NovelToon NovelToon
Rahasia Yang Terlupakan

Rahasia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: nolaa

Terlahir dengan sendok emas, layaknya putri raja, kehidupan mewah nan megah serta di hormati menjadikanku tumbuh dalam ketamakan. Nyatanya, roda kehidupan benar-benar berputar dan menggulingkan keluargaku yang semula konglomerat menjadi melarat.

Kedua orang tuaku meninggal, aku terbiasa hidup dalam kemewahan mulai terlilit hutang rentenir. Dalam keputusasaan, aku mencoba mengakhiri hidup. Toh hidup sudah tak bisa memberiku kemewahan lagi.

[Anda telah terpilih oleh Sistem Transmigrasi: Ini bukan hanya misi, dalam setiap langkah, Anda akan menemukan kesempatan untuk menebus dosamu serta meraih imbalan]

Aku bertransmigrasi ke dalam Novel terjemahan "Rahasia yang Terlupakan." Milik Mola-mola, tokoh ini akan mati di penggal suaminya sendiri. Aku tidak akan membiarkan alur cerita murahan ini berlanjut, aku harus mengubah alur ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Kencan pertama festival panen

"Bos, aku benar-benar tidak bisa berpikir lagi. Otakku buntu." Aku menghela napas, badanku merosot ke sofa, lemas sekali. "Seberapa banyak aku pun memikirkan ini, nafsu makanku malah menurun. Aku sangat stres sampai-sampai tidak bisa membedakan apel dan tomat."

Aku menggaruk belakang kepalaku, mendadak gatal. Otakku serasa kosong karena saking frustasinya. "Bagaimana mungkin penulis bodoh itu hanya memberiku waktu dua minggu. Dasar bodoh, idiot, otak udang, sesepuh trenggiling!"

Gigiku gemeletuk, aku mengusap wajahku dengan kasar. "Memancing penyihir itu bukan seperti memancing babi hutan, tinggal pasang cacing pada kail lalu di pancing, huh, menyebalkan."

Caspian menatapku dengan dahi berkerut bingung. "Winola, apa kau berpikir memancing babi itu seperti memancing ikan?"

Aku menggosok hidungku. "Salah ya? Terus pakai apa? Eh, Bos! Jangan keluar topik! Aku sedang frustrasi tingkat tinggi sekarang!"

"Cukup! Aku tidak bisa berpikir lagi!" Suaraku pecah, menyerah pada frustasi yang memuncak.

Caspian hanya tersenyum-senyum seperti idiot, merapikan dokumen di mejanya dan menghampiriku. Ia mengulurkan tangannya dan tersenyum sambil memperlihatkan deretan giginya.

"Kau ingat ada festival panen tiga kota? Perayaan puncaknya ada di Solara Terras malam ini, bisakah kita lebih dekat?" Wah, senyuman itu semakin mengerikan! Jangan-jangan Caspian jadi hantu!

"Apa ini, kau mau menjualku, ya?" Tanyaku, curiga.

Caspian menarik tangannya lagi, ia mengusap dan menjebak pelan rambutnya. "Sudah hampir satu minggu kau disini, Winola, tapi sebagai kekasih, kita belum pernah menghabiskan waktu bersama. Sekaligus meringankan stres agar kita bisa memikirkan jalan keluarnya."

"Kekasih pantatmu!" Lidahku gatal, aku harus bersabar dan tidak boleh mengucapkan kata-kata kasar karena aku sudah berjanji. "Jadi kau mau mengajakku berkencan, ya? Oke, tapi belikan aku jajan yang banyak!"

"Berken—apa? Aku tidak paham."

"Ah sudahlah lupakan, aku mau ganti baju dulu." Mendadak gejolak semangat membara lagi, aku segera bangkit dan berjalan cepat. "Kau juga harus bersiap-siap, cepat ya!"

Setelah sampai kamar, aku memberitahu kedua pelayanku, mereka jadi heboh sendiri mempersiapkan dan mendadaniku. Hey, aku cuman mau jajan-jajan, kenapa kalian yang bersemangat begini. Mereka akan memberiku hiasan wajah, aku menolak, kecuali pakai pewarna bibir. Mereka juga memberiku pakaian yang ketat dan berwarna cerah, aku berteriak dan membuangnya, terakhir kali aku berpakaian bagus, aku hampir terbunuh serangan bandit, jadi aku memikirkan untuk meminjam pakaian salah satu dari pelayanku ini dan menyamar.

Caspian sempat kaget melihatku memakai baju pelayan, sementara dia tetap memakai pakaian mahal dan hanya memakai jubah.

