SANG PENJAGA

...~•Happy Reading•~...

Di tempat lain ; Belvaria dan asistennya baru kembali ke hotel setelah selesai fitting baju untuk persiapan acara pemutaran perdana film Ketika Hati Menyatu yang sudah selesai digarap.

Belvaria sengaja memesan dress dari brand terkenal di Singapura untuk tampil di acara gala dinner dan pemutaran perdana film. Sekaligus berlibur setelah mengalami berbagai persoalan yang hampir menenggelamkan karier dan rasa percaya dirinya.

Ketika masuk ke kamar hotel, Belvaria tidak berkata apa pun kepada asistennya yang sedang memperhatikan dia. Suasana hatinya tidak baik walau sudah selesai shoping dan juga memanjakan diri di salon kecantikan yang terkenal di Singapura.

Potek jadi sedih melihat Belvaria yang berusaha tenang dan bahagia. Padahal dia tahu, Belvaria tidak sedang baik-baik saja setelah bercerai dengan Raymond. Pertengkarannya dengan Devino dan dia jadi jembatan penghubung.

Ketika melihat Belvaria langsung berbaring, Potek duduk di sudut kamar hotel dan mengingat kejadian terakhir di Malang sebelum selesai syuting film.

...Belvaria uring-uringan mengetahui nomor telponnya diblokir oleh Devino. Sehingga Belvaria bicara dengannya....

..."Poket temui Devin. Tanya mengapa dia blokir nomor telponku." Belvaria tidak bisa menyembunyikan rasa kesalnya, mengetahui Devino terus mengabaikan dia setelah peristiwa yang terjadi di Bandung....

..."Devin blokir nomormu? Ada apa?" Poket terkejut mendengar yang dikatakan Belvaria. Suatu hal yang tidak mungkin dilakukan Devino, mengingat Devino sangat tergila-gila pada Belvaria....

..."Kau tidak dengar yang aku bilang? Pergi tanyaaa... Kalau tahu, aku tidak bilang kau pergi cari tahu alasannya." Belvaria jadi emosi mendengar pertanyaan asistennya. Suasana hatinya yang tidak kondusif mengakibatkan emosinya cepat tersulut....

..."Baiklah. Aku akan cari waktu yang tepat dan hindari manager Devin untuk bertanya. Ada lagi yang mau dibilang? Biar sekali jalan." Asisten Belvaria yakin, komunikasi Devino dan Belvaria sudah tidak mulus. Jadi dia tidak ingin terus menerus jadi jembatan, hingga dicurigai dan viral di akun gosip....

..."Oh, iya. Bilang juga, aku sudah divorce. Jadi tidak usah khawatir." Ucapan Belvaria terdengar biasa saja, tapi tidak bagi Poket. Dia seperti kena aliran listrik tekanan tinggi, saat mendengar Belvaria sudah bercerai...

..."Kau sudah divorce? Kapan?" Poket tidak jadi meninggalkan Belvaria. Dia duduk di dekatnya dan bertanya serius....

..."Sebelum kau datang jemput di Bandung?" Jawab Belvaria enggan. Karena emosinya meningkat ingat kejadian didatangi oleh dua orang polisi....

...Apa yang dikatakan Belvaria menyentil saraf-saraf halus dalam kepala Poket, hingga bekerja cepat. Dia ingat peristiwa yang terjadi saat menjemput Belvaria. Kondisi fisik dan penampilan Belvaria yang berantakan dan Devino mereject panggilan telponnya....

...'Apa Pak Ray menangkap basah mereka sedang berdua?' Poket bertanya sendiri, karena sekarang sedang melihat perubahan sikap Devino terhadap Belvaria....

...'Apa perubahan sikap Devino ini, berkaitkan dengan peristiwa di Bandung?' Poket jadi curiga dan melihat Belvaria yang sedang diam sambil melihat kuku....

...Poket berdiri tanpa berkata apa pun kepada Belvaria. Dia fokus mencari kesempatan, agar bisa bicara dengan Devino. Rasa penasaran bergelayut kuat dan tidak bisa lepas dari hatinya....

...Ketika ada kesempatan, Poket mendekati Devino seakan tidak sengaja. "Devin, waktu itu aku telpon, tapi direject, sorry kalau aku ganggu." Poket memancing percakapan....

..."Aku yang sorry. Kondisi lagi kacau, jadi ngga bisa terima telpon." Devino coba menjelaskan, karena tidak enak kepada Poket....

..."Ngga pa'pa. Ini Belva ingin tahu, mengapa nomornya diblokir?" Poket langsung pada tujuannya....

