NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Keesokan harinya saat jam makan siang. Sekretaris Arya, yaitu Atika, melihat Arya sedang keluar dari ruangannya, dalam keadaan rapi dan sangat wangi. Atika pun segera mengirimkan pesan pada Mery dan menyampaikan keadaan yang baru saja dia lihat. Mery segera mengerti, bahwa Arya mungkin saat ini sedang ingin makan siang dengan Hany, karena tiba-tiba saja tadi pagi sekitar jam 09.00, Arya mengiriminya pesan, bahwa dia ingin makan siang sendiri. Sementara Mery sebenarnya juga sudah membuat janji temu dengan Ayah Handoko untuk makan siang bersama.

***

"Sayang... aku sangat senang sekali, akhirnya kita bisa makan siang bersama lagi," ucap Hany sembari bergelendot manja di lengan Arya. Saat ini mereka baru saja memarkirkan mobilnya di depan restoran mewah langganan mereka berdua sejak berpacaran, mereka berdua berjalan dengan bergandengan sembari sesekali saling menatap dan mengulas senyum. Arya juga sudah memesan ruangan pribadi untuk mereka makan bersama siang itu, agar tidak ada gangguan. 

Arya beberapa kali terlihat sedang tersenyum kegirangan saat melihat Hany merasa senang dan bisa menerima kembali kehadirannya. "Apa kamu sangat senang?" tanya Arya, sembari menatap Hany dengan tatapan dalam.

"Tentu saja, bagaimana denganmu? Apa kamu juga senang?" tanya balik Hany.

"Tentu saja aku sangat senang, karena hal ini yang aku tunggu-tunggu," jawab Arya.

Mereka berdua pun segera berjalan memasuki restoran tersebut, pelayan juga sangat sigap, segera menyiapkan hidangan yang sudah Arya pesan jauh sebelum jam makan siang. 

Mata Hany berbinar tatkala mendapati bahwa semua makanan yang dihidangkan adalah makanan kesukaannya. "Sayang, apa kamu masih mengingat semua makanan kesukaanku?" tanya Hany dengan nada manja.

"Tentu saja aku masih mengingatnya, aku tidak akan pernah lupa apapun tentang dirimu, sedetail apapun itu," jawab Arya dengan bangga. Hany pun kembali mengulas senyumnya.

Arya sangat senang sekali menatap kekasihnya yang bersemangat melihat hidangan di atas meja. Hidangan tersebut adalah segala macam masakan laut, seperti, udang, cumi, dan ikan goreng, yang mana samua dimasak dengan rasa pedas, sesuai dengan selera Hany. Meskipun sebenarnya Arya tidak begitu bisa makan pedas, tapi dia tetap mengutamakan selera kekasihnya tersebut. "Sayang, mana makanan buat kamu?" tanya Hany yang juga mengetahui, bahwa Arya sebenarnya tidak terlalu bisa makan makanan pedas. 

"Aku akan mencoba makanan pedas mulai sekarang," jawab Arya.

"Apa kamu berani?" tanya Hany.

"Tentu saja," jawab Arya dengan sok.

"Janganlah Sayang, nanti perut kamu sakit." Hany berkata dengan lembut.

"Tidak apa-apa, aku akan mencobanya sedikit. Karena ini adalah hari kita bisa kembali bersama lagi, maka seharian ini adalah milikmu, aku akan mengikuti semua seleramu, baik dari makanan, maupun saat kita berbelanja nanti, aku tidak akan protes," jelas Arya.

"Apa kamu juga akan mengajakku berbelanja?" tanya Hany dengan terkejut.

"Tentu saja, aku akan membelikan apapun yang kamu mau, tinggal tunjuk saja," ucap Arya. Ekspresi wajah Hany semakin berbinar.

"Okelah, kalau kamu memaksa," jawab Hany dengan tersenyum, sementara Arya sedikit mencebikkan bibirnya.

"Mari kita makan dulu, baru nanti kita mengobrol lagi," ajak Hany yang memang saat itu benar-benar sudah merasa kelaparan. Karena pagi ini pekerjaannya sangat menumpuk, membuat energinya terkuras lebih besar daripada biasanya.

Mereka berdua segera mulai makan sembari sesekali saling menatap dan bertukar senyum, bak anak puber yang sedang kasmaran. Pertengkaran dingin yang cukup panjang tersebut, rupanya malah bisa membangkitkan kembali cinta dua sejoli itu dengan lebih panas daripada biasanya.

***

"Mery, kenapa kamu tidak mau Ayah jemput di tempat kerja? Sebenarnya sekalian Ayah juga ingin bertemu dengan Gavin dan Arya," ucap Ayah Handoko. Saat ini Mery dan Ayah Handoko juga sedang makan siang bersama di sebuah restoran yang berbeda.

"Tidak perlu Ayah, aku bertemu dengan Ayah tanpa sepengetahuan Arya. Karena ada hal yang ingin aku bicarakan," jawab Mery.

