“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16.
“Tidak tahu ya Bu. Orang tua Yatmi kalau saya tanya hanya nangis saja. Mereka begitu kecewa kenapa mereka mendatangi keluarga Tarno untuk meminta tanggung jawab.. Andai saja mereka tidak memaksa Tarno untuk bertanggung jawab tidak akan kehilangan Anak dan calon cucu..” ucap penjual warung itu.
“Rumah Tarno di mana ya Bu?” tanya Yayuk sambil mengambil beberapa botol air mineral.
“Rumahnya agak jauh dari sini Bu, sudah masuk dusun lain. Tapi masih satu desa.” jawab penjual warung itu.
Di saat Yayuk akan bertanya lagi.. Tiba tiba dia mendengar suara klakson mobilnya.. Dia paham jika itu suatu kode dari suaminya agar dia cepat cepat pulang..
“Sudah Bu berapa harus saya bayar.” Ucap Yayuk sambil menyerahkan botol botol minuman yang dia beli.
“Iya Bu.” Ucap penjual itu sambil meraih kantong plastik besar dan tebal. Karena akhirnya banyak yang dibeli oleh Yayuk.
Di saat penjual sedang menghitung belanjaan Yayuk..
“Eh Bu, tadi itu kok saya mendengar suara seorang perempuan berteriak teriak minta tolong ya Bu...” ucap Yayuk yang teringat akan kejadiannya tadi.
Penjual warung itu langsung menoleh ke arah Yayuk, ekspresi wajahnya terlihat kaget. Dia pun spontan berhenti menghitung..
“Tadi tidak ada kejadian apa apa Bu, di sekitar sini.. Apa suara itu di dekat jembatan?” tanya penjual warung itu.
“Iya Bu, benar di dekat jembatan yang katanya angker itu.. Suara hanya sayup sayup, mobil berjalan kencang..” ucap Yayuk.
“Ooo memang ada sebagian orang yang mendengar suara itu. Dan suara itu muncul setelah kematian Yatmi.. entahlah kalau saya sendiri belum pernah mendengar..” ucap penjual warung.
“Mungkin Yatmi masih penasaran roh nya Bu.. mungkin sebenarnya dia belum iklas mati... Kalau Yatmi sendiri waktu belanja di sini pernah bilang. Jika Tarno tidak mau tanggung jawab tidak apa, dia akan membesarkan anaknya seorang diri.. Tetapi orang tuanya yang malu Bu.” Ucap penjual warung itu lagi. Kedua matanya kembali berkaca kaca.
“Saya sendiri juga tidak menyangka kalau Tarno tega membunuh Yatmi, Bu.. Tarno anaknya juga baik, santun ramah.. anaknya juga bagus...tampan.. Sangat serasi dengan Yatmi yang ayu manis dan baik hati. Ternyata wajah Tarno yang bagus tampan menyimpan sifat bengis. Tega membunuh pacarnya dan masih digantung di pohon duwet.” Ucap penjual warung itu sambil menatap Yayuk yang masih mendengarkan ceritanya.
“Selain Tarno, Yatmi dekat dengan siapa Bu?” tanya Yayuk yang masih penasaran dengan kisah tragis Yatmi.
Namun suara klakson mobil kembali kembali terdengar.. Dan tidak hanya itu. Kini pintu mobil pun terbuka. Respati pun muncul dari dalam mobil dan melangkah mendekati isterinya.
Dan penjual pun kembali lagi menghitung belanjaan Yayuk. Karena dia lupa tadi menghitung berapa, akhirnya dimulai lagi dari awal
“Ayo Bu, Somad dan teman temannya belum makan sejak siang. Tadi tidak sempat makan setelah dari pemakaman. Perut mereka berbunyi..” ucap lirih Respati sambil merangkul pundak Sang istri dari samping.
“Iya Pak, ini baru dihitung..” ucap Yayuk..
Beberapa menit kemudian, mereka berdua pamit dari warung itu. Respati membawakan satu kantong belanja besar yang berat.
“Obat nyamuknya ringan yang berat ini belanjaan lain lainnya..” gumam Respati sambil terus melangkah ke mobil.
“Itu cemilan dan minuman buat mereka Pak.” Ucap Yayuk..
Mereka berdua segera masuk ke dalam mobil. Respati memberikan kantong belanjaan itu pada Somad.
“Ini buat ganjal perut dulu. Obat nyamuk nya jangan dimakan.” Ucap Respati pada Somad.
Mobil pun melaju meninggalkan lokasi warung itu. Respati mengemudikan mobilnya agak kencang agar segera sampai ke lokasi proyek. Dia tadi sudah memasak nasi banyak memang untuk persediaan Somad dan teman temannya. Yayuk pun sudah menggoreng ayam potong dua kilo gram.
Akan tetapi sesaat kedua mata Yayuk melihat ada tenda kaki lima pedagang mie rebus dan mie goreng..
