NovelToon NovelToon
Obsesi Cinta King Mafia

Obsesi Cinta King Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: dina Auliya

Karena menyelamatkan pria yang terluka, kehidupan Aruna berubah, dan terjebak dunia mafia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dina Auliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ancaman Baru

Pagi itu, kafe terasa berbeda. Biasanya suasana selalu hangat dengan aroma kopi yang menenangkan, namun entah mengapa, Aruna merasa dadanya sesak sejak ia membuka pintu. Seperti ada sesuatu yang salah.

Ia mencoba mengabaikannya. Ia menyalakan mesin kopi, menata meja, dan menyapa pelanggan pertamanya dengan senyum ramah. Tapi perasaan gelisah itu tak kunjung hilang.

Setiap kali pintu kafe berdering, Aruna menoleh cepat, berharap—atau mungkin takut—melihat sosok tertentu.

Dan benar saja, menjelang siang, pintu itu terbuka, menampilkan pria yang tak asing lagi baginya.

Leonardo.

Ia masuk dengan tenang, mengenakan setelan abu-abu. Namun kali ini, Aruna memperhatikan sesuatu: wajahnya lebih dingin dari biasanya, seolah ada badai yang ia sembunyikan. Dua orang anak buahnya mengikutinya masuk, berdiri di pojok kafe dengan sikap siaga.

Aruna berusaha tetap tenang saat menghampiri. “Seperti biasa?” tanyanya lembut.

Leonardo hanya mengangguk. Tapi saat tatapan mereka bertemu, Aruna tahu: sesuatu sedang terjadi.

---

Saat cangkir kopi diletakkan di hadapan Leonardo, ia mencondongkan tubuh sedikit. Suaranya nyaris berbisik.

“Kau harus lebih berhati-hati mulai sekarang.”

Aruna tertegun. “Apa maksudmu?”

Leonardo menatapnya dalam, sorot matanya menusuk. “Musuhku mulai bergerak. Mereka tahu tentangmu.”

Darah Aruna serasa berhenti mengalir. “Apa… mereka tahu aku siapa?”

Leonardo mengangguk pelan. “Mereka mungkin sudah memantau. Dan jika mereka tak bisa menyakitiku langsung, mereka akan menyakitimu.”

Aruna menggenggam liontin mawar hitam di lehernya erat-erat. Jantungnya berdetak liar. Ia tahu sejak awal dekat dengan Leonardo berarti berbahaya, tapi mendengarnya langsung membuat semuanya terasa lebih nyata—lebih mengerikan.

“Aku tidak ingin ini…” bisik Aruna, nyaris tak terdengar.

Leonardo menatapnya serius. “Aku tahu. Tapi aku juga tidak akan membiarkan apa pun terjadi padamu. Itu janji.”

---

Hari itu berjalan lebih lambat dari biasanya. Aruna merasa setiap pelanggan yang masuk memperhatikannya dengan cara aneh. Ia mulai sulit membedakan siapa yang benar-benar pembeli, dan siapa yang mungkin musuh yang menyamar.

Menjelang sore, kecurigaannya terbukti.

Seorang pria asing masuk ke kafe. Penampilannya rapi, tapi tatapannya dingin. Ia duduk di sudut, memesan kopi tanpa banyak bicara, lalu terus memperhatikan Aruna. Tatapan itu terlalu intens untuk diabaikan.

Aruna berusaha tetap profesional, tapi tangannya gemetar saat meletakkan cangkir di mejanya. Saat ia berbalik, pria itu berbisik pelan—cukup keras untuk Aruna dengar.

“Cantik sekali… tidak heran dia menginginkanmu.”

Aruna membeku. Jantungnya serasa melompat ke tenggorokan.

Ia menoleh cepat, tapi pria itu hanya tersenyum tipis, lalu menyeruput kopinya. Tatapannya penuh ancaman.

Aruna mundur perlahan, lalu buru-buru masuk ke ruang belakang. Tangannya gemetar hebat saat ia meraih ponselnya. Tanpa pikir panjang, ia menekan nomor yang sudah ia hafal.

