NovelToon NovelToon
Istri Rasa Selingkuhan

Istri Rasa Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Tunangan Sejak Bayi / Nikah Kontrak
Popularitas:12.1k
Nilai: 5
Nama Author: Desau

Andra dan Trista terpaksa menikah karena dijodohkan. Padahal mereka sudah sama-sama memiliki kekasih. Pernikahan kontrak terjadi. Dimana Andra dan Trista sepakat kalau pernikahan mereka hanyalah status.

Suatu hari, Andra dan Trista mabuk bersama. Mereka melakukan cinta satu malam. Sejak saat itu, benih-benih cinta mulai tumbuh di hati mereka. Trista dan Andra terpaksa menyembunyikan kedekatan mereka dari kekasih masing-masing. Terutama Trista yang kekasihnya ternyata adalah seorang bos mafia berbahaya dan penuh obsesi.

"Punya istri kok rasanya kayak selingkuhan." - Andra.

"Pssst! Diam! Nanti ada yang dengar." - Trista.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9 - Teringat Terus

Pukul sembilan pagi, Trista sudah berada di ruang kerjanya di lantai dua rumah mereka. Meja besar penuh sketsa terbuka lebar, kain-kain berpola tergantung rapi di rak, dan laptopnya menyala menampilkan desain yang belum selesai. Seharusnya ia bisa fokus penuh. Biasanya, ia bisa menyelesaikan tiga sketch hanya dalam satu jam.

Hari ini? Trista sudah duduk 45 menit, dan garis yang ia gambar masih miring ke mana-mana.

"Astaga, fokus, Tris…” gumamnya. Namun setiap kali ia mencoba fokus, otaknya justru memutar adegan yang ia benci karena samar tapi bikin kepalanya panas.

Kilatan Andra mendekat. Suara napas seseorang yang terlalu dekat. Tangan yang memegang pinggangnya, Trista berusaha menghapus ingatan itu, tapi makin dia mencoba, makin seperti cat air yang melebar.

“Ini menyebalkan,” desisnya.

Ponselnya berbunyi. Nama Regan muncul di layar. Regan ❤️ calling…

Trista reflex meletakkan ponsel menghadap ke bawah. “Tidak sekarang. Serius, bukan sekarang,” gumamnya panik.

Biasanya dia selalu angkat dalam dua dering. Hari ini, dering kelima pun ia biarkan hilang. Ia tahu Regan tidak akan curiga, hubungan mereka memang akhir-akhir ini agak renggang. Tapi tetap saja, Trista merasa bersalah. Meskipun dirinya tahu kejadian itu tidak sengaja. Ia menatap layar laptop, lalu membuka aplikasi design-nya. Tiba-tiba dia mencoret layar tablet digital kuat-kuat, lalu menyumpahi dirinya sendiri.

“Kenapa yang kulihat malah… dia?”

Di lantai bawah, Andra duduk di ruang kerjanya. Laptop terbuka dengan belasan file laporan keuangan. Biasanya ia membaca data secepat burung elang melihat mangsa. Tapi pagi ini, grafik batang dan angka-angka itu tidak karuan di matanya. Bahkan ia mengetik email untuk meeting, tapi...

“Kepada: Ajeng Sayang.”

Andra langsung menutup laptop dengan keras.

“YA AMPUN.” Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan. “Kenapa aku ngetik begitu?!”

Ia menghela napas. Ajeng sudah chat berkali-kali sejak pagi.

Ajeng: Pagi, sayang.

Ajeng: Kamu udah bangun?

Ajeng: Kamu kok slow respon… kamu sibuk?

Ajeng: Andra?

Andra menggigit bibir. Ia benar-benar tidak sanggup membalas. Bukan karena ia tidak mau, tapi karena setiap kali mencoba mengetik, pikirannya justru melayang ke arah seseorang yang tidak seharusnya dirinya pikirkan. Ia mencoba mengalihkan pikiran dengan bekerja.

“Focus, Andra. Cuma kesalahan. Cuma alkohol,” gumamnya. Tapi kilatan samar itu muncul lagi. Genggaman hangat. Suara seseorang mendesah pelan, Andra langsung memukul pipinya sendiri pelan.

“TIDAK. Stop. Lupakan. Hapus memori. Reset otak,” katanya, seperti menyemangati diri sendiri.

Ponselnya berbunyi lagi. Ajeng menelepon. Andra melihat namanya sebentar, lalu meletakkan ponsel.

“…Maaf, Jeng, kali ini aku nggak bisa,” gumamnya pelan.

Menjelang siang, Trista turun ke dapur untuk membuat teh. Ia mengira Andra masih fokus di ruang kerja. Namun saat ia menuruni tangga, ia melihat Andra sedang berdiri di depan mesin kopi sambil memijit pelipis.

Keduanya saling melirik sepersekian detik, dan langsung mengalihkan pandangan, seperti dua orang yang baru saja melakukan kejahatan besar.

“Teh?” tanya Trista datar.

“Kopi,” jawab Andra singkat.

“Ya udah.”

Trista menuang air panas. Andra berdiri tak jauh di belakangnya, menjaga jarak aman seperti garis polisi. Tapi entah kenapa, meski jaraknya lumayan, Trista merasa Andra terlalu dekat. Dia berusaha menghirup teh dengan santai. Namun tangannya sedikit gemetar.

Andra mencoba mengambil sendok di laci, namun tangannya ikut gemetar dan sendok-sedok itu berdering ribut. Keduanya refleks menegang.

“Hand tremor ya?” tanya Trista tanpa menoleh.

