NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Obsesi Cinta Tuan Gumiho

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Reinkarnasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Heryy Heryy

Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.

Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.

Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.

Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.

apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

༿BAB༌༚6

Sentuhan bibir Park Sung-ah yang lembut dan mabuk membuat seluruh tubuh Kim Min-seok bergetar.

Dalam ribuan tahun hidupnya sebagai gumiho, ia telah bertemu banyak manusia—namun tidak pernah ada yang menciumnya dengan perasaan yang begitu tulus, meskipun itu adalah karena kesalahpahaman.

Awalnya, ia tercengang sepenuhnya, tubuhnya beku dan tidak bisa bergerak. Tapi seketika kemudian, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya muncul dari dalam hatinya—sebuah hasrat yang kuat, lebih kuat dari keinginan apapun yang pernah ia alami.

Ia tidak bisa menahan hasrat itu. Tanpa berpikir dua kali, ia menarik kepala Sung-ah lebih dekat, tangannya lembut tapi kuat memegang pipinya, dan mencium bibirnya kembali dengan penuh gairah.

Ciuman itu tidak lagi lembut—ia penuh dengan keinginan yang lama terpendam, semacam kebutuhan yang baru saja terbangkitkan.

Bibirnya bersentuhan erat dengan bibir Sung-ah, gerakan nya lambat tapi penuh makna, seolah-olah ia ingin merasakan setiap detik dari sentuhan itu.

Sung-ah terkejut, tapi tubuhnya terlalu lemah dan mabuk untuk melawan. Dia hanya bisa mengikuti aliran, tangan nya lembut menggenggam baju Min-seok, mata nya terbuka lebar sebelum akhirnya menutupnya dengan lembut.

Ciuman itu berlangsung sangat lama—seolah-olah waktu berhenti berjalan. Udara di sekitar mereka terasa padat dan penuh emosi, hanya terdengar bunyi napas mereka yang terengah-engah.

Namun, tanpa disadari oleh Min-seok, kemampuan alaminya sebagai gumiho mulai bekerja. Tubuhnya yang telah hidup ribuan tahun secara alami menyerap energi dari makhluk lain yang berdekatan—terutama manusia.

Saat dia mencium Sung-ah, energi dari tubuhnya mulai mengalir perlahan ke dalam tubuh Min-seok, seperti sungai yang mengalir ke lautan.

Sung-ah merasakan kekuatan dirinya mulai hilang. Badan nya menjadi semakin lembut, kaki nya tidak bisa menopang berat tubuh, dan kepalanya mulai berputar. Dia mencoba mengeluarkan suara, tapi hanya bunyi yang lemah yang keluar.

"Yi-jin... aku... lelah..." gumamnya dengan suara yang serak, sebelum akhirnya matanya menutup dan tubuhnya melayang-layang—ia pingsan karena energinya terserap habis.

Pada saat itu, Min-seok menyadari apa yang terjadi. Ia segera melepaskan bibirnya, mata nya terbuka lebar dengan rasa takut dan menyesal.

Dia melihat Sung-ah yang tidak sadarkan diri di pelukannya, wajahnya pucat dan napasnya lemah. "Park Sung-ah! Apa yang terjadi? Aku tidak berniat...," gumamnya dengan suara yang gemetar, tangannya lembut menyentuh pipinya yang dingin.

Ia tidak bisa membawanya ke apartemennya—bahaya terlalu besar jika seseorang melihatnya dengan seorang mahasiswi yang tidak sadarkan diri. Sebaliknya, ia mengangkat tubuhnya dengan mudah (karena kekuatannya yang melampaui manusia) dan membawanya ke taman kecil yang terletak dekat kontrakan Sung-ah.

Taman itu sunyi dan gelap, hanya diterangi oleh cahaya bintang dan lampu taman yang kusam. Ia meletakkan Sung-ah di bangku kayu yang empuk, lalu mengambil telepon genggamnya yang terjatuh di tanah.

Ia perlu memberitahu Yoo In-a agar menjemput Sung-ah, tapi ia tidak bisa berbicara dengan suaranya sendiri—bahaya jika In-a tanya terlalu banyak. Dengan cepat, ia menggunakan kekuatannya sebagai gumiho untuk mengubah suaranya.

Dalam sekejap, suaranya yang dalam dan merdu berubah menjadi suara Park Sung-ah yang lemah dan serak. Ia menekan nomor telepon In-a yang tersimpan di kontak.

Telepon di sisi lain segera diangkat. "Halo? Sung-ah? Kamu dimana? Aku khawatir banget! Aku sudah mencari-mencari kamu tapi tidak ketemu!" suara In-a yang cemas terdengar dari sisi lain.

Min-seok berbicara dengan suara yang sudah diubah. "In-a... maaf ya... aku di taman dekat kontrakan aku... aku mabuk banget... lelah... tolong dateng cepat ya... bawa aku pulang...," katanya dengan suara yang lemah, menirukan cara Sung-ah berbicara ketika mabuk.

"In-a langsung datang, Sung-ah! Jangan bergerak ya! Tunggu di sana!" teriak In-a dengan semangat, lalu menutup telepon.