..."Jennie sudah tahu. Aku sedang pusing, anakku sakit dan dibawa Jennie. Bilang Belva, tolong menjauh, RTku diambang kehancuran." Ucap Devino serius....

..."Apa kau tahu, Belva sudah divorce?"...

..."Benarkah? Sorry, aku punya anak yang tidak bisa dibelah dua. Mohon pengertiannya." Devino hanya terkejut sekilas, tapi dia makin was-was ingat Raymond....

..."Kita selesaikan syuting ini dulu. Jangan sampai hancur. Aku perlu berpikir. Bilang dia fokus selesaikan syuting. Jennie sedang mengawasi." Ucap Devino serius. Dia berharap Belvaria mengerti dan tidak menuntut sesuatu yang bisa menghancurkan kariernya....

..."Baiklah. Aku akan bilang ke dia. Semoga dia tidak keras kepala dan menuntut apa yang pernah kau janji padanya." Poket mengingatkan Devino atas apa yang pernah dijanjikan kepada Belvaria....

...Poket kembali ke Belvaria. "Belva, tahan hati untuk selesaikan syuting. Devin sedang bermasalah dengan Jennie. Anak mereka sedang sakit..." poket menjelaskan yang dikatakan Devin....

..."Bukan dia sedang cari alasan?" Belvaria tidak percaya begitu saja dengan yang dikatakan Devino....

..."Alasan anak atau tidak, mereka di ambang perceraian dan anak mereka tidak bisa dibelah jadi dua. Jadi jangan samakan kondisinya denganmu." Poket berkata serius....

...Belvaria makin uring-uringan mengetahui Devino tidak membela dia. Malah akan melepaskan dia begitu saja tanpa berbicara dengannya....

..."Demi kebaikan banyak orang, turunkan egomu. Bukannya kau bilang banyak yang mengejarmu? Pergunakan itu sebagai sarana mengalihkan perhatianmu dari Devino."...

..."Kau bicara gampang. Aku yang jalani, bisa meledak." Bentak Belvaria....

..."Ya, memang aku cuma bisa bicara. Kau yang jalani sendiri, jadi yang rasakan manis, pahit, ribet, ruwet hanya kau." Belvaria mendelik dengar ucapan Poket....

..."Aku ingatkan juga, Devin bilang, Jennie sedang mengawasi. Jadi hati-hati. Jangan sampai kejadian tempo hari di lobby salon terulang."...

Mengingat peristiwa itu, Poket menarik nafas panjang. Karena sejak itu, Devino benar-benar menjaga jarak dengan Belvaria. Sehingga semua orang bingung dengan interaksi mereka yang tiba-tiba seperti musim dingin di antartika.

Ketika melihat Belvaria bangun duduk di atas tempat tidur, Poket mendekat. "Belva, kau tidak pernah bertemu Pak Ray lagi sejak pisah?"

"Tidak. Ada apa?" Belvaria melihat Poket dengan heran, karena tiba-tiba menanyakan Raymond.

"Kau tahu beliau konsultan di rumah mode VR?" Poket balik bertanya.

"Tahu. Ada apa dengan itu?"

"Perceraian kalian sudah dirilis?"

"Mungkin pengacara Raymond sudah rilis. Ada apa?"

"Ya, kalau sudah diketahui, pemilik rumah mode VR, dia bisa bebas merdeka....(Secara masih jadi suami saja mau dijerat. Apa lagi sudah bebas)." Poket meneruskan dalam hati.

"Ray, tidak mudah jatuh cinta." Belvaria meyakinkan Poket, karena kenal Raymond.

"Ya, mungkin belum ketemu yang pas dan cocok saja." Poket berbicara sambil lalu, tapi Belvaria jadi emosi.

"Oh, iya. Aku mau tanya, kau ingat nama Mr. Franklin yang kau tanyakan dulu." Poket mengalihkan, agar Belvaria tidak marah.

"Ada apa dengan beliau?"

"Menurut para model senior, beliau sudah melebarkan sayap usahanya. Bukan hanya pemilik agency, tapi sekarang pemegang lisensi beberapa brand ternama di Eropa, Asia dan Australia."

"Benarkah?"

"Itu yang aku dengar. Tapi tidak ada model senior yang bilang Pak Ray sudah turun gunung." Poket meneruskan.

Belvaria jadi berpikir dan ingat sikap Mr. Franklin kepada Raymond saat mereka masih di Agency. Mr. Franklin sangat sayang Raymond. 'Apakah Mr. Franklin berhasil membujuk Raymond?' Belvaria membatin sambil melihat Poket.

...~_~...

...~▪︎○♡○▪︎~...