NovelToon NovelToon
Cooking With Love

Cooking With Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / CEO
Popularitas:716.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Neen@

"Dasar maling rasakan ini..!" Bugs..Bugs..Brakkk.. Jenar memukul maling itu dengan membabi buta. Setelah dirasa tidak ada pergerakan dari maling itu Jenar membuka mata.
"Whaaattt..! kenapa malingnya pakai jas rapi begini, jangan.. jangan dia tamu di restoran lagi, aduh bagaimana ini, lebih baik aku kabur saja"

Mahesa Jenar seorang gadis yang enerjik, penuh semangat, kecil, mungil dan sederhana yang bekerja sebagai asisten chef di sebuah restoran milik keluarga Akihiko.

Adam Athan Akihiko seorang pengusaha muda sekaligus pewaris tunggal Akihiko corporation yang banyak disukai gadis - gadis muda. Patah hati karena ditinggal kekasihnya Jesica yang seorang designer muda.

Karena suatu insiden harus memaksa mereka untuk selalu bertemu dan membuat suatu perjanjian. Apakah Jenar sanggup menghadapi Adam yang pemilih dalam hal makanan...

Hai perkenalkan aku Neen@
Ini adalah novel pertamaku, mudah - mudahan kalian suka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketahuan Mama

"Jeennnaaaar!" teriak Adam.

"Maaf pak tadi tidak sengaja, saya benar - benar panik."

Adam masih berjalan mondar mandir sambil mengacak - acak rambutnya karena frustasi.

"Bagaimana bisa? Yang kamu lempar itu barang penting!. Disini banyak batu Jenar, kamu kan bisa lempar monyet itu dengan batu."

"Namanya juga panik pak, takutnya dia melompat ke saya."

"Bagus, kalau monyetnya melompat ke arah kamu, biar dimakan sekalian."

"Jangan berdoa yang jelek dong pak, saya tadi benar - benar takut."

"Sekarang kamu ingat - ingat, tepatnya di sebelah mana kamu melempar kunci itu."

"Seingat saya, tadi saya lempar ke atas pohon."

"Sekarang kamu lihat kesana, ada tidak kuncinya."

"Tapi pak kalau masih ada monyetnya bagaimana?"

"Aduh... ! dasar kecil, pendek, bebal, penakut lagi, oke aku temani"

Mereka berdua berjalan kearah pohon yang dimaksud.

"Kamu lihat keatas, aku cari dibawah." perintah Adam. Jenar segera mengedarkan seluruh pandangannya ke atas pohon, ada sedikit kilatan dari atas pohon.

"Pak! kuncinya ketemu."

"Hah..dimana?"

"Itu diatas ranting kecil yang sebelah kanan."

"Sekarang kamu naik keatas, ambil terus kita pulang."

"Saya tidak bisa manjat pak."

Adam menarik napas panjang dan menghembuskannya pelan - pelan untuk menenangkan emosinya. "Oke kamu naik ke punggungku." perintah Adam sambil berpose seperti sedang meranggak.

"Ayo cepat naik! Tunggu apalagi!"

"Iii..ya pak." ucap Jenar. "Maaf, saya injak punggung bapak.". Jenar menginjak punggung Adam pelan - pelan.

"Dengar ya, kamu harus ingat atas keistemewaan ini."

"Maksud bapak?" tanya Jenar tidak mengerti.

"Kamu orang pertama yang berani menginjak punggungku, seorang pria keturunan Jepang dan pewaris tunggal kekayaan Akihiko."

"Iya.. iya.. saya ingat atas keistimewaan ini, apalagi ini juga terpaksa pak." Ini orang percaya dirinya tinggi sekali batin Jenar.

"Sudah cepat! hari sudah mulai malam."

Jenar naik ke punggung Adam tapi ternyata masih belum bisa meraih kunci itu.

"Egh..Egh.. tidak bisa pak, tidak sampai, saya tidak bisa meraihnya."

"Turun..!" perintah Adam.

"Iya.. iya.. sabar." Jenar kemudian turun dari punggung Adam.

"Aku lupa kalau kamu pendek.". Mendengar itu Jenar menghela napas, sudah bisa ditebak endingnya.

"Gantian saja, kamu dibawah biar aku yang naik ke atas." perintah Adam sambil membersihkan tangannya dari pasir.

"Maaf ya tuan Adam yang terhormat, kalau mau balas dendam kira - kira dong."

