Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?
Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Penyelamatan dan Kontrak Iblis
Satu bulan sebelum festival sepuluh sekte tertinggi dimulai, Zhong Li memutuskan untuk membantu Han Ming dan sisa-sisa Sekte Bintang Jatuh. Berdasarkan informasi yang didapat, Sekte Naga Hitam tidak hanya menghancurkan sekte mereka, tetapi juga menculik banyak penduduk desa di sekitar. Hal ini memicu amarah dan kesedihan di hati Han Ming.
"Kami tidak bisa membiarkan mereka lolos begitu saja," ucap Han Ming dengan mata berapi-api. "Mereka harus membayar atas semua yang telah mereka lakukan."
Zhong Li mengangguk. "Tunjukkan jalannya. Kita akan ke sana sekarang."
Mereka melakukan perjalanan selama beberapa hari. Han Ming dan beberapa murid yang selamat membimbing Zhong Li ke markas Sekte Naga Hitam, sebuah benteng gelap yang tersembunyi di pegunungan yang tandus. Aura jahat yang pekat menyelimuti seluruh area, membuat bulu kuduk merinding.
Sesampainya di gerbang benteng, Zhong Li menghentikan Han Ming dan yang lainnya. "Kalian tunggu di sini," katanya. "Aku akan masuk sendiri."
"Tapi, Tuan Zhong Li," kata Han Ming. "Sekte Naga Hitam adalah sekte yang berbahaya. Mereka memiliki banyak kultivator yang kuat."
"Aku tahu," jawab Zhong Li, pandangannya dingin. "Justru karena itu, kalian tidak boleh ikut. Kalian hanya akan menjadi beban."
Han Ming mengangguk, menyadari bahwa Zhong Li sudah memiliki rencana. Dengan keyakinan penuh, mereka menunggu di luar.
Zhong Li melangkah maju dan menghancurkan gerbang utama dengan satu pukulan. Suara ledakan itu menarik perhatian seluruh anggota Sekte Naga Hitam. Puluhan murid dan guru keluar, siap untuk menyerang.
Zhong Li tidak ragu. Ia mengayunkan tangannya, dan satu per satu, anggota sekte itu terpental jauh. Ia hanya menggunakan kekuatan fisik murninya, tetapi itu sudah cukup untuk menghancurkan mereka. Zhong Li menahan diri, tidak membunuh mereka, hanya memberikan luka yang cukup parah hingga mereka tak berdaya. Ia melakukannya karena ia merasa sedang diawasi oleh sebuah entitas yang lebih kuat.
Pertarungan sengit terjadi. Zhong Li melawan lusinan kultivator sekaligus, menghindari serangan mereka dan membalas dengan pukulan yang tepat sasaran. Ia mengalahkan para murid, guru, dan bahkan para tetua sekte tanpa menggunakan energi spiritual, hanya dengan tubuh fisiknya yang perkasa.
Akhirnya, Zhong Li sampai di ruang utama, tempat ketua sekte menunggu. Ketua Sekte Naga Hitam, seorang pria paruh baya yang memiliki aura jahat, menatap Zhong Li dengan penuh amarah.
"Siapa kau?! Berani-beraninya menghancurkan sekteku!" teriaknya.
Zhong Li tidak menjawab. Ia melancarkan serangan. Pertarungan yang terjadi sangat sengit, namun Zhong Li tetap unggul. Dengan satu pukulan, ia berhasil melumpuhkan ketua sekte itu.
Saat ketua sekte terkapar tak berdaya, ia mengeluarkan sebuah gulungan kuno dan membacakan mantra. Seketika, aura iblis yang pekat menyelimuti ruangan. Sebuah gerbang energi gelap terbuka, dan tiga iblis berukuran raksasa muncul dari dalamnya. Mereka adalah iblis dari Alam Demon yang dipanggil melalui kontrak.
Zhong Li menyadari bahwa ia tidak bisa menahan diri lagi. Ia harus mengakhiri ini dengan cepat. Ia mengangkat tangannya dan memanggil Api Surgawi miliknya. Kali ini, api itu jauh lebih besar dan lebih kuat, memancarkan cahaya emas yang menyilaukan. Dengan sekali ayunan, ia mengirimkan gelombang api itu ke arah iblis-iblis tersebut.
