NovelToon NovelToon
CUP OF TEA

CUP OF TEA

Status: tamat
Genre:One Night Stand / Selingkuh / Cinta Terlarang / Tamat
Popularitas:289
Nilai: 5
Nama Author: Tilia

Di balik hutan Alaska, Rowan menikahi cinta pertamanya, Anna. Mereka tinggal di rumah yang ia bangun dengan harapan suatu hari akan di penuhi tawa anak-anak. Tapi Anna belum siap menjadi ibu dan Rowan menghargainya.

-
Kabar tak terduga tiba “Rowan, Anna mengalami pendarahan di Prancis”.

-
Pria muncul di tengah penantian Rowan, Anna tengah mengandung.
“Aku ingin melakukan Tes DNA pada bayi kembar itu!!”

-
Kesetian, Kepercayaan, Penghianatan serta Penantian.
Segelas teh hangat di tengah hutan gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tilia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kalkun panggang

“Salmon panggang telah siapp..” Daisy mengeluarkan pan dari panggangan, aroma lezat memenuhi ruangan.

“Velma, tolong bagaian roti” Daisy berbicara dengan Velma yang tengah memotong lemon.

“Cobalah..” Daisy melihat Rowan masuk dari halaman dengan sendok di tanganya meminta Rowan untuk mencoba salmon.

“Mmm. Ini lezat” Rowan senang kembali memakan masakan ibunya, mereka tinggal di sini dalam beberapa hari membuat pikiranya kembali tenang sebelum kembali bekerja lusa.

Anna turun dari tangga setelah membersihkan diri, ia sedikit merasa terganggu dengan kebisingan keluarga Rowan yang menginap namun ia tidak dapat mengatakan apapun karena Rowan menghilang beberapa hari yang lalu dan keluarganya menatapnya dengan berbeda.

“Anna, cepat duduk” Velma dengan sopan padanya, hampir seluruh keluarga duduk di meja makan hanya Benjamin yang belum pulang berkerja.

......................

“Sampai jumpa..” beberapa wanita tersenyum ramah pada Anna sebelum pergi meninggalkan kelas yoganya.

“Haii.. Lucy” mereka bertemu dengan Lucy yang membuka pintu.

“Hai..” Lucy menyapa mereka dengan ramah dan berjalan menuju Anna yang tengah minum.

“Anna, bagaiman kabar mu?” tanya Lucy meletakan tas di meja.

“Ah.. akhirnya hari ku lebih tenang, mereka kembali ke rumah ibu Rowan” Anna merasa lega.

“Bagaimana dengan Rowan, dia baik-baik saja?”

“Saat mendengar kabar itu, aku cukup terkejut” Lucy mencoba potongan biskuit.

“Ya.. dia baik-baik saja dan sudah kembali berkerja hari ini” jawan Anna.

“Apa yang kau lakukan, Julian tidak mencari mu?” tanya Anna.

“Dia sedang sibuk dengan pekerjaanya, sangat membosankan” Lucy memutar matanya.

“Lalu apa yang sebernarnya terjadi padanya?” Lucy bertanya dengan penasaran.

“Dia tersesat saat menuju lokasi penanaman bibit” Anna dengan santai menyalakan komputernya.

“Tersesat?” Lucy dengan heran.

“Rowan tersesat di hutan terdengar aga aneh” tambah Lucy.

“Apa maksud mu?” Anna menatap Lucy dengan heran.

“Ya.. suami mu telah berkerja di dekat hutan selama bertahun-tahun dan dia juga tumbuh di sekitar hutan”

“Jadi walapun dia kehilangan arah, dia dapat menukan jalan kembali menuju keramain dengan mudah” jelas Lucy, mendengar penjelasan Lucy Anna berpikir benar adanya Rowan tidak mungkin begitu saja tersesat.

Namun dengan kepribadiannya, dia tidak akan berbohong pada keluarganya sendiri dalam pikiran Anna.

“Kita akan ke bar malam ini?” tanya Lucy memecahkan pikiran Anna.

“Tidak, keponakannya masih ingin menginap tentu saja aku tidak akan pulang dalam ke adaan mabuk” Anna kembali melihat pada layar komputer.

“Anak kecil…” Lucy dengan malas.

......................

Di malam hari.

“Makan malam yang lezat, terimakasih paman” Andrew senang dengan makan malam yang di buat oleh pamanya.

