NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Menjadi Istri Sang Kapten

Reinkarnasi Menjadi Istri Sang Kapten

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Raja Tentara/Dewa Perang / Dijodohkan Orang Tua / Pernikahan rahasia
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Aira azahra

Wulan masih tidak percaya bahwa dia telah reinkarnasi ke dalam tubuh seorang perempuan yang cantik namun tidak bahagia. Dia adalah istri dari kapten yang tampan dan berkuasa, namun dingin dan tidak peduli dengan istrinya.

Wulan mempunyai janji dengan jiwa aslinya, yaitu mengubah takdir hidup sang kapten agar jatuh cinta dengan tubuh istrinya yang bermana Livia. Tapi bagaimana caranya? Kapten tersebut sangat dingin dan tidak peduli dengan istri.
.
Namun, semakin Wulan mencoba untuk mendekati sang kapten, semakin dia menyadari bahwa kapten tersebut memiliki luka yang dalam dan tidak mudah untuk diobati.

Wulan harus mencari cara untuk menyembuhkan luka tersebut agar sang kapten dapat membuka hatinya dan jatuh cinta dengan Livia.

Bagaimana kelanjutan cerita Wulan? Apakah dia berhasil mengubah takdir hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 21

Alex melihat istrinya tertawa lepas saat menggodanya pagi itu. Namun, tawa Livia berhenti mendadak ketika ia sadar dirinya sedang menstruasi, membuat rencana suami-istri mereka berantakan. "Awas kamu, tunggu saja nanti malam aku pulang." Alex menyeringai tajam, matanya penuh teka-teki yang membuat Livia semakin jengkel. 

Alih-alih takut, Livia justru tertawa lebih keras sambil melambaikan tangan saat hendak pergi bekerja. "Syukurlah aku lolos dari si predator ini. Iiiih, serem banget," desis Livia dalam hati sambil berjalan menuju kantornya. Pekerjaan di kantor berjalan seperti biasa.

Selesai mengurus dokumen-dokumen yang menumpuk, Livia beranjak pergi ke sebuah restoran, di mana ia telah mengatur pertemuan dengan klien baru. 

Namun, di perjalanan saat berhenti di lampu merah, sebuah pemandangan membuat darah Livia berdesir. Mobil di depannya adalah milik Alex. Tidak salah lagi—itu suaminya. Tapi apa yang dia lakukan di situ? Dan lebih mengejutkan lagi, ada seorang wanita duduk di samping Alex. Wanita itu tersenyum, berbicara akrab seolah dunia milik mereka berdua. 

"Alex? Bukankah dia bilang mau ke rumah ibunya hari ini?" pikir Livia. Jantungnya berdegup semakin kencang. "Siapa dia? Jangan-jangan ..." 

Livia tidak sanggup menyelesaikan pikirannya. Ada kecurigaan yang mulai mengakar dalam pikirannya. "Apa Alex selingkuh? Tapi kenapa? Apa kurangnya aku?" Pertanyaan-pertanyaan itu menghantamnya bertubi-tubi. Wajahnya memerah menahan amarah yang mulai menguasainya. 

Dengan kesal, Livia menekan klakson beberapa kali, membuat kepala Alex akhirnya menoleh ke arahnya. Mereka saling berpandangan di tengah riuh lalu lintas. Di samping Alex, wanita itu juga memandang Livia dengan ekspresi bingung, seolah bertanya siapa perempuan yang ada di seberang jalan itu. 

Alex tampak hendak keluar dari mobil, tetapi detik itu juga lampu hijau menyala. Mobil Alex melaju pergi, meninggalkan Livia dengan perasaan berkecamuk. Matanya masih terpaku ke arah mobil yang semakin menjauh. 

"Dasar pengecut," gumam Livia pelan, tetapi nada kemarahannya jelas terdengar oleh dirinya sendiri. "Kalau memang itu yang sebenarnya terjadi, tunggu saja, Alex.". 

Alex yang berkali-kali mencoba menghubungi Livia, dengan tegas diblokir nomornya. Saat Alex mencoba menggunakan nomor lain, Livia langsung mematikan ponselnya tanpa pikir panjang. Tidak ada gunanya mendengarkan alasan atau kebohongan lainnya.

