NovelToon NovelToon
Dia Bukan Gadis Biasa

Dia Bukan Gadis Biasa

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Cintamanis / Contest / Balas Dendam / Chicklit / Tamat
Popularitas:605.8k
Nilai: 5
Nama Author: Lintang Lia Taufik

Tania Wijaya adalah seorang putri kaya raya yang terbuang karena persaingan bisnis sang ayah, harus bangkit belajar beladiri dan melakukan penyamaran menjadi seorang model.


Pertemuan tak sengaja dengan seorang pria keras kepala. Segala cara Tania lakukan demi menghindari pria itu. Namun, takdir berkata lain saat Tania terjebak dalam jeratan cinta yang di rencanakan Milan, kakak dari pria yang dicintainya.


Bagaimana perjalanan hubungan Tania setelah tahu Milan memiliki tunangan? Ikuti terus keseruan kisahnya.



***

Noted: Novel ini mengandung unsur beladiri/ Action yang tidak cocok untuk di bawah umur. Harap bijak memilih bacaan. Novel ini juga hanya tulisan fiksi pengarang. So harap berkomentar sopan ya reader yang budiman.


Novel ini sedang tahap revisi. Mohon maaf atas ketidaknyamanannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lintang Lia Taufik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cinta Berat

🌟 VOTE, LOVE, RATE, DAN LIKE 🌟

"Lihat saja kamu, Tania! Ternyata kamu sendiri yang menginginkan saya berbuat nekad." Tatapan mata Milan nyalang ke luar rumah yang tak pernah dihuni oleh dirinya itu.

Tania terus berlari di bawah derasnya hujan. Rasa takut, membuatnya terus berlari tanpa berhenti walau sejenak. Pria tampan yang semula sudah menaruh rasa cinta dan mengalami penolakan, kini rasanya berubah menjadi obsesi yang kemudian Tania sengaja menyulut emosinya, pasti akan mengejar hingga keinginannya terkabul.

Beberapa kali bertemu, cukup membuat Tania mengerti karakter asli Milan. Pria tampan yang ketika terobsesi dengan sesuatu wajib mendapatkan keinginannya. Kemauan Milan sangat keras, terlebih ia terlanjur jatuh hati.

Terus berlari. Gadis itu bahkan lupa jika jaketnya tertinggal di rumah Milan. Guyuran hujan membuat lekuk tubuhnya terekspose sempurna, karena seragam putih beladiri yang dikenakan olehnya telah basah kuyup.

Hujan deras yang turun membuat jalanan menjadi sepi. Hanya beberapa kendaraan berlalu lalang dan tidak memperhatikan Tania. Kilatan petir yang sesekali bergemuruh membuatnya tersentak sesekali.

"Tidaaaak!" teriak Tania syok.

Sampai di perempatan jalan perempuan cantik itu menjatuhkan tubuhnya ke aspal.

Sebuah mobil mewah diiringi dengan suara berderit dan juga klakson panjang. Karena jalan terlampau licin, pemilik mobil tersebut kesulitan menguasai medan.

Sosok tampan pemilik mobil itu mengangkat tubuh ramping Tania, dan membawanya pergi.

***

Tania terbangun dari tidur panjangnya, ia terkesiap memperhatikan sekeliling kamar. Matanya membulat sempurna ketika mendapati ia tidak berada di kamar miliknya.

"Milan," lirihnya.

Perlahan Tania mengangkat selimut yang semula bergelung menutupi seluruh tubuhnya. Ia semakin terperanjat ketika melihat dirinya mengenakan kemeja seorang pria yang dia yakini adalah Milan. Hancur. Seketika harapan dan tujuannya terhempas begitu saja.

"Percuma usaha yang aku lakukan selama ini, hiks...hiks...." Tangis Tania pecah seketika setelah melihat kondisi dirinya.

Suara langkah kaki berderap diikuti suara pintu berderit membuatnya segera mengusap kasar bulir bening yang mengalir. Ia segera menjatuhkan diri ke ranjang dengan posisi tubuh miring membelakangi pintu.