“Tentu saja” Rowan mengelus rambut keponakannya, walapun Anna ada di sampingnya ia tidak berbicara denganya.

“Bibi, bolehkan aku tidur dengan paman malam ini sebelum esok kembali ke rumah” Andrew menatap dengan mata bulatnya.

“Tentu saja” Anna tersenyum tipis padanya, ia melirik pada Rowan yang masih makan dan memikirkan perkataan Lucy.

Esok hari, setelah sarapan Rowan mengantar Andrew pulang ke rumah ibunya. Di dalam mobil ia teringat janjinya pada Isla.

“Astaga, aku melupakanya” Rowan berhenti dan memutar mobilnya menuju swalayan untuk membeli beberapa bahan makan sebagai permintaan maafnya pada isla.

Setelah sampai dan turun dari mobilnya, udara segar bertiup ke arah Rowan. Terasa berbeda dengan hutan di sekitar pabrik kayunya di sini terasa lebih sejuk dan tenang.

Dengan tangan memegang tas belanja, Rowan berjalan kembali di jalan kecil menuju kabin kemudian terdengar suara sungai. Menghentikan langkahnya melihat ke arah aliran sungai Rowan merasa lega ia bertemu dengan Isla saat itu, kembali berjalan menuju kabin.

Saat sampai ia melihat isla mengunci pintu dan mereka saling menatap dengan terkejut.

“Kau akan pergi?” tanya Rowan dengan sedikit canggung.

“Yaa… aku akan membuat makan malam, namun bahan makan ku habis” jawab Isla dengan tenang.

“Kebetulan..” Rowan mengangkat kedua tas belanjanya. Keduanya tertawa ringan.

“Masuklah..” Isla membuka kembali pintu kabin, Rowan melepas sepatunya dan menatap kabin ini kembali.

“Duduklah” Isla menyalakan kompor untuk menghangatkan air. Rowan meletakan tas belanjaan di atas meja dan mengeluarkan bahan makanan.

“Biarkan aku memasak, sebagai tanda permintaan maaf ku” Rowan menunjukan daging kalkun utuh.

“Kau tamu, aku tidak akan membiarkannya” Isla menggulung sweternya menolak ide Rowan akan mengambil daging di tangan Rowan.

“Ini masakan khas ibu ku” Rowan mengangkat daging itu dan sedikit merajuk. Isla tertawa ringan, Rowan pun tersenyum.

“Baiklah… silahkan” Isla mempersilahkan Rowan, keduanya berkerja sama Rowan menjelaskan prosesnya dan Isla membantu memotong beberapa bahan.

Aroma roasted turkey memenuhi kabin.

“Wahhh ini lezat, kau sangat handal memasak Rowan” Isla mencoba potongan daging kalkun dan sup yang di buat Rowan.

Rowan tersenyum tipis hatinya merasa hangat mendengar pujian itu, keduanya makan malam bersama sambil membicarakan beberapa menu masakan lokal.

“Ini dia..” Isla menuangkan teh untuk Rowan.

“Terimakasih” keduanya duduk di sofa menikmati teh hangat di tangan mereka.

“Terimakasih Isla, telah menolong ku hari itu” Rowan dengan sungguh-sungguh.

“Aku hanya mengajak mu minum teh” Isla tersenyum tipis namun wajahnya nampak sedih menatap cangkir keramik di tanganya.

“Mungkin ini terdengar aneh”

“Aku pernah berada di posisi yang sama dengan mu, rasanya hidup ku telah hancur”

“Namun keluarga ku tidak menyerah, mereka mendukung memberikan kehangat hingga berakhir di kabin ini”

“Salah satu kakak ku mengusulkan ku untuk berlibur ke tempat yang jauh dan aku ada sini” Isla tersenyum hangat.

Mendengar itu Rowan teringat ibu, ayah, Velma dan keponakannya. Ia menatap Isla dengan kagum wanita yang nampak hangat pernah mengalami hal yang sangat sulit dan bangkit kembali menjalankan hidupnya.

......................

“Aku pulangg..” Anna membuka pintu rumah nampak kosong dan sunyi. Ia mengingat kembali perkataan Lucy mengenai Rowan dan menyadari sesuatu.

Segera menuju kamarnya, membuka lemari dan memilih dianatar gaun-gaun lingerinya.

...----------------...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!