Min-seok meletakkan telepon kembali di sisi Sung-ah, lalu berdiri di kejauhan, menyembunyikan diri di balik pohon. Ia melihat Sung-ah yang tidak sadarkan diri, hati nya penuh dengan rasa menyesal dan pertanyaan.

Bagaimana bisa ia mengizinkan diri untuk melakukan hal seperti itu? Ia adalah gumiho yang seharusnya menjaga jarak dari manusia, tapi kali ini ia telah melanggar aturan itu sendiri.

Tidak lama kemudian, Yoo In-a tiba di taman dengan kecepatan. Ia melihat Sung-ah yang tergeletak di bangku, wajahnya pucat dan tidak sadarkan diri. "Sung-ah! Kamu baik-baik saja? Apa yang terjadi padamu?" teriaknya dengan suara yang cemas, langsung mendekati dan membangunkannya dengan hati-hati.

Sung-ah tidak merespon. In-a memeriksa napasnya—masih ada, tapi lemah. Ia menyadari bahwa Sung-ah mabuk parah, mungkin juga terlalu lelah. Dengan usaha sendiri, ia mengangkat tubuh Sung-ah dan membawanya pulang ke kontrakan.

Jalan pulang terasa sangat panjang, tapi ia tidak berhenti sampai mereka tiba di kamar Sung-ah. Ia meletakkan Sung-ah di tempat tidur, menyiramkan air di wajahnya, dan menutupinya dengan selimut.

Kemudian, ia duduk di sampingnya, menunggu sampai ia bangun, tapi akhirnya ia juga tertidur karena lelah.

Keesokan paginya, matahari menyinari kamar melalui jendela. Park Sung-ah membuka mata dengan lambat, kepalanya terasa sangat pengar dan pusing—seperti ada batu di dalamnya.

Dia melihat sekeliling, dan menemukan Yoo In-a yang sedang tidur di kursi kecil di sebelahnya, kepalanya menunduk ke depan. Dia merasa bingung—bagaimana In-a bisa ada di kamar nya?

Dia berdiri dengan lemah, lalu membangunkan In-a dengan menepuk bahunya. "In-a... bangun... Apa yang kamu lakukan di sini? Kenapa kamu tidur di kontrakan aku?" tanya dia dengan suara yang lemah, kepalanya masih berputar.

In-a membuka mata dengan lambat, lalu melihat Sung-ah dengan senyum lega. "Sung-ah! Kamu bangun! Aku khawatir banget padamu!" ucap dia dengan suara yang ceria, lalu berdiri dan memeluknya.

"Kamu yang menelepon aku kemarin malam kan? Kamu bilang kamu di taman dekat kontrakan, mabuk dan lelah, minta aku dateng menjemput kamu pulang. Aku datang dan menemukan kamu tidur di bangku. Aku khawatir banget, jadi aku tunggu di sini sampai kamu bangun."

Sung-ah mengerutkan alisnya, kepalanya semakin pusing. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi kemarin malam—dia keluar minum, menggerutu tentang Yi-jin, tapi setelah itu... apa lagi? Semuanya terasa kabur, seperti mimpi yang tidak bisa diingat.

"Aku... menelepon kamu? Aku tidak ingat apa-apa, In-a. Semua yang aku ingat cuma aku keluar minum, lalu... tidak ada lagi. Kepala aku sangat pengar," katanya dengan suara yang lemah, menutup kepalanya dengan kedua tangan.

In-a mengerutkan alisnya dengan khawatir. "Apa? Kamu tidak ingat apapun? Kamu benar-benar mabuk parah kemarin ya. Sudah, jangan pikirkan banyak. Kamu butuh istirahat. Aku akan masak bubur untukmu, ya? Biar kamu segar lagi," ucap dia dengan suara yang lembut, lalu pergi ke dapur kecil untuk memasak.

Sung-ah duduk di tempat tidur, memikirkan keras tentang apa yang terjadi kemarin malam. Kenangan nya hanya berupa potongan-potongan yang tidak jelas: suara yang jahat, sentuhan yang kuat, dan... sebuah ciuman? Dia merasa ada sesuatu yang hilang, sesuatu yang penting yang dia tidak bisa ingat.

Tapi kepalanya terlalu pusing untuk berpikir lebih jauh. Dia hanya bisa menghela nafas panjang, berharap bahwa semua yang terjadi kemarin malam hanyalah mimpi buruk yang akan hilang seiring waktu.

1
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖
crezy up thr
Almahira
🤭🤭🤭 kisss lagi🤭
𝓪𝓻𝓽𝓾𝓻 𝚝𝚎𝚖: ko kamu gak ada novel?
total 1 replies
Almahira
gue juga pengen 😭
Almahira
wah nafsunya memuncak, nih dosen 🤭
Almahira
wah udah Kiss kissan aja
Almahira
kaya adegan sinetron aja🤣
Almahira
pasti nangis lah jadi cewek kalo di kasih harapan palsu 😭😭
Almahira
wah di kasih harapan palsu,😭😭😭
Almahira
seneng banget tuh 🤭🤭
Almahira
kalau kaya gitu visualnya saya juga mau
ig.@Hans_Sejin13: haaa🤣
total 1 replies
🐌KANG MAGERAN🐌
semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!