NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Mencintainya

Ternyata Aku Mencintainya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: iqueena

Seorang pria tampan yang tidak sengaja bertemu dengan wanita cantik namun jutek , pertemuan pertama mereka membuat si pria sangat penasaran ,sampai pada akhirnya mereka jadi sering bertemu karna sesuatu,kira kira apa yah alasan mereka sering bertemu,dan apa yang terjadi diantara mereka?
yuk ikuti ceritanya ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iqueena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16 Ternyata Aku Mencintainya

Kelvin merebahkan tubuhnya di atas kasur, lalu melirik layar ponsel yang menunjukkan pukul 23.45. Ia menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuhnya, menghela napas pelan, dan perlahan memejamkan mata.

Namun tepat pukul 02.00 dini hari, ponselnya yang tergeletak di samping bantal bergetar pelan. Masih dalam keadaan setengah sadar, tangan Kelvin meraba-raba permukaan kasur, mencari sumber getaran itu dengan mata yang masih terpejam.

Begitu berhasil meraih ponselnya, ia tanpa melihat layar langsung menekan tombol untuk membungkamnya. Setelah itu, ia kembali menarik selimut ke arah kakinya, memeluk guling, dan melanjutkan tidurnya tanpa sedikit pun rasa curiga.

Sementara itu ditempat lain

Di tengah dinginnya malam, suara sirine ambulans memecah keheningan di depan rumah Wilona. Lampu merah yang berputar menerangi pekatnya malam, sementara petugas medis bergegas menurunkan tandu dari dalam mobil.

Wilona tampak terbaring lemas di atas tandu, wajahnya pucat dan napasnya tersengal, seolah berjuang menahan rasa sakit yang menusuk.

Di belakangnya, Mira berlari panik sambil membawa tas berisi berkas-berkas penting untuk keperluan administrasi rumah sakit, wajahnya diliputi cemas dan mata nyaris berkaca-kaca.

Mira berkali-kali mencoba menghubungi Kelvin, namun tak kunjung mendapat jawaban. Wajahnya mulai dipenuhi rasa cemas dan kesal. Ia menatap layar ponsel Wilona dengan napas tak beraturan, lalu menggerutu pelan,

"Ck ... kenapa sih gak diangkat juga" ucap Mira, matanya masih terpaku pada nama Kelvin yang terus-terusan berdering di layar.

Satu jam berlalu. Tepat pukul 03.10, Kelvin terbangun karena merasa haus. Dengan langkah malas, ia turun ke dapur dan menuang segelas air putih. Setelah meneguknya, ia kembali ke kamar sambil menguap kecil.

Sesampainya di kamar, ia duduk di tepi ranjang dan mengambil ponsel yang tergeletak di atas kasur. Begitu layar menyala, pandangannya langsung tertuju pada deretan notifikasi belasan panggilan tak terjawab dari Wilona.

Kelvin sontak berdiri, tubuhnya tegang, jantungnya berdegup cepat. Perasaan tak enak mulai mengusik pikirannya.

Tanpa pikir panjang, ia segera menelpon kembali Wilona. Namun tidak ada jawaban. Ia menunggu, mencoba lagi, tapi hasilnya sama.

Dengan panik, ia membuka aplikasi pesan. Matanya yang semula masih mengantuk, kini membelalak begitu membaca salah satu pesan bukan dari Wilona, melainkan dari teman Wilona. Pesan itu membuat seluruh tubuhnya seolah disambar petir.

02.30 📩

“Kelvin, Wilona sekarang dalam perjalanan ke rumah sakit. Penyakitnya kambuh. Tolong segera ke Rumah Sakit Graha Medika.”

Isi pesan itu terpampang jelas di layar ponselnya.

Tanpa pikir panjang, Kelvin langsung menyambar jaket dan mengambil kunci mobil yang tergantung di samping pintu kamarnya. Ia turun tergesa-gesa, membuka garasi, dan melajukan mobilnya di tengah malam yang sunyi.

Mobil melaju kencang menembus kesepian jalanan kota. Tangannya menggenggam setir erat, namun tetap bergetar. Pikiran buruk terus menghantui.

“Kenapa tadi aku gak angkat teleponnya sih, agh!” geramnya, memukul setir dengan kesal. Penyesalan mulai menyergapnya dari segala arah.

