NovelToon NovelToon
Istri Yang Tak Dianggap

Istri Yang Tak Dianggap

Status: sedang berlangsung
Genre:Angst / Menikah Karena Anak / Penyesalan Suami / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Duda
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: annin

"Kamu harus ingat ya, Maira, posisi kamu di rumah ini nggak lebih dari seorang pengasuh. Kamu nggak punya hak buat merubah apa pun di rumah ini!"


Sebuah kalimat yang membuat hati seorang Maira hancur berkeping-keping. Ucapan Arka seperti agar Maira tahu posisinya. Ia bukan istri yang diinginkan. Ia hanya istri yang dibutuhkan untuk merawat putrinya yang telah kehilangan ibu sejak lahir.

Tidak ada cinta untuknya di hati Arka untuk Maira. Semua hubungan ini hanya transaksional. Ia menikah karena ia butuh uang, dan Arka memberikan itu.

Akankah selamanya pernikahan transaksional ini bejalan sedingin ini, ataukah akan ada cinta seiring waktu berjalan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon annin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16 Terbongkar

"Maafin, Syafa, Mbak." Syafa bersimpuh di kaki Maira. Tangisnya tak berhenti sejak ibunya di makamkan.

Kakaknya pun diam tak menggubris perasaannya yang hancur. Andai Maira tahu, bukan dia saja yang terluka karena kehilangan ibu mereka untuk selamanya. Syafa pun sama, bahkan mungkin Syafalah yang paling merasa kehilangan. Banyak salah yang ia buat untuk ia mintakan maaf pada sang ibu. Namun, tidak tersampaikan.

"Mbak, tolong jangan diam aja. Ayo bicara, Mbak," rengek Syafa seperti ia kecil dulu. Berkali-kali Syafa membujuk kakaknya untuk bicara, juga untuk minta maaf, tapi Maira seolah tuli dengan semua kata-kata Syafa.

"Mbak ...."

Maira yang sejak tadi diam, akhirnya mau melihat sekejap pada adiknya. Tatapan marah, kecewa, dan benci, semua membaur jadi satu. Sampai Maira bingung bagaimana harus mengungkapkan semua rasa itu pada adiknya.

Bagaimana tidak marah, saat tadi siang ia datang ingin memberi kejutan pada ibunya dengan membawa Zara, ia justru dikejutkan dengan keadaan ibunya yang tak sadarkan diri. Semua karena ibunya didatangi oleh rentenir yang akan menyita rumah miliknya. Ibunya yang tak terima mendadak kembali terkena serangan jantung. Meski sudah dibawa ke rumah sakit begitu Maira datang, nyatanya nyawa sang ibu tidak bisa tertolong.

Lebih menyakitkan lagi, saat Maira tahu jika semua penyebab dari masalah ini adalah adiknya sendiri. Dan ibunya sejak awal sudah tahu, tapi memilih diam. Selain untuk menjaga kesehatannya, juga tidak ingin menambah beban Maira. Rasanya sulit sekali menerima semua kenyataan ini. Adik dan Ibunya menyembunyikan rahasia, yang menjadi penyebab kematian sang ibu.

"Kenapa kamu lakukan ini?" Suara Maira begitu lirih, tapi sangat menusuk di hati Syafa.

"Mbak, aku ...."

"Kenapa kamu tega sama Ibu, Syafa. Kenapa kamu tega sama orang tua yang sudah melahirkan dan membesarkanmu. Kurang apa Ibu selama ini sama kamu?" Tangis Maira pecah. Matanya tajam menatap sang adik.

"Maaf, Mbak ...." Hanya kata itu yang Syafa ucap berulang-ulang. Seolah itu mantra yang akan menyelamatkannya dari segala macam masalah yang ia buat.

"Kamu udah bikin Ibu kena serangan jantung, tapi kamu diam seolah tidak terjadi apa pun. Sekarang kamu bikin Ibu kena serangan jantung lagi dan meninggal. Terus kamu cuma bisa bilang maaf. Kamu pikir maaf kamu bisa kembalikan ibu?" ujar Maira penuh emosi.