"Oke, ayo kita jajan-jajan demi misi berjalan lancar!" Seruku, penuh semangat.

Kami berdua berjalan berdampingan. Sepanjang jalan menuju festival aku sudah banyak mengoceh mengenai apa yang akan aku lakukan nanti, dan Caspian tidak boleh mengatur.

"Woahhh," Mulutku terbuka lebar. Aku bahkan tak bisa mendeskripsikan berapa mewahnya festival panen ini. Meskipun aku tidak paham apa itu festival panen, tetapi bagiku ini seperti mega pasar malam raksaksa.

Ada berbagai banyak permainan dan stand makanan, segala pameran furniture dan pakaian, ada juga pameran binatang dan pasar lelang. Benar-benar satu kota berubah menjadi arena jual beli.

Aku menggandeng tangan Caspian, karena aku tidak punya uang, jadi aku menggeretnya seperti ATM berjalan.

Pertama-tama, kami pergi ke permainan lempar bola, aku sudah mencoba lima kali, dan aku sangat murka karena tidak ada yang kena satupun. Aku jadi lebih murka lagi ketika Caspian mencobanya sekali dan langsung menjatuhkan semua kalengnya. Lihatlah wajah sombongnya itu, dia memberikan boneka bunny kepadaku dengan seringai hantu.

"Oke, bos. Kita harus mencoba yang itu!" Aku menunjuk lempar gelang.

Setelah percobaan ke dua puluh, akhirnya masuk dua biji, aku mengacungkan jari tengah kepada Caspian. Siapa yang terbaik disini.

Caspian menatapku dengan bingung, dia mengambil sepuluh gelang dan dalam dua kali lempar, semua gelangnya tepat sasaran.

Aku melongo, "Kali ini aku pasti akan menang, ayo." Caspian menurut saja saat aku menariknya kesana kemari.

Kami bermain menangkap ikan, pukul kaleng, congklak, dan banyak permainan lagi. Tetapi, aku selalu kalah, tetapi tanganku sudah penuh dengan hadiah milik Caspian. Aku jadi semakin kesal dan kesal luar biasa!

"Makanlah," Kata Caspian, menyodorkan es kepal toping marshmallow warna-warni.

Aku langsung merampasnya dan memasukkan sendokan besar ke mulutku. Wahh, rasa manis dan dinginnya meluber membuat pipiku ikutan merah karena terlalu menikmatinya.

"Bos! Aku mau beli jajan, kau tunggulah disini sebentar, aku minta uangnya."

Caspian memberiku kantung berisi koin, aku mengajaknya tos sebelum menjelajahi makanan-makanan enak ini. Mataku berbinar-binar melihat semua stand makanan disana. Bahkan hidungku sudah melebar, kaki ku seperti memiliki magnet dan berjalan sendiri ke stand makanan manis.

Hampir satu jam aku pergi, tangan kanan dan kiriku sampai tak bisa mengatasinya bawaan lagi.

Langkahku terhenti, saat aku melihat Caspian mengeratkan jari-jarinya, kepalan tangannya sampai merah, begitu pula dengan telinganya yang berdenyut marah. Di sebelahnya, ada beberapa pria sedang membicarakan sesuatu.

"Kau benar, Grand Duke itu tidak becus, dia hanya membuat para perempuan disini seperti tak menganggap kita ini berharga lagi." Pria berkumis tebal.

Ada tiga orang, pria yang lebih pendek berdecak. "Semenjak istriku bekerja, dia bahkan tak pernah melayaniku lagi dan sering marah-marah."

Pria bertopi bonet juga berkomentar, "Perempuan diberikan kebebasan berprofesi hanya membuat mereka durhaka."

"Yeah, bukankah mendiang ayahnya mati karena penyakit, jadi Grand Duke itu mengantikan posisi ayahnya?" Pria berkumis itu berbicara dengan nada geram.

"Kau benar, dia masih bocah ingusan dan hanya menjadikan kita percobaan konyol. Seharusnya dia menjadi budak pemerintahan saja jika tidak bisa berpikir seperti itu." Pria bertopi bonet itu menambahi.

"Hey, jangan bicara begitu, dia punya kekuatan besar begitu karena nenek luhurnya." Mereka menertawakan orang yang sebenarnya ada di sampingnya.

Aku sudah tidak tahan, aku menghampiri Caspian dan menyerahkan seluruh Jajanku sambil menyingkap lengan bajuku.

"Mau kemana kau?" Tanya Caspian, suaranya tegang.

"Melabrak babi bodoh."