Begitu tiba di rumah sakit, Kelvin memarkirkan mobil sembarangan dan langsung berlari menuju ruang IGD. Di sana, ia melihat Mira duduk gelisah di bangku tunggu

Mira sontak berdiri, menatap Kelvin dengan mata lelah, “Kelvin? Kamu Kelvin, kan?”

Kelvin tak menjawab. Nafasnya masih memburu. Ia langsung bertanya cepat, “Wilona di mana?! Gimana keadaannya?!”

Mira mengangguk pelan, berusaha tenang.

“Baru aja dibawa masuk. Kondisinya tadi sempat drop. Sekarang dipindahkan ke ruang observasi, nomor 15, di lorong sebelah sana.”

Kelvin langsung berbalik arah dan berlari tanpa menunggu penjelasan lebih lanjut.

Kelvin berlari menyusuri lorong rumah sakit yang sunyi, napasnya memburu. Begitu tiba di depan salah satu ruangan, langkahnya terhenti.

Dari balik kaca, ia melihat Wilona terbaring lemas di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat, napasnya terlihat berat.

Kelvin perlahan membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Ia menarik kursi, duduk di samping ranjang, lalu menggenggam tangan Wilona yang dingin.

"Maaf, sayang … seharusnya aku orang pertama yang ada di sampingmu saat kamu seperti ini" ucapnya lirih.

Kelvin mencium punggung tangan Wilona berulang kali. Matanya tak lepas dari wajah pucat kekasihnya itu. Kekhawatiran terus menggerogoti dadanya.

Beberapa saat kemudian, Mira datang bersama seorang dokter dan perawat. Kelvin segera berdiri, melepaskan genggaman tangannya dari Wilona.

“Dok, bagimana keadaannya?” tanya Kelvin cepat.

Dokter mengangguk pelan, sambil menatap layar tablet di tangannya.

“Kondisinya stabil, hanya saja ... kami belum bisa memastikan kapan dia akan sadar.”

Kalimat itu terasa seperti silet mengiris dada Kelvin. Ia kembali duduk, memegangi tangan Wilona yang lemah.

Mira melangkah maju.

“Tapi dok, apakah ... dia bisa dengar suara kami?”

“Iya,” jawab dokter sambil tersenyum tipis. “Otaknya masih merespons. Suara-suara yang familiar, apalagi dari orang terdekat, bisa jadi rangsangan yang kuat untuk membangunkannya. Jadi, tetaplah ajak dia bicara.”

Mira mengangguk pelan, dan dokter pun pamit meninggalkan ruangan bersama perawat.

Kelvin menghela napas berat. Ia menyentuh rambut Wilona dengan lembut.

“Sayang … aku di sini, ya. Aku nggak akan ke mana-mana, kamu istirahat, tapi jangan terlalu lama ya"

Air matanya mengalir pelan, tapi cepat ia sapu dengan punggung tangan. Ia berusaha tegar, walau hatinya remuk. Tangannya tak berhenti mengelus rambut Wilona, penuh kasih dan doa.

Mira yang berdiri di dekat tiang infus ikut menatap sedih.

“Vin … dia bakal baik-baik aja. Dia kuat kok. Tapi kamu juga harus kuat, ya?”

Kelvin mengangguk kecil, meski matanya tak lepas dari wajah Wilona. Napasnya tetap berat, dadanya masih sesak.

Ia menyandarkan kepala di sisi ranjang, menggenggam tangan Wilona seerat mungkin, seolah takut kehilangan.

Mira menatap mereka berdua sesaat, lalu berkata.

“Vin, aku pamit dulu ya … aku harus kasih kabar ke kantor soal kondisi Wilona, kemungkinan dia nggak masuk kerja beberapa hari.”

Kelvin bangkit berdiri.

“Iya … makasih banget ya, Mir. Kalau kamu nggak datang ke rumahnya tadi, aku nggak tahu apa yang akan terjadi”

Mira tersenyum kecil, lalu menatap Wilona.

“Dia sahabatku, Vin. Aku ngerasa, aku punya tanggung jawab besar untuk selalu ada saat dia butuh.”

Setelah itu, Mira melangkah keluar, meninggalkan Kelvin bersama Wilona. Ruangan itu kembali hening. Hanya suara mesin monitor jantung yang memecah kesunyian.

