahabat terdekatnya. Keduanya memiliki hobi yang sama yaitu membaca. Ardi tergolong sebagai mahasiswa berprestasi dikampusnya, begitupun dirinya. Ia juga bukan pria yang hobi nongkrong dan bergaul bebas dengan lawan jenis seperti pria kebanyakan di kampusnya.
" Kau kembali kuliah disini? Aku senang sekali melihatmu berada disini kembali. " Ardi tersenyum senang, ia mendudukkan dirinya didekat gadis itu.
Seroja membuat sedikit jarak untuk mengurangi rasa gugupnya. Aulia hanya terdiam, ia seperti obat nyamuk saat ini. Ini sudah sering dialaminya, namun rasanya berbeda kali ini.
" I,, iya. Akupun senang bertemu denganmu. Kak Ardi apa kabar? Bagaimana kabar Tante Asri? " balas Seroja. Ia teringat saat terakhir kali mereka bertemu, Mama Ardi selalu menghinanya. Ada rasa sakit saat mengingat hal itu, Mama Ardi begitu membencinya.
Pria itu menghembuskan nafas kasar.
" Alhamdulillah kabarku baik, tapi kondisi Mama saat ini tidak baik. Penyakit jantungnya baru saja kambuh kemarin. " gurat- gurat kesedihan terpancar di wajah pria tersebut.
Kedua gadis itu merasa iba, Aulia hendak mengucapkan turut berduka namun, Seroja menyelanya terlebih dahulu.
" Aku turut berduka atas apa yang menimpa Tante Asri. Semoga beliau lekas sembuh. " ungkap Seroja tulus. Ardi hendak menyentuh tangan gadis itu, namun tiba-tiba Aulia mengingatkan gadis itu bahwa jam kuliah akan segera dimulai.
Aulia dan Seroja pergi meninggalkan Ardi ditaman. Pria itu sedikit kecewa, untuk kesekian kalinya ia gagal mengungkapkan perasaannya pada Seroja.
" Maafkan aku, tapi untuk saat ini aku belum bisa menerima jika kalian bersatu. " batin Aulia merasa bersalah. Ia tahu apa yang hendak dilakukan Ardi barusan.
...******...
Arkana pergi menemui pengurus sekolah, ia ingin tahu apakah benar Seroja berkuliah disana. Dirinya cukup kaget saat tahu bahwa gadis itu sebelumnya telah berkuliah disana dan saat ini kembali melanjutkan kuliahnya.
Ia heran, mengapa dirinya seperti tidak pernah bertemu dengan gadis itu? Mungkin karena Seroja gadis biasa. Selama ini ia hanya bergaul dengan gadis-gadis yang populer dan sederajat di kampusnya. Pantas saja adiknya begitu dekat dengan Seroja, ternyata keduanya satu jurusan.
Arkana segera pergi dari sana setelah mendapat informasi yang ia butuhkan. Langkahnya terhenti saat ia bertemu dengan Helena dan Sisil yang kebetulan berpapasan dengannya.
Dirinya ingin berbalik dan menghindar, tapi kedua gadis itu berlari menghampirinya.
" Arkana, tunggu. Kita butuh penjelasan darimu !" Helena dan Sisil menghalangi langkahnya.
Arkana enggan meladeni kedua gadis tersebut, namun untuk menghindar saat ini sepertinya tidak bisa. Ia tersenyum sinis pada mereka.
" Ternyata kalian sudah akur kembali. Sepertinya tidak ada yang perlu aku jelaskan. Itu sama sekali tidak penting. " ia hendak melanjutkan langkahnya. Akan tetapi, Sisil dan Helena kembali menghalangi langkahnya.
" Itu sangat penting untuk kami. Kami tidak rela kau dimiliki orang lain. " ucap keduanya kompak.
Arkana hampir saja tak mampu menahan kekesalannya, namun sebuah ide muncul dibenak pria tersebut.
" Aku memang dijodohkan dengan gadis itu. Mamaku memaksaku untuk menikahinya. Asal kalian tahu, iapun kuliah disini sekarang. Dia mengambil jurusan management akutansi. " jawab Arkana pada kedua gadis itu.
Helena dan Sisil kaget mendengar apa yang disampaikan Arkana. Keduanya kompak ingin membuat perhitungan dengan Seroja.
Arkana tersenyum penuh kemenangan, ia yakin kedua gadis itu pasti akan membuat Seroja merasa tidak nyaman dikampus.
" Lihat saja. Aku akan membuatmu tidak nyaman disini maupun di rumahku. " tekadnya dalam hati.
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian disini ya. Kasih like koment rate lima dan vote seikhlasnya buat karya keduaku. Dukungan kalian semangat author untuk terus berkarya. Makasih sebelumnya..