NovelToon NovelToon
IKATAN PERJODOHAN

IKATAN PERJODOHAN

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ivan witami

Arjuna dikenal sebagai sosok yang dingin dan datar, hampir seperti seseorang yang alergi terhadap wanita. la jarang tersenyum, jarang berbicara, dan selalu menjaga jarak dengan gadis-gadis di sekitarnya. Namun, saat bertemu dengan Anna, gadis periang yang penuh canda tawa, sikap Arjuna berubah secara drastis.

Kehangatan dan keceriaan Anna seolah mencairkan es dalam hatinya yang selama ini tertutup rapat. Tak disangka, di balik pertemuan mereka yang tampak kebetulan itu, ternyata kedua orangtua mereka telah mengatur perjodohan sejak lama. Perjalanan mereka pun dimulai, dipenuhi oleh kejutan, tawa, dan konflik yang menguji ikatan yang baru saja mulai tumbuh itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ivan witami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Putus

Anna membereskan barang-barangnya dari ruangan Juna, ia ingin di ruangannya sendiri dan tidak mau satu ruangan lagi dengan Juna. Ia masih kesal dengan Juna yang mengatai papanya aki-aki.

“Kamu mau kemana?” tanya Juna saat berpapasan di depan ruangannya.

“Mau ke ruangan yang seharusnya aku tempati,” jawab Anna kesal tetapi ekspresinya masih terlihat lucu.

“Siapa yang nyuruh kamu pindah? Masuk,” titah Juna tidak mau dibantah.

“Sial, dia aja gak minta maaf sama sekali,” batin Anna memasang wajah kesal

“Gak mau, oh iya. Aku mau kita putus. Aku mau menerima perjodohan dari papaku.”

Juna mengeraskan rahangnya lalu mengambil boks dari tangan Anna dan menyerahkan pada Aldo yang sedari tadi di belakang Juna.

“Itu punyaku, balikin,” cicit Anna berusaha mengambil boksnya tetapi Juna langsung memanggul Anna dan membawanya ke ruangannya.

“Lepasin gak!” teriaknya sambil berusaha melepaskan diri dari Juna.

Juna menurunkan Anna di dekat sofa dan mendorong pelan agar duduk di sofa.“Aku gak mau putus sama kamu,” ucap Juna mendekatkan wajahnya sampai Anna mundur bersandar disofa.

Anna begitu takut melihat sorot mata Juna yang seakan ingin menerkam.“Kamu mau apa?” tanya Anna masih berusaha menghindar.

“Aku mau menciummu.”

“Gak mau!” elak Anna cepat, tetapi Juna terus memajukan wajahnya.

“Gak mau!” teriak Anna sambil mendorong Juna.

Juna terjengkang kebelakang, ia terkejut dengan reaksi Anna. Apa benar-benar Anna tidak lagi sama dia, karena hal kemarin?

“Jangan cium aku lagi. Kita sudah putus, nanti malam orang tuaku mau memperkenalkan calon suamiku.” Anna bangkit dan meninggalkan Juna begitu saja. Anna tidak peduli Juna melihatnya dan berpikir seperti apa tentangnya.

“Anna, kamu–” ucap Aldo sambil menahan tangan Anna lalu melihat Juna merapikan jasnya.

Anna mengusap air matanya, ia juga berat mengatakan kata putus dengan Juna, karena rasa cintanya pada Juna sudah mulai tumbuh. Tapi, saat mengingat ucapan Juna yang mengatakan ia bermain api dengan aki-aki, Anna tidak terima. Anna merasa harga dirinya diinjak-injak.

“Aku gak apa-apa, Pak Aldo. Oh iya, pak Aldo udah boleh ke ruangan ini lagi. Jadi asisten pak Juna lagi. Aku harus kembali ke ruangan saya sendiri. Aku juga udah putus dari dia.” Anna sekilas melihat Juna yang tatapan datar tetapi menyimpan amarah.

“Pa, nanti malam bisa ketemu sama calon istriku, yang papa mau jodohkan denganku?” tanya Juna tiba-tiba saat melihat Pak Hamdan masuk. Juna melakukan itu hanya ingin membuat Anna cemburu.

Pak Hamdan sedikit terkejut dan heran bercampur bingung.“Bo–boleh. Nanti papa hubungi mama kamu, biar mama kamu yang mengatur, terus hubungan kalian bagaimana?”

“Putus.” Juna membalikkan tubuhnya tidak mau melihat Anna.

Mendengar hal itu Anna menghentakkan satu kakinya seperti anak kecil. Ia seolah tidak terima tetapi ia juga gengsi dan kesal pada Juna, begitu juga Juna. Anna berlari keluar menuju ruangannya sendiri.

“Ya sudah, kalau gitu Papa mau hubungi mama kamu.”Pak Hamdan keluar sambil menarik Aldo keluar.

“Aldo, sebenarnya apa yang terjadi dengan hubungan mereka, kok tadi Anna bilang putus, Juna juga?” tanya pak Hamdan ingin tahu.

