Luka Berbalut Cinta

Zalina terpaku, perlahan gadis itu menundukkan kepalanya menatap Alex.

Zalina dan Alex salin menatap, mata keduanya saling bertaut cukup lama.

" Alin..." panggil Alex.

" e..e...iya...aku mencintaimu..." jawab Zalina tergagap,

Sungguh ia memang mencintai sosok laki laki yang sedang berbaring dan meletakkan kepalanya di atas pangkuannya itu.

Wajah tampan Alex yang selau dingin dan seakan tak bisa tersenyum itu menjadi magnet tersendiri bagi seorang Azalina.

Perlahan tapi pasti sudut bibir Alex sedikit tertarik ke atas.

Dan di mata Zalina, saat seperti itu Alex semakin terlihat sangat tampan.

" kau...tersenyum...?!? " cicit Zalina pelan dan nyaris tak terdengar demi melihat senyum tipis di sudut bibir Alex.

Senyum adalah hal yang sangat jarang dan hampir tak pernah terlihat di wajah seorang Alex.

Entah beban apa yang sebenarnya pemuda itu sedang tanggung sehingga untuk tersenyum saja ia seperti sulit.

Atau mungkin karena memang ia adalah tipe cowok dingin,

Zalina tak tahu.

Alex tak menjawab, satu tangannya terulur meraih tengkuk Zalina sementara kepalanya terangkat ke atas.

Tak lama mata Zalina membulat ketika Alex tiba tiba menyatukan bibir mereka berdua.

Lagi...

Mata keduanya saling bertemu,

Zalina mendorong dada Alex.

" Alex...aku...." Zalina bersuara ketika ia berhasil melepaskan tautan bibir keduanya,

Tapi...

Zalina tak bisa lagi melanjutkan kata katanya karena Alex kembali menyatukan bibir keduanya.

Diam...

Awalnya Alex hanya diam dan hanya menempelkan bibirnya di bibir Zalina. Tapi tak lama....

pemuda itu mulai memejamkan kedua bola matanya dan mulai menyesap bibir Zalina.

Zalina gelagapan, ini yang pertama baginya. Dan sungguh ini terasa aneh.

Hatinya berbisik ini salah....ini tidak benar.

Zalina kembali berusaha melepaskan ciuman Alex dengan mendorong dada kekasihnya itu lagi.

Tapi Alex tak mau melepaskan ciumannya malah terkesan semakin memperdalam ciumannya di bibir Zalina.

" Akkhhhh....." Zalina terpekik pelan ketika Alex menggigit bibirnya kecil hingga bibirnya terbuka dan Alex langsung memanfaatkan keadaan itu dengan semakin memasukkan lidahnya dan membelit lidah Zalina.

Zalina semakin gelagapan dan seakan tak bisa bernafas.

" bernafas Alin..." kata Alex dengan kening yang menyatu menatap Zalina setelah ia melepaskan ciumannya.

Zalina menarik nafas dalam dalam.

" Alex...ini tidak benar...aku...."

" Alin...kau mencintaiku kan ?! "

" i..i..iya...tapi..."

" kalau begitu...aku ingin bukti "

" bukti...bukti apa ?! " cicit Zalina tak paham.

" bukti jika kau mencintaiku... " jawab Alex dengan jemari tangan yang mulai mengusap lembut perut rata Zalina yang masih tertutup kain seragam oleh raganya.

Tubuh Zalina menegang, sungguh ia tak paham dengan apa yang di ucapkan oleh Alex.

Dan...

Sentuhan tangan kekasihnya itu membuat ia merasa entah...

Bukti cinta...?!

" Zalina...." panggil Alex lagi dengan tatapan yang berkabut.

Pemuda yang baru berusia hampir 18 tahun itu bagaimanapun adalah seorang pria.

Kegiatan seperti ini memang bukan yang pertama baginya karena tentu ia juga pernah melakukannya kepada pacar pacarnya terdahulu.

Selain itu...

Sebagai remaja seumurannya, ia juga tentu pernah meski tak sering menonton film film bokep bersama teman temannya.

Jadi...

Untuk mempraktekkan kegiatan seperti itu bukan hal yang sulit baginya meski ia hanya sebatas mencium dan memegang megang saja pacar pacarnya dulu tanpa pernah melakukan lebih.

Tapi kali ini....kali ini berbeda,

" kau tahu..

dua hari lagi aku ulang tahun..." ucap Alex lagi dengan pelan sambil terus menatap Zalina intens sementara jemari tangannya pun masih aktif mengusap perut rata Zalina yang masih tertutup kain seragam meski gadis itu berulang kali menyingkirkan tangannya dari perutnya.

Dan jemari tangannya yang lain sibuk mengusap punggung gadis itu.

" i..i..iya..aku tahu...."

" aku ingin hadiahku darimu Alin..."