"Siapa yang mau balas dendam? Aku kan tinggi, pasti bisa meraihnya." lanjut Adam menjelaskan.

"Saya tahu, tapi bapak kan berat. Bisa patah punggung saya bapak injak."

Adam terdiam sejenak, benar juga yang dikatakan Jenar. Aku harus memikirkan cara lain.

"Aku ada ide." tiba - tiba Adam bersuara.

Jenar menatap Adam untuk menunggu penjelasannya. Tak lama kemudian  Adam jongkok "Cepat kamu naik ke pundakku, aku gendong kamu."

"Tapi pak.." jawab Jenar ragu - ragu.

"Cepat jangan banyak bicara! Ini sudah hampir malam."

"Baiklah.." Ia mengalah. terus terang ia sudah sangat capek. Jenar kemudian naik ke pundak Adam sambil berpegangan pada kepalanya.

"Rambut ku jangan ditarik..!"

"Maaf pak saya takut jatuh. Bapak kuat gendong saya..?" tanya Jenar ragu - ragu.

"Kamu meremehkan aku?"

"Tidak, saya tidak berani."

"Sudah siap?"

"Sudah."

Adam kemudian berdiri pelan - pelan agar Jenar tidak terjatuh. Setelah bisa menyeimbangkan badan Adam segera memerintahkan Jenar untuk meraih kunci itu.

"Bagaimana? bisa tidak?"

"Sedikit lagi pak, agak kekanan." Adam menggeser tubuhnya satu langkah ke arah kanan.

"Yak, stop..stop." perintah Jenar sambil menepuk- nepuk kepala Adam.

"Jangan ngelunjak kamu ya main perintah saja, bagaimana sudah bisa diambil?"

"Sebentar pak" Jenar mengerahkan seluruh usahanya untuk meraih kunci itu. Karena terus terang posisi seperti ini bisa membuatnya kena serangan jantung.

"Yess..!, sudah pak! Sudah dapat kuncinya."

"Oke, kamu pegangan aku jongkok pelan - pelan."

Adam kemudian jongkok pelan - pelan sambil memegang kaki Jenar takut kalau terjatuh. Akhirnya dengan segala upaya dan usaha mereka mendapatkan kunci mobil kembali.

"Ayo kita ke restoran, sudah hampir malam."

Jenar mengangguk dan mengikuti langkah Adam menuju mobil. Selama perjalanan Jenar hanya diam sambil menikmati angin malam.

Tak berapa lama mereka sampai restoran yang dituju. Adam segera memesan beberapa menu makanan. Ada Sate Lilit, Nasi Campur Bali, Ayam Betutu, Bebek Timbungan.

"Tugas kamu sekarang makan semua menu ini."

"Semuanya pak?" tanya Jenar tidak percaya.

"Ya, semuanya. Karena waktu aku gendong kamu tubuhmu ringan sekali. Sepertinya kurang gizi."

"Iya..iya tuanku Adam yang selalu benar." Jenar segera menikmati menu yang dihidangkan. Hmmm masakan ini semuanya lezat.

"Bagaimana?" tanya Adam.

"Enak semuanya pak."

"Nah sekarang aku mau kamu mencatat semua menu ini beserta bahan dan bumbu dasarnya."

"Buat apa pak?"

"Aku ingin kamu bisa memberikan sentuhan yang berbeda terhadap menu ini. Ini akan menjadi menu baru di restoran kita." Adam menjelaskan.

"Ide yang sangat bagus sekali, apalagi menu Indonesia direstoran kita seperti kurang peminatnya. Kenapa bukan chef Efendi tapi justru saya yang bapak ajak kesini."

"Chef Efendi kurang menguasai masakan Indonesia."

"Hmmm, baiklah."

"Bagus kalau kamu mengerti, tidak salah aku jauh - jauh membawamu kesini."

"Tenang saja, saya jamin bapak tidak akan rugi." ucap Jenar dengan percaya diri.

"Ayo kita kembali ke resort."

Mereka segera kembali ke resort.

Sementara itu di Jakarta di rumah Adam, Nyonya Indira memanggil Shawn ke rumah karena Adam pergi ke Bali tanpa memberi kabar.

"Duduk ma, jangan mondar mandir, papa pusing melihatnya." perintah tuan Akihiko.

"Bagaimana aku bisa tenang pa, Adam sekarang susah diatur. Tadi aku ke kantornya kata Denisha dia melakukan perjalanan dinas ke Bali."