Syafa terdiam. Ia akui ia salah. Sejak awal ibunya kena serangan jantung, semua memang karena dirinya. Ibunya tahu kalau Syafa mencuri sertifikat rumah untuk ia berikan pada pacarnya.

"Apa yang kamu lakukan, Syafa?" tanya Kamilah kala itu. Saat ia memergoki Syafa mengambil surat berharga dari dalam lemarinya.

Mata Kamilah tertuju pada kertas berwarna hijau muda itu. "Sertifikat rumah?"

Syafa dengan cepat menyembunyikan kertas itu di balik badannya.

"Mau kamu apakan sertifikat itu, Syafa?"

"Buk, Syafa cuma mau pinjam sebentar sertifikat ini. Nanti Syafa kembalikan lagi," jawab Syafa. Mencoba menenangkan ibunya yang terlihat emosi.

"Pinjam, apa maksudmu? Buat apa?" tanya Kamilah tegas.

"Syafa punya rencana dengan sertifikat ini, Buk. Nanti Syafa ceritain tapi nggak sekarang, Syafa harus buru-buru pergi. Syafa udah ditunggu sama temen Syafa." Syafa tak menghiraukan pertanyaan ibunya yang menuntut penjelasan. Ia justru ingin segera pergi untuk mengindari semua pertanyaan-pertanyaan dang ibu.

"Syafa, kamu nggak bisa pergi gitu aja. Kamu jelasin dulu ke ibu, mau kamu apakan sertifikat itu?" Kamilah mencegah Syafa pergi dengan mencekal tangan putri bungsunya.

"Nanti Syafa jelasin, kalau sekarang Syafa nggak ada waktu. Syafa harus pergi dulu." Syafa bersikeras untuk pergi. Ia melepas tangan ibunya yang mencekal pergelangan tangannya.

"Syafa, kamu nggak boleh pergi. Berikan sertifikat itu pada Ibu." Kamilah menahan Syafa. Meminta agar surat berharga itu dikembalikan.

"Buk, Syafa cuma pinjam sebentar. Nanti Syafa kembalikan lagi." Sama kerasnya. Syafa pun tak mau mengalah.

Terjadilah tarik menarik antara Syafa dan Kamilah. Juga adu mulut antara ibu dan anak itu.

Sampai tiba-tiba Kamilah merasakan sakit yang begitu menusuk di dada sebelah kirinya. Saking sakitnya, Kamilah sampai pingsan.

Syafa berteriak ketakutan melihat kondisi sanga ibu. Ia segera mencari bantuan untuk membawa ibunya ke rumah sakit. Di sanalah ia tahu ibunya terkena serangan jantung.

Meski Kamilah bisa kembali pulih setelah operasi, tapi sikap sang ibu berubah drastis. Kamilah bahkan tidak mau berbicara pada Syafa karena masih marah.

Setelah ibunya sakit, Syafa sempat ragu untuk meminjamkan sertifikat itu pada pacarnya. Emang dasar si Edo pintar merayu, Syafa yang awalnya ragu bisa ia buat luluh tak berkutik. Layaknya orang terhipnotis, Syafa menurut saja apa kata pacarnya tanpa mempertimbangkan kejadian yang menimpa ibunya. Ia tetap memberikan sertifikat rumahnya pada sang kekasih—Edo. Pria itu mengatakan pada Syafa untuk meminjam sertifikat rumah Syafa untuk digadaikan. Uang hasil gadai akan digunakan Edo sebagai modal usaha, dan hasilnya akan ia gunakan untuk melamar dan menikahi Syafa nantinya. Bahkan ditambah, bahwa Edo akan mengganti semua biaya rumah sakit ibunya yang tak sedikit itu.

Entah, bodoh atau bagaimana. Syafa ikuti saja semua kata kekasihnya tanpa pikir panjang apa lagi konsultasi pada Maira sebagai kakak.

Kini setelah tiga bulan, Syafa menagih janji pada Edo yang katanya dulu akan mengembalikan sertifikat rumahnya. Akan tetapi pria itu justru menghilang entah ke mana. Batang hidungnya saja tak nampak.