Kelvin masih menatap Wilona. Air mata jatuh perlahan dari pelipisnya, membasahi pipinya yang dingin. Ia menggigit bibir bawahnya, menahan isak tangis yang ingin pecah.

“Sayang, aku mohon, kamu denger aku, kan? Aku di sini. Lawan, ya … Aku tahu kamu kuat,” bisiknya, penuh harap.

Ia mengecup lembut tangan Wilona, menatap wajahnya yang masih sama, walau pucat dan tak bergerak.

“Baru beberapa jam yang lalu aku denger suara manja mu, lihat senyum kamu … Sekarang aku harus lihat kamu kayak gini…”

Tiba-tiba ponselnya berdering. Mamahnya menelpon.

Kelvin buru-buru merogoh saku jaketnya dan menjawab.

📞Kelvin

“Halo, Mah…”

📞Mamah

“Kelvin? Kamu ke mana jam segini? Tadi security bilang ke mamah, kamu bawa mobil cepet banget… Kamu ke mana, nak?”

Kelvin menoleh ke arah Wilona dan menjawab pelan,

📞Kelvin

“Aku di rumah sakit, Mah”

📞Mamah

“Ya ampun … rumah sakit? Siapa yang sakit? Kamu sakit, Nak?!”

📞Kelvin

"Bukan aku, Mah … Wilona. Tadi jam dua pagi, penyakitnya kambuh. Untung ada temennya yang langsung bawa dia ke rumah sakit dan hubungin aku"

📞Mamah

“Ya Tuhan… syukurlah dia udah ditangani. Gimana keadaannya sekarang?”

📞Kelvin

“Dia stabil, Mah… Tapi belum sadar. Dokternya juga belum bisa pastiin kapan dia bakal siuman.”

📞Mamah

“Ya udah … kamu temenin dia di sana ya. Besok biar asistenmu yang ngurusin kerjaan kamu. Jaga dia baik-baik. Nanti pagi mamah ke sana. Kirim alamat rumah sakit dan nomor ruangannya ke mamah ya.”

📞Kelvin

“Iya, Mah. Nanti aku kirim”

Setelah menutup telepon, Kelvin kembali menatap Wilona, menghela napas panjang, lalu menunduk dan kembali memeluk tangan kekasihnya yang terbaring diam.

...----------------...

1
IG : @dadan_kusuma89
Aseeek....disimpan nomernya, seneng ya Vin?😁
Deliathis
Ah ga sabar liat kebucinan kelvin lagi. semangat kak jgn gantungkan rasa penasaran ku y 😄
iqueena: Heheh, pantengin terus yah, masih nulis nih 🤭
total 1 replies
Deliathis
takut ah sama mira 😣
Deliathis
Takut baca bab selanjutnya 😭
Deliathis
matamu lama 😏
Deliathis
ah pantes
Deliathis
si buaya ngapain diajak sih😡
iqueena: Sabar-sabar 🤣
total 1 replies
Kutipan Halu
semangat thorr cerita nya bguss
iqueena: Terimakasih sudah mampir kak 🌹
total 1 replies
Dewi Ink
enak jadi willona😅😅
sjulerjn29
kayaknya wilona masih belum move on dari gifa deh
Rezqhi Amalia
aduh, bau bau something nih
Pandandut
jahat si /Sob/
Anyelir
semangat kelvin. semoga hatimu lapang dan tidak gundah gerana
Bulanbintang
Nah kan, nyesel
iqueena: Kelvin nya kelelahan, ternyata Wilona lebih lelah lagi 🥹
total 1 replies
Dewi Payang
Lantes aja mamanya Kelvin gak suka sama Gifa....
Dewi Payang: Aku dari awal dah curiga si pavarnya Kelvin celingkuh kuh....
iqueena: Ternyata ada bakwan di balik batu
total 2 replies
Muffin
Kejar terus vin sampai dapat hihi
IG : @dadan_kusuma89
lampu hijau ini Vin...😁, pas banget
drpiupou
dinner siapa kak kok nungguin/Joyful/
iqueena: Namanya gugup kak, jadi asbun 😆
total 1 replies
Afriyeni Official
pantes mamanya Kelvin gak suka lihat gifa. Mungkin si mama udah tau y viona dan gifa selingkuh
iqueena: Selamat, Kaka benar ✨🥳
total 1 replies
Yoona
🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!