CERITA TAMAT!
Dipindahkan dari kelas terbaik, ke kelas Legenda? iyah, Legenda nya maksudnya khusus untuk anak - anak yang suka Langgar peraturan, bolos berjamaah, terlambat merupakan rutinitas.
Bagaimana gadis baik nan anggun, si Juara Umum Sheryl, mampu bertahan disana? belum lagi gombalan Nathan yang bikin Hati meleleh. Tapi, siapa sangka, kelas yang seperti itu malah mengajarkan pada Sheryl arti dari persahabatan yang sesungguh nya. Dan juga, cinta yang tulus.
Hingga dia bisa merasakan, sesuatu yang di sebut 'Masa SMA Sebenarnya'
"Anugrah Terindah yang pernah Tuhan Kasih ke Gue, itu elo. Sheryl Wijaya. pelengkap kehidupan Gue! Jadi, Tetap lah di sisi Gue. Selamanya. "
~Nathan Arkasa
mau tau kisahnya??
ayo vote,
kita liat apa yang terjadi di kelas XI IPA 5
Note : Mohon Maaf, Bila ada Kesamaan Kata atau Nama, tempat, atau hal lain nya, itu mungkin kebetulan semata. Namun, apabila alur dan plot ceritanya sama persis. Itu bukan saya yang plagiat. karna Novel ini murni hasil pemikiran saya sendiri yah. ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini IR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 (Revisi)
...***...
Dua bulan telah berlalu, sejak anak-anak kelas XI IPA 5 memutuskan berubah dan belajar lebih giat. Besok adalah hari pertama ujian. Mereka berharap apa yang mereka usahakan tidak sia-sia. Di hari terakhir belajar itu, Nathan, Sheryl, Andrian, Zizah, Regata, Klara, Agung dan Airin. Mereka ber lapan belajar bersama di rumah Nathan. Tentu saja itu mendapat sambutan hangat dari mama dan papa Nathan. Awalnya ingin belajar di rumah Sheryl. Namun mempertimbangkan akan datangnya manusia palsu itu, mereka membatalkannya.
"Zah, ini kok bisa gini sih, gue ga paham nih." ujar Andrian garuk-garuk kepala padahal tidak gatal sama sekali.
"Duh m-o-d-u-s." Ledek Nathan.
"Apa sih sirik aja lo."
"Eh zah, lo mau tau ga, dulu tuh sewaktu SMP, si andrian ini, dia pernah pake rok murid perempuan loh, udah gi--" ucapan Nathan terhenti saat Andrian menutup mulut cowok tengil itu.
"Apa sih ndri, kok malu??! Kan Nathan jujur " sambung Regata yang di sambut dengan pukulan dari Andrian.
"Bisa diem gak sih lo semua, itu kan masa lalu!!" teriak Andri kesal.
"Andri lo cowok beneran kan?? Ga gabungan kan? Serius normal? Kok gue ragu." ledek Sheryl yang langsung bersembunyi di belakang Nathan, takut kena pukul Andri.
"Apa sih Shy, gaje tau ga, gara-gara lo nih Nat, biang rusuh." Andrian cemberut yang balik duduk di dekat Zizah. "Zah, jadian dong sama gue. Gue sayang banget nih sama lo." pinta Andrian memegang tangan Zizah romantis.
"Ga deh, makasih, selain playboy lo agak ga normal." ledek zizah yang tertawa geli.
"Duh di ejek ratusan kali pun gue ikhlas, asal lo senyum nya kayak gini." ujar Andri cengengesan.
"Berhubung si zizah ini nantinya bakal jadi ipar gue, lo Ndri kalo mau nembak pake cara yang romantis dong, dan kalo lo nyakitin dia, cuma satu tempat loh, kuburan gang encot." ledek Nathan, yang di sambut gelak tawa yang lainnya.
"Btw, lo Nat udah jadian apa belum sih sama si sheryl?" tanya Regata memakan cemilan itu.
"Belum, tunggu. Ada saat nya nanti." jawab Nathan santai namun terkesan sangat serius saat dia menatap mata Sheryl.
Begitulah mereka menghabiskan hari - hari weekend bersama. Smakin hari smakin erat. Tali persahabatan itu tak kan pernah berubah sampai kapan pun.
...***...
Hari pertama ujian pun berlangsung. Semua murid merasa ujian itu sangat sulit. Namun ada perubahan pada murid XI IPA 5, mereka menjadi lebih tenang dan santai.
"Duh, kayaknya ada kelas yang bakal terhina lagi nih." ledek Renata si jajur itu yang menghampiri Sheryl cs ke kelasnya.
"Apa sih lo, gaje tau. Datang ke kelas orang cari masalah, sarap kali lo yah." balas Sheryl menatap rendah Renata.
"Oh, liat aja minggu depan, gue yakin kelas lo ini bakal jadi yang terbawah lagi untuk ke sekian kalinya." cibir Renata memainkan rambutnya centil.
"Lo denger yah, kelas gue ini bakal masuk jajaran 3 besar. Gue yakin 7 milyar persen." ujar Sheryl penuh keyakinan. Membuat seisi kelas terkejut.
