Berbentuk rumah biasa namun memiliki banyak kamar, karena rumah ini memang untuk kamar kost khusus untuk wanita saja. entah itu mahasiswi atau wanita yang sudah selesai kuliah, harga yang murah membuat banyak yang antri di kost milik Pak Manto.
Namun di balik itu semua ada misteri, sebab satu persatu banyak anak kost yang menghilang entah kemana dan tidak bisa untuk di temukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09. Gadis berwajah hancur
Gita perlahan berjalan masuk dengan hati hati dan mencoba untuk mencari saklar lampu agar kamar bisa sedikit terang, sebab saat ini memang gelap gulita sehingga tidak bisa untuk melihat dengan jelas apa yang sudah terjadi di dalam kamar ini, bahkan untuk melihat sosok manusia pun jelas tidak bisa sehingga Gita harus mencari cahaya.
Klik.
Lampu menyala terang dan menampakan kamar yang begitu berantakan sekali, bahkan ranjang yang ada di sana sudah nampak begitu usang seolah sudah sangat lama di tinggalkan oleh pemilik nya. kalau melihat dari bentuk yang seperti ini, maka Gita yakin bahwa memang sudah lama tidak ada penghuni di kamar tersebut.
Rumah laba laba berserakan di mana mana dan lengkap juga dengan kotoran tikus yang berserakan di atas lantai, siapa saja yang masuk dalam ruangan ini maka pasti akan merasakan hawa pengap dan juga bau tidak terkira sehingga tidak akan tahan untuk masuk dalam ruangan yang sepi ini.
Blaaaap.
"Ah!"
Gita kaget karena lampu dalam ruangan malah mendadak saja mati, segera dia menghidupkan kembali saklar yang tadi sudah dia temukan pada dinding kamar. tapi ternyata sepertinya bola lampu ini putus sehingga walau sudah dihidupkan tetap dia tidak menghidupkan kembali gelap gulita, ini sekarang hanya bisa mengandalkan ponsel untuk melihat keadaan yang ada di dalam kamar.
Braaaaaak.
"Allahu akbar!" bukan main Gita kaget saat ini karena dia mendengar pintu yang di tutup secara brutal.
"Aduh kok malah terkunci seperti ini pula pintu kamar ini." Gita berusaha untuk mencoba membuka namun ternyata masih tidak bisa.
"Hiks, hiks! sakit sekali tubuh ku." isak suara itu kembali.
Gita tertegun sesaat ketika dia mendengar suara wanita yang sama tengah menangis kembali, padahal tadi sudah jelas tidak ada suara atau manusia yang tinggal di dalam kamar ini namun ketika pintu tertutup dan lampu tidak menyala maka suara itu kembali muncul dan membuat Gita seperti sedang ketakutan karena mendadak saja timbul sebuah suara.
"Permisi maaf mengganggu, tapi apa kau sedang kesakitan dan butuh bantuan?" Gita menyorot dengan lampu ponsel karena dia melihat wanita yang duduk di atas ranjang.
"Sakit sekali, aku sangat kesakitan." rintih suara itu kembali.
"Bagian mana yang sakit? aku punya beberapa obat dan bila kamu mau ayo ke kamarku sekarang." ajak Gita karena dia berusaha untuk ramah.
"Sudah tidak bisa lagi, apa memang ada obat yang bisa menyembuhkan wajahku ini?" tanya gadis itu kepada Gita.
"Kenapa dengan wajahmu? boleh aku lihat dan bila memang nanti bisa di sembuhkan maka aku akan memberi obat dari apotek." Gita perlahan mendekat untuk melihat wajah gadis itu.
Gadis yang sedang menangis itu juga perlahan menoleh dan sekarang wajah dia yang hancur berantakan tersorot dengan lampu ponsel milik Gita, seketika tubuh Gita mematung karena dia tidak menyangka wajah gadis ini begitu hancur dan sama sekali sudah tidak memiliki daging.
"Bisa kah kau menyembuhkan aku?" gadis tersebut berdiri dan berjalan mendekati Gita.
"Tidak!" Gita mundur perlahan karena dia tahu ini bukan manusia.
"Aku sangat sakit dengan wajah seperti ini, kau sungguh tidak mau menolong aku?" gadis itu mendadak sudah ada di hadapan Gita dan mencekal kedua pundak Gita.