“Leonardo…” suaranya bergetar. “Ada seseorang di sini. Aku rasa dia—”

Belum sempat ia menyelesaikan kalimat, pintu ruang belakang terbuka. Leonardo masuk, wajahnya tegang. Dua anak buahnya mengikuti dari belakang.

“Di mana dia?” tanya Leonardo singkat.

Aruna menunjuk ke arah meja sudut. Namun ketika mereka kembali ke ruang utama… pria itu sudah pergi. Cangkirnya masih ada di meja, separuh isi kopi tersisa.

Leonardo mendekat, menatap cangkir itu tajam. Bibirnya menegang, rahangnya mengeras. “Mereka sudah mulai bergerak cepat. Lebih cepat dari yang kuduga.”

Aruna menggenggam tangannya erat-erat. “Apa maksudmu? Siapa dia?”

Leonardo menatapnya lama, lalu menjawab lirih. “Orang dari keluarga Mancini. Musuh lamaku. Dan sekarang mereka tahu kau ada di hidupku.”

Aruna menutup mulutnya dengan tangan, wajahnya pucat. Dunia sederhana yang ia cintai runtuh begitu saja.

---

Malam itu, Leonardo menolak membiarkan Aruna pulang sendirian. Ia bersikeras mengantar, dengan dua mobil pengawal mengikuti dari belakang.

Sepanjang perjalanan, Aruna hanya diam. Tangannya terus menggenggam liontin di lehernya, pikirannya kalut.

“Aku tidak ingin jadi bebanmu,” akhirnya ia berkata pelan.

Leonardo menoleh sebentar, matanya lembut untuk pertama kalinya hari itu. “Kau bukan beban, Aruna. Kau… alasan aku harus melawan lebih keras.”

Aruna tercekat. Kata-kata itu membuat dadanya bergetar hebat. Namun di balik rasa hangat itu, ada juga ketakutan mendalam.

Karena sekarang, ia tahu hidupnya tidak akan pernah sama lagi.

---

Sesampainya di apartemen, Leonardo memastikan semua pintu terkunci, semua jendela aman. Ia bahkan menempatkan dua anak buahnya berjaga di luar sepanjang malam.

Aruna berdiri di ruang tamu, menatapnya. “Berapa lama aku harus hidup seperti ini? Selalu diawasi, selalu takut?”

Leonardo mendekat, berdiri hanya beberapa langkah darinya. “Selama mereka masih mengincarmu.”

Aruna menggeleng, air matanya menetes. “Aku tidak kuat, Leonardo…”

Tanpa pikir panjang, Leonardo meraih wajahnya dengan kedua tangan, memaksanya menatap. “Kau kuat, Aruna. Kau lebih kuat daripada yang kau kira. Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun menyentuhmu.”

Tatapan mereka terkunci. Waktu seolah berhenti. Ada jarak tipis yang hampir hilang di antara mereka.

Namun sebelum bibir mereka bersentuhan, suara ketukan keras di pintu memecahkan momen itu.

Salah satu anak buah Leonardo masuk, wajahnya serius. “Bos, kami menemukan pesan di mobil yang ditinggalkan pria Mancini tadi. Pesan untuk Anda.”

Leonardo mengambil kertas itu, membacanya cepat. Rahangnya mengeras, sorot matanya membara.

“Apa isinya?” tanya Aruna cemas.

Leonardo mengepalkan kertas itu hingga hancur di tangannya. “Mereka bilang… ini baru permulaan.”

Aruna merasa lututnya lemas. Dunia yang ia takuti kini benar-benar sudah menjemputnya.

Dan untuk pertama kalinya, ia sadar:

Obsesi cinta seorang King Mafia tidak hanya membawa perlindungan, tapi juga ancaman yang bisa mengubah hidupnya selamanya.

1
🇬‌🇦‌🇩‌🇮‌🇸‌🇰‌
n
🇬‌🇦‌🇩‌🇮‌🇸‌🇰‌
Yang udah diringkas nya naskah nya ini?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!