Tiga iblis itu menjerit kesakitan, tubuh mereka terbakar habis. Sebelum menghilang, tiga kristal merah gelap jatuh ke lantai dari tubuh mereka. Zhong Li mengambil kristal-kristal itu dan memasukkannya ke dalam sakunya. Sementara itu, ketua sekte yang terkejut melihat kekalahan iblisnya, juga terkena imbas dari Api Surgawi dan tewas seketika.
Setelah pertarungan usai, Zhong Li membebaskan semua tawanan yang diculik. Di antara mereka, ia melihat tujuh anak laki-laki yang masih sangat muda, berusia sekitar tujuh tahun ke bawah. Mereka adalah yatim piatu, orang tua mereka tewas saat sekte dan desa mereka diserang.
Zhong Li merasa iba. Ia kemudian menitipkan ketujuh anak itu kepada Han Ming. "Rawat mereka. Ajari mereka jalan kultivasi yang benar."
Han Ming, yang melihat kekuatan Zhong Li dan kebaikan hatinya, bersumpah untuk merawat anak-anak itu dengan baik. Ia berjanji akan membangun kembali Sekte Bintang Jatuh dan menjadikannya tempat perlindungan bagi mereka yang membutuhkan. Namun, saat Zhong Li berbalik untuk pergi, salah satu anak yang paling kecil menarik ujung jubahnya.
"Paman, jangan pergi," bisik anak itu, matanya yang polos dipenuhi air mata. "Aku... aku mau ikut Paman."
Zhong Li berjongkok, mengusap kepala anak itu dengan lembut. "Tidak," katanya dengan suara yang lebih lembut dari biasanya. "Kau harus tinggal di sini bersama teman-temanmu. Han Ming akan merawat kalian."
Anak itu tetap memegang jubahnya erat-erat. "Tapi Paman..."
Zhong Li tersenyum tipis. "Suatu hari nanti, Paman akan menjemputmu. Jadi, kau harus tumbuh menjadi kuat dan bijaksana. Mengerti?"
Anak itu mengangguk, melepaskan jubah Zhong Li. "Paman janji?"
"Paman janji," jawab Zhong Li, lalu berdiri dan menatap Han Ming. "Rawat mereka dengan baik."
Han Ming membungkuk hormat, air mata mengalir di wajahnya. "Tentu, Tuan Zhong Li. Kami tidak akan mengecewakanmu."
Dengan tugasnya selesai, Zhong Li kembali ke Kota Pedang Langit. Di sana, ia kembali ke penginapannya dan beristirahat, menunggu festival yang akan datang. Dalam tidurnya, ia kembali bermimpi tentang masa lalunya, kali ini dengan kilasan yang sedikit lebih jelas. Ia melihat sebuah pedang emas yang berkilauan dan merasakan kehangatan yang tak terlukiskan. Ia tahu, ia semakin dekat untuk menemukan jawabannya.
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba. Seluruh Kota Pedang Langit bergemuruh dengan hiruk-pikuk festival pertemuan sepuluh sekte tertinggi. Bendera-bendera dari berbagai sekte berkibar di setiap sudut, dan energi spiritual meluap di udara, membuat suasana menjadi sangat hidup. Zhong Li, dengan Hanfu putihnya yang sederhana, berjalan di tengah keramaian, mengamati setiap acara yang ada.
Ia melihat panggung-panggung tempat para kultivator muda beradu keahlian, pasar-pasar yang menjual artefak langka, dan pertunjukan-pertunjukan seni bela diri yang menakjubkan. Di tengah kerumunan, matanya menangkap sosok yang familiar.
"Tuan Zhong Li!" panggil sebuah suara yang ramah.
Zhong Li menoleh dan melihat Liu Xing, murid Sekte Pedang Langit yang ia selamatkan. Liu Xing mengenakan jubah sektenya yang berwarna biru, terlihat anggun dan kuat.
"Kau datang," ucap Zhong Li dengan nada datar.
Liu Xing tersenyum. "Tentu saja. Festival ini adalah hal besar bagi kami. Terima kasih sudah datang. Aku sedang mencari-cari Anda di sini."
Mereka berjalan berdampingan, menikmati festival. Liu Xing menceritakan tentang pertemuannya dengan sesama murid dan betapa ia tidak bisa melupakan kebaikan Zhong Li.