NovelToon NovelToon
Belenggu Terindah

Belenggu Terindah

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Beda Usia / Dijodohkan Orang Tua / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Cintamanis
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: wasabitjcc

Ilya Perry-Ivanova menikahi Nicholas Duncan hanya untuk satu tujuan: melarikan diri dari sangkar emas neneknya yang posesif.

Tapi Nicholas Duncan, sang pecinta kebebasan sejati, membenci setiap detik dari pernikahan itu.
Tujuannya Nick hanya satu: melepaskan diri dari belenggu pernikahannya, yang mana berarti Ilya. Istrinya yang paling indah dan jelita.

Ketika satu pihak berlari ke dalam ikatan itu, dan pihak lain mati-matian berlari keluar, mampukah mereka selamat dari perang rumah tangga yang mereka ciptakan sendiri?

×wasabitjcc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wasabitjcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Malam Pertama

Lilin-lilin di altar memancarkan cahaya selembut senja, berpendar dengan warna hangat yang indah dan menenangkan jiwa—membuat nuansa di dalam aula besar itu terasa khusyuk dan sakral. Terasa begitu serius untuk sebuah ikrar palsu. Terlalu menegangkan untuk sebuah tipuan.

Sedikitnya, ketika Ilya mengucapkan janji-janjinya di depan saksi tuhan, Ilya merasa tertekan. Ada perasaan bersalah dan ketakutan melingkupi hatinya. Ilya takut pada sangsi tak kasat mata dari sang maha kuasa akan jatuh pada gadis cilik penipu sepertinya.

Ilya berdiri kaku, kepolosan menguar dari dirinya seperti kabut tipis.

Ketika Nick membungkuk untuk menciumnya, Ilya memang memejamkan mata seperti siap menyambut bibir pria itu di bibirnya. Namun, di dalam hatinya, Ilya diselimuti kebingungan murni. Ilya sama sekali tidak mengerti harus seperti apa ia bereaksi. Ciuman sendiri adalah sesuatu yang sering ia baca di buku, disaksikannya lewat kemesraan orang tuanya, tidak pernah terjadi menimpanya langsung.

Apakah akan ada ledakan kembang api di kepalanya ketika bibir Nick menyentuh bibirnya? Apakah ada musik-musik romantis? Atau akankah bumi terjeda?

Ilya menunggu dengan antisipasi, tapi yang terjadi hanyalah sentuhan bibir dingin bertemu kulit. Reaksi awal Ilya adalah terkejut. Untuk sepersekian detik, ia lupa bagaimana bernapas, tubuhnya menegang dalam keheningan yang canggung. Namun, setelah itu tidak terasa apa-apa, tidak ada kembang api atau bumi yang terhenti.

Ketika ia membuka mata, yang ia temukan adalah tatapan dingin Nick padanya. Tatapan yang hampa akan cinta.

'Benar juga, ya. Kami kan menikah tanpa cinta, mustahil aku akan merasakan apa yang dirasakan para pemeran utama di novel romance,' Ilya membatin sambil tersenyum miris pada dirinya sendiri. Kemirisan itu pula tak bertahan lama, tergantikan oleh kekesalannya pada Nick yang begitu tidak kompeten sebagai pria.

'Berciuman, apanya? Barusan itu cuma dua bibir yang saling bersentuhan. Itu bukan ciuman. Aku menolak menganggap sentuhan itu sebagai ciuman. Suatu hari nanti, aku pasti akan menemukan ciuman sejatiku. Ciuman yang nyata, bukan cuma gesekan ringan tak bermakna seperti barusan. Rasanya seperti mencium setrika yang mati. Dingin, datar, tak berperasaan. Nick benar-benar tidak berperasaan!'

...----------------...

Pintu kamar suite hotel tertutup di belakang mereka, seperti tembok yang memisahkan Nick dan Ilya dari riuh rendah perayaan yang baru saja usai. Aroma parfum mahal dan bunga-bunga kini digantikan oleh ketegangan yang dingin dan mendominasi.

Ilya berdiri di tengah ruangan mewah itu, gaun pengantin putihnya terasa lebih berat dari sebelumnya, ditambah oleh beban kecanggungan. Rasa takut dan gugup menyelimuti Ilya—bukan hanya takut pada malam yang akan datang, tetapi juga takut pada pria yang berbagi ruangan dengannya.