Aku menghempaskan kakiku keatas meja dan membuat suara keras, mengundang atensi tiga pria tidak tau diri itu. Aku bisa melihat kerutan dalam di dahi mereka yang menatapku dengan bingung.

"Siapa kau nona?" Tanya pria berkumis tebal.

"Siapa aku? Itu tidak penting." Aku menyomot roti goreng mereka, memasukannya dalam mulutku, lalu menunjuk mereka satu persatu dengan daguku. "Dengarkan ini, kalian seperti tikus got yang mengigit orang-orang, dengan mulut besar, kalian membicarakan Grand Duke yang telah melayani kalian sepanjang hidupnya, apa kalian ini tidak pernah bersekolah, hah?"

Pria bertopi baret berteriak mengebrak meja, "Jaga ucapanmu nona!"

Aku meludah ke samping dan menjatuhkan kakiku ke meja lebih keras. "Atau apa? Kau akan menangis seperti bayi karena tidak di layani istrimu? Atau merengek dengan mulut besarmu karena Grand Duke tidak sejalan denganmu?" Aku tertawa sinis meremehkan.

"Kalian sungguh menyedihkan. Bersembunyi di balik kata-kata kasar dan merendahkan hanya karena tidak Terima dengan perubahan. Hey, kalian sangat kolot, perempuan juga punya hak, Grand Duke punya visi, dan kalian...." Aku menunjuk mereka dengan jari telunjuk. "Hanya sekumpulan sampah jalanan yang menghambat kemajuan, kolot, dan kuno!"

Wajah mereka merah padam, entah menahan marah atau malu. Si pendek berdiri dan menunjukku, "Berani-bedaninya, siapa kau?!"

"Aku?" Aku menunjuk diriku sendiri. "Antifans—jaman sekarang antifans maupun fans sama-sama suka mengulik kehidupannya, kan. Hey, itu sedang populer di kalangan para gadis. Meskipun ini menyebalkan, fakta bahwa dia memberiku tiga kali makan dan jajan membuatnya jadi tokoh protagonis, kan." Aku memutar bola mataku.

"Dengarkan sekali lagi." Untuk ketiga kalinya, kakiku melayang lagi di atas meja, memberinya penekanan serius. "Grand Duke itu memang masih muda, tapi dia memiliki keberanian untuk membuat perubahan. Kalian yang sudah tua ini seharusnya lebih ingat jika sebentar lagi kalian akan mati, jangan mengurusi hidup orang lain dan perbanyaklah menabung!"

Aku menatap mereka, satu persatu, "Kalau aku mendengar kalian berbicara buruk tentang Grand Duke lagi.... " Aku memegang ujung meja dan menggetarkannya. "Aku akan membalikkan meja ini!"

Mereka jadi panik dan memegangi mejanya, "Baiklah-baiklah," Kata mereka, menyerah.

Oh, aku sangat kesal sampai kepalaku ikutan panas. Aku mencomot satu roti goreng lagi dan memasukannya ke mulutku. "Terima kasih."

Caspian berdiri di belakangku, entah sejak kapan. Aku berputar arah dan menggandeng tangannya menjauh.

"Huh, melegakan sekali setelah mengumpat begitu, aku jadi punya ide untuk mengutuk balik penyihirnya."

1
icaaa
kapan up niehh/Scowl/
nolaa: sudah ada bab baruuu, ayo cek cek/Kiss/
total 1 replies
sjulerjn29
bahasanya ringan mudah dimengerti
semangat 😊
mampir juga ya ke ceritaku..
kasih saran juga..makasih
icaaa
vote untukmu thor, semangat/Kiss/
nolaa: Nola bersemangat besar kalau dapat like/Angry/
total 1 replies
US
bacanya ga bosenin. top lh /Good//Good/
nolaa: nola berterimakasih/Pray//Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
agak kurang hajar ya, untung caspian jago berantem
nolaa: Caspian, ahli bela diri yang sebenarnya/Determined/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat nulis thor
Proposal
🔥5 BINTANG SUPPORT🌟 BUAT KAKANYA😘😖
nolaa: nola berterimakasih!! /Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
bagus ka, semangat nulis nya
nolaa: nola selalu semangat 100% /Determined//Pray/
total 1 replies
icaaa
update trs thorr, cemungutt/Determined/
nolaa: author selalu semangat, tingalkan like agar semangat 200% /Hey//Smile/
total 1 replies
Noorphans.
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
nolaa: terimakasih 😍💖
jikalau mampir tinggalkan like juga ya, ily💖
total 1 replies
Fastandfurious
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nolaa: wahh, terimakasih sudah mampir, jangan lupa likenya ya💓💖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!