Tania hanya diam, tak bergeming. Akan tetapi ia juga tidak membalikkan badannya. Milan berjalan mengitari ranjang dengan tangan membawa nampan yang diletakkan di atas nakas berisi makanan.

Diseretnya sebuah kursi di sisi ranjang, kemudian ia menjatuhkan diri duduk di sana. Tania hampir saja berbalik ke arah yang berlawanan. Namun, dengan cekatan Milan bangkit dan menarik kedua lengan Tania hingga ke atas kepalanya. Terdesak. Tentu saja Tania tidak bisa berkutik.

Jika ia memaksa bangun, sama saja ini akan mempermalukan diri sendiri. Sebab tubuh bagian bawah hanya mengenakan segitiga berenda saja.

Milan mengikis jarak keduanya hingga sepersekian sentimeter saja. Keduanya saling menatap satu sama lain. Kali ini bukan hanya detak jantung Milan yang berdegup dua kali lipat dari sebelumnya. Melainkan, detak jantung Tania pun sama.

Sesaat gadis itu terhanyut dengan keadaan, ia tidak memungkiri jika wajah Milan jauh lebih tampan dari Edo. Namun, perangai yang buruk membuatnya tersadar dan memalingkan wajahnya.

"Apa yang sudah kamu lakukan? Jangan karena aku tidak memiliki keluarga, kamu berpikir bisa melakukan apapun padaku. Aku pasti membalas dendam nanti," ucap Tania berdecak kesal tanpa berani menatap sedikit pun.

"Tania, lihat aku," ucap Milan memberikan perintah yang tidak ditanggapi oleh Tania.

"Tania!" teriak Milan, bergema memenuhi ruangan.

Membuat Tania terpaksa membalikkan badannya, dengan tatapan tajam mengiris.

"Aku tidak seburuk yang kamu pikirkan! Tetapi, jika kamu tidak memberikan keinginan saya! Saya pastikan berita ini akan menyebar," ucap Milan, menggertak Tania.

"Lalu, apa keinginan kamu?" tanya Tania, wajahnya memerah. Tergambar jelas ia sedang dalam keadaan emosi.

Milan kembali mendekatkan wajahnya, dengan gerakan cepat Tania melayangkan pukulan ke pipi Milan. Seketika pria bergaris wajah tegas itu meraba pipinya sendiri. Belum sempat ia membalas, Tania mendorong tubuhnya hingga tersungkur.

Milan bangkit, ia menghela napas berusaha menguasai diri. Ia berjalan keluar dan membanting daun pintu dan menguncinya dari luar. Tiga puluh menit kemudian ia kembali dengan shopping bag di tangannya.

Tania segera duduk, dengan sebagian tubuhnya yang masih ditutupi dengan selimut bersandar di sisi ranjang.

"Ganti baju, lalu kita bicara. Dengar, aku tidak melakukan apa-apa. Terserah kamu percaya atau tidak itu urusan kamu." Milan melempar shopping bag ke atas ranjang dan berjalan keluar.

"Tunggu," teriak Tania, menghentikan langkah Milan.

"Apa? Ganti bajumu dulu. Mataku ternoda!" Milan tersenyum menyeringai.

"Siapa yang ganti bajuku dengan kemeja ini?" tanya Tania, ia penasaran sekaligus cemas.

"Menurut kamu?" Milan mengerutkan keningnya, ia tersenyum kecut dan meninggalkan Tania.

Tania mengacak-acak rambutnya sendiri pertanda frustasi. Namun, tak ingin berlama-lama. Ia segera bangkit dan mengganti pakaiannya di kamar mandi. Ia terkejut melihat kondisi kakinya dengan luka yang diperban.

"Ada sisi baik dari dirinya," batin Tania.

***

Tania membuka pintu kamar yang diyakini sebagai kamar Milan. Terlihat dari ornamen yang berada di sana. Dekorasi kamar mewah bernuansa putih dan gold adalah pilihan Milan kala itu. Memberikan kesan berkelas terhadap ruangan.