'Gawat, apa kami akan melakukan itu? Apa aku dan Nick akan..., oh, Tuhan? Bagaimana ini?'

Berbeda dari Ilya yang membatin gelisah, Nick sama sekali tidak menyadari gejolak emosi istrinya, atau lebih tepatnya, tidak peduli?

Jas tuxedo formalnya ia lepaskan dan lemparkan ke sofa dengan asal-asalan, dasi kupu-kupu hitamnya menyusul kemudian. Dengan gumaman lelah yang hampir tak terdengar, Nick berjalan ke ranjang  king-size yang terhias oleh kelopak mawar. Nick mengangkat selimut dan menyibak kelopak mawar itu ke lantai dan setelahnya, ia segera merebahkan diri. 

Kelelahan yang Nick rasakan setelah seharian penuh meladeni tamu, beramah-tamah dengan senyum palsu, telah mengambil alih tubuhnya. Dalam waktu singkatnya berbaring, napas Nick sudah teratur, hampir tertidur.

Ilya menatap aksi Nick dan menggeleng-gelengkan kepala. Pria itu tidak ada harapan.

Ilya memutuskan melepaskan gaunnya yang rumit sendirian di depan cermin. Namun, mengingat ia dibantu oleh lebih dua orang saat berpakaian, ilya tidak bisa melepaskan gaun itu sendirian. Ilya berbalik, menatap punggung Nick yang diam tak bergerak.

Dengan suara yang hampir berbisik, memecah keheningan, Ilya membangunkan pria itu, "Nick? Bangun..., bantu aku melepaskan gaunku."

Tidak ada jawaban.

"Nicky Nick, aku akan mencekik kamu kalau kamu tidak membantuku."

Nick mendengus pelan, matanya tetap tertutup. Ilya terus menatapnya. Peka terhadap pelototan perempuan itu, Nick akhirnya membuka mata, ia menghela napas penuh kekesalan dan bangkit dengan gerakan enggan.

Nick berjalan menghampiri Ilya, tanpa menatap wajahnya, hanya fokus pada tugas yang diminta. Jari-jarinya yang besar dan hangat menyentuh punggung Ilya yang polos saat ia mencari pengait dan resleting yang tersembunyi ditimbunan brukat dan pita.

"Pelan-pelan, jangan sampai robek. Aku mau gaunku masih bisa dipakai anak-anak kita."

"Ya, teruslah bermimpi." Nick menimpali ketus.

Saat Nick menemukan resleting gaun itu, ia dengan kasar menarik resletingnya ke bawah—suaranya terdengar memanjang dan keras. Kain sutera tebal itu pun mulai melonggar, memperlihatkan sedikit kulit bahu Ilya yang polos.

Tanpa sengaja, pandangan Nick terjatuh kepada kulit pucat Ilya. Ia melihat bahu mulus itu, tulang selangka yang halus, dan helai rambut hitam yang terangkat, memperlihatkan lekuk lehernya yang ramping.

Nick meneguk saliva.

Kendati lelah menguasai tubuhnya dan kekesalan menguasai benaknya, Nick tidak bisa menyangkal bahwa di dalam posisi itu, ketika ia berjarak sedekat itu dengan Ilya dan mampu mencium aroma bunga yang menguar dari tubuh rampingnya, gadis itu sangat menggugah gairahnya. Ilya memang sangat cantik, terlalu cantik, dinding pertahanannya hampir roboh.

Andai saja ia tidak memiliki kecemasannya sendiri, prinsipnya, dan tekadnya, Nick mungkin akan dengan mudah luluh di dalam keindahan Ilya. Nick mungkin akan dengan mudahnya tenggelam dalam nafsu dan memuja tubuh perempuan itu.

'Jangan, Nick.' sugesti benaknya, masih waras.

Nick segera menepis pikiran kotor yang mengisi benaknya. Ia menyelesaikan tugasnya dengan cepat, dan kembali ke ranjang tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Ilya. Nick membalikkan badan, memunggungi Ilya, dan kembali berusaha tenggelam dalam tidur yang sangat ia butuhkan.

Ilya ditinggal berdiri sendirian, memeluk gaun yang kini telah terbuka.

...----------------...

1
carlos cupu
Jangan berhenti menulis, kami butuh cerita seru seperti ini 😍
Cute/Mm
Cerita yang mencairkan hati, romantis abis!
kozumei
Meresap dalam hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!