“Pak, berhenti di tenda mie itu. Aku juga lapar kita makan mie goreng atau mie rebus di situ dulu..” ucap Yayuk sambil menatap tenda mie rebus dan mie goreng di samping kiri jalan.
“Cocok Bu Yayuk..” saut Somad sambil tersenyum lebar.
Respati pun memarkir mobil di halaman toko besi dan bangunan yang sudah tutup itu. Karena lokasi tenda mie itu di depan toko besi dan bangunan yang sudah tutup itu.
“Ternyata kalau malam di depan toko bangunan ini untuk jual mie.” Gumam Respati yang tadi siang belanja material di situ.
Yayuk yang berharap mendapat informasi lagi tentang Yatmi pun segera keluar dari mobil. Somad dan teman temannya yang perutnya sudah keroncongan juga segera turun dari mobil.
“Mari Bu, Pak.. “ ucap penjual mie dengan sangat ramah. Ekspresi wajahnya tampak senang sekali. Karena ada tujuh orang datang ke tenda mie nya.
Yayuk dan Respati yang berjalan di barisan paling depan segera mendekat ke tenda mie itu... dan sesaat kemudian terdengar suara seorang yang sangat ramah menyapa Yayuk..
“Eee Bu Yayuk ketemu lagi kita di sini... Wah sudah membawa rombongan jadi nih proyek dilanjut..”
Yayuk pun menoleh ke arah sumber suara yang sudah dia kenal.
“Eh Ibu...” ucap Yayuk saat melihat Perempuan cantik yang memakai banyak perhiasan yang tadi ditemui di warung sembako..
“Retno,.. Bu nama saya..” ucap perempuan cantik itu yang duduk di bangku.. Tetapi dia tidak ada minuman atau makanan di depannya.
Sesaat penjual mie menyerahkan bungkusan pada Bu Retno. Dia memang membeli mie dibungkus untuk dibawa pulang.
“Bu Yayuk kalau mau mencari informasi tentang proyek bisa ke Pak Manto, sebelum menjual mie dia kerja di proyek mangkrak itu Bu Yayuk.” Ucap Bu Retno sambil membayar mie pesanannya.
“Pak Manto dulu juga dekat sama Tarno..” ucap Bu Retno lagi.
“Ooo.” Gumam Yayuk, dan di dalam hati dia senang. Karena akan mendapat informasi lagi di tenda mie.
“Yang kirim wa ke saya Ibu ya... saya sudah alih profesi Bu..” ucap Pak Manto penjual mie.
“Iya Pak, saya mencari karyawan. Ini baru dapat lima orang.” Ucap Yayuk. Lalu dia dan rombongan memesan minuman dan makanan.
“Orang di sini mungkin sudah tidak mau Bu. Selain tempat itu horor juga ada banyak proyek perumahan di kecamatan sini Bu..Yang tidak alih profesi sudah kerja di proyek proyek lain Bu..” Ucap penjual mie dan mulai membuatkan pesanan pembelinya.
“Iya Pak, sampeyan dan Tarno dulu berapa bulan Pak kerja di Puri Argo Nirmala?” tanya Yayuk sambil duduk di bangku panjang..
Penjual mie itu belum menjawab pertanyaan Yayuk, dia melihat pembelinya yang tampak berdesakan duduk di bangku panjang.
“Kalau tempatnya kurang bisa duduk di tikar sana itu Bu, Pak. Saya sudah izin pada pemilik toko kok.” Ucap penjual mie sambil menoleh ke arah teras toko besi dan bangunan. Memang sudah ada tikar terbentang dan meja rendah di sana.
“Iya Pak.” Jawab Yayuk dan rombongan.
Empat orang teman Somad pun bangkit berdiri sepertinya mereka lebih nyaman duduk lesehan di sana. Sedangkan Yayuk yang ingin menggali informasi masih tetap duduk di bangku panjang.
“Saya dan Tarno ya sampai proyek itu berhenti Bu.. Saya alih profesi, Tarno kerja di proyek lain sebelum dia dipenjarakan.. Kasihan juga anak itu Bu.. Dia bilang ke saya memang belum pernah menjamah Yatmi.. Katanya ya hanya peluk peluk saja.” Ucap penjual mie sambil terus bekerja.
“Dia sering beli mie ke sini kalau malam.. Ya saya bilang kalau dia benar benar cinta Yatmi ya nikahi saja. Meskipun bukan anak Tarno yang dikandung Yatmi. Akan dapat pahala jika merawat anak itu. Tapi Tarno katanya takut jika benar omongan orang orang itu Bu. Yatmi hamil karena penunggu pohon duwet. Katanya sih akan periksa ke rumah sakit untuk memastikan anak yang dikandung Yatmi.. tapi lha kok malah kasus itu terjadi Bu, Pak..” ucap penjual mie itu lagi.
“Jadi mereka ke rumah sakit bukan untuk menggugurkan kandungam Yatmi? Setelah Yatmi ditemukan di pohon duwet sampeyan pernah ketemu atau menghubungi Tarno, Pak?”
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