"Apa kita harus memesan makanan dulu?" tanya Ayah Handoko yang begitu perhatian terhadap menantunya. Mery pun mengangguk tipis.

Ayah Handoko segera mengangkat tangan dan seorang pelayan segera menghampirinya. Mereka berdua memesan makanan, masing-masing satu porsi dan juga minumannya.

"Ayah, aku mengatakan ini semua hanya untuk berjaga-jaga, jadi jangan salah paham. Bukannya aku ingin mengadu pada Ayah," ucap Mery.

"Sampaikan saja semua keluh kesahmu pada Ayah, Ayah pasti tahu harus menyikapi situasi yang kamu sampaikan itu seperti apa," jawab Ayah Handoko.

Mery merogoh tasnya, dia mengambil ponsel dan menekan menu galeri. Mery pun menekan satu foto dan memperlihatkan foto tersebut pada Ayah Handoko. "Foto apa ini?" tanya Ayah Handoko sembari menerima ponsel dari Mery.

Mery menarik nafas dalam dan berusaha meyakinkan dirinya. "Ayah, semalam Hany datang ke rumah, tapi dia berhenti di seberang jalan. Sepertinya dia sudah mulai bergerak," jelas Mery. 

Ayah Handoko terkejut, beliau segera melihat ponsel Mery lagi dengan seksama sembari menyipitkan matanya, agar pandangannya bisa semakin jelas, barulah beliau menyadari, bahwa yang ada di dalam foto tersebut adalah Arya yang tengah membuka pintu mobil. Namun Ayah tidak tahu kalau ternyata mobil itu adalah milik Hany.

"Apakah Arya menanggapi perempuan itu?" tanya Ayah Handoko.

"Justru Arya yang selama ini sangat berharap padanya," jawab Mery. Ayah Handoko segera meletakkan ponsel Mery di atas meja, beliau menatap ke arah luar restoran dengan menahan amarah dan mencengkram tangannya sendiri.

"Ayah," ucap Mery sembari menggenggam kepalan tangan Ayah mertuanya di atas meja.

"Ayah tidak perlu khawatir, aku sengaja membicarakan ini di awal, agar Ayah tidak terlalu terkejut untuk kedepannya. Jika saja nanti suatu saat Ayah bertemu dengan mereka berdua sedang berjalan bersama," jelas Mery.

"Bagaimana bisa aku tidak khawatir? Anakku sedang melakukan perselingkuhan dari istrinya," kesal Ayah Handoko.

"Tenang saja Ayah, aku pasti mempunyai banyak cara untuk mempertahankan pernikahanku," ucap Mery sembari mengulas senyum.

"Apa kamu yakin?" tanya Ayah Handoko.

"Entahlah Ayah, kita harus mencoba dulu segala cara," jelas Mery. Ayah Handoko mendenguskan nafas panjang sembari menahan amarah, beliau benar-benar malu saat ini di hadapan menantunya. Seakan anaknya tengah menempelkan kotoran di wajahnya.

"Aku cuma ingin minta tolong pada Ayah," ucap Mery.

"Apa Mery? Katakan saja," ucap Ayah Handoko.

"Tolong Ayah rahasiakan semua yang telah aku ceritakan pada Ayah ini, dari Arya ataupun keluarga yang lain, termasuk Mama mertua dan juga orang tuaku," jelas Mery. Tentu saja Ayah Handoko juga tidak mau kelakuan bejat anaknya diketahui oleh besannya.

"Aku juga minta tolong, agar Ayah menyelidiki segala seluk beluk tentang Hany dan mengatakannya padaku."

"Aku harus benar-benar bisa menilainya dengan tepat," ucap Mery.

"Untuk apa kamu menilainya? Sudah jelas-jelas dia bukan wanita yang baik. Dia sudah mengetahui bahwa Arya telah menikah dengan orang lain, tapi dia masih saja mendekati Arya. Bahkan mungkin saja mereka juga sudah menjalin hubungan lagi, jika didengar dari ucapanmu yang tadi mengatakan, ‘bisa saja suatu saat Ayah akan bertemu dengan mereka berdua sedang berjalan bersama’," jelas Ayah Handoko yang segera bisa menganalisa ucapan menantunya tersebut. Mery hanya terdiam, dia tidak menyangka bahwa Ayah mertuanya secerdik itu.

"Ayah tidak tahu apa yang kamu rencanakan, tapi Ayah berharap, kamu benar-benar akan mempertahankan pernikahanmu dengan Arya."

"Dengan seperti ini saja, dia sudah berhasil mendapatkan satu poin kesalahan. Dia mendatangi Arya, padahal dia tahu bahwa Arya sudah beristri. Jadi untuk kedepannya, Ayah pastikan Hany akan terus mengambil poin kesalahan tersebut. Sehingga pada akhirnya kamulah yang akan tetap menjadi pemenangnya," jelas Ayah Handoko yang berusaha memberikan kekuatan pada menantunya, agar tidak sampai lengah dan memutuskan untuk bercerai. Mery pun mengulas senyum tipis pada Ayah mertua yang ada di hadapannya tersebut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!