"Sudah selesai? Kenapa lama?" tanya Milan, kali ini ia berbicara dengan nada pelan.

Tania terkejut mengetahui Milan bersandar di samping pintu. ternyata sedari tadi pria itu menunggu di sana.

"Gimana tentang tawaran aku? Menikahlah denganku, aku akan memberikan apapun yang kamu mau, aku janji tidak akan menyentuh kamu jika kamu tidak memberikan ijin." Kedua mata mereka saling berpandangan. Milan kembali menyeret Tania masuk dan mengunci pintu kamar.

"Biarkan aku pulang dulu, dan beri aku waktu," jawab Tania cepat.

Milan mendudukkan Tania d sofa sudut kamar, "Aku tidak memiliki kesabaran sebanyak yang kau pikirkan. Aku ingin kamu bertanggung jawab atas rusaknya mobilku, pemukulan di bagian perutku yang meninggalkan luka lebam, di tambah lagi aku akan mempublikasikan jika kita memiliki hubungan gelap."

Tania refleks memijit keningnya sendiri, ia menghela napas. Berusaha meredakan ketegangan dan rasa takut yang semakin menyelimutinya.

Bagaimana mungkin ia bisa menerima keinginan Milan, sedangkan ia baru saja menerima Edo sebagai kekasihnya. Tania memejamkan matanya sejenak, memberikan jeda waktu untuk berpikir, sementara Milan yang berada tak jauh darinya mengamati pergerakan Tania.

"Tania," panggil Milan dengan suara nyaring hingga gadis itu terperanjat. Lamunannya buyar seketika.

"Ya." Tania memegangi dadanya, seolah kesedihannya dan rasa takut yang tersisa menjelma nyata.

"Berikan jawaban yang jelas, aku ingin mendengarnya," ucap Milan, dengan penekanan.

"Ya, tapi aku ingin mengajukan syarat," jawab Tania tanpa ragu-ragu.

Keduanya saling menatap intens, Milan mengusap rambut Tania. Namun, Tania menepisnya.

"Aku menerima apa pun syarat kamu," jawab Milan.

Bersambung ...

🌟 Terimakasih banyak sudah berkenan mampir membaca karyaku. Semoga kalian juga sudi memberi jempol dan meramaikan kolom komentar ya, biasanya sebelum menulis saya suka baca komentar-komentar lucu dari kalian. Semoga banyak inspirasi. Salam hangat Lintang untuk kalian.

Salam cintaku.

Lintang (Lia Taufik).

1
Nina_Melo
Semangat Kak, jangan berhenti menulis. Tulisanmu bagus
ros
X nk lanjutkan k thor
mahdalena pulungan
ya habis akhirnya/Silent//Silent//Silent/
mahdalena pulungan
terbawa emosi lanjuuuut/Facepalm//Facepalm/
mahdalena pulungan
keren😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
Mhercye DG
thor mana lanjutanx
Mhercye DG
Raffa jangan mati dulu dong thor😢
Rina Yulianti
sayang banget....cerita sebagus ini minim like
Wida Yanti
ceritanya menarik,penuh teka-teki
Lintang Lia Taufik: Terimakasih Kak, silahkan mampir juga di "Bunga Desa Terdampar di Kota & Cinta Tabu" jika berkenan.
total 1 replies
Samantha
Selalu suka karyanya
Teddy
Genre yang beda, tapi tetep seru
Magic Lightning
crazy up
Black Blink
amazing
Eli Supriatna
mau di bawa kemana ini,,,
Yu Fi
rafa ini kyknya kakak kandung edo deh lah tania alat buat ngehancurin milan
Rusie Abdullah Ibu Kidorin
mampir ah ada beladirinya..
Erlinda
Tania kamu kok ceroboh sekali seharus nya dlm kondisi mu yg seperti ini kamu harus bersikap tenang ga perlu sesumbar kamu kan ga tau siapa kawan dan siapa lawan jgn gegabah dong
Ami
up pokoknya up, ga bisa tidur nanti
Ami
up thor
Ami
cemunguth
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!