Syafa makin syok saat tahu jika ada rentenir datang untuk menyita rumah milik orang tuannya ini. Penyitaan paksa yang akhirnya membuat sang ibu meninggal.

"Syafa benar-benar minta maaf, Mbak. Syafa tahu, Syafa salah. Syafa akan menembus semuanya, Mbak," ujar Syafa. Berharap bisa membuat kakaknya tenang.

Maira makin marah. Matanya mendelik tajam. "Menebus semuanya? Kamu bisa kembalikan ibu lagi? Bisa, kamu?"

Syafa menggeleng.

Bodoh sekali dia dengan ucapannya. Ingin menebus. Dengan cara apa?

"Syafa memang nggak bisa kembalikan ibu lagi, tapi Syafa janji akan nebus rumah ini lagi. Syafa nggak akan biarkan rentenir itu ambil rumah kita. "

"Iya, itu memang sudah seharusnya kamu lakukan. Kamu 'kan yang membuat rumah ini hilang. Kamu harus menebusnya bagaimanapun caranya!" Maira tak kuasa menangis lagi. Sejujurnya ia tak setega itu pada adiknya. Mengingat sejak kecil ia ikut merawat Syafa, tapi ia terlalu marah dan kecewa pada adik satu-satunya ini.

"Kalau kamu tidak bisa mengembalikan rumah ini, aku akan laporkan kamu dan pacar kamu itu ke polisi!" sentak Maira.

Syafa terkesiap dengan ancaman kakaknya. Ia tidak mau masuk penjara.

1
Aurel
hadir
Juriah Juriah
lanjut kak💪🙏
Asma Susanty
dihhh nggak nyadar nih kalau dia sekarang hanya mantan mertua, arka sdh tdk punya kewajiban memberi jatah uang belanja ke dia
Lilis Yuanita
ipar adalah maut
Dew666
🥰🥰🥰🥰
Dew666
Lanjut🥰
Juriah Juriah
siapakah dia?.. lanjut kak author semangat 💪🙏
Asma Susanty
waduh, baru aja lamaran masa langsung batal
Juriah Juriah
makin menarik aja nih jln crita nya lanjut kak ...semangat kak author 💪🙏
Dew666
🌻🌻🌻🌻
Juriah Juriah
kak author sebenarnya alur crita nya lumayan bagus tapi retensi nya aga kurang ya kak?..apa up nya terlalu lm?🙏
annin: Retensi belum keluar kak, aku tuh jadi jarang up date karena kurang pede dengan cerita ini. kadang udah aku ketik naskahnya, udah 3 hari tapi mau up maju mundur.
total 1 replies
اختی وحی
up ny trllu lama gk tiap hri,jd lupa alur ceritanya
اختی وحی
knp up ny lama², sampe lupa alurnya
Juriah Juriah
up nya ga rutin ya Thor sekali nya cm 1 bab tapi walaupun lama nunggu kelanjutannya tetap kutunggu semangat thor💪🙏
annin: Terima kasih Kak atas dukungannya. Akan aku usahakan untuk update rutin.
total 1 replies
Dew666
👍👍👍👍
Dew666: 👄👩‍❤️‍👩❤️‍🩹
total 2 replies
partini
mau sarapan laper ,,lanjut thor
Juriah Juriah
jangan mau di atur mantan mertua kamu arka ga ada hak dia ngatur hidup kamu jangan terlalu bodoh arka udh fokus aja sama pernikahan kamu sama maira
annin: Kita lihat ya Kak Arka apakah benar benar bodoh atau tidak. hehehehe
total 1 replies
Juriah Juriah
selalu menunggu kelanjutan nya jangan terlalu lama dong Thor up nya 💪🙏
annin: Baik, Kak. Siap👍
total 1 replies
muthia
mampir🙏
muthia: insyaAllah
total 2 replies
Dew666
❤️‍🩹
annin: Terima kasih Kak Dew666 atas supportnya. Sehat selalu untuk kaka dan keluarga. ❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!