"Apa aku perlu cari tahu siapa wanita tadi, Nona?" tanya Reno, asisten sembari memerhatikan Livia yang diam-diam menghapus air matanya.

"Tidak perlu, Reno. Untuk apa? Aku tidak butuh tahu tentang wanita itu. Fokus saja pada pekerjaan," jawab Livia dingin, mencoba menyembunyikan rasa pedih yang terus menghantui pikiran. 

Namun, amarah Livia bergemuruh di dalam hati. "Lelaki macam apa dia?" batinnya, berusaha menata kembali logika yang tercabik-cabik. "Pagi tadi dengan seenaknya menyentuhku, seolah-olah aku adalah segalanya. Tapi siangnya, tanpa ragu, dia malah menghabiskan waktu dengan wanita lain. Betapa bodohnya aku sempat berpikir untuk memberikan dia kesempatan lagi. Menyedihkan. Benar-benar membuatku muak!" 

Saat Livia berada di ruang meeting bersama klien, ia mencoba menahan diri agar terlihat profesional. 

Tapi Reno, yang selalu peka, tampaknya menyadari bahwa pikiran Livia sedang kacau. Ia terus bersikap waspada, seolah takut membuat kesalahan yang akan memperkeruh suasana. 

Pertemuan itu berlalu, meskipun seluruh energi Livia tersedot untuk menjaga kendali. Setelah semuanya selesai, ia memutuskan untuk tidak kembali ke kantor. 

Livia membiarkan Reno membawa mobilnya sementara Livia memilih taksi untuk melanjutkan perjalanan. 

Tapi tujuan akhir Livia sudah jelas— tidak bisa terus memendam semuanya sendirian. Klub malam itu adalah pelariannya, dan  tahu Marco pasti ada di sana. Mungkin bukan solusi terbaik, tapi malam ini, ia butuh seseorang yang setidaknya tidak menusuk dari belakang. Ia hanya ingin sejenak melupakan luka ini, meski hanya untuk satu malam..

Saat langkahku memasuki klub malam ini, aroma alkohol yang tajam langsung menyengat hidung. Alunan musik menghentak-hentak dari segala penjuru, disertai tawa para wanita yang menari dengan pakaian minim mereka. 

Livia mencoba mengabaikan suasana itu, fokus melangkahkan kaki ke lantai atas, tempat ruangan VIP berada. 

Di sanalah Livia memutuskan untuk menunggu. Setibanya di ruangan itu, ia langsung memesan Marco untuk menemani. Namun, jawaban yang didapat dari pria yang bertugas di sana membuat hatinya terasa berat. 

"Maaf, permintaan Anda tidak bisa kami penuhi. Marco sedang mengambil jatah liburnya hari ini dan baru kembali besok. Apakah Anda ingin menggantinya dengan pria lain?" katanya sopan. 

Livia mendesah pelan, berusaha menyembunyikan kekecewaan. "Tidak perlu, aku mau pergi saja," jawabnya singkat sambil menggeleng. Ia tahu, tidak ada gunanya memaksa. Lagipula, semua sudah lunas dibayar. Tak ada yang rugi di sini. Setidaknya itu yang berusaha dipercaya untuk menghibur diri sendiri.

Livia berjalan keluar, masuk ke dalam taksi, dan membiarkan kendaraan itu membawanya pergi. Namun, bukan kembali ke tempatnya, ia malah meminta sopir menurunkan di depan apartemen Marco. Ia bahkan tidak tahu pasti apa yang sedang dipikirkan saat itu. Harapan yang konyol, atau mungkin rasa ingin tahu yang mulai menyiksa. 

"Mengapa dia tidak ada di sana malam ini? Benarkah hanya sekadar libur? Atau ada sesuatu yang disembunyikannya?" batin Livia.

Setelah beberapa menit, mata Livia menangkap Marco keluar dari sebuah mobil hitam di depan apartemennya. Dengan hati yang mendadak diliputi perasaan waswas, ia menyelinap lebih dekat, menahan napas agar tak ketahuan. 