" i..iya...aku pasti akan memberimu hadiah " jawab Zalina masih tergagap.

" tapi aku ingin hadiah yang berbeda " jawab Alex dengan tatapan dalam.

Zalina menatap Alex penuh tanya.

" dan aku ingin hadiahku sekarang...." lanjur Alex lagi.

Alis Zalina sedikit terangkat ke atas.

" tapi aku belum membelinya, besok aku akan mencari hadiahnya untukmu dan lusa aku pasti sudah akan memberikannya padamu " jawab Zalina polos.

Zalina memang gadis cerdas dan pintar, tapi itu dalam hal pelajaran dan sekolah.

Namun untuk hal lain seperti yang sedang ia hadapi saat ini ia bodoh dan tak tahu apa apa.

Hal itu rasanya wajar bagi seorang gadis seperti Zalina.

Zalina hanya gadis rumahan dan baru kali ini ia pacaran.

" Alin...kau tidak dengar ?! Aku ingin hadiah yang berbeda " kata Alex lagi penuh penekanan.

" Hadiah...yang ber..beda ?! Misalnya ?! " tanya Zalina lagi masih dengan polosnya.

Alex kembali meraih tengkuk Zalina dan kembali mengangkat kepalanya untuk menggapai bibir Zalina kembali.

Kali ini ia benar benar berbeda, Alex mengeksplor semakin dalam bibir Zalina, membelit lidah gadis itu lama seolah ia tak ingin melepaskannya.

Tiba tiba Alex mendorong tubuh Zalina kebelakang hingga gadis itu jatuh terlentang ke belakang.

Tanpa melepaskan tautan bibirnya, Alex bergerak menindih Zalina.

Posisi itu benar benar membuat Zalina, ia mulai paham kemana arah sentuhan dan ciuman Alex padanya.

" Alex...ini tidak benar...lepaskan aku Alex..." bisik Zalina dengan wajah yang mulai memucat dan mata yang mulai berkaca kaca di telinga Alex ketika pemuda telah melepaskan ciumannya dan beralih mencium lehernya.

Alex menghentikan kegiatannya dan menatap wajah Zalina yang berada di bawah kungkungannya.

" kau tidak mencintaiku Alin... ?! "

" aku mencintaimu Alex...." jawab Zalina sambil menggeleng.

" lalu kenapa kau menolakku ?! Aku ingin bukti cintamu padaku....

Aku ingin kau hanya akan menjadi milikku " jawab Alex dengan tatapan mata yang sudah berkabut hasrat.

" aku bisa membuktikan dengan cara lain jika aku memang mencintaimu...

Tapi tidak dengan cara seperti ini Alex " jawab Zalina pelan.

Ia semakin ketakutan ketika ia merasa ada sesuatu yang keras menyentuh miliknya di bawah sana.

Meski masih memakai pakaian lengkap, tapi Zalina tetap bisa merasakan kerasnya sesuatu itu yang seolah siap menerobos miliknya di bawah sana.

Zalina berusaha menutup ke dua pahanya yang tanpa sengaja mengangkang karena ia yang terjatuh tadi.

Tapi Alex malah melebarkan kembali kedua kaki gadis itu.

" aku ingin hadiah ulang tahun yang berbeda darimu Zalina,

dan aku ingin ini sebagai hadiahku darimu sekaligus sebagai bukti cintamu padaku " bisik Alex pelan sembari tangannya mengusap milik Zalina di bawah sana.

Zalina sontak terbelalak kaget.

" Alex....!! "

" aku hanya ingin milikmu sebagai hadiahku Alin, agar aku yakin kau memang mencintaiku " ucap Alex lagi dengan terus menatap wajah cantik Zalina dan tak henti mengusap milik Zalina di bawah sana,

satu jarinya bahkan bergerak seperti menusuk milik gadis itu hingga tanpa sadar Zalina mendesah pelan.

" akhh...Alex..." Zalina terpekik kaget.

Tak pernah mendapat perlakuan seperti itu, tubuh Zalina seakan merespon dengan cepat.

" Alex...aku...aku..tidak mau...." rengek Zalina dengan sekuat tenaga berusaha menahan sesuatu yang seperti akan meledak ketika Alex kembali mengusap miliknya di bawah sana yang masih tertutup rapat.

Tapi ia pun tak bisa berbuat banyak karena selain Alex yang saat ini tengah memegangi kedua tangannya dan menariknya ke atas kepalanya. Jujur...

Ia juga merasakan sesuatu yang luar biasa di bawah sana.

Mendengar ucapan Zalina, Alex kembali menghentikan kegiatannya dan menatap Zalina tajam.

" kenapa ?! Kau memang tidak mencintaiku kan Alin....?! "

Alex mulai marah, hasratnya terasa sudah di ubun ubun tapi Zalina masih terus mengulurnya.