"Adam kan bukan anak kecil lagi ma." ucap tuan Akihiko sambil memainkan Ipad nya.

"Papa ini tidak mengerti perasaan seorang ibu, aku tidak mau dia mencari nformasi mengenai Jesica, dia bukan wanita baik - baik."

"Papa tahu, papa mengerti. Kita tunggu saja penjelasan dari Shawn."

Tak lama kemudian datang seorang pembantu "Maaf nyonya, pak Shawn sudah ada di depan."

"Suruh dia masuk ke ruang tengah." perintah nyonya Indira.

Tuan Akihiko dan nyonya Indira segera menemui Shawn di ruang tengah. Tampak Shawn dengan posisi berdiri menunggu kedatangan tuan dan nyonya Akihiko.

"Duduk Shawn." perintah tuan Akihiko

"Shawn, apakah Adam saat ini masih mencari informasi mengenai Jesica?" tanya nyonya Indira.

"Sudah satu bulan ini tidak nyonya."

"Hmm.. Aneh. Terus tujuan dia melakukan perjalanan dinas ke Bali apa? setahuku usaha di Bali baik - baik saja tidak ada masalah."

"Pak Adam melakukan perjalanan ke Bali dengan nona Jenar."

"Jenar, siapa dia?" tanya tuan Akihiko.

"Dia salah satu chef di restoran baru milik pak Adam."

"Menarik." ucap nyonya Indira. "Seperti apa Jenar itu?"

"Dia gadis dari keluarga sederhana, ramah dan penuh semangat. Awalnya pak Adam tertarik dengan masakan nona Jenar sehingga membuat suatu perjanjian bahwa nona Jenar harus memasak setiap hari untuk pak Adam."

"Teruskan ceritamu." perintah nyonya Indira.

"Bahkan sekarang tuan Adam menyewa rumah mang Udin karena nona Jenar tinggal di sebelah rumah mang Udin."

"Apaa..!" teriak tuan Akihiko dan Nyonya Indira bersamaan.

"Jadi selama ini Adam tidak tinggal di apartemen tapi dirumah mang Udin?"

"Betul nyonya."

"Apa dia cantik Shawn?" tanya tuan Akihiko

"Nona Jenar itu kecil, mungil dan imut tuan. Dia bisa membuat tuan Adam tersenyum dan berbicara banyak ketika mereka sedang bersama."

"Lantas apa tujuan Adam membawa gadis itu ke Bali?" tanya nyonya Indira.

"Kemarin nona Jenar terjebak ke dalam ruang pendingin hingga masuk rumah sakit. Karena tuan Adam merasa bersalah maka dia mengajak nona Jenar untuk refreshing sebentar dengan alasan survey menu."

"Apa Adam suka dengan gadis itu?"

"Saya kurang tahu nyonya."

"Gadis itu tahu kalau Adam punya maksud lain membawanya ke Bali?"

"Saya rasa tidak nyonya karena nona Jenar ini terlalu polos."

"Dari mana kamu tahu kalau dia polos?"

"Nona Jenar sampai sekarang tidak tahu kalau tuan Adam hanya mempermainkannya. Ia masih saja setia melayani permintaan tuan Adam walaupun terkadang tidak masuk akal."

"Baiklah Shawn terima kasih atas informasimu, sekarang kamu temani saya menyusul mereka di Bali."

"Ma tidak usah berlebihan seperti itu". cegah tuan Akihiko.

"Tidak bisa pa, aku harus memastikan sendiri." tekat nyonya Indira.

Saat itu juga nyonya Indira dan shawn melakukan penerbangan menuju Bali. Shawn juga sudah membuat reservasi kamar di Four Seasons Resort tempat yang sama dengan Adam dan Jenar menginap.

Sementara itu Adam dan Jenar telah kembali ke hotel lagi. Adam sedikit jengkel dengan Jenar karena dari tadi asyik bermain handphone.

"Jenar."

"Ya pak." jawab Jenar tanpa mengalihkan pandangan matanya dari Handphone.

"Kalau diajak bicara itu lihat orangnya!"

"Sebentar pak, baru balas pesan."

"Pesan dari siapa?" tanya Adam penasaran. Tapi tidak ada jawaban dari Jenar. Adam kemudian merebut handphone dari tangan Jenar.

"Pak kembalikan!"