Dari jarak ini, Liviabisa melihatnya dengan jelas. Dia tengah berjabat tangan dengan seseorang—entah siapa. "Tapi, mengapa dadaku terasa sesak melihat pemandangan itu? Apakah hanya karena rasa penasaran, atau sebenarnya lebih dari itu? Aku ingin tahu, meski separuh diriku ragu, apakah aku benar-benar siap dengan jawaban yang akan kutemukan?" pikirnya.

"Astaga! Marco seorang militer juga?" gumam Livia, merasakan jantungnya berdegup kencang. 

Livia segera menyusul Marco menggunakan lift sebelah. "Marco!" teriaknya sekeras mungkin, melihat Marco mau memasuki apartemennya.

Marco terkejut melihat Livia ada di depannya, berharap tidak mengetahui siapa dirinya. "Hai .... Livia! Ka-kamu ada di sini, ada apa?"

"Aku mencarimu ke club malam tadi, tapi kamu tidak ada dan mengatakan kamu ambil liburan. Saat aku mau naik lift, tiba-tiba melihatmu sudah masuk duluan. Aku memanggil namamu tadi," jawab Livia mencoba untuk menyembunyikannya.

Marco menghela napas lega, berarti Livia tidak mendengar pembicaraannya dengan seseorang. "Iy-iya .... aku sedang sibuk tadi, ada kerja tambahan dengan atasanku. Mau masuk? Aku tidak macam-macam, Livia. Kecuali kamu menginginkannya," kedip matanya menggoda Livia. 

Livia mengangguk pelan, penasaran dengan apartemen Marco. Saat memasuki ruangan itu, tidak menunjukan apa pun. Hanya ada beberapa lukisan, tidak ada foto Marco maupun keluarganya.

"Aku suka dengan apartemenmu, Marco. Tapi tidak ada foto keluarga, ya? Di mana kedua orang tuamu?" tanya Livia penasaran dengan kehidupan Marco.

"Keluargaku ada di kampung, Livia. Mungkin satu jam lagi, temanku akan pulang ke apartemen ini. Tidak masalah kan?" Marco menatap wajah Livia, yang mengangguk pelan.

"Tidak masalah aku ada di sini? Takutnya temanmu risih dengan kehadiranku, apa dia wanita?" tanya Livia, menyenggol lengan Marco sengaja menggoda.

Marco menggeleng kepalanya. "Hahahah .... dia seorang pria, mana bukan satu tempat tinggal dengan seorang wanita. Yang ada nih, kedua orang tuaku langsung menikahkan kami. Apa tidak masalah kamu ke apartemen pria lain? Kamukan sudah menikah?"

1
Yuliana Tunru
mmg lebih baik.hidupntenang ya dara bekerja dan menghidupi siri sendiri nikmati keserakahan dan kejahatan mu rekha toh kau cuma benalu skrg sok baik padahal pusing..kalah z trs kevin biar zyan tak bisa lg byk tingkah
Yuliana Tunru
bagus livia biar zayn kapok nipu2 orang lg jgn dikasih celah ya
Nabila Al Adibah
Luar biasa
Dewi Sri
Typonya sangat bertebaran
Mawar Hitam: makasih komen kak, jadi aku perbaiki
total 1 replies
Dewi Sri
Pantas saja jarang yg koment atau suka novel ini, nama nama pemeran nya sering gonta ganti dan salah dlm penulisan.... perbaiki lagi thor
Dewi Sri
ceritanya lumayan bagus tp sepi komentar...tetap semangat ya othor, sy baru nemu cerita ini
Yuliana Tunru
swmua jd aneh saat kubia berubah mertua x jg ikut takut klo livia danbalex cerai pdhl alex cuek bgt eh malah MP ..up lg lah thorr penasaran
Yuliana Tunru
ayo alex jika mmg livia cintamu pertahankan krn samoe bab ini blm jelaa apakahvalex dan mm x mmg benar2 menganggap livia istri dan menatu yg berharga
Mawar Hitam: pengen tabok yakan kak
total 1 replies
Yuliana Tunru
good livia basmi semua penghianant dan orang2 yg penuh.dusta kyat demi hidupmu hg mama mu
Mawar Hitam: sabarr kak 🤣
total 1 replies
Yuliana Tunru
smoga livia yg baru lbh tangguh tak.mudah di tindas tak bodoh lupakan obsesi suami yg tak pernah mengagapmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!