Hai jumpa lagi dengan novel ku yang baru.Sudah lama tidak aktif menulis.semoga suka dengan karyaku..Novel ini mengisahkan tentang perjalanan seorang wanita yang di cap sebagai perawan tua diusianya yang sudah menginjak 28 tahun belum menikah.Bukan keinginan nya tapi memang tuhan belum mempertemukan dengan jodohnya.Ditengah keluarga yang selalu mendesak nya untuk menikah bahkan segala macam kata-kata pedas selalu saja ditujukan kepada dirinya.Melati nama nya wanita yang selalu mendapat cemooh dan dijadikan bahan olok-olokan.Tapi ia tetap tersenyum walaupun dalam hati ia merasa perih dan menangis.Bagaimana lika liku perjalanan hidup melati ditengah tekanan dari orang-orang sekitarnya bahkan dari keluarga terdekat.Selamat membaca semoga suka dengan karya ku ini yang mungkin banyak typo karena sudah lama tidak menulis 🙂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pejuang receh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melati pulang
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan Melati akan langsung pulang dia tidak mau berlama-lama dirumah Anggi.Untung nya ia sedang datang bulan rencananya Melati akan kerumah Mbak Tari mau ngerujak bersama Mia tapi bajunya yang kena siraman air cabe terasa tidak enak dipakai.Jadi ia akan pulang dulu berganti pakaian dan akan pergi dengan menggunakan motor tapi sebelum nya akan kebengkel dulu untung nya jarak bengkel tidak jauh dari rumah.
" Mbak Mel ngak makan dulu sebelum pulang ? " tanya Mak Yati karena melihat nya sudah bersiap mau pulang.
" Tidak usah Mbak mau buru-buru kerumah teman tadi udah janji lagi pun masih kenyang " alasan Melati sambil menyelempang tas kecilnya di bahu.
" Ngak pamit dulu sama mbak Anggi ?" tanya mbak Yati lagi.
" Ngak usah Mbak mungkin lagi istirahat " tolak Melati ia tidak mau berjumpa dengan Anggi yang ada nanti keluar kata yang menyakiti hatinya.
" Hati-hati di jalan ya mbak Mel sering-sering lah main kesini " ujar Mbak Nur kepada Melati saat kendaraan yang dipesan nya sudah sampai di depan rumah.Melati pun tersenyum mengangguk sambil mengucapkan salam.
Dalam hati Melati cukup sekali ini saja ia datang kerumah Anggi kalau bisa menghindar dan mencari alasan yang tepat.
Diatas motor yang berjalan Melati termenung dan mengingat setiap peristiwa yang sudah di lalui nya selama ini.Apakah ia harus tetap bertahan tinggal satu atap bersama keluarga nya atau pergi menjauh mencari tempat tinggal yang membuat nya nyaman dan damai.
Melati berharap ada mutasi dari perusahaan nya keperusahaan cabang yang lain karena perusahaan tempat ia bekerja ini memiliki beberapa cabang di beberapa daerah.Melati pernah mendapat kabar kalau ada mutasi yang dilakukan perusahaan nya dan ia berharap dirinya yang termasuk di dalamnya apalagi Melati belum menikah.
Biasanya perusahaan mempertimbangkan siapa yang akan dimutasi keperusahaan cabang yang lain salah satunya belum menikah dan hal-hal lainnya yang tidak menganggu karyawan apabila terjadinya mutasi ketempat baru.
Perusahaan tempat melati bekerja mengutamakan kenyamanan dari para pegawai jadi semua dipertimbangkan tidak ingin terjadinya tekanan di tempat yang baru.
Motor berhenti di lampu merah dan Melati masih tetap termenung dengan tatapan menatap kedepan tapi pikirannya entah kemana-mana.Kebetulan saat motor yang dinaiki nya berhenti bersisian dengan mobil BMW.Beberapa pengendara menatap takjub mobil mewah tersebut tapi Melati melirik pun tidak ia hanya menatap kedepan dengan pikiran entah kemana.
Sedangkan penumpang di mobil BMW tersebut menatap Melati dari tadi karena posisi mereka sangat dekat hanya dibatasi oleh pintu mobil bagian belakang dengan jarak hanya setengah meter,Melati sama sekali tidak menyadari nya
Penumpang tersebut tersenyum menatap Melati yang sedikit pun tidak melirik kesebelah kiri tempat mobil tersebut berada.Karena mobil tersebut menggunakan kaca hitam jadi orang yang berada diluar tentu tidak bisa melihat siapa yang berada dimobil.
" Gadis yang menarik " gumam pria tersebut melihat seorang yang berada di boncengan motor tidak melirik kiri kanan seperti termenung.
Dan lampu hijau pun menyala motor tersebut melaju kencang begitu juga dengan mobil BMW tersebut.Mereka berpisah setelah melewati simpang yang berbeda.
Sementara itu dirumah Anggi sedang bersiap untuk makan siang.
" Lho mbak mel mana ?" tanya Anggi kepada Mbak Nur.
" Udah pulang katanya mau kerumah temannya " jawab mbak Nur sambil menghidangkan makanan di meja makan.
" Dasar perawan tua " desis Anggi.Ia pun segera memanggil suaminya untuk makan bersama.
" Mbak Melati nya mana Anggi ?" tanya Ardi sambil matanya mencari keberadaan Melati.
" Udah pulang mas katanya mau kerumah temannya ,kita makan dulu deh perut ku udah lapar " sambil mengalihkan topik pembicaraan ia tidak mau bertengkar lagi dengan suaminya gara-gara melati.
Ardi hanya menghembuskan nafasnya pelan tidak ingin berdebat lagi.Didepannya sudah tersaji makanan yang di masak oleh kakak iparnya rasanya berat untuk makan tapi melihat banyak nya makanan yang di masak dan kalau tidak di makan mubazir.
Saat suapan pertama masuk kemulut Ardi ia merasa kelezatan makanan walaupun bukan kali pertama ia makan masakan Melati tapi ini sungguh berbeda sangat lezat.
Ardi sangat menyukai citarasa masakan ini mengingatkan nya akan masakan sang bunda.Kadang tanpa sepengetahuan Anggi sering makan dirumah orang tua nya kalau ia merindukan masakan bunda nya.
Istri nya sama sekali tidak pandai memasak dan Ardi pun tidak pernah memaksa Anggi untuk memasak buat dirinya paling tidak bisa belajar tapi yang ada Anggi tidak mau terjun kedapur alasannya takut kecipratan minyak dan tidak mau tubuhnya bau masakan.Padahal selesai masak bisa mandi.Tapi Ardi tidak mempermasalahkan nya kalau istrinya tidak mau gimana lagi.