NovelToon NovelToon
Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Cinta Seorang Penyanyi Klub Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / CEO / Duniahiburan / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:617
Nilai: 5
Nama Author: Elis Hasibuan

Julia Hart, seorang wanita 28 tahun terpaksa bekerja menjadi penyanyi di sebuah klub malam. Demi menghidupi ibunya yang sakit - sakitan. Serta harus menyekolahkan dua orang adiknya yang masih sekolah.

Setidaknya semua berjalan normal. Julia berusaha menjalani harinya dengan baik. Ia juga mengabaikan tatapan sinis penuh penilaian buruk, dari setiap orang yang menghujat pekerjaannya sebagai penyanyi klub malam.

Tapi kehadiran seorang lelaki berwajah malaikat nan polos, berhasil memasuki hidupnya. Namun sayang, Julia tertipu oleh lelaki yang ternyata seorang playboy dan suka mempermainkan hati wanita.

Mampukah Julia mempertahankan cintanya untuk lelaki itu?

Apakah lelaki itu memiliki perasaan yang sama, atau hanya ingin mempermainkan dan mencampakkannya seperti wanita murahan?

Ataukah memang takdir akan berpihak pada Julia dengan mendapatkan kebahagiaannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elis Hasibuan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kepergian

"Kamu sudah siap?"

 Sera menghampiri Julia, yang melangkah memasuki halaman depan rumah itu, dan menyeret sebuah koper besar miliknya.

"Iya. Aku sudah siap." Julia juga menunjuk dua buah koper miliknya, yang sudah tersusun rapi di teras rumah itu.

" Ingat pesan mama Julia. Kamu harus hati-hati berada di sana. Begitu juga kamu Sera." Siena yang baru saja keluar dari pintu masuk rumah itu, bersuara dan memperingati kedua wanita yang akan beranjak ke kota besar.

"Tentu saja Kak." Sera mengangguk dan menjawab dengan pasti.

"Aku pasti akan menjaga diri. Dan menjaga keponakanku ini dengan baik." Sera merangkul pundak Julia dan tersenyum dengan menaik turunkan alisnya.

Julia yang melihat sikap Sera hanya bisa mendengus dan berdecak.

"Kalian berdua harus bisa menghindari laki-laki yang mencoba berniat buruk, ataupun mengajak kalian ke suatu tempat." Siena kembali memperingatkan.

Memperhatikan kedua wanita yang berusia lebih muda darinya tersebut, yang akan pergi sebentar lagi.

"Tenang saja kak. Tidak akan terjadi hal buruk kepada kami."

Sera melepaskan rangkulannya dari pundak Julia dan menghampiri kakaknya Siena. Ia memeluk lengan sang kakak.

"Tempat tinggal kami, bahkan semua fasilitas serta kenyamanan kami, sudah dijamin oleh atasan Julia. Kami hanya perlu fokus untuk acara Julia, dan menikmati waktu di sana." Sera meyakinkan.

 Siena hanya bisa menghela napas melihat kepercayaan diri sang adik. Ia tahu, tidak akan bisa mengatakan apapun lagi melihat Sera yang terus-menerus berbicara dengan begitu yakin.

"Ini beberapa kue untuk cemilan kalian selama dalam perjalanan." Siena mengulurkan sebuah kantong berisi beberapa kue, yang baru saja ia buat di dapur.

"Terima kasih mama. Aku pasti akan menghabiskannya selama perjalanan." Julia menerima kantong itu dan tersenyum kepada mamanya.

" Apakah jemputan sudah tiba Kak?" Jeni yang juga menghampiri bagian teras rumah, beserta Jena bersuara.

Kedua saudara kembar itu menghampiri Julia dan memeluknya secara bergantian.

"Sudah. Itu mobilnya."

Julia menunjuk sebuah mobil sedan yang cukup mewah, telah berhenti di depan pagar rumah itu. Ia juga bisa melihat salah satu anak buah Xander yang ia kenal, dan sudah sering mengawalnya selama bekerja pada lelaki itu.

" Rasanya sedikit sedih karena akan ditinggalkan dalam waktu yang cukup lama." Jeni bergumam dan menatap Julia dengan sorot cemberut.

"Kakak pergi hanya 3 minggu Jeni. Dan setelah itu pasti akan langsung kembali." Julia menjawab perlahan, melihat tingkah adiknya yang menurutnya cukup manja.

"Seperti anak kecil saja." Jena mencibir sikap Jeni yang cukup berlebihan menurutnya.

" Kak Julia pergi bekerja. Dan setelah 3 minggu, ia akan kembali ke kota ini! Tidak ada yang perlu disedihkan seperti itu!" Dengan pedas Jena menjawab, hingga membuat Jeni semakin cemberut dan bahkan mulai mengejeknya.

"Sudahlah. Kalian berdua jangan bertengkar." Julia melerai kedua adik kembarnya.

" Ingat pesan kakak. Kalian berdua harus bisa menjaga Mama selama kakak berada di luar kota." Melirik kedua adiknya bergantian, ia berbicara dengan sorot yang begitu serius.

"Iya Kak. Kami pasti akan menjaganya." Jeni meyakinkan sang kakak.

" Kakak berharap, kalian juga bisa memperingatkan Mama, agar tidak terlalu lelah untuk membuat kue. Jeni harus lebih fokus untuk membantu Mama membuat kue. Dan Jena, kamu harus mengantarkannya ke bakery tempat langganan kita. Agar Mama tidak terlalu lelah bolak-balik ke bakery tersebut."

