NovelToon NovelToon
Rempah Sang Waktu

Rempah Sang Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Istana/Kuno / Reinkarnasi / Cinta Beda Dunia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author:

Seorang Food Vlogger modern yang cerewet dan gila pedas, Kirana, tiba-tiba terlempar ke era kerajaan kuno setelah menyentuh lesung batu di sebuah museum. Di sana, ia harus bertahan hidup dengan menjadi juru masak istana, memperkenalkan cita rasa modern, sambil menghindari hukuman mati dari Panglima Perang yang dingin, Raden Arya.

Season 2 : 03. Plastik Merah Muda

Arya dan Kirana berjalan keluar dari pintu Restoran Sunda Kelapa. Udara panas Jakarta langsung menyergap mereka, berbanding terbalik dengan sejuknya AC tadi di dalam Restoran.

Suasana diantara mereka hening, tapi bukan hening yang canggung. Lebih seperti hening orang-orang yang baru saja selamat dari gempa bumi—masih berusaha memproses guncangan yang terjadi.

“Saya antar kamu pulang,” tawar Arya tiba-tiba saat mereka sampai di parkiran. Tangannya memegang kunci mobil, tapi matanya tidak mendapat Kirana. Ia menatap aspal.

“Nggak usah, Ar. Aku bawa mobil kok,” tolak Kirana halus. “Lagian kamu pasti sibuk. Tadi hp kamu getar terus pas makan.”

Arya menoleh. Wajahnya yang biasanya tegas dan intimidatif, kini terlihat sedikit…bingung. Seperti anak kecil yang tersesat.

“Kirana,” panggil Arya pelan.

“Ya?”

Arya membuka mulutnya, ingin bertanya tentang sendok itu lagi, tentang asap, tentang rasa sakit di dadanya. Tapi logikanya menahan semua itu. Itu terlalu gila.

“Nggak jadi,” Arya menghela napas.

Angin kencang bertiup, menerbangkan rambut panjang Kirana hingga menutupi wajahnya.

Kirana tertawa kecil sambil menyisihkan rambutnya. “Duh, anginnya ngajak ribut.”

Ia merogoh tasnya, mencari sesuatu. Arya memperhatikan gerak-gerik itu tanpa sadar.

Kirana mengeluarkan sebuah benda kecil. Sebuah Jepit Rambut Plastik berwarna merah muda mencolok. Bentuknya pita sederhana, jenis yang biasa dijual abang-abang di depan SD seharga dua ribuan.

Berbanding terbalik dengan penampilan Kirana yang stylish, dan sangat tidak cocok dengan selera estetika Arya yang high-class.

Kirana menjepit rambutnya asal-asalan dengan jepit itu.

DEG.

Arya mematung di samping pintu mobilnya. Matanya terpaku pada jepit plastik norak itu.

Dunia seakan melambat. Suara bisik jalan raya meredup, digantikan oleh suara desau angin hutan dan…suara jangkrik?

Arya merasakan tangannya gemetar. Tanpa sadar, ia mengulurkan tangan, ingin menyentuh jepit itu.

“Ar?” Kirana mundur sedikit, kaget melihat tangan Arya yang terulur ke kepalanya.

Arya tersentak sadar. Ia menarik tangannya cepat-cepat, memasukkannya ke saku celana.

“Jepit rambut itu…” suara Arya terdengar parau. “Jelek banget. Warnanya norak.”

Kirana tersenyum tipis. Ia tahu. Ia tahu di masa lalu Panglima Arya pernah menggenggam jepit norak ini sampai mati.

“Emang jelek,”jawab Kirana santai. “Tapi kata orang dulu…ini jimat. Katanya, kalau aku pake ini, aku bakal ketemu jalan pulang.”

Arya menelan ludah. Tenggorokannya terasa kering. Jalan pulang. Kata-kata itu menghantam ulu hatinya.

Arya merogoh saku jasnya, mengeluarkan dompet kulit, lalu mengambil kartu nama. Ia menyerahkannya pada Kirana.

“Ini nomor pribadi saya. Bukan nomor kantor,” kata Arya. “Besok…kalau kamu nggak sibuk, datanglah ke proyek saya di Kota Tua. Gedung Cagar Budaya Blok A.”

“Buat apa?” Tanya Kirana, menerima kartu nama itu.

Arya menatap mata Kirana lurus-lurus. Tatapan elangnya kembali, tapi kali ini ada permohonan di sana.

“Saya butuh validasi. Kalau di dekat kamu saya merasa aneh lagi…berarti saya nggak gila. Berarti memang ada sesuatu.”

Arya membuka pintu mobilnya, lalu menoleh sekali lagi sebelum masuk.

“Dan Kirana…”

“Ya?”

“Jangan dilepas jepitnya. Biarpun norak…cocok di kamu.”

Arya masuk ke mobil, mesin menyala, dan sedan hitam mewah itu melaju pergi membelah kemacetan Jakarta.

Kirana berdiri sendirian di parkiran, memegang kartu nama bertuliskan Arya Baskara. Ia menyentuh jepit rambut di kepalanya.

“Dasar Tsundere,” bisik Kirana sambil tersenyum lebar, air mata haru menetes di pipinya. “Lima ratus tahun berlalu, mulutnya masih aja pedes tapi hati hello kitty.”

Kirana berjalan menuju mobilnya sendiri dengan langkah ringan. Langkah pertama untuk merebut kembali cinta sejatinya telah berhasil. Sekarang, saatnya menghadapi tantangan berikutnya : membuat Arya ingat sepenuhnya, sebelum takdir memisahkan mereka kembali.

1
Roro
yeee ketemu lagi arya sama kirana
Roro
keren sumpah
NP
Makasih banyak ya kak 🥰🔥
Roro
wahhh ternyata nanti berjodoh di masa depan 😍😍😍
NP: 🤣🤣 tadinya mau stay di masa lampau kirana nya galau 🤭
total 1 replies
Gedang Raja
tambah semangat lagi ya Thor hehehe semangat semangat semangat
Roro
akan kah kirana tinggal
Roro
ayo thor aky tungu update nya
Roro
gimana yah jadinya, apa kita akan bakal pulang atau bertahan di era masa lalu.
NP: Hayoo tebak, kira kira Kirana pilih tinggal di masa lalu atau masa depan?
total 1 replies
Roro
Arya so sweet
Roro
panglima dingin.. mancair yah
NP
Ditunggu ya kak hehehe.. makasih udah suka cerita nya😍
Roro
aku suka banget ceritanya nya Thor, aku tunggu lanjutan nya
Roro
lanjut thor
Roro
kok aku suka yah sama karakter Kirana ini
Roro
ahhhsetuju Kirana
Roro
bagus ceritanya aku suka
Roro
keren thor
Roro
keren jadi semngat aku bacanya, kayak nya tertular semangat nya Kirana deh
NP: Makasih banyak kak Roro😍🙏
total 1 replies
Roro
fix Kirana berada di abad ke 14
Roro
jangan jangan Kirana sampai ke abad 14
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!