"Nggak!"

"Pak Adam!" teriak Jenar.

"Berani teriak kamu sama aku!"

"Pak.. itu tadi pesan dari ibu, sini HP nya." rengek Jenar. Melihat wajah Jenar yang cemberut justru malah membuat Adam senang.

"Ambil sendiri." Adam mengangkat tinggi - tinggi handphone milik Jenar.

Jenar melompat - lompat berusaha meraih handphone itu. Karena agak lelah akhirnya tubuh Jenar justru menubruk Adam. Mereka jatuh berdua dengan posisi Adam di bawah dan Jenar di atas. Sesaat mereka terdiam, posisi mereka ini sangat intim, Jenar mengerjap - ngerjapkan matanya memandang mata Adam.

"Maaf." ucap Jenar sambil berusaha bangun dari atas tubuh Adam.

"Adaammm! apa yang kalian lakukan?" teriak nyonya Indira.

Mereka berdua menoleh ke sumber suara.

"Mama, Shawn!" ucap Adam terkejut. Mereka kemudian berdiri. Adam segera menghampiri mamanya sedangkan Jenar tetap berdiri diposisinya dengan menunduk.

"Mama, apa yang mama lakukan disini?" tanya Adam.

"Mama butuh penjelasan Adam, kenapa kamu sewa rumah mang Udin? kenapa kamu ke Bali tanpa pamit kepada kami?" ucap nyonya Indira

"Iya.. iya pasti aku jelaskan ma, sekarang ayo kita kekamar dulu"

Adam menuntun nyonya Indira menuju kamar. Ketika melewati Shawn, Adam menatap tajam. Shawn segera menunduk "Maaf pak."

"Kamu juga ikut." perintah Adam kepada Jenar. Tanpa menjawab Jenar dengan patuh mengikuti mereka.

Sampailah mereka di kamar Adam, suasana menjadi hening sejenak. "Mama siap mendengar penjelasanmu Adam."

"Baiklah, sebelum cerita mama pasti sudah mendengar banyak dari Shawn."

"Dan sekarang mama ingin mendengar dari mulut kamu sendiri."

"Sebelumnya perkenalkan, ini Jenar kekasihku."

"Uhuk.. uhuk.." Jenar tiba - tiba saja tersedak kaget mendengar penjelasan Adam.

"Kamu tidak bohong?"

"Tidak ma." jawab Adam. "Iya kan sayang." Adam menoleh ke arah Jenar menatap penuh arti. Kemudian berjalan mendekat ke arah Jenar dan duduk disampingnya.

"Sayang kamu tidak usah malu, ayo beri salam ke mama." ucap Adam sambil merangkul bahu Jenar.

"Perkenalkan saya Jenar, tante." sapa Jenar.

"Syukurlah, mama senang Adam kamu sudah bisa melupakan wanita itu".

"Ma, sudahlah jangan diungkit lagi." mohon Adam.

"Jenar."

"Ya tante."

"Mendekat ke sini nak." perintah nyonya Indira sambil menepuk sofa disebelahnya. Jenar beranjak dari tempat duduknya kemudian berpindah di sebelah nyonya Indira.

"Benar yang dikatakan Shawn kamu imut dan cantik." ucap nyonya Indira sambil membelai rambut Jenar. Adam yang mendengar hal itu langsung menatap tajam ke arah Shawn, beraninya dia berkata seperti itu batin Adam, sementara Shawn hanya berdiri sambil menunduk.

"Sudah berapa lama kamu mengenal Adam?"

"Hmm kira - kira satu bulan tante."

"Eh jangan panggil tante, panggil mama saja. Dia itu menyebalkan kenapa kamu bisa suka?" tanya nyonya Indira.

"Pak..eh maksud saya Adam itu pribadi yang menyenangkan, bertanggung jawab dan tentu saja tampan." ucap Jenar sambil tersenyum malu.

"Hahahahhh.. ya..ya.. aku tahu anakku ini memang pria yang tampan tapi dia menyebalkan."

"Tidak tan__ eh ma, Adam sangat menyenangkan dia selalu memberi warna dalam hidup aku." Jenar tak percaya kenapa dia bisa berbohong selancar ini. Ataukah ini sebenarnya kata hatinya.

"Baiklah mama percaya dengan hubungan kalian."

"Terima kasih ma." ucap Adam.

"Jenar."

"Ya Adam."