Nasehat yang diberikan oleh Julia tentu saja membuat keduanya mengangguk.

"Kak Julia tenang saja. Kami akan memastikan, agar Mama tidak terlalu lelah bekerja. Dan ia juga akan meminum obatnya tepat waktu."

Jawaban dari Jeni membuat Julia merasa lebih tenang. Sekali lagi ia memeluk kedua adiknya itu bergantian. Sebelum beralih memeluk mamanya dengan lebih erat.

" Mama Ingat pesan Julia ya? Jangan terlalu capek membuat kue, harus bisa beristirahat cukup banyak. Julia sedang jauh berada di luar kota. Jadi Julia harap mama bisa menjaga diri, agar Julia merasa tenang untuk bekerja di sana."

Ucapan dari Julia membuat Siena mengangguk. Ia tersenyum menatap putrinya itu.

" Mama tahu. Mama akan mengingat semua pesanmu." Ia menangkup pipi Julia dan menepuknya dengan perlahan.

"Kamu juga harus mengingat semua pesan mama. Dan jaga diri kamu selama berada di sana."

"Tentu Mama."

Jawaban dari Julia disertai dengan sebuah ciuman yang ia layang akan di pipi mamanya. Itu adalah ucapan terakhir yang keluar dari mulutnya.

Julia meraih koper miliknya dan mulai menurunkan koper itu dari teras. Dengan dibantu Jena, ia menyeret kopernya keluar dari area rumah.

 Julia berbalik dan melambaikan tangannya kepada sang mama.

Sera sudah terlebih dahulu berpamitan pada Siena. Ia bahkan sudah melangkah dan duduk di dalam mobil, setelah kopernya dimasukkan ke bagasi, oleh salah satu anak buah Xander.

 Julia menyerahkan kopernya kepada anak buah Xander dan menatap Jena yang terlihat memandanginya dengan penuh selidik.

"Ada apa Jena?" Julia bergumam dan mencoba bersikap lebih santai, agar mama dan Jeni yang ada di teras rumah memperhatikan ia tidak curiga.

" Kak Julia harus berhati-hati selama berada di sana. Jika terjadi hal buruk, atau seseorang yang berniat jahat. Ingat untuk menghubungiku dengan cepat." Jena bersuara.

Tidak menyangka akan mendapatkan perkataan seperti itu dari Jena. Julia tersentak untuk beberapa saat. Namun kemudian seulas senyuman lebar dengan sorot wajah yang lebih hangat, menyambut perkataan itu.

Julia mengelus puncak kepala Jena. Mengerti akan kegelisahan sang adik.

Wajah Jena memang lebih mirip dengan mamanya. Tapi sifat dan kepribadiannya, selalu mencerminkan sifat kepribadian almarhum Papanya. Dan itu membuat Julia merasa sangat dekat dengan Jena.

"Kakak sangat senang karena dikhawatirkan begitu besar olehmu." Ia kembali bersuara.

Terlihat mata Jena mulai berkaca-kaca mendengar jawaban itu. Sejak tadi ia berusaha tegar dan tidak terlihat sedih seperti Jeni.

Namun ketika waktu keberangkatan Julia telah berada di depan matanya seperti ini. Ia tidak bisa menahan rasa sedihnya.

" Kakak berjanji. Jika ada hal buruk yang terjadi, kakak pasti akan mengabarimu nanti." Julia menenangkan.

"Kak Julia harus berjanji untuk rajin mengirimkan kabar padaku." Dengan cepat Jena memeluk Julia sekali lagi, merasa enggan untuk melepaskan kakaknya tersebut.

"Tentu saja. Kakak pasti akan mengabari kalian setiap hari. Mama, kamu, dan Jeni juga." Dengan lembut Julia membalas pelukan itu. Mengelus belakang tubuh sang adik dan menenangkan Jena, agar tidak menangis.

"Jangan menangis seperti ini. Jika Jeni melihatnya, ia pasti akan mengejekmu habis-habisan."

Ucapan dari Julia membuat Jena berdecak. Namun ia dengan cepat mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Menatap kakaknya dengan sedikit lirikan tajam, dan sukses menerbitkan kekehan kecil dari Julia.

" Kakak percayakan mama dan Jeni kepadamu Jena. Karena kakak tahu kamu pasti lebih bisa menjaga mereka, selama kakak tidak ada di sini."

Julia sekali lagi menepuk pipi Jena secara perlahan, sebelum berbalik memasuki mobil. Ia menurunkan kaca mobil begitu duduk di dalamnya. Melambaikan tangan kepada Jena dan juga Jeni, beserta mamanya, yang masih berada di teras rumah.

Ia tersenyum dan melemparkan kiss bye untuk ketiganya, begitu mobil mulai melaju meninggalkan rumah itu.

Untuk sementara, ia akan berpisah dari keluarganya, oleh tuntutan sebuah pekerjaan. Setelah ia kembali dari pekerjaan ini, Julia berharap jika mereka berempat akan memiliki kehidupan yang lebih baik lagi.

.......................

1
partini
kamu kan terkejut Matt si obral Otonng😂😂😂😂😂
Elis Hasibuan: 🫢🫢🫢🫢🫢
total 1 replies
partini
tenang kek Casanova mau gonta ganti seribu wanita ga bakal kena penyakit ,,nanti dapat pawang yg ori masih segel ga gila harta pokok lovely doply
Alyanceyoumee: Assalamualaikum.
Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
partini
Hana
partini
sinopsisnya mengsedihhhh dan terluka hemmmm banyak bawang ini
jadi strong woman Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!