“Aku sehat,” balas Andra cepat.

“Bagus.”

Trista lalu berjalan ke arah tangga, hendak kembali ke ruang kerjanya. Namun Andra menoleh sekilas, dan ia menelan ludah karena tanpa sadar memikirkan memori samar itu lagi.

Trista berhenti sejenak. Ia merapikan rambutnya, mencoba menghapus wajah gugup. “Kerja yang benar,” katanya.

“Kamu juga,” balas Andra.

Keduanya berpisah seperti dua mata-mata yang tidak ingin ketahuan sedang membawa rahasia negara.

Satu jam kemudian, Trista keluar dari kamar mandi lantai dua, setelah mandi cepat untuk menyegarkan kepala. Rambutnya basah, kulitnya lembap, dan ia hanya memakai handuk yang diikat di dada.

'Tidak ada siapa-siapa di lantai dua', pikirnya. Ia berjalan ke kamar, tapi sialnya, di saat yang sama, Andra baru naik tangga. Keduanya bertemu tepat di ujung lorong.

Trista terkejut. Andra juga. Keduanya membeku seperti dua patung lilin.

Andra berkedip cepat. “Aku… eh, ma—”

Lalu Trista refleks memegang handuk, dan itu justru membuat ikatan handuknya longgar.

“Tunggu! Jangan!” seru Trista.

Namun tragisnya, Andra yang kaget malah maju setengah langkah. Angin dari gerakan itu cukup untuk membuat handuknya jatuh ke lantai.

Trista membeku. Andra membeku lebih keras lagi. Akan tetapi Andra langsung menutup mata dua tangan.

“AKU NGGAK LIAT! AKU NGGAK LIAT! AKU NGGAK LIAT!”

Trista pun panik luar biasa. “JANGAN BUKA MATA!” teriaknya histeris sambil memungut handuk.

“Aku udah merem! Demi Tuhan!” Andra memalingkan wajah ke dinding, sampai hampir menabrak pot tanaman.

Butuh lima detik sampai Trista berhasil mengikat kembali handuknya dengan aman. “Oke,” katanya terengah. “Udah.”

Andra membuka mata perlahan, memastikan semuanya aman. Ia masih merah seperti kepiting rebus. “Aku sumpah, tadi aku nggak liat apa-apa. Cuma bayangan putih doang.”

“Kamu bohong?” tanya Trista masih panik.

“Demi perusahaan keluarga, aku beneran nggak liat!”

Trista menghela napas panjang. “Oke. Lupakan ini.”

“Sudah,” kata Andra cepat. “Sudah kulupakan. Bahkan aku lupa apa yang baru saja terjadi.”

Andra lalu berbalik turun tangga dengan sangat cepat, sampai hampir terpeleset.

Trista menutup wajahnya. “YA TUHAN… kenapa harus begini?!”

Siang itu akhirnya berjalan sedikit lebih normal. Mereka kembali bekerja, tapi masing-masing masih tenggelam dalam pikiran kacau.

Trista tidak menjawab chat Regan. Andra mengabaikan beberapa panggilan Ajeng. Dan meski mereka tidak berbicara lagi, mereka sama-sama tahu. Kejadian malam itu dan kejadian handuk tadi, membuat hati mereka berdetak aneh dengan cara yang tidak mau mereka akui. Mereka masih pasangan kontrak. Masih punya pacar masing-masing. Tapi batas-batas di antara mereka mulai kabur.

1
kalea rizuky
regan tulus bgt lo
Cindy
lanjut
Rommy Wasini Khumaidi
terserah kamu lah thor,aku hanya berharap takdir yang baik untuk mereka.
Tiara Bella
tuh kan langsung ketemu....mafia apa sh gk bisa ditemukan ..Andra sm trista gimana itu nasibnya
Ass Yfa
bener bngt mereka suami istri tapi kayak selingkuh...huh...🤣🤣
Rommy Wasini Khumaidi
mafianya beda,mungkin ini mafia tipe kadal yang bisa dibuayaain🤣
Cindy
lanjut
Tiara Bella
nikmatin dl aja bulan madu kalian....masalah mah tunggu nanti
Cindy
lanjut
Tiara Bella
skrng senang² dl gk tw entar
Cindy
lanjut
Tiara Bella
aduh Andra santai bngt gk tw apa yg dihadapi itu mafia.....
Vike Kusumaningrum 💜
Nginap aja, biar Regan kalang kabut 🤭
Rommy Wasini Khumaidi
nggak nginep aja nih dirumah orang tua biar gk kucing²an lagi
Rommy Wasini Khumaidi
lebih pintar malingnya dong,malingnya halal untuk menyentuh dan disentuh😁
Cindy
lanjut
Tiara Bella
makan malam yg hangat dan kekeluargaan ...
Kiki Handoyo
Waspada Regan, cepat periksakan ke dokter tentang kebiasaan aneh Trista...😆😅😂🤣
Bisa jadi terkena gangguan transvestisme.
Transvestisme adalah kepuasan yang muncul ketika mengenakan pakaian yang lazim dikenakan oleh lawan jenis.

Penderita transvestisme merasa bergairah ketika mengenakan salah satu atribut pakaian, seperti celana dalam atau memakai satu set pakaian lawan jenisnya.
Agar tidak ketahuan, sebagian pria/wanita yang menderita kelainan ini akan menggunakan pakaian dalam lawan jenisnya di balik pakaian yang digunakan sehari-hari.
Tiara Bella
Regan gk curiga apa ya .....
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!