“Sepertinya karena kejadian kemarin, Om. Waktu Anna ditilang polisi, Juna melihat Anna berpelukan sama pak Reza. Terus, Juna mengira Anna dan pak Reza punya hubungan khusus. Terus Anna dikatain suka sama aki-aki. Mungkin Anna gak terima kalau dibilang seperti itu. Anna juga sudah bilang kalau dia anak pak Reza sih, tapi gak tahu mereka malah kayak gitu.”

“Oh, alah…, kirain ada apa. Sudahlah, Om punya rencana sendiri. Nanti biar om dan pak Reza koordinasi buat ngerjain mereka. Bagaimanapun Anna dan Juna harus menikah. Mereka itu sama-sama cinta tapi gengsi,” jawab pak Hamdan lalu keduanya tertawa.

“Sip, nanti kalau butuh bantuan, Om bilang aja ya.”

“Sip…”

Siangnya, mereka istirahat. Anna ikut Tiara, teman seperjuangan saat melamar di perusahaan pak Hamdan. Anna tampak tidak bersemangat cenderung diam.

“Na, kok gak dimakan makanannya?” tanya Tiara melihat Anna begitu lesu.

Anna menghela nafas dalam-dalam, melirik sekilas sekitarnya.“Aku gak nafsu makan.”

“Apa gak enak menu di kantin ini. Kan kamu biasanya diajak pak Juna di kantin khusus.” Tiara memperhatikan wajah Anna. Ia juga sedih melihat Anna tidak bersemangat, karena biasanya Anna paling heboh dan membuat tawa.

“Gak juga, sama aja kok makanannya. Cuma aku lagi gak pengen makan aja. Ya udah, aku duluan ya.” Anna bangkit dari duduknya meninggalkan Tiara sendiri di kantin.

Tiara memandang Anna heran, ada apa gerangan dengan Anna.“Apa benar Anna sama pak Juna putus, tapi kata pak Aldo mereka sebenarnya dijodohin sama orang tua mereka, tapi mereka gak tahu satu sama lain. Aisss, percintaan orang kaya memang rumit,” gumam Tiara lalu melanjutkan makannya.

Saat Anna masuk lift. Juna pun masuk, Juna memandang datar pada Anna yang sedang membuang muka. Aldo yang melihat hal itu pun was-was, takut campur aduk.

“Siapa yang mengizinkan kamu naik di lift ini? Keluar!” tanya Juna datar tanpa melihatnya.

Anna tersentak melihat kearah Juna. Anna mengepalkan tangannya, menahan emosi, lalu menghentakkan kakinya dan keluar dari lift.

Saat lift tertutup, Anna melepas sepatunya dan melemparkannya ke pintu lift. Ia kesal, jengkel dengan sikap Juna. Tetapi ekspresi Anna selalu bikin tawa bagi melihatnya.

“Ngeselin,”gumam Anna.

Satpam yang mendengar benturan akibat ulah Anna yang melebar sepatu ke pintu lift pun menghampiri Anna.

“Non, kenapa kok sepatunya dilempar?”

“Lagi pengen makan orok!” jawab Anna pergi begitu saja sambil melepas sepatunya dan ia jinjing masuk ke lift khusus karyawan.

“Non Anna udah kayak Wewe pengen makan orok. Hii…” Satpam itu bergidik ngerti lalu kembali ke depan.

Anna keluar dari lift dengan kaki telanjang, sepatunya masih ia tenteng. Sepanjang jalan ia menggerutu tentang Juna dan tanpa sengaja Juna mendengarnya.

Juna lalu menghadang Anna, Anna yang tidak melihat arah depan akhirnya menabrak Juna dan terhuyung ke belakang, sigap Juna menarik pinggangnya dan pandangan mereka bertemu.

Suasana canggung begitu terasa, orang-orang yang melihat mereka berdua hanya bisa bengong menunggu adegan selanjutnya.

“Lepas,” cicit Anna.

Juna seketika melepas Anna dan Anna terjatuh dilantai.“Auhhh… sakit. Kamu bisa pelan gak sih, kamu pikir gak sakit!” teriak Anna.

Juna membenarkan jasnya tanpa melihat Anna kesakitan. Juna pun langsung pergi begitu saja. Bukan Anna namanya jika tidak dendam diperlakukan seperti itu. Anna pun melempar sepatunya dan mengenai kepala Juna.

Juna mengeram kesakitan, sedangkan Anna bangkit berlari menuju ruangan Juna.

“Anna!” teriak Juna, sekilas matanya melihat ke arah beberapa karyawan yang tertawa kecil.

Juna pun langsung mencari Anna ke ruangannya. Anna ketakutan bersembunyi dibawah meja.“Duh, kenapa tanganku latah sih, terus kenapa aku malah masuk keruangan dia,” gumam Anna meringkuk dibawah kolong meja.

Juna membuka pintunya dengan kasar, mencari keberadaan Anna. “Anna, keluar! Jangan sembunyi.” Juna melangkah mencari sekeliling ruangan.

Juna akhirnya menemukan Anna. Anna memejamkan mata takut melihat Juna. Tetapi, detik itu juga Juna ikut masuk ke kolong meja dan membungkam mulut Anna dan tangan satunya mengisyaratkan agar diam, karena ada seseorang yang tidak berkepentingan masuk kedalam.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!