"Berani bertaruh sama gue? Kalo kelas lo ini bisa masuk jajaran 3 teratas, gue Renata dari XI IPA 1, siap di arak keliling sekolah dengan tulisan di jidat gue XI IPA 5 dan gue izinin kalian semua tanda tangan di seragam gue!! Gimana?" sekak Renata menatap sombong pada Sheryl. "Dan kalo lo gagal lo harus bersedia bawain barang-barang gue selama seminggu!! Gimana?? Menarik kan??" ujar Renata menepuk pundak Sheryl penuh maksud
"Lumayan, gue setuju. Lo pegang kata-kata lo ini. Awas yah jangan sampe menjilat ludah sendiri." balas Sheryl mengibas tepukan Renata barusan.
"Gak sabar nih gue. Lo tunggu aja kekalahan lo. Dan gue bakal permaluin lo." ujar Renata melenggang pergi bersama grub jajurnya.
"***, lo kok nekat banget sih taruhan gitu. Itu tentang harga diri lo. Lo tau gimana kondisi kelas kita. Gak habis pikir gue lo berani terima tantangan dia." ujar Sinta merasa agak gak enak.
"Tau nih Sher, gimana dong. Gue takut nih." balas Airin.
"Udah sans aja, gue yakin kok. Kelas kita bakal masuk jajaran 3 besar. Percaya deh sama gue." jelas Sheryl tersenyum lembut. Menggetarkan hati semua orang.
"Karna udah taruhan, harus menang dong!! Dan kalo mau menang juga butuh usaha. Kelas kita ga boleh di permalukan lagi. Jadi demi Sheryl dan kelas ini skuy belajar lebih keras. Abis belajar baru boleh bar-bar." sambung Nathan yang tiba-tiba masuk dan merangkul Sheryl.
ucapan Nathan membangkitkan gemuruh semangat kelas itu. Menakjubkan.
"Eh lo sinta?? Kok lo tambah cantik sih?" tanya Andri memecah suasana haru di kelas itu.
"Ini gue, ga pake make up tebel lagi. Ini saran Sheryl. Dan gue ngerasa ini nyaman. Dan yah makasih pujian nya." balas Sinta senyum.
"Yah meskipun lo cantik, tapi ga buat gue suka sama lo, dan yah ralat lo cantik, tapi masih lebih cantik Zizah meski gue dicuekin."
"Gue tau kok ndri, santuy aja. Sekarang yang penting adalah buat kelas kita menjadi jajaran 3 atas nilai rata-rata kelas terbaik. Dan buat kasih pelajaran sama si Renata itu." ujar Sinta senyum.
"Makasih. Gue rasa hal terbaik gue sekolah sini adalah masuk di kelas ini. In special my class. I feel so happy." balas Sheryl tersenyum hangat dan lembut
Sepulang sekolah setelah ujian hari pertama mereka selalu belajar kelompok. Berusaha semaksimal mungkin.
Hari-hari ujian berlalu, tiba waktunya pengumuman nilai-nilai yang teratas. Nilai itu sudah di letakkan di papan mading. Sudah banyak sekali orang berebut untuk melihat nilai mereka.
"Shy..itu di papan..ke..kelas kita..kelas kita-" ujar Klara berkeringat dan panik. Sangat panik.
"A apa kenapa?!" tanya Sheryl bergegas segera melihat mading.
Sheryl diam terpaku, seribu bahasa. Melongo tak percaya heran. Bagaimana mungkin.
"Aneh. Beneran ga terduga? !" teriak Sheryl beneran kaget.
"Kenapa? Kaget liat nilainya? gue sih belum lihat, tapi gue yakin lo pasti kalah taruhan. Siap-siap deh lo jadi pelayan gue, malu-maluin diri lo sendiri." ujar Renata memandang rendah.
"Ha?? Wah maaf banget kalo gitu, gue udah kecewain lo. Nyatanya kelas gue masuk jajaran 3 ke atas tuh. Dan lebih tepatnya di posisi ke dua." cibir balik Sheryl melipat tangan dan kembali menatap tajam Renata. Tersenyum menyeringai menang.
Segera Renata memalingkan wajahnya menatap papan mading dengan seksama. Dia terkejut tak percaya.
"Bagaimana mungkin kelas legenda bisa mencapai peringkat 2?" gumam Renata emosi. Mengepalkan tangan nya kuat. "Lo kenapa nunjukin muka kayak gitu, apa maksud lo??"
"Gue sih iseng. Kayaknya seru juga nipuin lo." balas Sheryl memasang wajah lugu tak bersalah. "Gue harap lo masih ingat sama taruhan dan janji kita, lo gak bakal, jilat ludah lo sendiri kan?" cibiran pedas dari Sheryl terlontar.
"Janji mana, taruhan apa?? Gue gak ingat tuh." balas Renata senyum menyeringai. "Lagi pula ga ada bukti juga kan gue buat taruhan gitu. Dan kelas gue tetep peringkat pertama tuh." balas Renata melenggang pergi.
"Dasar cewek sampah! Gak punya harga diri lo!" teriak zizah emosi. Geram ingin sekali menampar wajah mereka.
...***...