"Kamu kembali ke kamar, istirahat dulu. Besok kita jalan - jalan."

"Ma, Jenar kembali ke kamar dulu." pamit Jenar.

Nyonya Indira mengangguk sambil tersenyum. Jenar melangkah keluar dari kamar.

"Sayang." panggil Adam. "Sepertinya kamu ada yang lupa". Jenar membalikkan badan menatap kebingungan ke arah Adam. "Pelukan." tanpa aba - aba Adam menghampiri Jenar kemudian memeluknya dengan lembut.

"Bapak jangan memanfaatkan kesempatan ya, saya butuh penjelasan." bisik Jenar

"Besok pagi aku akan menjelaskan semua."

"Lepas..! jangan peluk lama - lama."

"Jika bukan karena ketahuan mama aku juga malas berpelukan denganmu. Dasar pendek, nggak enak dipeluk."

"Disini saya yang paling dirugikan pak."

"Ingat bisa memegang tubuhku merupakan kehormatan untukmu."

Karena jengkel Jenar mencubit pinggang Adam, kemudian mereka saling melepaskan pelukan.

"Jenar kalau tidak dipeluk biasanya tidak bisa tidur ma." ucap Adam sambil meringis karena dicubit Jenar. Tiba - tiba Adam mencium kening Jenar "Selamat istirahat sayang." Jenar membelalakkan mata tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Aku harus segera keluar dari tempat ini sebelum dia memanfaatkanku lebih banyak lagi.

Setelah berhasil keluar kamar, Jenar bernapas lega sambil bersandar pada pintu, deg..deg..deg..deg.. sialan sakit jantungku kambuh lagi.

*****

Keesokan harinya Jenar bangun lebih pagi dengan tujuan bertemu dengan Adam di dekat kolam renang untuk membicarakan kejadian tadi malam.

"Maksud bapak apa dengan mengatakan ke orang tua bapak kalau saya ini kekasih bapak?"

"Pelankan suaramu.. tenang."

"Bagaimana saya bisa tenang, kita membohongi orang tua?"

"Ya kita impas."

"Maksudnya?"

"Jangan pura - pura lupa Jenar, bukankah kau juga melakukan hal yang sama dengan ibu?"

Jenar terdiam, membenarkan apa yang dikatakan Adam.

"Aku bantu kamu dan kamu bantu aku. Kita ini simbiosis mutualisme."

"Hanya satu bulan saja Jenar, setelah itu kita jelaskan kepada mereka kalau kita putus, bagaimana?" Tampak Jenar memikirkan kembali tawaran dari Adam. Sambil menarik napas panjang Jenar menyetujui usul Adam.

"Oke deal."

Entah apa yang akan terjadi di kemudian hari. saat ini mereka hanya menjalani skenario demi kebaikan semua pihak.

1
Komang Diani
Luar biasa
Rose 19
Jenar hebat wlopun Adam amnesia masih bisa di buat jatuh cinta
Rose 19
hayo gimana tu Dam, Jenar minta di batalin pernikahannya.
Rose 19
saking nyamannya di gendongan Adam sampai gak bisa lepas ya Je.
Rose 19
kasian Jenar terikat kontrak yang merugikan
Rose 19
mulai meng cleam kepemilikan. gak tau dia klo Jenar mau di jodohin.
Rose 19
hati hati Dam dari lidah turun ke hati,persiapkan dirimu Dam. /Chuckle//Chuckle//Chuckle/
Rose 19
baiklah Adam kita tunggu siapa yang akan tersenyum di akhir cerita.
Ran Aulia
Luar biasa
jumirah slavina
sini Aku kasih tahu Jenar.. bukan cuma 1thn tp smp maut yg memisahkan kalian 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Just_Emma
jenar keras kepala gak mikirin anaknya payaaaahhh
Just_Emma
semangatttt jenar....
Neng geulis
Luar biasa
Yudhistira Aaqil Adhiprasetya
bukannya udah ada anak pertama yak
Sri Endah B. A
Luar biasa
galaxi
kamu tuh siperalah oleh adam jenaaar...adam tuh menjebakmu tau gak 😂😂😂😂pasti modusnya itu pdhl mau dia buat kamu hanya satu2nya dan seumur hidup tu
Dinda Putri
Luar biasa
milaa
Mampiir
selalubersama2521
baguusss lanjutkan karyamu🥰
Maya Ratnasari
excited.
kurang "c" doang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!