"Jangan sakiti aku, aku sama sekali tidak tau kau siapa." Gita sampai gemetar karena saat ini dia memang begitu takut.
"Aku juga memohon seperti itu pada mereka tapi tidak ada yang mendengar dan terus saja memotong tubuhku!" isak gadis.
"Setan, dia pasti mati karena pembunuhan ya." batin Gita dengan tubuh gemetar.
Belum sempat Gita berusaha untuk lari maka tubuhnya sudah di lemparkan begitu saja oleh gadis tersebut, seketika tubuh Gita melenting di atas ranjang yang sudah usang dan itu membuat dia kesakitan sehingga sulit sekali untuk menarik nafas karena memang bantingan yang diberikan oleh gadis ini sangat kencang kepada dia.
"Apa ini?!" Gita panik ketika mendapati begitu banyak hewan yang menjalar di tubuh dia.
Hewan kaki seribu dengan ukuran sebesar jempol kaki manusia dewasa terus menjalar di tubuh Gita, melihat satu saja sudah ngeri dan merinding karena mereka berjalan menggunakan kaki yang sangat banyak dan kecil seperti itu. tapi sekarang malah yang ada di tubuh kita sangat banyak dan mereka semua berjalan-jalan seolah tubuh Gita adalah tempat yang sangat bagus untuk di nikmati.
"TIDAAAAAAK!"
"Pergi dari tubuh ku sekarang, aaaaah pergi kalian." Gita berteriak histeris karena dia tidak mau di dekati oleh hewan kaki seribu yang sangat banyak ini.
"Toloooooong, siapa pun yang ada di luar tolong keluarkan aku dari sini." Gita berteriak keras karena sekarang tubuh dia sama sekali tidak bisa bergerak.
"Huhuhuuuu Luna tolong aku, Luna!" isak Gita yang sangat ketakutan.
Krieeeeeet.
Krieeeeeet.
"Heemmpp!" Gita menutup mulut karena para hewan malah mau masuk dalam mulut dia sekarang.
"Aaaaah!"
Bukan hanya masuk mulut saja tapi mereka juga sudah mulai mencari lubang yang ada di tubuh Gita, dari lubang hidung dan juga kuping mereka menyusup masuk sehingga membuat kita merasa sangat kesakitan karena para hewan itu seolah terus memaksa masuk walau lubang yang dia masuki tidak muat di tubuh itu lagi.
"TOLOOOOOONG!"
"TOLOOOOOONG!"
"Eh mendengar suara orang lagi teriak enggak sih?" Rena yang baru keluar dari kamar mendengar suara.
"Masa sih, aku enggak dengar kok." Diva memang belum dengar.
"Itu loh, ada suara yang minta tolong sangat keras." Rena yakin sekali sekarang.
"Oh iya, dari mana asal suara itu ya!" Diva akhirnya mendengar.
"Tolooong, tolong aku dari kamar ini." Gita terus berharap akan ada yang menolong dia.
"Kamar kosong itu!" Diva menatap Rena dengan pandangan ragu.
Rena juga masih bingung karena suara minta tolong malah datang dari kamar yang sudah lama kosong, mereka tidak pernah melihat ada yang keluar dari sana walau kata Bu Dewi itu ada penghuni nya juga.
"Tolong aku, Luna! ini aku Gita, tolong siapa saja yang mendengar." pekik Gita lagi berusaha untuk meminta bantuan.
"Gita? siapa sih!" Diva memang belum tau.
"Astaga itu kan anak yang baru pindah, iya ini kamar dia kosong!" pekik Rena setelah mengintip kamar Gita.
"Jadi gimana? minta bantuan Bu Dewi kah." Diva panik bukan main.
Mau tidak mau mereka memang harus minta tolong pada pemilik kost, sebab tidak ada kunci yang bisa untuk membuka kamar itu. Diva yang berlari cepat dan Rena berusaha untuk membuka, walau pun dia sia juga karena tenaga Rena jelas tidak akan sanggup.
Selamat pagi menjelang siang besti, jangan lupa like dan komen nya ya.
kau tak kn bisa mencari tau dan mengungkapkan semua mending pergi deh dari kos itu
makan hati purnama dalam kasus ini dia harus bisa mehan diri😁😁
kudu pke tenaga dalam dulu pur 🤣🤣
ini kalo mas Zidan lihat bisa bikin klepek-klepek